Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

LANDASAN DASAR DAN TEORI ETIKA


&
ETIKA DALAM DUNIA MAYA

Disusun oleh :

Nama : Kurnia Sandi Pratama

NIM : 01031381621163

Prodi: Akuntansi (S1 Kampus Palembang)

Mata Kuliah: Etika Bisnis

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah mengenai Landasan Dasar dan Teori Etika
dan Etika Dalam Dunia Maya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika
Bisnis dan pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya. Tujuan
makalah ini dibuat adalah agar mahasiswa mendapat pengetahuan baru dan dapat
mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat tersebut.

Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan,karena manusia memang tempatnya salah dan dosa. Namun dalam hal ini penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada dosen yang telah memberikan tugas makalah ini sehingga
penulis menjadi lebih tau tentang ekonomi dan bisnis dan pihak yang membantu selesainya
makalah ini.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan sarannya untuk memperbaiki makalah
selanjutnya yang dibuat. Semoga makpalah ini dapat memberi manfaat untuk semuanya.

Terimakasih

Palembang, Desember 2018


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sudah lama sekali manusia mengetahui yang namanya etika secara praktiknya, karena
etika dilakukan sendiri oleh manusia sebagai kebiasaan yang telah tertanam dalam diri
mereka di akibatkan oleh lingkungan yang memiliki pengaruh besar. Dengan adanya etika
dapat membuat seseorang atau sekelompok orang di hargai oleh orang lain dan
menunjukkan kepribadiannya melalui perilaku yang dilakukannya. Etika orang Indonesia
yang tinggal di kota dengan di desa berbeda contoh yang paling kecil yaitu jika orang kota
saat bertemu dengan orang lain mereka acuh tidak mau menyapa, sedangkan orang desa saat
bertemu orang lain baik itu yang di kenali maupun yang tidak di kenali mereka akan tetap
menyapa dengan ramah. Cara berpakaian orang yang tinggal di desa dengan di kota juga
berbeda, orang yang tinggal di desa cenderung sangat sederhana sekali dalam berpakaian
namun orang yang tinggal di kota memakai pakaian yang rapi dan sopan. Etika sering
berkaitan dengan apa yang seharusnya dilakukan dan tidak dilakukan karena etika juga
memiliki peraturan yang di tetapkan walaupun hal itu sebetulnya sangat biasa.
Etika dapat menilai baik buruknya seseorang dan dijalankan dengan suatu tahapan yang
teratur. Etika dapat berjalan dengan baik bila dilandasi dengan teori dan ilmu, karena apapun
yang ada di dunia ini pasti ada penjelasannya sebelum sesuatu hal itu diaplikasikan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa definisi etika ?
2. Bagaimana prinsip-prinsip etika?
3. Apa saja teori-teori dalam etika ?
1.3. Tujuan
1. Memahami definisi etika lebih luas.
2. Mengetahui prinsip etika.
3. Mengetahui teori-teori etika.

BAB II

PEMBAHASAN
LANDASAN DASAR DAN TEORI ETIKA

2.1. Definisi Etika


Etika berasal dari kata Yunani “ethos” (jamak - ta etha) yang berarti adat istiadat. Etika
berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik pada diri seseorang maupun masyarakat
dan kebiasaan yang dianut dari seseorang ke orang lain atau satu generasi ke generasi lain. Etika
merupakan kebiasaan hidup orang atau masyarakat untuk mengikuti nilai-nilai atau aturan yang
berlaku dalam masyarakat. Etika bermaksud untuk membantu manusia untuk bertindak secara
bebas tetapi dapat dipertanggungjawabkan.
- Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku
perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan
oleh akal.
- Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai
nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.

 Etika sebagai moralitas

Moralitas berasal dari kata Latin Mos (jamak- Mores) berarti adat istiadat atau kebiasaan.
Pengertian harfiah dari etika dan moralitas sama-sama berarti sistem nilai yang mengatur
bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia yang telah diinstitusionalisasikan
dalam sebuah pola perilaku yang kemudian terwujud dalam pola perilaku yang tetap dan
terulang dalam kurun waktu yang lama sebagaimana layaknya sebuah kebiasaan. Etika
sebagai praksis sama artinya dengan moral atau moralitas, apa yang harus dilakukan, tidak
boleh dilakukan, pantas dilakukan, dan sebagainya.

Contoh etika sebagai moralitas :

Pertanyaan etis yang dihadapi pelaku bisnis tertentu adalah mengapa saya harus jujur
dalam menawarkan barang dan jasa kepada konsumen, memang ada nilai dan norma tertentu
bahwa saya harus berbisnis secara jujur sebagai manusia. Pertanyaan mengapa adalah yang
paling penting karena di sanalah dasar moral tindakan jujur dan tidak jujur dalam
menawarkan barang dan jasa bisa dipakai untuk membenarkan atau tidak tindakan bisnis
tersebut.

