Anda di halaman 1dari 30

LAMPIRAN A

LANGKAH-LANGKAH SIMULASI DENGAN

PROGRAM ANSYS V8.0

Dalam lampiran ini akan dibahas langkah-langkah yang dilakukan dalam


menggunakan program ANSYS untuk keperluan simulasi pada tulisan ini.
Langkah-langkah ini diusahakan akan dibuat sedetail mungkin, mulai dari
mempersiapkan gambar struktur, memasukkan beban, serta membaca hasil
keluaran dari program ANSYS tersebut. Uraian dari langkah-langkah tersebut,
yaitu:

A. Fase PREPROCESSING: Memasukkan Data Struktur

1. Mengganti direktori folder penyimpanan data input dan output.


Utility Menu > File > Change Directory ...

2. Memberikan nama file yang akan disimpan.


Utility Menu > File > Change Jobname ...

3. Memberikan judul pekerjaan.


Utility Menu > File > Change Title ...

4. Mengubah tipe analisa menjadi struktural dan termal.


Main Menu > Preferences > Beri tanda ; pada
structural dan thermal > OK

5. Memasukkan tipe elemen. Karena dalam tulisan ini hanya digunakan


elemen rangka (truss) dan balok secara 3 dimensi, maka dipilih
elemen LINK8 (truss) dan BEAM4 (balok).

113
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
Preprocessor > Element Type > Add/Edit/Delete > Add >
Structural Mass > Link > 3D Spar 8 > OK
Preprocessor > Element Type > Add/Edit/Delete > Add >
Structural Mass > Beam > 3D Elastic 4 > OK
> CLOSE

6. Memasukkan data geometri dari tiap profil baja yang digunakan.


Preprocessor > Real Constant > Add/Edit/Delete > Add >
2
LINK8 > Masukkan data AREA (m ) > OK
Preprocessor > Real Constant > Add/Edit/Delete > Add >
2 4 4
BEAM4 > Masukkan data AREA (m ), IZZ (m ), IYY (m ),

TKZ (m), TKY (m) > OK


> CLOSE

7. Mengganti unit temperatur.


Preprocessor > Material Props > Temperature Units >
Celcius > OK

8. Memasukkan data massa jenis material.


Preprocessor > Material Props > Material Models >
Structural > Density > Masukkan nilai massa jenis
3
material (DENSITY - kg/m ) > OK

9. Memasukkan data modulus elastisitas dan poisson’s ratio.


Preprocessor > Material Props > Material Models >
Structural > Linear > Elastic > Isotropic > Masukkan
2
nilai modulus elastisitas (EX - kg/m ) dan poisson’s
ratio (PRXY) > OK
(gunakan TAB “Add Temperature” untuk memasukkan nilai
modulus elastisitas dan poisson’s ratio pada keadaan suhu tertentu)

10. Memasukkan data koefisien perpanjangan termal material.


Preprocessor > Material Props > Material Models >
Structural > Thermal Expansion > Secant Coefficient >
Isotropic > Masukkan nilai koefisien perpanjangan
-1
termal (ALPX - °C ) > OK

11. Memasukkan data hubungan tegangan-regangan (stress-strain)


nonlinear material.

114
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
Preprocessor > Material Props > Material Models >
Structural > Nonlinear > Inelastic > Rate Independent
> Isotropic Hardening Plasticity > Mises Plasticity >
Multilinear > Masukkan nilai hubungan Tegangan (STRESS
2
- kg/m ) dan Regangan (STRAIN) > OK

(gunakan TAB “Add Temperature” untuk memasukkan nilai


hubungan tegangan dan regangan pada keadaan suhu tertentu serta
“Add Point” untuk menambah titik input hubungan tegangan dan
regangan)

12. Memasukkan data konduktifitas termal material.


Preprocessor > Material Props > Material Models >
Thermal > Conductivity > Isotropic > Masukkan nilai
konduktifitas termal (KXX - Watt/m-C) > OK

(gunakan TAB “Add Temperature” untuk memasukkan nilai


konduktifitas termal pada keadaan suhu tertentu)

13. Memasukkan data kapasitas panas material.


Preprocessor > Material Props > Material Models >
Thermal > Specific Heat > Masukkan nilai kapasitas
panas (C - J/kg-C) > OK

