PERMESINAN
Disusun oleh:
NIM : 5201414052
Rombel : 3 (Tiga)
i
KATA PENGATAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan yang berjudul “Praktikum
Pembetukan Dasar”
Penulisan laporan ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah prodi Praktik Kerja Bangku dan Palat.Penulis
mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak-pihak yang telah membantu
penulis dalam penyusunan laporan ini, sehingga laporan ini dapat terselesaikan
tepat waktu.
Dalam penulisan laporan ini kami merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang kami miliki, karena ada pepatah mengatakan “Tak ada gading
yang tak retak” namun penulis telah menyusun laporan dengan sebaik-baiknya.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan penyusunan laporan ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2.TUJUAN
a) Mahasiswa mendapatkan pengetahuan mahasiswa dalam menggunakan
alat-alat pengukuran
b) Mahasiswa dapat mendapat atau mempertajam insting atau feeling saat
mengerjakan job.
c) Mahasiswa dapat mengoprasikan alat-alat kerja bangku dengan baik
dan benar.
d) Mahasiswa mengerti fungsi dari alat kerja bangku.
e) Mahasiswa mampu menentukan mana bagian yang harus dikikir
sehngga ditemukan permukaan yang presisi.
f) Menyiapkan mahasiswa untuk menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan akademik Teknik Mesin
1.3. MANFAAT
Manfaat dari praktek pembentuikan dasar atau praktek kerja bangku dan
plat adalah , sebagai mahasiswa mampu menyelesaikan masalah atau kendala
dalam hal permesinan. Disini, didalam pembentukan dasar melatih kemampuan
seperti ketelitian, kepresisian, dan kejelian setiap pemgerjaan job baik dalam
penggunan alat-alat kerja, penggunaan mesin dan penggunaan alat-alat ukur.
Manfaat yang lain adalah mengetahui betapa pentingnya Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) dalam Praktik Kerja Bangku dan Plat. Dalam praktik,
mahasiswa diwajibkan mengunakan alat-alat keselamatan kerja misalnya
kacamata, sarung tangan , wearpack , sepatu khusuS dan lain-lain.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
Gambar 1. Ragum
Jenis-Jenis Ragum
Secara umum Ragum dibagi menjadi 3 yaitu
a. Ragum biasa. Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang
bentuknya sederhana dan biasanya hanya digunakan untuk mengefrais
bidang datar saja.
3
Gambar 2. Ragum biasa
b. Ragum berputar. Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang
harus membentuk sudut terhadap spindle(poros putar ). Bentuk ragum ini
sama dengan ragum biasa tetapi pada bagaian bawahnya terdapat alas yang
dapat diputar 360 derajat.
Fungsi ragum
Ragum berfungsi untuk menjepit benda kerja secara kuat dan benar,
artinya penjepitan oleh ragum tidak boleh merusak benda kerja. Biasa
4
digunakan untuk menjepit benda kerja pada waktu pekerjaan mengikir, memahat
dan yang lainnya. Umumnya terbuat dari besi tuang atau baja tempa.
Berdasarkan kapasitasnya untuk mencekam dengan kuat atau memberikan
tekanan tetap, ragum dapat digunakan untuk menyelesaikan berbagai masalah
dalam produksi di bengkel-bengkel kecil dimana umumnya memerlukan
penyesuaian peralatan dan teknik/metode untuk pekerjaan-pekerjaan secara
manual dengan tangan. Operasi-operasi di bengkel besar akan memerlukan jig
atau alat tekan yang dapat digabung dengan ragum tertentu atau alat lain dari
ragum biasa.
5
c) Posisi badan dan kaki
Kikir ditekan dan pada waktu didorong ke depan dengan tekanan
dari tangan kiriyang seimbang,sedangkan pada waktu kikir ditarik ke
belakang harus bebas dari tekanannamum tidak berarti kikir harus diangkat
dari permukaan benda kerja.Kedudukan kaki pada pada saat mengikir
kedua telapak kaki seolah-olah membentuk sudut kurang 45°.
Cara Perawatan
Untuk merawat ragum dapat melakukan hal-hal berikut ini , antara lain :
a. Selesai pengggunaan , bersihkan ragum dari noda-noda yang masih
menepel seperti bram besi, debu-debi dan kotoran lain dengan
menggunakan kuas.
b. Apabila ulir pembuka ragum sulit di putar, maka beri pelumas
misalnya oli pada ulir-ulir yang mulai berkarat.
c. Bibir ragum harus terjaga dari terkikir, terpahat dan sebagianya agar
ragum dalam keadaan presisi
d. Jangan memukul-mukulkan benda apapun ke ragum agar ragum ragum
terhindar dari kecacatan.
e. Kecangkanlah baut-baut pengunci ragum apabila ragum mulai tidak
sejajar.
