NIM : 5172131008
FAKULTAS TEKNIK
b)
c)
Daerah I : Bagian pembangkitan (Generation)
Daerah II : Bagian penyaluran (Transmission) , bertegangan tinggi
(HV,UHV,EHV)
Daerah III : Bagian Distribusi Primer, bertegangan menengah (6 atau
20kV).
Daerah IV : (Di dalam bangunan pada beban/konsumen),
Instalasi, bertegangan rendah
Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik besar dengan tegangan
dari 11 kV sampai 24 kV dinaikan tegangannya oleh gardu induk dengan
transformator penaik tegangan menjadi 70 kV ,154kV, 220kV atau 500kV
kemudian disalurkan melalui saluran transmisi. Dari saluran transmisi,
tegangan diturunkan lagi menjadi 20 kV dengantransformator penurun
tegangan pada gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan
tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan oleh saluran distribusi primer. Dari
saluran distribusi primer inilah gardu-gardu distribusi mengambiltegangan
untuk diturunkan tegangannya dengan trafo distribusi menjadi sistem
tegangan rendah, yaitu 220/380 Volt. Selanjutnya disalurkan oleh saluran
distribusi sekunder ke konsumen-konsumen.
3. 1. Rugi daya
Perhitungan rugi daya dilakukan pertama-tama pada bagian sistem yang
datanya sudah diketahui dengan pasti seperti saluran transmisi dan distribusi.
Untuk bagian lainnya seperti transformator dan generator yang dikarenakan
tidak adanya data pengujian, rugi daya dapat dihitung dengan teliti hanya oleh
perancangnya saja, karena ia yang mengetahui seluk beluk mengenai
komponen tersebut yang mencakup berat, kualitas, rugi besi, rapat fluks, dan
sebagainya dan juga penghantara tembaganya yang meliputi penampang,
kerapatan arus, dan sebagainya.
2. Rugi Energi
Dengan menetukan rugi/susut energi pada saluran distribusi, cara yang
dilakukan oleh bebrapa perusahaan listrik adalah membandingkan energi
yang disalurkan oleh gardu induk dan energi yang terjual dalam selang waktu
tertentu, misalnya setahun.
3. rugi tembaga dan rugi kuadran bebas
Rugi tembaga atau rugi-rugi lainnya berbanding lurus dengan kuadrat
beban dan dengan adanya kurva beban versus waktu atau kurva lamanya
pembebanan, maka dapatlah dibuat kurva rugi daya/waktu atau kurva
lamanya rugi daya dimana setiap ordinatnya berbanding lurus dengan kuadrat
setiap ordinat.kurva bebannya. Dari kurva lamnya rugi daya, dapat pula
ditentukan rugi daya rata-ratanya selama periode tersebut. Luas dari kurva
lamanya rugi daya merupakan rugi energi selama periode tersebut. Jadi rugi
daya rata-rata = rugi energi selama periode tersebut/lamnya periode tersebut.
4. Rugi-rugi yang konstan, rugi besi dan sebagainya
Besaran dari rugi daya konstan seperti rugi besi, rugi bantalan, gesekan
dan gesekan anginpada ujung belitan dan sebagainya untuk bermacam
bagian dari system tenaga biasanya diketahui dari hasil pengujian maupun
pengujian di lapangan. Rugi energi yang konstan ini dapat dihitung dengan
mengalikan konstanta rugi dayannya dengan jumlah jam dari selang yang
diamati.
5. Rugi-rugi yang tidak langsung sebagai fungsi dari beban
Rugi pada turbin hidrolik, turbin uap dan bagian-bagian lainnya dari sistem
tenaga ada yang berbanding lurus dengan kuadrat beban dan ada pula yang
konstan. Bentuk kurva dari rugi versus beban untuk tipe pembangkit yang
berlainan variasinya satu sama lain cukup besar, sehingga tidak mungkin
membuat perhitungan rugi energi sederhana dengan menggunakan faktor
tersebut di atas untuk rugi tembaga. Secara umum bentuk kurva dari rugi daya
versus beban dapat dibuat dari kurva effesiensi versus beban dan bial kurva
beban harian atau bulana diketahui, diutamakan dari kurva lamanya
pembebanan, maka kurva rugi daya/waktu dapat dibuat.
4. 1.Tiang
Berfungsi Untuk meletakkan penghantar serta perlengkapan system
seperti transformator, Fuse, isolator, arrester, recloser dan sebagainya. Tiang
dibagi menjadi 3 jenis yaitu tiang kayu, besi dan beton sesuai dengan fungsi
bawah tanah.
2.Penghantar
Berfungsi sebagai penyalur arus listrik dari trafo daya pada gardu induk
ke konsumen. Kebanyakan penghantar yang digunakan pada sistem distribusi
3.Kapasitor
Berfungsi untuk memperbesar factor daya pada system penyaluran.
4.Recloser
Berfungsi untuk memutuskan saluran secara otomatis ketika terjadi
gangguan dan akan segera menutup kembali beberapa waktu kemudian
sesuai dengan setting waktunya. Biasanya alat ini disetting untuk dua kali
bekerja, yaitu dua kali pemutusan dan dua kali penyambungan . Apabila
hingga kerja recloser yang kedua keadaan masih membuka dan menutup,
berarti telah terjadi gangguan permanen.
5.Fuse
Berfungsi untuk memutuskan saluran apabila terjadi gangguan beban lebih
maupun adanya gangguan hubung singkat.
6.PMT
Berfungsi untuk memutuskan saluran secara keseluruhan pada tiap out put.
Pemutusan dapat terjadi karena adanya gangguan sehingga secara otomatis
PMT akan membuka ataupun secara manual diputuskan karena adanya
pemeliharaan jaringan.
7.Tansformator
Berfungsi untuk menurunkan level tegangan sehingga sesuai dengan
tegangan kerja yang diinginkan
8.Isolator
Berfungsi untuk melindungi kebocoran arus dari penghantar ke tiang
maupun ke penghantar lainnya.
9. Lightning Arrester
Digunakan untuk pengamanan SUTM terhadap gangguan tegangan lebih
surja petir.
10. Kabel SUTM 20 kV
Berfungsi untuk menyalurkan tegangan menengah 20kV.
11. Kabel SUTR 220/380 V
Berfungsi menyalurkan tegangan rendah 220/380 V.
12. Travens
Digunakan untuk tempat sangkutan atau dudukan isolatorsehingga dapat
memisahkan penghantar/fasa yang satu dengan yang lain pada jarak yang
diizinkan.