Debit : 11 detik a. Alat ukur Thomson. Q = 11 Q = 0,0138 h (detik) 𝑄 11 ℎ= = = 797,101 𝑚 0.0138 0,0138
1 1 𝑏= ℎ = 𝑥 797,101 = 398,550 𝑚 2 2 Keterangan: Q = debiet air ( detik) h = tinggi permukaan air (m) b. Alat ukur Cippoletti..
Q = C x b x h 3/2 = 0,0186 x 398,550 x 797,101 3/2 = 166826,788 detik
Dimana : C = konstana 0,0186 b = Penampang Atas h = Kedalaman (m) Untuk menghitung dimensi saluran pemasukan dapat digunakan rumus : Q = F x V = (398,550 x 797,101) x 0,15 = 47652,690 m3/dt. Dimana : Q adalah debiet aliran (m3/dt ) F adalah luas penampang basah saluran (m2) V adalah kecepatan pengaliran (m/dt), 1. Bak Pengendap Pendahuluan . V = 0,001 – 0,005 m/dt T = 2 – 6 jam.
2. Pencampur Zat Koagulan.
Zat koagulan berupa : Alum sulfat Al2 (SO4)3 atau tawas Ferri Sulfat Fe2 (SO4)3 Partikel kolloid bermuatan negatif akan dinetralisir oleh tawas yang bermuatan positif sehingga kolloid menjadi tidak stabil. Al2 (SO4)3 2Al 3+ + 3 (SO4)2- Sebagian ion Al akan menetralisir muatan permukaan (-) dari kolloid menjadi tidak stabil. Selanjutnya : H2O H+ + OH- Ion OH – breaksi dengan ion Al 3+ membentuk agregat Al(OH)3 yang tidak dapat larut dalam air. Al 3+ + 3OH- Al(OH)3 Agregat Al(OH)3 dapat menarik partikel=partikel kolloid yang tidak stabil dan ketika agregat bertumbukan dengan agregat lainnya terkurunglah partikel kolloid dan terbentuklah flok. Dengan kata lain pada proses koagulasi ini dilakukan proses destabilisasi partikel kolloid, karena pada dasarnya air sungai atau air-air kotor biasanya berbentuk kolloid dengan berbagai partikel kolloid yang terkandung di dalamnya. Destabilisasi partikel kolloid ini bisa dengan penambahan bahan kimia berupa tawas, ataupun dilakukan secara fisik dengan rapid mixing (pengadukan cepat), hidrolis (terjunan atau hydrolic jump), maupun secara mekanis (menggunakan batang pengaduk). 3. Saluran flokulasi Di saluran flokulasi akan terjadi proses flokulasi. : Kecepatan aliran (V) = 5 cm/dt Waktu terhenti T = 10 menit = 600 detik Dimensi saluran : Luas penampang basah : P = T x V = 600 x 0,15 = 90 m b = ¼ x 90 = 22,5 m h = F/b = (398,550 x 797,101) / 22,5 = 14119,316 m F = b . h = 22,5 x 14119,316 = 317684,61 m2 𝐹 = 𝑄/𝑉 Q = F x V = 317684,61 x 5 = 1588423,05 detik 4. Bak Pengendap flok : Kecepatan aliran ( V) : 0,5 – 5 cm/dt Waktu terhenti T : 2 – 4 jam T = 3 jam = 10800 detik Volume bak = I = Q x T = 1588423,05 x 10800 = 17154968940 detik² d = F/I = 317684,61 /17154968940 = 1,851 x 10−5m Volume = d x b x P = 1,851 x 22,5 x 90 = 0,0375 m3 + (0,0375x10%) = 0,04125 m3 Volume bak ditambah 10% untuk volume gumpalan. 5. Saringan Pasir Cepat. Fungsinya adalah untuk menyaring kolloid yang masih terbawa. 6. Reservoar Fungsi : untuk menampung kelebihan air dan menanggulangi jam-jam kekurangan air. Volume reservoar ditambah 10 % untuk cadangan guna keperluan tambahan. Menghitung dimensi reservoar : Misal pengolahan air dilakukan selama 24 jam (non stop). Dalam 1 jam banyaknya air yang diolah : 100 % / 24 = 4,17 %. Prosentase pemakaian air : Jam 06.00 – 10.00 banyaknya pemakaian air 6,25 % 10.00 - 16.00 banyaknya pemakaian air 5,00 % 16.00 - 18.00 banyaknya pemakaian air 6,25 % 18.00 - 06.00 banyaknya pemakaian air 2,715 % Menghitung kekurangan/ kelebihan air : Jam % Pemakaian % Total Kelebihan/Kekurngan Air Pemakaian Pemakaian 06.00 – 10.00 6,25 % -25,00 % -8,32 % 10.00 - 16.00 5,00 % -30,00 % -4,98 % 16.00 - 18.00 6,25 % -12,50 % -4,16 % 18.00 - 06.00 2,715 % 32,50 % +17,46 % Jumlah 100 % 0% Kelebihan/ kekurangan air = 17,46 %. Jika debit efluent = 2 l/dt Banyaknya air yang diolah dalam 1 hari = 2 l/dt x 60 x 60 x 24 = 172.800 lt Isi Reservoar = 17,46 x 172800 lt = 63486j700 lt = 63,49 m3. Isi cadangan = 10 % x 63,49 m3. = 6, 35 m3. ----------------------------------------------------------- + Vol.Total = 69, 84 m3. Volume = luas x tinggi Reservoar ( misal : panjang = 2 lebar , tinggi = 3,00 m ) 69, 84 = 2 p2 x 3 69, 84 = 6 p2 lebar = 3,45 m Panjang = 6,9 m Tinggi = 3,0 m