Jawaban dari pertanyaan itu adalah memang saya harus jujur dalam menawarkan barang
dan jasa kepada konsumen bukan karena perintah moral semata, namun berdampak
merugikan bagi bisnis yang saya jalankan dan merugikan pula bagi konsumen, otomatis jika
saya tidak jujur maka konsumen akan kecewa dan berpindah ke produk lain. Maka, kejujuran
bukan merupakan sebuah tuntutan moral dari luar namun merupakan tuntutan dari dalam diri
demi kepentingan bisnis jangka panjang.

 Etika sebagai filsafat moral

Etika sebagai filsafat moral tidak memberi perintah konkret sebagai pegangan siap pakai,
dirumuskan sebagai refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma yang menyangkut
bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia, masalah kehidupan manusia
didasarkan pada nilai dan norma moral yang umum diterima.

Etika sebagi refleksi adalah pemikiran moral, dalam etika sebagai refleksi kita berfikir
tentang apa yang dilakukan dan khususnya tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh
dilakukan. Etika sebagi refleksi dapat mencapai dua taraf, yaitu :

- Taraf populer : menilai baik buruknya perilaku orang, misalnya dalam surat kabar atau
majalah tentang peristiwa yang berkonotasi etis mengenai perampokan, pembunuhan,
korupsi, dll.
- Taraf ilmiah : ciri etika mencapai taraf ilmiah yaitu bila dijalankan dengan kritis,
metodis, dan sistematis. Kritis yaitu bisa membedakan antara yang tahan uji dan tidak
tahan uji, antara yang mempunyai dasar kukuh dan lemah. Metodis yaitu
menjalankan secara teratur satu demi satu tahap sesuai dengan yang telah
direncanakan. Sistematis yaitu menyangkut semua bidang secara keseluruhan dan tidak
membatasi salah satu sisi saja. Seseorang atau sekelompok orang dikatakan beretika
jika mereka secara konsisten mau menerapkan nilai-nilai yang ada di sekitarnya.

 Etika sebagai ilmu (etika filosofis)


Etika filosofis mempunyai tradisi yang sudah lama, pada permulaan sejarah filsafat di
Yunani kuno etika filosofis sudah mencapai mutu yang mengagumkan pada Sokrates, Plato,
dan Aristoteles. Tradisi ini sudah berlangsung sampai hari ini selama 25 abad lebih. Etika
filosofis lebih terarah kepada masalah-masalah konkret, sejak akhir tahun 1960-an teori etika
mulai membuka diri bagi topik konkret dan aktual sebagai objek penelitiannya yang disebut
etika terapan. Etika terapan ini menyangkut ilmu-ilmu biomedis, lingkungan hidup,
persenjataan nuklir, penggunaan tenaga nuklir dalam pembangkit listrik tenaga nuklir, dll.

 Manfaat Etika
 Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral.
 Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan mana
yang boleh dirubah.
 Dapat membantu seseorang mampu menentukan pendapat.
 Dapat menjembatani semua dimensi atau nilai-nilai.

 Prinsip-Prinsip Etika
 Tanggung jawab
Bertanggung jawab dalam pelaksanaan pekerjaan dan terhadap hasilnya serta untuk
kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya.
 Keadilan
Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.
 Otonomi
Prinsip ini menuntut agar setiap orang memiliki dan di beri kebebasan dalam
menjalankan pekerjaannya.

 Pertimbangan Etika
- Utility : apakah dapat di percaya sebagai yang terbaik untuk semua orang yang di
pengaruhi ?
- Rights : apakah sudah menunjukkan hak – hak yang wajar untuk yang terlibat ?
- Justice : apakah sudah konsisten dengan apa yang disebut adil ?
- Caring : apakah konsisten dengan tanggung jawab terhadap satu sama lainnya ?

 Kode Etik
Kode etik diperlukan untuk hal seperti berikut :
- Untuk menjaga keselarasan dan konsistensi antara gaya manajemen strategis dan
kebijakan dalam pengembangan usaha di satu pihak dengan pengembangan sosial
ekonomi di lain pihak .
- Untuk menciptakan iklam usaha yang bergairah dan suasana persaingan yang sehat .
- Untuk mewujudkan integritas perusahaan terhadap lingkungan , masyarakat dan
pemerintah .
- Untuk menciptakan ketenangan , kenyamanan dan keamanan batin bagi pemilik
perusahaan atau investor serta bagi para karyawan .
- Untuk dapat mengangkat harkat perusahaan nasional di dunia perdagangan
internasional .

2.2. Teori Etika


a) Teori Teleologi

Teleologi berasal dari bahasa Yunani yaitu telos. Menurut teori ini kualitas etis suatu
perbuatan atau tindakan diperoleh dengan dicapainya tujuan dari perbuatan itu sendiri. Suatu
tindakan dikatakan baik jika tujuannya baik dan membawa akibat yang baik dan berguna.