6
Bagian Utama Mesin Bor
1) Spindel pada mesin bor berfungsi menggerakkan mata bor
2) Drill head pada mesin bor berfungsi menopang mekanisme penggerak
pisau potong dan menghantarkan ke benda kerja.
3) Lengan Radial, bagian dari mesin bor radial yang dapat bergerak naik
turun maupun berputar dimana motor penggerak dan drill head terpasang
kuat.
4) Meja, bagian yang menopang seluruh bagian mesin bor dimana meja
terbuat dari material besi cor dengan kekuatan yang tinggi dan stabilitas
yang mantap.
7
Gambar 6. Pembesaran Lubang
c. Chamfer
Chamfer adalah suatu proses untuk menghilangkan sisi tajam dari
sebuah bentuk slindris. Chamfer pada proses counter sink yang
dimaksudkan ada beberapa macam penggunaan, antara lain :
a. Chamfer untuk membersihkan chip / bram.
b. Chamfer untuk pembuatan ulir.
c. Chamfer untuk dudukan kepala baut konus.
d. Chamfer untuk dudukan paku keling.
Gambar 7. Chamfer
Jenis-jenis Mesin Bor
a. Mesin Bor Meja
Mesin bor meja digunakan untuk proses bor sederhana (aplikasi ringan)
dimana dalam pengoperasiannya (di)menggunakan penekanan tangan
pada hand feed lever atau otomatik untuk menurunkan mata bor menuju
benda kerja yang dilubangi.
8
Gambar 8. Mesin Bor Meja
b. Mesin Bor Tegak
Mesin bor tegak merupakan jenis mesin bor meja dengan kemampuan
mengerjakan benda kerja ukuran yang lebih besar dimana proses
pemakanan dari mata bor dapat dikendalikan secara otomatis naik turun.
9
d. Mesin Bor Gang
Mesin bor gang mempunyai lebih dari satu spindel, biasanya empat
spindel dengan satu buah meja. Mesin in digunakan untuk melakukan
beberapa operasi sekaligus sehingga lebih cepat.
10
T-slots, grooves, spindles sleeves, belts, and pulley harus dibersihkan.
Mesin diolesi dengan cairan anti karat untuk mencegah dari berkarat
Pastikan untuk alat pemotong berjalan lurus (stabil) sebelum memulai
operasi.
Jangan menempatkan alat-alat lain di meja pemboran.
11
Jenis-Jenis Mata Bor
a. Twist Bits
12
Gambar 14. Bor Spur Bits
Dikenal sebagai mata bor kayu dengan ujung mata bor runcing pada
bagian tengahnya dan pisau pengiris pada bagian kelilingnya. Ujung
runcing di tengah berfungsi untuk menjaga agar mata bor tetap lurus
sehingga lubang yang dihasilkan presisi dan dengan ∅ yang sama. Ukuran
∅ yang tersedia sekitar 6-15mm.
d. Countesink Bits
13
untuk mengendalikan kestabilan posisi mata bor dan lubang yang
dihasilkan kurang berkualitas. Diameter yang tersedia mengikuti standar
diameter engsel sendok, dari 15, atau 35 mm.
f. Hole Saw Bits
14
viii. Untuk Mesin bor tangan / pistol sakelar khusus untuk pilhan putaran
ke kanan dan ke kiri.
2.1.3. Kikir
Kikir adalah alat perkakas tangan yang berguna untuk pengikisan
benda kerja. Kegunaan kikir pada pekerjaan penyayatan untuk meratakan
dan menghaluskansuatu bidang,membuat rata dan menyiku antara bidang
satu dengan bidang lainnya.membuat rata dan sejajar, membuat bidang-
bidang berbentuk dan sebagainya.
Jenis-Jenis Kikir
Adapun bentuk kikir itu dibuat bermacam-macam sesuai dengan fungsi
dankebutuhannya. Berikut ini bentuk kikir dan fungsinya :
a) Kikir gepeng (plat) tebal kikir seluruhnya sama, lebar kikir kearah
ujungnya menirus kikir. Fungsinya untuk meratakan dan membuat bidang
sejajar dan tegak lurus.
b) Kikir blok lebar kikir seluruhnya sama, lebar kikir bagian ujungnya
berkurang. Fungsinya membuat rata, sejajar dan menyiku antara bidang
satu dengan bidang lainnya.
15
c) Kikir segi empat (square) , fungsinya membuat rata dan menyiku antara
bidang satu dengan bidang lainnya.
d) Kikir segitiga (Treangle) bentuknya segi tiga, segitiga kikir pada bagian
ujungnyamengecil. Fungsinya untuk meratakan dan menghaluskan bidang
berbentuk sudut 60 atau lebih besar.
e) Kikir setengah bulat (half round), fungsinya untuk
menghaluskan,meratakan danmembuat bidang cekung.
f) Kikir bulat (round) bentuk bulatnya pada ujungnya makin mengecil.