(gunakan TAB “Add Temperature” untuk memasukkan nilai


kapasitas panas pada keadaan suhu tertentu)

14. Memasukkan data koordinat nodal (nantinya digunakan untuk


mendefinisikan letak elemen, dimana sebuah elemen, baik LINK8
atau BEAM4, akan menghubungkan 2 nodal).
Preprocessor > Modeling > Create > Nodes > In Active
CS > Masukkan nomor nodal serta koordinatnya (X,Y,Z -
m) > Apply > Ulangi masukkan nomor nodal serta
koordinatnya sampai semua nodal terdata > OK

15. Memasukkan data elemen.


Langkah 1. Setiap akan memasukkan data nomor elemen dan dua
nodal yang dihubungkannya, harus ditentukan data-data seperti
Element Type, Real Constant dan Material Number dari elemen

tersebut. Cara menentukanya dengan melakukan hal berikut:

115
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
Preprocessor > Modeling > Create > Elements > Elem
Attributes > Tentukan nomor urut Tipe Elemen, Real
Constant, dan Material Number dari elemen tersebut >
OK
Langkah 2. Selanjutnya adalah menentukan nomor elemen dan data
dua nodal yang dihubungkannya. Hal tersebut dilakukan dengan cara
seperti berikut:
Preprocessor > Modeling > Create > Elements > User
Numbered > Thru Nodes > Masukkan nomor elemen > OK >
Masukkan dua nomor nodal yang dihubungkan (Nodal-
1,Nodal-2) > OK
(Setiap akan memulai memasukkan elemen dengan bentuk profil,
jenis material, ataupun tipe elemen yang berbeda, maka harus
mengulang dari langkah 1)

16. Memasukkan data-data nodal yang bertipe pin joint dengan


melakukan End Releases.
Preprocessor > Loads > Load Step Opts > Other > End
Releases > On Picked Node > Masukkan nomor-nomor nodal
yang bertipe pin joint > OK > Released DOF’s, up to 4 >
Ball Joint (Ignore Others) > OK

B. Fase SOLUTION: Memasukkan Data Beban dan


Menjalankan Perhitungan pada Program ANSYS

1. Menentukan tipe analisa struktur yang dilakukan.


Solution > Analysis Type > New Analysis > Transient >
OK > Full > OK

2. Mempersiapkan kondisi kontrol solusi (solution controls)


pembebanan dan perletakan loadstep 1.
Solution > Analysis Type > Sol’n Controls > Pada layar
yang muncul, isi dengan:
PADA TAB BASIC
a. Analysis Options > Large Displacement Transient
b. Time Control
Time At End of Loadstep > 1
Automatic Time Stepping > On
Number of Substeps > 100
Max No. Of Substeps > 1000

116
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
Min No. Of Substeps > 50
c. Write Items to Results File
Frequency > Write every Nth Substep
Where N= > 1
PADA TAB TRANSIENT
Full Transient Options > Ramped Loading
PADA TAB NONLINEAR
a. Line Search > On
b. Maximum Number of Iterations > 1000
PADA TAB ADVANCED NL
Program Behavior upon Nonconvergence > Terminate but
Do Not Exit
> OK

3. Menentukan Perletakan.
Solution > Define Loads > Apply > Structural >
Displacement > On Nodes > Masukkan Nomor-nomor nodal
yang menjadi perletakan (Nodal-1,Nodal-2,Nodal-n) > OK
> DOFs to be Constrained (UX,UY,UZ) > Displacement
Value > 0 (Nol) > OK

4. Memasukkan beban gravitasi (berat sendiri).


Solution > Define Loads > Apply > Structural > Inertia
> Gravity > Pada Global Cartesian Z-comp > 1 > OK

5. Memasukkan beban nodal (Perkerasan beton atau Beban Truk).


Solution > Define Loads > Apply > Structural >
Force/Moment > On Nodes > Masukkan Nomor-nomor nodal
yang mengalami beban nodal tambahan (Nodal-1,Nodal-
2,Nodal-n) > OK > Masukkan nilai beban nodal (kg) > OK

6. Memasukkan beban suhu awal (30 °C) loadstep 1.


Suhu merata (Uniform Temperature).
Solution > Define Loads > Settings > Uniform Temp > 30
> OK
Suhu referensi peregangan elemen (Reference Temperature).
Solution > Define Loads > Settings > Reference Temp >
30 > OK