Ada dua macam aliran dalam teori teleologi, yaitu:

 Utilitarisme
Utilitarianisme berasal dari kata Latin utilis, kemudian menjadi kata
Inggris utility yang berarti bermanfaat (Bertens, 2000). Menurut teori ini, suatu
tindakan dapat dikatan baik jika membawa manfaat bagi sebanyak mungkin anggota
masyarakat, atau dengan istilah yang sangat terkenal “the greatest happiness of the
greatest numbers”. Perbedaan paham utilitarianisme dengan paham egoisme etis
terletak pada siapa yang memperoleh manfaat. Egoisme etis melihat dari sudut
pandang kepentingan individu, sedangkan paham utilitarianisme melihat dari sudut
kepentingan orang banyak (kepentingan bersama, kepentingan masyarakat).
 Egoisme
Menurut Rachels (2004: 146) artinya teori mengenai bagaimana kita seharusnya
bertindak, tanpa memandang bagaimana kita biasanya bertindak. Menurut teori ini
hanya ada satu prinsip perilaku yang utama, yakni prinsip kepentingan diri, dan
prinsip ini merangkum semua tugas dan kewajiban alami seseorang. Rachels (2004)
memperkenalkan dua konsep yang berhubungan dengan egoisme, yaitu egoisme
psikologis dan egoisme etis. Egoisme psikologis adalah suatu teori yang menjelaskan
bahwa semua tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri. Egoisme
etis adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri. Yang membedakan
tindakan berkutat diri (egoisme psikologis) dengan tindakan untuk kepentingan diri
(egoisme etis) adalah pada akibatnya terhadap orang lain. Tindakan berkutat diri
ditandai dengan ciri mengabaikan atau merugikan kepentingan orang lain, sedangkan
tindakan mementingkan diri tidak selalu merugikan kepentingan orang lain.

b) Teori Hak

Teori Hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena berkaitan dengan
kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama. Hak didasarkan
atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok
dengan suasana pemikiran demokratis.

c) Teori Keutamaan (Virtue Theory)

Teori Keutamaan memandang sikap atau akhlak seseorang. Tidak ditanyakan apakah
suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati dan sebagainya. Keutamaan bisa
didefinisikan sebagai berikut : disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan
memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral. Contoh
keutamaan : kebijaksanaan, keadilan, suka bekerja keras, dan hidup yang baik.

d) Teori Etika Teonom

Sebagaimana dianut oleh semua penganut agama di dunia bahwa ada tujuan akhir yang
ingin dicapai umat manusia selain tujuan yang bersifat duniawi, yaitu untuk memperoleh
kebahagiaan surgawi. Teori etika teonom dilandasi oleh filsafat risten, yang mengatakan
bahwa karakter moral manusia ditentukan secara hakiki oleh kesesuaian hubungannya
dengan kehendak Allah. Perilaku manusia secara moral dianggap baik jika sepadan dengan
kehendak Allah, dan perilaku manusia dianggap tidak baik bila tidak mengikuti
aturan/perintah Allah sebagaimana dituangkan dalam kitab suci.

Disamping teori-teori ini , mungkin lagi suatu pendekatan lain yang tidak menyoroti
perbuatan , tetapi memfokuskan pada seluruh manusia sebagai pelaku moral. Teori tipe
terakhir ini adalah teori keutamaan (virtue) yang memandang sikap atau akhlak seseorang.
Dalam etika dewasa ini terdapat minat khusus untuk teori keutamaan sebagai reaksi atas
teori-teori etika sebelumnya yang terlalu berat sebelah dalam mengukur perbuatan dengan
prinsip atau norma. Namun demikian, dalam sejarah etika teori keutamaan tidak merupakan
sesuatu yang baru. Sebaliknya, teori ini mempunyai suatu tradisi lama yang sudah dimulai
pada waktu filsafat Yunani kuno. Keutamaan bisa didefinisikan sebagai berikut : disposisi
watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik
secara moral. Kebijaksanaan misalnya merupakan suatu keutamaan yang membuat
seseorang mengambil keputusan tepat dalam setiap situasi. Keadilan adalah keutamaan lain
yang membuat seseorang selalu memberikan kepada sesama apa yang menjadi haknya.
Kerendahan hati adalah keutamaan yang membuat seseorang tidak menonjolkan diri,
sekalipun situasi mengizinkan. Suka bekerja keras adalah keutamaan yang membuat
seseorang mengatasi kecenderungan spontan untuk bermalas-malasan. Ada banyak
keutamaan semacam ini . Seseorang adalah orang yang baik jika memiliki keutamaan. Hidup
yang baik adalah hidup menurut keutamaan (virtuous life).

Menurut pemikir Yunani (Aristoteles), hidup etis hanya mungkin dalam polis. Manusia
adalah “makhluk politik”, dalam arti tidak bisa dilepaskan dari polis atau komunitasnya.
Dalam etika bisnis, teori keutamaan belum banyak dimanfaatkan. Solomon membedakan
keutamaan untuk pelaku bisnis individual dan keutamaan pada taraf perusahaan. Di samping
itu ia berbicara lagi tentang keadilan sebagai keutamaan paling mendasar di bidang bisnis.
Diantara keutamaan yang harus menandai pebisnis perorangan bisa disebut : kejujuran,
fairness, kepercayaan dan keuletan. Keempat keutamaan ini berkaitan erat satu sama lain
dan kadang-kadang malah ada tumpang tindih di antaranya. Kejujuran secara umum diakui
sebagai keutamaan pertama dan paling penting yang harus dimiliki pelaku bisnis. Kejujuran
menuntut adanya keterbukaan dan kebenaran. Jika mitra bisnis ingin bertanya, pebisnis yang
jujur selalu bersedia memberi keterangan. Tetapi suasana keterbukaan itu tidak berarti si
pebisnis harus membuka segala kartunya. Sambil berbisnis, sering kita terlibat dalam
negosiasi kadang-kadang malah negosiasi yang cukup keras dan posisi sesungguhnya atau
titik tolak kita tidak perlu ditelanjangi bagi mitra bisnis. Garis perbatasan antara kejujuran
dan ketidakjujuran tidak selalu bisa ditarik dengan tajam.