Fungsinya untuk menghaluskan dan menambah diameter bidang bulat
Namun menurut kasarnya gigi, kikir dibagi atas:
Gigi kasar (bastard) dipakai untuk pengerjaan awal.
Gigi sedang (second cuts) dipakai untuk finishing atau menghaluskan
bidang benda kerja.
Gigi halus (smooth cuts) dipakai untuk finishing atau menghaluskan
bidang benda kerja.
16
jari-jari lainnya di bawah gagang. Tempatkan telapak tangan dan ibu jari
tangan kiri pada ujung kikir. Jari-jari lainnya terletak di luar ujung kikir
tersebut, dengan keadaan rapat satu sama lain dan melipat ke bawah, tetapi
tidak menggenggam ujung kikir. Jika bekerja dengan menggunakan kikir
kecil, maka gagang kikir harus dipegang dengan genggaman yang ringan
dan tekanannya cukup dilakukan oleh jari-jari dan ibu jari saja.
Tekanan Pada Kikir
Tekanan yang diberikan pada kikir tergantung pada ukuran kikir dan
benda kerja. Pada saat mulai mengikir, tekanan yang paling besar harus
terdapat pada tangan kiri dan tekanan yang ringan berada pada tangan
kanan. Pada saat kikir berada di tengah-tengah benda kerja yang dikikir,
tekanan kedua tangan harus sama besar. Jika posisi kikir telah berada pada
ujung langkah, tekanan tangan kiri harus diperingan dan tekanan tangan
kanan berada dalam keadaan maksimal. Pada saat langkah ke belakang
tidak ada penekanan sama sekali.
17
Jangan memukul benda kerja dengan kikir, yang mana akan
membuat mata sayat kikir tidak tajam lagi
Usahakan untuk tidak menjatuhkan kikir sebagai pencegahan
agar kikir tersebut tumpul ataupun patah
2.1.4 Sney
Sney adalah suatu alat yang berfungsi untuk membuat ulir luar (ulir
untuk baut). Khususnya ulir yang berdiameter kecil.
18
2.1.5 Tap
Tap adalah suatu alat yang berfungsi untuk membuat ulir dalam (ulir
untuk mur). Khususnya ulir yang berdiameter kecil. Macam-macam TAP :
a) tap nomer 1 ( Taper) yaitu ujung sangat tirus ,dipergunakan untuk
mengetap permukaan benda kerja.
b) tap nomer 2 ( plug) yaitu ujung agak tirus atau hanya sedikit pemakaianya
setelah tap nomer 1.
c) tap nomer 3 (dhoming) yaitu ujungnya tidak tirus dipakai setelah tap
nomer 1 dan 2 juga untuk membuat ulir pada lubang yang tidak tembus.
Pada tap ini selain gigi ulir dan alur terdapat juga tanda ukuranya. Misal:
HSS-5/8’’-11. tanda ini mempunyai arti sebagai berikut ;
HSS yaitu bahan Tap terbuat dari baja cepat tinggi
5/8’’ yaitu garis tengah tap yaitu 5/8’’
11 yaitu banyak ulir tiap inchi (‘’)
19
plug ( tap nomer 2 ), stelah kita memkai tap nomer 2 pekerjaan
selanjutnya yaiti pekerjaan penyelesaian ( work finish /finishing)
dengan tap dhomming atau tap nomer 3.
1) Baju Wearpack
20
2) Kacamata Pelindung (googles)
21
BAB III
LAPORAN PRAKTIKUM
R 15
10
R 15
77
22 10 16 25 16 10
22
3.2.1 Alat
a. Gergaji
b. Kikir kasar
c. Kikir halus
d. Kikir setengah bulat
e. Jangka sorong
f. Mistar baja
g. Penyiku dan perata
h. Sikat Baja
i. Palu
j. Penitik
k. Gunting plat
l. Mal Radius Dalam R15
m. Mal Radius Luar R18
n. Mata bor 5 mm, 8 mm, 10 mm
o. Pelumas (oli)
p. Kuas
q. Penggores
3.2.2 Bahan
a. Bahan yang digunakan adalah besi pejal dengan panjang 77 mm
b. Potongan Plat , Panjang dan lebar menyesuaikan
3.2.3 Langkah Kerja
1. PemotonganBenda Kerja
a. Siapkan benda kerja yang akan dipotong.