7. Menulis data-data kondisi pembebanan dan kontrol solusi pada file.


Solution > Load Step Opts > Write LS File > 1 > OK

117
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
8. Mempersiapkan kondisi kontrol solusi (solution controls)
pembebanan dan perletakan loadstep 2.
Solution > Analysis Type > Sol’n Controls > Pada layar
yang muncul, yang diganti hanya bagian waktu:
PADA TAB BASIC
Time At End of Loadstep > 90
Automatic Time Stepping > On
Number of Substeps > 500
Max No. Of Substeps > 5000
Min No. Of Substeps > 250
> OK

9. Memasukkan beban termal pada elemen-elemen yang mengalami


kenaikan suhu.
Solution > Define Loads > Apply > Structural >
Temperature > On Elements > Masukkan Nomor-nomor
elemen yang mengalami beban termal (Elemen-1,Elemen-
2,Elemen-n) > OK > Masukkan nilai beban termal (°C) >
OK

10. Menulis data-data kondisi pembebanan dan kontrol solusi pada file.
Solution > Load Step Opts > Write LS File > 2 > OK
(Jika terdapat loadstep selanjutnya, maka cukup dilakukan dengan
mengulang dari langkah-8 hingga langkah-10)

11. Menjalankan proses perhitungan pada ANSYS.


Solution > Solve > From LS Files > Pada layar yang
muncul >
Starting LS file number > 1
Ending LS file number > 2
File number increment > 1
> OK

12. Karena proses perhitungan dilakukan dengan menggunakan


beberapa loadstep dan sejumlah substep, maka proses ini akan cukup
memakan waktu. Setelah perhitungan selesai akan terdapat pesan
pada layar yang muncul.
Solution Is Done! > Close

118
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
C. Fase POSTPROCESSING: Melihat Hasil Perhitungan

1. Menentukan titik letak pembacaan hasil (pada waktu ke-sekian).


General Postproc > Read Results > By Time/Freq > Pada
layar yang muncul >
Value of time or freq > Masukkan waktu yang diinginkan
Results at or near TIME > Near TIME value
> OK

2. Menampilkan data perpindahan nodal.


General Postproc > List Results > Nodal Solution >
Item to be listed > DOF Solution > All DOFs DOF > OK

3. Menampilkan bentuk (hasil plot) gambar deformasi yang terjadi.


General Postproc > Plot Results > Deformed Shape >
Items to be plotted > Def + undeformed > OK

4. Menampilkan data reaksi perletakan


General Postproc > List Results > Reaction Solu > Item
to be listed > All Items > OK

5. Menampilkan data pembebanan yang terdapat pada tiap nodal.


General Postproc > List Results > Nodal Loads > Load
to be listed > All Items > OK

6. Menampilkan nilai tegangan aksial (axial stress - SAXL) pada seluruh


elemen dalam substep tertentu.
Langkah 1. Mendefinisikan tabel data
General Postproc > Element Table > Define Table > Add
> Pada Layar yang muncul >
User label for item > SAXL
Results data item > By sequence num > LS, 1
> OK
Langkah 2. Menampilkan data pada tabel
General Postproc > Element Table > List Elem Table >
Items to be listed > SAXL > OK

7. Menampilkan nilai regangan aksial (axial strain - EPELAXL) pada


seluruh elemen dalam substep tertentu.
Langkah 1. Mendefinisikan tabel data

119
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
General Postproc > Element Table > Define Table > Add
> Pada Layar yang muncul >
User label for item > EPELAXL
Results data item > By sequence num > LEPEL, 1
> OK
Langkah 2. Menampilkan data pada tabel
General Postproc > Element Table > List Elem Table >
Items to be listed > EPELAXL > OK

8. Menampilkan nilai perpindahan suatu nodal dalam keseluruhan


rentang waktu perhitungan.
Langkah 1. Mendefinisikan variabel data
TimeHist Postpro > Define Variables > Add > Nodal DOF
Result > OK > Masukkan satu nomor nodal yang akan
ditampilkan datanya > OK > Pada layar yang muncul >
User-Specified Label > UZ_”Nomor Nodal”
Data Item > DOF Solution > Translation UZ
> OK
Langkah 2. Menampilkan data pada tabel
TimeHist Postpro > List Variables > 1st Variable to
list > UZ_”Nomor Nodal” > OK