Ketiga keutamaan lain bisa dibicarakan dengan lebih singkat. Keutamaan kedua adalah
fairness. Fairness adalah kesediaan untuk memberikan apa yang wajar kepada semua orang
dan dengan “wajar” dimaksudkan apa yang bisa disetujui oleh semua pihak yang terlibat
dalam suatu transaksi. Insider trading adalah contoh mengenai cara berbisnis yang tidak fair.
Dengan insider trading dimaksudkan menjual atau membeli saham berdasarkan informasi
“dari dalam” yang tidak tersedia bagi umum. Bursa efek sebagai institusi justru
mengandaikan semua orang yang bergiat disini mempunyai pengetahuan yang sama tentang
keadaan perusahaan yang mereka jualbelikan sahamnya. Orang yang bergerak atas dasar
informasi dari sumber tidak umum (jadi rahasia) tidak berlaku fair. Kepercayaan (trust) juga
merupakan keutamaan yang penting dalan konteks bisnis. Kepercayaan harus ditempatkan
dalam relasi timbal balik. Ada beberapa cara untuk mengamankan kepercayaan. Salah satu
cara adalah memberi garansi atau jaminan. Cara-cara itu bisa menunjang kepercayaan antara
pebisnis, tetapi hal itu hanya ada gunanya bila akhirnya kepercayaan melekat pada si
pebisnis itu sendiri.

2.3. Macam-Macam Etika


a) Etika Deskriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta
apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai, berbicara
mengenai fakta secara apa adanya yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu
fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa
tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang
dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.
b) Etika Normatif
Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki
oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang
bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika Normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun
agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan
kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.

c) Etika Deontologi
Deontologi berasal dari bahasa Yunani deon, yang berarti kewajiban. Etika deontologi
memberikan pedoman moral agar manusia melakukan apa yang menjadi kewajiban sesuai
dengan nilainilai atau norma-norma yang ada. Suatu perilaku akan dinilai baik atau buruk
berdasarkan kewajiban yang mengacu pada nilai-nilai atau norma-norma moral. Tindakan
sedekah kepada orang miskin adalah tindakan yang baik karena perbuatan tersebut
merupakan kewajiban manusia untuk melakukannya. Sebaliknya, tindakan mencuri,
penggelapan dan korupsi adalah perbuatan buruk dan kewajiban manusia untuk
menghindarinya. Etika deontologi tidak membahas apa akibat atau konsekuensi dari suatu
perilaku. Suatu perilaku dibenarkan bukan karena perilaku itu berakibat baik, tetapi perilaku
itu memang baik dan perilaku itu didasarkan kewajiban yang memang harus dilaksanakan.

Secara umum Etika dapat dibagi menjadi:

- Etika Umum adalah berbicara mengenai norma dan nilai moral, kondisi-kondisi dasar
bagi manusia untuk bertindak secara etis,bagaimana manusia mengambil keputusan
etis, teori-teori etika, lembaga-lembaga normatif dan semacamnya.
- Etika Khusus adalah penerapan prinsip-prinsip atau norma-norma moral dasar dalam
bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud: Bagaimana saya
menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus
yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis: cara
bagaimana manusia mengambil suatu keputusan/tindakan, dan teori serta prinsip
moral dasar yang ada akibatnya. Etika Khusus dibagi lagi menjadi 3:
+ Etika Individual lebih menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya
sendiri.
+ Etika Sosial berbicara mengenai kewajiban dan hak, sikap dan pola perilaku
manusia sebagai makhluk sosial dalam interaksinya dengan sesamanya.
+ Etika Lingkungan Hidup, menjelaskan hubungan antara manusia dengan
lingkungan sekitarnya dan juga hubungan antara manusia yang satu dengan manusia
yang lainnya yang secara langsung maupun tidak langsung berdampak pada
lingkungan hidup secara keseluruhan.