b. Pilihlah benda kerja dalam keadaan bagus
dan tidak berkarat. Apabila ada karatnya,
bersihkan dengan amplas atau dengan minya
tanah. Lalu keringkan dengan lap yang kering
c. Jepit benda kerja ke ragum untuk dipotong. Apabila benda kerja terlalu
panjang, cari posisi yang sejajar dengan menjepit benda kerja pada titik
pertengahannya. Lalu potong benda kerja yang panjang menjadi dua bagian
23
d. Ukurlah panjang benda kerja yang akan dipotong kembali menggunakan
mistar baja. Dan pada job ini membutuhkan benda kerja sepanjang 77 mm
,namun untuk mecari aman, kita melebihi 1 mm sehingga panjnagnya 78
mm, untuk pengerjaan selanjutnya, yaitu pengikiran rata.
e. Potong benda kerja yang sudah di ukur dan ditandai dengan gergaji. Posisi
menggerggaji yang benar , pada tangan kanan memegang tangkaigergaji ,
pada tangan kiri pegang ujung gergaji. Posisi kaki kiri di depan dan posisi
kaki kanan di belakang. Gerakan gergaji perlahan untuk memberika alur
terlebih dahulu pada benda kerja , setelah mendapat alur , tambahakan
tekanan dan power saat menggergaji. Berilah tekanan dan power saat arah
gergaji maju namu saat gergaji mundur tariklah dengan tanpa tekanan dan
power.
24
benda kerja seperti plat, kain , dsb untuk melindungi bagian benda kerja
yang terjepit pada ragum
c. Kikir bagian benda kerja dengan tekana dan kecepatan yang tetap. Posisi
tangan kanan memegang tangkai kikir dan posisi tangan kiri memegang
ujung kikir. Lalu gerak kikir maju dan mundur. Saat maju beri penekanan
namun saat mundur tarik tanpa penekanan, dan saat pengikiran usahakan
posisi kikir sejajar agar tidak terjadi pencembungan.
b. Jepit benda kerja pada ragu dalam keadaan sejajar dan siku, agar hasilnya
maksimal. Usahakan sebelum dipasang pada ragum, beri pelindung pada
25
benda kerja seperti plat, kain , dsb untuk melindungi bagian benda kerja
yang terjepit pada ragum
c. Kikir bagian benda kerja dengan tekana dan kecepatan yang tetap. Posisi
tangan kanan memegang tangkai kikir dan posisi tangan kiri memegang
ujung kikir. Lalu gerak kikir maju dan mundur. Saat maju beri penekanan
namun saat mundur tarik tanpa penekanan, dan saat pengikiran usahakan
posisi kikir sejajar agar tidak terjadi pencembungan
26
c. Ambil jangka sorong dan beri tanda sesuai pada gambar job . tandai
dengan penggores (dalam hal ini menggunakan daun gergaji bekas) gores
sedikit demi sedikit sambil benda kerja diputar sehingga garis tersebut
melingkar. Ukur dengan panjang yang berbeda sampai smau ukuran batas
panjang pengerjaan tergaris pada benda kerja.
27
jangka sorong. Buatlah garis sepanjnag 18 mm pada plat menggunakan
penggores , lalu buatlah lingkaran dengan jangka. Usahakan posisi titik
tengah tidak berubah sehingga hasil lingkaran tidak melebihi diameter 36
mm.
c. Lalu gunting menjadi dua bagian. Usahakan untuk menggunting plat
menjadi dua baigan yang simetris agar dapat menghasilkan mal yang
presisi
d. Kikirlah setengah lingkaran tersebut sehigga membentuk radius luar.
Dalam pengikiran gunakan kikir bulat untuk membentuk setengah
lingkaran
e. Ukurlah diameter radius luar tersebut dengan jangka sorong. Apabila
ukuran belum 36 mm, maka kikir kembali dengan perlahan-lahan dan hati-
hati, hingga ukuran mecapai 36 mm.
28
d. Setelah bagian pertama sudah jadi, kikirlah area lain yang juga akan
dibuat radius dalam, untuk prosesnya sama dengan sebelumnya. Dan juga
dalam posisi tangan dan kaki masih sama dengan pengikiran rata.
29
13. Pengecekan Ukuran Radius Dalam dengan
Mal
a. Lepas benda kerja dari ragum, kemudian
bersihkan bram-bram yang masih
menempel pada benda kerja
b. Tempelkan mal pada bagian radius luar , dan apabila terdapat celah
terbuka atau ada sedikit cahaya, maka harus dikikir lagi sampai
permukaannya tertutup semua oleh mal. Pada pengerjaan kikir radius luar,
usahakan tidak mengikir bagian tengahnya, untuk menghindari
berkurangnya ukuran panjang benda kerja tang awalnya 77 mm menjadi
kurang dari 77 mm atau bahkan tidak masuk dalam toleransi
c. Perlu diingat, saat mengukur mal. Usahakan ditempat yang terang agar
pengukuran radius tidak terjadi kesalahan.