9. Menampilkan nilai tegangan aksial (axial stress - SAXL) suatu


elemen dalam keseluruhan rentang waktu perhitungan.
Langkah 1. Mendefinisikan variabel data
TimeHist Postpro > Define Variables > Add > ... by seq
no. > OK > Masukkan satu nomor elemen yang akan
ditampilkan datanya > OK > Pada layar yang muncul >
User-Specified Label > SAXL_”Nomor Elemen”
Data Item > LS
Sequence Number > 1
> OK
Langkah 2. Menampilkan data pada tabel
TimeHist Postpro > List Variables > 1st Variable to
list > SAXL_”Nomor Elemen” > OK

10. Menampilkan nilai regangan aksial (axial strain - EPELAXL) suatu


elemen dalam keseluruhan rentang waktu perhitungan.
Langkah 1. Mendefinisikan variabel data

120
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
TimeHist Postpro > Define Variables > Add > ... by seq
no. > OK > Masukkan satu nomor elemen yang akan
ditampilkan datanya > OK > Pada layar yang muncul >
User-Specified Label > EPELAXL_”Nomor Elemen”
Data Item > LEPEL
Sequence Number > 1
> OK
Langkah 2. Menampilkan data pada tabel
TimeHist Postpro > List Variables > 1st Variable to
list > EPELAXL_”Nomor Elemen” > OK

11. Menampilkan grafik dari suatu variabel yang sudah ditentukan


(dapat berupa perpindahan nodal, tegangan aksial elemen, atapun
regangan aksial elemen) terhadap keseluruhan rentang waktu
perhitungan.
TimeHist Postpro > Graph Variables > 1st Variable to
graph > Masukkan nama variabel > OK
Demikianlah langkah-langah yang sebagian besar dilakukan dalam
menggunakan program ANSYS V8.0 untuk keperluan tulisan ini. Hal-hal lain
yang berhubungan dengan tampilan dan pengaturan-pengaturan lainnya tidak
dibahas dalam lampiran ini. Untuk keperluan selain seperti yang disebutkan dalam
langkah-langkah di atas, diharap untuk membaca ANSYS Help ataupun ANSYS
Tutorial yang terdapat baik dalam program ANSYS itu sendiri ataupun referensi-
referensi lainnya.

121
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
LAMPIRAN B

INPUT DATA PROGRAM ANSYS V8.0

Dalam lampiran ini akan diberikan data-data yang digunakan sebagai input
pada program ANSYS. Data-data tersebut antara lain adalah data koordinat nodal,
data elemen, serta data pembebanan yang menjadi input dalam simulasi dengan
program ANSYS v8.0. Data input mengacu pada model 3 dimensi, karena lebih
mendekati keadaan aslinya. Format data disesuaikan dengan format program
ANSYS itu sendiri, untuk keterangan lebih lanjut dalam format data tersebut,
diharapkan untuk mengacu pada referensi dari ANSYS Help yang disediakan
pada Utility Menu.

B.1. Data Nodal

No X Y Z
1 0.000000000000 0.000000000000 0.000000000000
2 8.000000000000 0.000000000000 0.000000000000
3 16.00000000000 0.000000000000 0.000000000000
4 24.00000000000 0.000000000000 0.000000000000
5 32.00000000000 0.000000000000 0.000000000000
...
...
Dan seterusnya hingga data nodal akhir.
...
...
1352 66.40000000000 8.000000000000 8.370000000000
1353 66.80000000000 1.500000000000 8.835000000000
1354 66.80000000000 8.500000000000 8.835000000000
1355 67.60000000000 0.500000000000 8.835000000000
1356 67.60000000000 9.500000000000 8.835000000000

122
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
B.2. Data Elemen

N-1 N-2 Mat Type Real No.Elemen


1 2 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1
2 3 0 0 0 0 0 0 1 1 2 1 0 2
3 4 0 0 0 0 0 0 1 1 3 1 0 3
4 5 0 0 0 0 0 0 1 1 4 1 0 4
5 6 0 0 0 0 0 0 1 1 5 1 0 5
...
...
Dan seterusnya hingga data elemen akhir.
...
...
1343 0936 0 0 0 0 0 0 1 1 36 1 0 1913
1347 0936 0 0 0 0 0 0 1 1 36 1 0 1914
1349 0932 0 0 0 0 0 0 1 1 36 1 0 1915
1353 0932 0 0 0 0 0 0 1 1 36 1 0 1916
1355 0055 0 0 0 0 0 0 1 1 36 1 0 1917