 Dilema Etika

Dilema etika merupakan situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia harus membuat
keputusan mengenai perilaku yang harus dilakukannya. Contoh sederhananya adalah jika
seseorang menemukan cincin berlian, ia harus memutuskan untuk mencari pemilik cincin atau
mengambil cincin tersebut. Para auditor, akuntan, dan pebisnis lainnya, menghadapi banyak
dilema etika dalam karier bisnis mereka. Terlibat dengan klien yang mengancam akan mencari
auditor baru jika tidak diberikan opini unqualified akan menimbulkan dilema etika jika opini
unqualified tersebut ternyata tidak tepat untuk diberikan.
2.4. Garis Besar Landasan Etika
a) Naturalisme, pembenaran-pembenaran hanya dapat dilakukan melalui pengkajian atas
fakta, mengahargai manusia.
b) Individualisme, Emmanuel Kant menekankan bahwa setiap orang bertanggung jawab
secara individual bagi dirinya. Dampak positif dari individualisme adalah terpacunya
prestasi dan kreativitas individu, orang ingin berbuat yang terbaik bagi dirinya. Dampak
negatifnya setiap orang akan mementingkan diri sendiri.
c) Hedonisme, bila kebutuhan kodrati terpenuhi, orang akan memperoleh kenikmatan sepus-
puasnya.
d) Eudaemonisme, kepuasan yang sempurna secara jasmani dan rohani, kebahagiaan
merupakan kebaikan tertinggi.
e) Utilitarianisme, suatu perbuatan dikatakan baik jika membawa manfaat atau kegunaan,
berguna artinya memberikan kita sesuatu yang baik dan tidak menghasilkan sesuatu yang
buruk.
f) Idealisme, timbul dari kesadaran akan adanya lingkungan normativitas, pengakuan
tentang dualism manusia bahwa manusia terdiri dari jasmani dan rohani, berdasrkan
aspek cipta, rasa dan karsa yang terdapat dalam batin manusia. Keunggulan dari ajaran
ini adalah
- Idealisme rasionalistik, dengan menggunakan pikiran dan akal, manusia dapat
mengenal norma-norma yang menuntun perilakunya.
- Idealisme estetik, dunia serta kehidupan manusia dapat dilihat dari perspektif karya
seni.
- Idealisme etik, ingin menentukan ukuran-ukuran moral dan kesusilaan terhadap dunia
dan kehidupan manusia.

 Sanksi Etika
1. Sanksi sosial, skala relative kecil, dipahami sebagai kesalahan yang dapat dimaafkan.
Contohnya, kita mendapat teguran karena membuang sampah sembarangan, mendapat
nilai yang tidak baik, berpakaian yang tidak rapi, dll.
2. Sanksi hukum, skala besar, merugikan hak pihak lain. Hukum pidana menempati prioritas
utama dan diikuti hukum perdata. Contohnya, hukuman penjara dan denda uang yang
dijatuhkan untuk perampok, pemerkosa, koruptor ; Hukuman mati dijatuhkan kepada
terorisme ; dll
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Etika merupakan kebiasaan hidup manusia atau masyarakat sesuai aturan yang berlaku
untuk membantu manusia dalam bertindak yang menguntungkan bagi diri manusia itu sendiri
dan tidak merugikan orang lain. Dengan adanya etika diharapkan memberi pengaruh yang baik
walaupun terkadang etika dapat membingungkan seseorang dalam bertindak namun tetap dapat
membantu seseorang mencari pendapat terbaik. Pada dasarnya teori-teori etika menyangkut
tentang nilai dan norma serta tindakan dan perbuatan yang dilakukan seseorang bukan hanya
untuk keselamatan dunia namun juga akhirat karena jika seseorang tidak memiliki etika yang
baik maka ia akan mendapatkan hukuman sesuai dengan perbuatan yang telah dilakukannya
yang mungkin sangat merugikan bagi lingkungan sekitarnya.

Sekian makalah yang saya buat semoga bermanfaat, mohon maaf jika terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA

Bertens, Kees. 2000. Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta : KANISIUS (Anggota IKAPI).

Agoes Sukrisno dan Ardana, I Centik (2011), Etika Bisnis dan Profesi-Tantangan Membangun
Manusia Seutuhnya, Penerbit Salemba Empat Jakarta.

Disarikan dari Wahyudi Kumorotomo, Etika Administrasi Negara, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2009, h. 6 – 42.

http://nurulfahmikesling.blogspot.co.id/2015/12/mata-kuliah-etika-profesi-sanitarian.html
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Didasari dengan semakin pestnya perkembangan teknologi dan didorong dengan kebutuhan
manusia yang semakin meningkat dengan keterbatasan ruang dan waktu maka terbentuklah
sebuah media yang dapat mempermudah masyarakat untuk menjalin komunikasi dan
berinteraksi, yaitu media Internet yang sering disebut dengan dunia maya. Dunia firtual ini atau
dunia maya merupakan dunia kedua setelah dunia nyata.untuk melakukan segala rutinitas dan
aktifitas yang tidak memungkinkan kita berada di dua tempat sekaligus.

Dunia maya merupakan salah satu fasilitas yang digunakan untuk berbaagai kegiatan atau
aktifitas seperti yang di lakukan di dunia nyata, oleh sebab itu dikarenakan banyak kesamaan
antara dunia nyata dengan dunia maya maka perlu adanya etika dalam berkehidupan didalam
kedua dunia tersebut.