30
15. Pengeboran Benda Kerja
a. Siapkan benda kerja, dan bersihkan dari beram-
beram yang masih menempel pada benda kerja.
Dan
sekaligus untuk melapisi benda kerja dengan kain
untukmelindungi benda kerja dari jepitan ragum.
b. Siapkan ragum dan kemudian pasang pada meja bor
beridiri lalu kecangkan. Pastikan dalam keadaan kencang dan sejajar, agar
ragum tidak bergeser akibat getaran dari mesin bor.
c. Pasang mata bor 5 mm pada mesin bor. Usahakan untuk memasangnya
dengan keadaan kencang dan sejajar.
d. Pasang benda kerja pada ragum lalu gunakan penyiku untuk emnsejajarkan
antara lubang titik dengan mata bor. Kemudain kencangkan ragum agar
benda kerja tidak terlepas dari ragum
e. Hidupkan mesin bor kemudian mulai dengan mengebor. Saat mulai
mngebor , jangan lupa untuk memberika pelumas / oli pada mata bor yang
bertujuan sebagai pendingin. Sehingga mata bor akan tahan lama dan
tidak mudah patah.
f. Setelah, mata bor 5 mm ganti dengan mata bor 8 mm dan yang
terakhir mata bor 10 mm. Dan jangan lupa untuk pendingin selama
proses pengeboran.
g. Setelah selesai mengebor, matika mesin, lepaskan mata bor lalu kemudian
lepaskan benda kerja . dan jangan lupa mempersihkan bram-bram besi
yang masih terdapat pada mesin bor.
31
c. Kmuddian kikir bagian permukaan lubang yang baru saja dibor dengan
kikir halus. Kikirlah sampai terak-terak besi sekitar lubang hilang. Begitu
pula luabg dibawah nya jangan smapai lupa untuk dibersihkan.
d. Kikir bagian permukaan lain , mulai dengan permukaan rata, dua radius
dalam dan radius luar dengan menggunakan kikir halus juga. Dalam hal
ini, saat proses pengikiran, tanpa ada penekanan. Penggunaan kiir halus
bertujuan untuk membuat permukaan benda kerja yang dikikir lebih halus,
tidak untuk mengurangi ukuran benda kerja.
e. Dan apabila sekiranya ada ujung-ujung benda kerja yang masih tajam
dapat dikikir dengan menggunakan kikir halus.
32
3.3 Praktikum Pembuatan Gagang Palu
3.3.1 Alat
a. Gergaji
b. Jangka sorong
c. Mistar Baja
d. Kikir Kasar
e. Kikir Halus
f. Sikat Baja
g. Penitik
h. Palu besi
i. Oli
j. Mata Bor 5 mm, 8 mm, 10 mm
k. Tap M12 X 1,75
l. Sney ukuran M12 X1,75
3.3.2 Bahan
a. Bahan yang digunakan adalah besi pejal dengan panjang 90 mm
b. Bahan yang digunakan adalah besi pejal dengan panjang 135 mm
33
3.3.3 Langkah Kerja
1. Pemotongan Benda Kerja
a. Siapkan benda kerja yang akan dipotong.
b. Pilihlah benda kerja dalam keadaan bagus
dan tidak berkarat. Apabila ada karatnya,
bersihkan dengan amplas atau dengan
minya tanah. Lalu keringkan dengan lap yang kering
c. Jepit benda kerja ke ragum untuk dipotong. Apabila benda kerja terlalu
panjang, cari posisi yang sejajar dengan menjepit benda kerja pada titik
pertengahannya. Lalu potong benda kerja yang panjang menjadi dua
bagian.
d. Ukurlah panjang benda kerja yang akan dipotong kembali menggunakan
mistar baja. Dan pada job ini membutuhkan benda kerja sepanjang 90 mm
,namun untuk mecari aman, kita melebihi 3 mm sehingga panjnagnya 93
mm, untuk pengerjaan selanjutnya, yaitu pengikiran rata.
e. Potong benda kerja yang sudah di ukur dan ditandai dengan gergaji.
Posisi menggerggaji yang benar , pada tangan kanan memegang tangkai
gergaji , pada tangan kiri pegang ujung gergaji. Posisi kaki kiri di depan
dan posisi kaki kanan di belakang. Gerakan gergaji perlahan untuk
memberika alur terlebih dahulu pada benda kerja , setelah mendapat alur ,
tambahakan tekanan dan power saat menggergaji. Berilah tekanan dan
power saat arah gergaji maju namu saat gergaji mundur tariklah dengan
tanpa tekanan dan power.
