1 Hasil belajar
Dengan berakhirnya kegiatan belajar mengajar, maka siswa akan menerima suatu hasil
belajar yang telah dicapai. Menurut Rusman (2015:67) menyatakan bahwa hasil belajar adalah
sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik. Sedangkan Rifa’I dan Anni (2012:69) menyebut hasil belajar sebagai perubahan
perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Perubahan tidak hanya
berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan,
sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri (Sardiman, 2014:21). Sehingga bisa
dikatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku peserta didik yang mencakup ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik setelah melakukan suatu kegiatan belajar. Bukti bahwa
seseorang telah belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya
dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti (Hamalik, 2001: 30). Salah
satu faktor yang berpengaruh pada hasil pembelajaran adalah penggunaan metode belajar,
penggunaan metode yang tepat dalam proses belajar mengajar mampu menciptakan suasana
belajar yang efektif dan menyenangkan, serta dapat mempermudah siswa dalam menerima dan
mengolah informasi yang diterimanya (Alfianto et al, 2010: 56). Menurut Benyamin S. Bloom
dalam Rifa’i dan Anni (2012: 70) ada tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar, yaitu:
ranah kognitif (cognitif domain), ranah afektif (affective domain), dan ranah psikomotorik
(psychomotoric domain). Untuk hasil belajar ranah kognitif terdiri dari enam aspek, yaitu:
(materi peserta didikan) yang telah dipelajari sebelumnya (Rifa’i dan Anni, 2012: 70). Proses
mengenali atau mengetahui informasi tersebut meliputi konsep, prinsip, fakta atau istilah tanpa
materi peserta didikan (Rifa’i dan Anni, 2012: 70). Pemahaman juga diartikan sebagai
kemampuan yang menuntut peserta didik untuk memahami atau mengerti tentang materi
pelajaran yang disampaikan oleh guru dan dapat memanfaatkannya tanpa harus
yang telah dipelajari didalam situasi baru dan kongkrit (Rifa’i dan Anni, 2012: 70). Peserta
didik dituntut untuk menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode, prinsip dan teori-
sehingga dapat dipahami struktur organisasinya (Rifa’i dan Anni, 2012: 71). Analisis menuntut
peserta didik untuk dapat menguraikan suatu situasi ke dalam unsur –unsur atau komponen
membentuk struktur yang baru (Rifa’i dan Anni, 2012: 71). Hasil yang diperoleh dari sintesis
6. Penilaian (evaluation), mengacu pada kemampuan membuat keputusan tentang nilai materi
peserta didikan untuk tujuan tertentu (Rifa’i dan Anni, 2012: 71). Keputusan tersebut misalnya
dapat mengevaluasi suatu situasi, keadaan, pernyataan atau konsep berdasarkan kriteria
Untuk mengetahui seberapa besar penguasaan siswa terhadap apa yang telah dipelajari selama
proses belajar, maka bisa dilakukan dengan pengukuran dan penilaian hasil belajar. Penilaian hasil
belajar yang dilakukan oleh guru dapat memberikan informasi mengenai kemajuan siswa dalam
upaya mencapai tujuan pembelajaran. Dengan penilaian dapat dilakukan revisi desain pengajaran
dan strategi pelaksanaan pengajaran (Rusman, 2015: 67). Dalam penelitian ini, penilaian hasil
belajar yang diukur adalah hanya pada ranah kognitif yang pada dasarnya berkenaan dengan