Etika yang bersumber dari masyarakat untuk berkehidupan bermasyarakat. Karena dunia
maya semakin berkembang pesat sehingga tidak adanya batasan komunikasi yang disebabkan
tidak adanya pertemuan secara langsung namun kini telah di temukan kembali sebuah teknologi
atau fasilitas yang dapat menunjang hal tersebut misalnya Webcam, sehingga terjadi interaksi
langsung anatra individu yang satu dengan yang lainnya Oleh karena itu maka disusunlah
makalah ini demi menunjang permasalahan yang dihadapi akibat dampak perkembangan Dunia
Maya yang semakin pesat.
1.2 PERMASALAHAN
Permaslaahan yang diakibatkan dari perkembangan dunia maya ini yang dapat disimpulkan
oleh penulis antara lain:

1. Banyak para pengguna Dunia maya / Internet tidak memahami cara penggunaan fasilitas
Internet dengan baik

2. Kurang beretikanya para pengguna Internet / dunia maya dalam kehidupan sehari-hari
baik bermasyarakat, social dan budaya.

3. Kurang adanya penerapan etika dalam dunia internet

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT


Tujuan dari pembahasan yaitu :

1. Mampu menjelaskan cara penggunaan Internet dengan baik dan benar

2. Mampu menjelaskan etika yang baik bagi para pengguna internet dalam berkehidupan
sehari-hari

3. Menjelaskan bentuk penerapan etika yang baik di dunia maya / internet

Manfaat yang dapat diambil dari makalah ini antara lain:

1. Dapat mengetahui cara menggunakan Internet yang baik dan benar

2. Dapat mengetahui etika yang baik bagi pengguna internet alam berkehidupan sehari-hari

3. Mengetahui bagiaman beretika yang baik di dunia maya / Internet


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 TEORI YANG MELANDASI ETIKA DALAM DUNIA MAYA


Terori yang melandasi ber etika dalam dunia maya antara lain :

a. Utilitarisme

Utilitarisme berarti ”bermanfaat”. Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika
membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang
melainkan masyarakat secara keseluruhan. Menurut suatu perumusan terkenal, dalam
rangka pemikiran utilitarisme, kriteria untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan
adalah the greatest happinest of the greatest number, kebahagiaan terbesar dari jumlah
orang terbesar.

b. Deontologi

Melepaskan sama sekali moralitas dari konsekuensi perbuatan. Intilah ”deontologi” ini
berasal dari kata Yunani deon yang berarti kewajiban. Perbuatan tidak pernah menjadi
baik karena hasilnya baik, melainkan hanya karena wajib dilakukan. Perbuatan tidak
dihalalkan karena tujuannya. Tujuan yang baik tidak menjadikan perbuatan itu baik. Kita
tidak pernah boleh melakukan sesuatu yang jahat supaya dihasilkan sesuatu yang baik.

c. Teori Hak

Sebetulnya teori hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena hak berkaitan
dengan kewajiban. Malah bisa dikatakan hak dan kewajiban bagaikan dua sisi koin yang
sama. Kewajiban satu orang biasanya dibarengi dengan hak dari orang lain.

d. Teori Keutamaan

Teori ini adalah teori keutamaan (virtue) yang memandang sikap atau akhlak seseorang.
Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati,
melainkan: apakah orang itu bersikap adil, jujur, murah hati, dan sebagainya. Velasquez
(2005),
2.2 PENGERTIAN DUNIA MAYA
Dunia Maya atau yang sering disebut denga Media Maya atau internet adalah salah satu
media atau dunia firtual yang sengaja dibuat untuk mempermudah pekerjaan manusia atau
interaksi antara satu orang dengan orang lainnya yang berada di tempat yang berbeda. Dengan
tingkat kebutuhan yang beragam, sehingga Internet lebih cenderung disebut dengan Dunia Maya
atau Cyber World, dengan fungsi yang beragam antara lain :

 Menghubungkan orang dengan komputer, contohnya; Remote connections untuk


pengecekan terhadap sekian banyak servers (belasan) yang tersebar dibeberapa
tempat (kota dan negara)

 Menghubungkan komputer dengan komputer, contohnya; Remote connections


terhadap setiap PC yang terhubung dengan jaringan LAN di network tertentu

 Menghubungkan orang dengan bank, contohnya; Internet Banking

 Menghubungkan orang dengan orang, contohnya; Surat menyurat, atau yang


disebut e-mail. Fax through internet (internet Fax)

 Menghubungkan orang dengan instansi tertentu, contohnya; Hackers. Karena


internet bersifat open loop, walaupun setiap jaringan tertentu memasang security

 Menghubungkan orang dengan profesional bidang tertentu, contohnya; Dunia


medic. (Dokter jaman sekarang bisa melakukan operasi or diagnosis dari jarak
ribuan miles dengan menggunakan media internet, tidak lagi harus didepan sang
pasien.)

Dan masih banyak lagi fungsi berikut contoh dalam pengaplikasiannya dalam
kehidupan sehari-hari. Ini menunjukkan tidak adanya batasa ruang dan waktu
untuk berinteraksi atau berkomunikasi dengan adanya Dunia Maya ini.