34
c. Kikir bagian benda kerja dengan tekana dan kecepatan yang tetap. Posisi
tangan kanan memegang tangkai kikir dan posisi tangan kiri memegang
ujung kikir. Lalu gerak kikir maju dan mundur. Saat maju beri penekanan
namun saat mundur tarik tanpa penekanan, dan saat pengikiran usahakan
posisi kikir sejajar agar tidak terjadi pencembungan.
35
d. Ukurlah panjang benda kerja yang akan dipotong kembali menggunakan
mistar baja. Dan pada job ini membutuhkan benda kerja sepanjang 135
mm ,namun untuk mecari aman, kita melebihi 2 mm sehingga panjnagnya
137mm, untuk pengerjaan selanjutnya, yaitu pengikiran rata.
e. Potong benda kerja yang sudah di ukur dan ditandai dengan gergaji.
Posisi menggerggaji yang benar , pada tangan kanan memegang tangkai
gergaji , pada tangan kiri pegang ujung gergaji. Posisi kaki kiri di depan
dan posisi kaki kanan di belakang. Gerakan gergaji perlahan untuk
memberika alur terlebih dahulu pada benda kerja , setelah mendapat alur ,
tambahakan tekanan dan power saat menggergaji. Berilah tekanan dan
power saat arah gergaji maju namu saat gergaji mundur tariklah dengan
tanpa tekanan dan power.
36
6. Pemberian Tanda Untuk Pengeboran.
a. Siapkan benda kerja yang akan ditandai dengan
penitik. Sebelum menitik, carilah bagian tengan
benda kerja yang sekiranya permukaannya rata.
b. Lalu dengan menggunakan ekor jangka sorong,
cari
titik tengah dengan diameter benda dibagi tandai
terlebih dahulu dengan penggores. Lalu, kemudian dititik dengan penitik
dan palu, sehingga kita dapat mengetahui posisi mana kita akan mengebor.
37
e. Setelah selesai mengebor, matika mesin, lepaskan mata bor lalu kemudian
lepaskan benda kerja . dan jangan lupa mempersihkan bram-bram besi
yang masih terdapat pada mesin bor.
38
a. Siapkan benda kerja yang akan ditap. Pasang
benda
kerja pada ragum secara tegak lurus dan pastikan
untuk melapisi benda kerja dengan pelindung
agar
tubuh benda kerja tidak luka
b. Untuk permulaan . tap lah benda kerja denagn tap
nomer 1 secara perlahan-lahan dan harus dalam kondisi lurus atau
tegak lurus karena sebagai jalan awalan ulir. Apabila sudah masuk
beberapa mili, kemudian kembalikan kira-kira setengah putaran
berlawan arah, lalu ulangi berkali-kali sampai pengetapan keluar dari
lubang. Dan dalam pengetapan berikan pelumas berupa oli untuk
memudahkan proses pengetapan.
c. Kemudian gunakan tap yang nomer dua yang tapnya lebih pendek.
Proses dan prosedurnya sama dengan pengetapan tahap awal. Dan
jangan lupa memberikan oli untuk membuang bram besi yang masih
tertinggal.
d. Lalu untuk tahap akhir , taplah dengan tap nomer 3 yang bertujuan
untuk menghaluskan jalan ulir agar ssat digunakan mendapatkan hasil
yang maksimal. Ulangi terus menerus sampai ulir tidak seret atau
lancar mutarnya.
39
c. Dalam hal ini , buat ulir dengan sney untuk bagian sney yang panjangnya
ulir 25 mm. Sebagai permulaan , tekan sney dengan lurus. Atau tegak lurus
dan sejajar agar hasil sney tidak miring.
d. Dan apabila sudah ,memakan beberapa mili, putarlah sekitar setengah
putaran berlawanan arah , lalu kembalikan lagi dan sney lagi secara
perlahan-lahan, dan balik lagi. Lakukan lagi sampai panjang ulir 25 mm.
Dan saat menyeney , jangan lupa untuk memberikan pelumas (oli) untuk
memudahkan penyeneyan.
e. Apabila sudah, ulangi dari awal sampai jalan ulir benar-benar lancar.
40
kotoran dan bram-bram besi yang masih
melekat.
b. Jepit benda kerja pda ragum , namun sebelum itu beri lapisan pelindung
pada bagian tubuh benda kerja seperti plat ataupun kain. saat memasang
benda kerja untuk bagian segi enam yang akan dikerjakan harus dalam
keadaan diluar jangkauan jepitan ragum. Ini untuk menghindari agar saat
pengikiran nanti tidak terkena ragum
c. Sebelum mengikir , buat terlebih dahulu mal segi enam pada bagian
penampang benda kerja. Lalu kikirlah menurut bentuk yang sudah kita
buat. Setiap selesai kikir, cek kembali ukuran segi enam dengan ukuran 16
mm.