2.3 PENGERTIAN ETIKA


Pengertian etika. Etika berasal dari bahasa latin, Etica yang berarti falsafah moral dan
merupakan pedoman cara hidup yang benar dilihat dari sudut pandang budaya, susila dan
agama. Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu Ethos yang berarti kebiasaan, watak. Etika
memiliki banyak makna antara lain :

 Makna pertama : semangat khas kelompok tertentu, misalnya ethos kerja, kode etik
kelompok profesi.

 Makna kedua : norma-norma yang dianut oleh kelompok, golongan masyarakat


tertentu mengenai perbuatan yang baik-benar.

 Makna ketiga : studi tentang prinsip-prinsip perilaku yang baik dan benar sebagai
falsafat moral. Etika sebagai refleksi kritis dan rasional tentang norma-norma yang
terwujud dalam perilaku hidup manusia.

Etika juga memiliki pengertian arti yang berbeda-beda jika dilihat dari sudut pandang
pengguna yang berbeda dari istilah itu. Bagi ahli falsafah, etika adalah ilmu atau kajian
formal tentang moralitas. Moralitas adalah ha-hal yang menyangkut moral, dan moral adalah
sistem tentang motivasi, perilaku dan perbuatan manusia yang dianggap baik atau buruk.
Franz Magnis Suseno menyebut etika sebagai ilmu yang mencari orientasi bagi usaha
manusia untuk menjawab pertanyaan yang amat fundamental : bagaimana saya harus hidup
dan bertindak ? Peter Singer, filusf kontemporer dari Australia menilai kata etika dan
moralitas sama artinya, karena itu dalam buku-bukunya ia menggunakan keduanya secara
tertukar-tukar.

Bagi sosiolog, etika adalah adat, kebiasaan dan perilaku orang-orang dari lingkungan
budaya tertentu. Bagi praktisi profesional termasuk dokter dan tenaga kesehatan lainnya etika
berarti kewajiban dan tanggung jawab memenuhi harapan (ekspekatasi) profesi dan
amsyarakat, serta bertindak dengan cara-cara yang profesional, etika adalah salah satu kaidah
yang menjaga terjalinnya interaksi antara pemberi dan penerima jasa profesi secara wajar,
jujur, adil, profesional dan terhormat.

Bagi eksekutif puncak rumah sakit, etika seharusnya berarti kewajiban dan tanggung
jawab khusus terhadap pasien dan klien lain, terhadap organisasi dan staff, terhadap diri
sendiri dan profesi, terhadap pemrintah dan pada tingkat akhir walaupun tidak langsung
terhadap masyarakat. Kriteria wajar, jujur, adil, profesional dan terhormat tentu berlaku juga
untuk eksekutif lain di rumah sakit.
Bagi asosiasi profesi, etika adalah kesepakatan bersamadan pedoman untuk diterapkan
dan dipatuhi semua anggota asosiasi tentang apa yang dinilai baik dan buruk dalam
pelaksanaan dan pelayanan profesi itu.

2.4 HUBUNGAN ETIKA DENGAN DUNIA MAYA


Etika di (Dunia maya) Internet dikenal dengan istilah Netiquette (Network Etiquette), yaitu
semacam tatakrama dalam menggunakan Internet. Etika , lebih erat kaitannya dengan
kepribadian masing-masing. Jadi tak semua pengguna Internet mentaati aturan tersebut.
Namun ada baiknya jika kita mengetahui dan menerapkannya. Dibawah ini ada beberapa
etika yang dapat diterapkan antara lain:

1. Kesan Pertama di Tangan Anda

Di dunia nyata, orang seringkali menilai seseorang dari penampilan, sebelum mengetahui
perangai yang sebenarnya. Oleh karena itu, banyak yang mengutamakan penampilan
untuk mendapatkan kesan terbaik. Kecuali pada saat menggunakan layanan video
conference, orang lain di dunia sana tak akan mengetahui pakaian apa yang Anda
kenakan saat menggunakan Internet. Kemeja rapi dan wanginya parfum tak akan
membawa pengaruh apa-apa. Tetapi tangan Anda akan sangat berguna, karena sebagai
besar komunikasi di Internet disajikan dalam bentuk teks. Tangan Anda akan
menghasilkan tulisan yang memberikan kesan pada orang lain. Tulisan yang ringkas,
jelas, tetapi menggunakan tata bahasa yang benar akan lebih dihargai daripada tulisan
yang asal ketik. Di Internet, editor tulisan Anda adalah Anda sendiri. Pengetahuan dasar
tata bahasa akan menjadi modal Anda ketika ber-internet.

2. Hindari Penggunaan Huruf Kapital

Menggunakan huruf kapital (uppercase) tidak dilarang. Tetapi jika berlebihan, misalnya
sampai satu alinea, apalagi diimbuhi dengan tanda seru, orang akan malas membacanya.
Tak hanya itu, karena huruf kapital seringkali dianalogikan pada suasana orang yang
sedang emosi, marah, atau berteriak-teriak. Gunakan huruf kapital satu-dua kata hanya
untuk penegasan pada kata tersebut.
3. Memberi Judul dengan Jelas

Ketika mengirim sebuah email, Anda harus memberikan judul pada email tersebut.
Seperti halnya tulisan pada koran atau majalah, judul harus menggambarkan isi tulisan.
Judul inilah yang pertama kali dilihat oleh penerima email. Judul seperti “Mau Bertanya”,
“Tanggapan”, dan sebagainya, cenderung diabaikan karena tidak spesifisik. Disarankan
untuk memberi judul seperti: Pertanyaan tentang masalah catridge pada printer.
Tanggapan tentang penanggulangan masalah catridge pada printer.

4. Menggunakan BCC daripada CC pada Email

Alamat email bagian privasi seseorang. Beberapa orang mungkin kurang suka jika alamat
email-nya disebarkan kepada umum. Mengirim email ke banyak alamat menggunakan
CC memungkinkan penerima mengetahui setiap alamat email yang kita kirim. Oleh
karena itu, sebaiknya kita menggunakan BCC jika mengirimkan email secara masal.

5. Membalas Email dengan Cepat

Idealnya membalas email paling lambat 24 jam setelah email itu diterima. Tetapi tidak
setiap orang selalu terkoneksi ke Internet, apalagi di Indonesia yang masih banyak
menggunakan jasa warnet untuk mengunjungi dunia maya. Setidaknya, kita harus segera
membalasnya ketika sebuah email dibaca. Jika belum sempat, beritahu pengirim bahwa
kita akan membalasnya di kemudian hari.

6. Membaca Dulu, Baru Bertanya

Internet tempat berbagai pengetahuan. Ada kalanya kita ikut bergambung pada sebuah
forum diskusi yang membahas salah satu bidang ilmu. Di sana kita bisa berkonsultasi.
Setiap pertanyaan dan jawaban pada forum selalu diarsipkan untuk dibaca kembali oleh
anggota forum. Usahakan agar kita membaca dulu apa yang sudah dibahas pada forum
tersebut sebelum bertanya. Fasilitas pencarian bisa membantu Anda untuk
menemukannya.

7. Tidak Mengirim File yang Terlalu Besar


Kecepatan untuk akses Internet berbeda-beda. Oleh karena itu, pertimbangkan juga jika
akan mengirimkan file. File dengan ukuran lebih dari 5 MB akan memperlambat proses
download. Gunakan program kompresi file jika diperlukan.

8. Tidak Hanya Copy-Paste

Internet memungkinkan siapapun untuk mengambil konten dengan mudah dan cepat.
Konten yang kita ambil tersebut, misalnya sebuah artikel, tentunya hasil jerih payah
orang lain ketika menulisnya. Catatlah nama penulis serta URL tempat tulisan tersebut,
dan cantumkan ketika kita menggunakannya sebagai referensi.

9. Kembali pada Diri Sendiri

Perilaku kita berinternet memang tak akan ada yang memantau. Di ruangan tanpa tatap
muka, siapapun bisa berbuat berdasarkan kehendaknya. Seringkali kita menemukan
informasi palsu, kata-kata tak senonoh, dan perilaku lainnya yang kurang pantas secara
etika. Di Internet juga terdiri dari kumpulan pengguna Internet yang entah ada di mana,
berapa umurnya, bagaimana wataknya, dan sebagainya. Menghadapi dunia macam ini,
semestinya kita berlapang dada. Ada baiknya juga bertanya pada diri sendiri, kita ingin
diperlakukan seperti apa dan apa yang kita lakukan kepada orang lain.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan di ats dapat ditarik kesimpulan antara lain sebagai berikut:
Cara menggunakan fasilitas Internet yang baik dan benar adalah dengan mengikuti kaidah etika
atau tata aturan sederhana yang dapat kita lakukan seperti:
a. Bertegur sapa dengan tulisan bukan fisikal
b. Dengan membiasakan bertindak sopan
c. Mengikuti peratiraun yang telah ada sebelumnya
Dengan mengetahui etika atau kode etik yang sering kali kita lupakan dalam berinteraksi di
dunia maya seperti :
a. kesan pertama ada di tangan anda
b. hindari penggunaan huruf capital
c. memberi judul dengan jelas
d. menggunakan BBC dari pada CC pada Email
e. membalas email dengan cepat
f. Membaca dulu, baru bertannya
g. tidak mengirim file yang terlalu besar
h. menggunakan kutipan
i. tidak hanya copy-paste
j. kembali pada diri sendiri
Dan apa bila kita dapat menyadari kesalahan yang sering terjadi ini dan berusaha
memperbaikinya maka akan terwujud etika pengguna internet atau dunia maya yang
lebihbersopan santun dalam bermasyarakat, social dan budaya

3.2 SARAN
Dalam beriteraksi dengan para penguna internet (dunia maya) maka sebaiknya kita harus
memperhatika kode etik yang terkandung di dalamnya supaya tidak terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan. Dan pergunakan internet dengan sebaik mungkin untuk menghindari tindak yang
tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

http://rhyoeozonit29tugaskuliah.blogspot.co.id/2012/06/makalah-etika-dalam-internet-dunia-
maya.html
http://ekskulsmp3.blogspot.com/p/etika-dalam-menggunakan-internet.html
http://tayaa90.wordpress.com/2010/05/11/hukum-dan-peraturan-internet-di-berbagai-aspek/

Anda mungkin juga menyukai