41
menempel, bersihkan terlebih dahulu
menggunakan lap keing
b. Jepit benda kerja pda ragum , namun sebelum itu beri lapisan pelindung
pada bagian tubuh benda kerja seperti plat ataupun kain. saat memasang
benda kerja untuk bagian segi enam yang akan dikerjakan harus dalam
keadaan diluar jangkauan jepitan ragum. Ini untuk menghindari agar saat
pengikiran nanti tidak terkena ragum
c. Kikirlah permukaan yang dikeling dengan kikir halus. Dalam hal ini,
pengikiran yang dilakukan tanpa pemberian penekanan. Kikirlsh sampai
tidak ada batas antara pengelingan dengan kepala palu.
42
16. Finishing
a. Siapkan benda kerja yang akan
difinishing. Finishing dalam hal ini adalah
dengan menghaluskan bagian-bagian
pinggir yang tajam.
b. Dan juga dalam hal ini , beri chamfer 2x450 pada bagian segi enam dengan
dikikir halus. Perhatikan agar dalam pembuatan chamfer tidak terlalu
banyak dalam pengurangan.
c. Bersihkan palu dan semua bagian lain dan namai benda kerja
3.4.1 Alat
a. Mistar Baja
b. Gunting Plat
43
c. Palu Besi
d. Jangka Sorong
e. Palu Teflon
f. Gergaji Besi
g. Kikir Kasar
h. Kikir Halus
i. Penggores
j. Penggaris
k. Tang
l. Mata Bor 4 mm
m. Penitik
3.4.2 Bahan
a. Dua buah plat dengan panjang 60 mm dan lebar 40 mm
b. Pin Engsel 5 mm
3.4.3 Langkah Kerja
1. Menggambar Pola pada Plat
a. Ambil plat besar, dan cek terlebih dahulu .
apakah plat dalam keadaan baik atau
buruk. Lalu bersihkan plat, apabila dalam
keadaan kotor, untuk menghindari
kesalahan dalam menggambar.
b. Lalu, gambar pola pada plat sesuai dengan job yang diminta. Gambar pola
dapat menggunakan mistar baja senagai patokan ukur dan penggores
sebagai penanda. Sebelum menggambar , cek dahulu mistar baja dan
penggores. Apakah dalam keadaan bagus atau tidak. Dalam hal ini,
ukuran saat dugambar dapat dilebihkan (61 mm x 41 mm), untuk menjaga
ukuran tidak kurang saat pemotongan.
44
Namun sebelum menggunting cek terlebih
dahulu apakah gunting plat masih tajam atau tumpul. Untuk
diperhatikan lagi, tetap menggunakan peralatan K3.
b. Setelah dipotong, cek kembali dengan menggunakan jangka sorong baik
panjang maupun lebarnya, apakah ukuran dari satu tepi ke tepi lain sejajar
atau tidak.
45
5. Pengelingan Pin Engsel
a. Dalam pengelingan engsel ini,
menggunakan paku dengan diameter 5
mm. Sebelum dibuat keling, potong
bagian kepala palu dan gergaji paku
tersebut dengan ukuran panjang 65 mm.
b. Setelah digergaji, jepit paku ke ragum. Sebelum dijept, seperti biasanya
lapisi benda kerja dengan kain agar permukaan yang dijepi tidak lecet.
Lalu kencangkan ragum.
c. Pukul-pukul paku dengan menggunkan palu besi, sampai permukaan paku
melebar dan menyerupai keling. Setelah dikeling, begitu juga dengan
permukaan bawah paku. Kelinglah dengan cara atau proses yang sama.
7. Pengikiran Plat
a. Siapkan plat yang sudah dipotong
polanya, dan apabila ada kotoran
dibersihkan terlebih dahulu dengan lap
kering.
46
b. Jepit plat yang pertama pada ragum. Lapisi plat dengan kain untuk
melindungi permukaan plat agar tidak rusak akibat jepitan ragum.
c. Lalu, kikirlah plat sekaligus membuat dan mengecek kembali ukuran –
ukuran panjang pola. Adapun ukuran pola nya adalah 15 mm,30 mm, 15
mm.
d. Setelah mengikir, lepaskan plat dari jepitan ragum. Bersihkan bram-bram
yang masih menempel pada plat.
e. Untuk plat yang kedua, juga sama walaupun polanya berbeda. Kikirlah
sesuai pola yang digambar. Untuk ukuran tetap sama, yaitu 15 mm, 30
mm, 15 mm. Setelah di kikir, ukur kembali panjang-panjangnya dengan
jangka sorong.
47
g. Setelah semua bagian plat menekuk secara menyeluruh, cek kembali.
Apabila ada bagian yang kurang rapi dan dirapikan dengan palu teflon atau
dengan menggunakan tang.
48
gunakna mata bor dengan diameter 4 mm. Pasang mata bor ke mesin bor,
pastikan terpasang dengan kuat dan kencang.
c. Jepit engsel yang sudah jadi, dengan menggunakan tang saja.. karena bila
dijepit dengan ragum, maka yang ditakutkan engel yang kita dijepi akan
bengkok dan saat di bor , engsel akan rusak.
d. Borlah ke setiap titik-titik yang akan dibor. Sebelum di bor, tepatkan mata
bor dengan titik yang akan dibor lalu borlah sampai plat berlubang. Untuk
yang diperhatikan, saat mengebor plat yang kita jepit dengan tang, harus
dijepit dengan kencang dan kuat. Agar lubang yang dihasilkan tidak
melenceng dari jarak yang sudah ditentukan. Ulangi langkah-langkah
tersebut ke semua lubang.
e. Setelah semua lubang sudah dibor, bersihkan permukaan bekas bor dengan
menggunakan kikir halus. Pastikan untuk semua permukaan lubang baik
didepan maupun dibelakang , tidak ada bekas bor lagi.
11. Finishing
a. Siapkan plat yang sudah dibor dan sudah
di bersihkan bramnya. Pastikan tidak
kotoran atau bram-bram yang masih
menempel.
b. Dalam hal finshing ini, cek semua bagian-bagian engsel yang serasa masih
kasar. Kikirlah bagian-bagian kasar tersebut sampai halus. Dan juga untuk
mengecek ke semua bagian seperti sudut-sudut engsel. Apabila sudut-
sudutnya masih tajam dapat dibuat radius keciul dengan cara menggesek-
gesek kecil sampai radius terlihat.
c. Untuk bagian lengkungan plat, bisa dicek kembali. Apabila ada bagian-
bagian yang kurang masih rapi bisa di rapikan dengan tang.
49
BAB 4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dalam praktikum pembentukan daar atau praktik kerja bangku dan
plat, hal yang menjadi kunci atau poin penting adalah ketelitian/kejelian,
kesabaran, ketekunan, dan manajemn pengerjaan yang teratur. Tanpa ada
semua itu maka benda kerja yang akan kerjakan tidak menghasilkan
benda yang presisi.
Dalam hal ini juga melatih kita untuk membuat alat ukur yaitu mal
baik mal radius dalam dan mal radius luar. Disini melatih kepresisian
dalam mengerjakan alat ukur. Dan juga dalam praktek kerja bangku dan
plat ini, melatih kita untuk soal membaca alat ukur, baik jangka sorong
maupun mistar baja. Sehingga praktikum pembentukan dasar ini melatih
pearasaan atau feeling mengenai permesinan itu sendiri.
4.2.Saran
Saran utnuk penulis untuk kesempatan ini, dalam hal ala-alatnya.
Sebaiknya alat-alat yang sudah tidak tajam, atau alat-alat ukur yang sudah
presisi misal kikir yang sudah tumpul, gergaji yang sduah tumpul, jangka
sorong yang sudah tidak presisi, dan lain-lain untuk segera diganti yang
baru agar memudahkan para mahasiswa yang akan praktek kerja bangku.
50
DAFTAR PUSTAKA
Ambiyar, dkk. 2008. Teknik Pembentukan Plat Jilid 2 untuk SMK. Jakarta :
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan
Nasional
Amin. 2014. ”Artikel Teknik Mesin”. From http://www.teknikmesin.org/ragum/
diakses pada tanggal 07 Oktober 2015
George Love, Harum,AR. Teori dan Praktek Kerja Logam. Erlangga, Surabaya
1986.
Roembai. 2013 . “Cara Pengoperasian Mesin Bor (Drill Press Machine)”. From
https://roembai.wordpress.com/2013/10/15/cara-pengoperasian-mesin-bor-
drill-press-machine/ diakses pada tanggal 09 Oktober 2015
Sumantri. 1989. Teori kerja bangku. Jakarta. Departemen pendidikan dan
kebudayaan direktorat jenderal pendidikan tinggi proyek pengembangan
lembaga pendidikan tenaga kependidikan.
Sumbodo, W., dkk. 2008. Teknik Produksi Mesin Industri untuk SMK Jilid 1.
Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen
Pendidikan Nasional.Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan.
Sutarna I. 2013. Analisis Ketinggian Ragum Terhadap Beban Kerja Mahasiswa
Praktek Kerja Bangku Di Bengkel Teknologi Mekanik Politeknik Negeri
Bali. Jurnal Logic Vol 13 : Politeknik Negeri Bali
51