B.3. Data Langkah Pembebanan (Loadstep)


B.3.1. Loadstep 1 (krasak.s01)
/COM,ANSYS RELEASE  8.0    UP20030930       00:08:46    01/02/2008 
/NOPR 
/TITLE,krasak                                                                   
_LSNUM=   1 
ANTYPE, 4 
NLGEOM, 1 
TOFFST,  273.000000     
TRNOPT,FULL,,DAMP 
BFUNIF,TEMP,  30.0000000 
AUTOTS,ON 
NSUBST,       100,      5000,        50, 
KBC,     0 
KUSE,     0 
TIME,  1.00000000 
TREF,  30.0000000 
ALPHAD,  0.00000000 
BETAD,  0.00000000 
DMPRAT,  0.00000000 
TIMINT,ON  ,STRU 
TINTP,R5.0, 5.000000000E‐03,,, 
TINTP,R5.0, ‐1.00000000    , 0.500000000    , ‐1.00000000 
 
CRPLIM, 0.100000000    ,   0 
CRPLIM,  0.00000000    ,   1 
NCNV,     2,  0.00000000    ,     0,  0.00000000    ,  0.00000000 
LNSRCH,ON 

123
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
NEQIT,  2000 
 
ERESX,DEFA 
OUTRES, ALL, ALL, 
ACEL,  0.00000000    ,  0.00000000    ,  1.00000000 
OMEGA,  0.00000000    ,  0.00000000    ,  0.00000000    ,     0 
DOMEGA,  0.00000000    ,  0.00000000    ,  0.00000000 
CGLOC,  0.00000000    ,  0.00000000    ,  0.00000000 
CGOMEGA,  0.00000000    ,  0.00000000    ,  0.00000000 
DCGOMG,  0.00000000    ,  0.00000000    ,  0.00000000 
IRLF,  0 
 
D,      1,UX  ,  0.00000000    ,  0.00000000     
D,      1,UY  ,  0.00000000    ,  0.00000000     
D,      1,UZ  ,  0.00000000    ,  0.00000000     
D,     14,UY  ,  0.00000000    ,  0.00000000     
D,     14,UZ  ,  0.00000000    ,  0.00000000     
D,     64,UX  ,  0.00000000    ,  0.00000000     
D,     64,UY  ,  0.00000000    ,  0.00000000     
D,     64,UZ  ,  0.00000000    ,  0.00000000     
D,     77,UY  ,  0.00000000    ,  0.00000000     
D,     77,UZ  ,  0.00000000    ,  0.00000000     
F,    127,FZ  , ‐5913.60000    ,  0.00000000     
F,    128,FZ  , ‐11827.2000    ,  0.00000000     
F,    129,FZ  , ‐11827.2000    ,  0.00000000     
F,    130,FZ  , ‐11827.2000    ,  0.00000000     
F,    131,FZ  , ‐11827.2000    ,  0.00000000     
...
...
Dan seterusnya hingga data beban nodal akhir.
...
...
F,    878,FZ  , ‐4206.00000    ,  0.00000000     
F,    879,FZ  , ‐4206.00000    ,  0.00000000     
F,    880,FZ  , ‐2956.80000    ,  0.00000000     
F,    881,FZ  , ‐2956.80000    ,  0.00000000     
F,    882,FZ  , ‐2956.80000    ,  0.00000000     
/GOPR 
 

B.1.3.2. Loadstep 2 (krasak.s02)


/COM,ANSYS RELEASE  8.0    UP20030930       00:16:19    01/02/2008 
/NOPR 
/TITLE,krasak                                                                   
_LSNUM=   2 
ANTYPE, 4 
NLGEOM, 1 
TOFFST,  273.000000     
TRNOPT,FULL,,DAMP 
BFUNIF,TEMP,  30.0000000 

124
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
AUTOTS,ON 
NSUBST,      4000,     8000,      1000, 
KBC,     0 
KUSE,     0 
TIME,  167.000000 
TREF,  30.0000000 
ALPHAD,  0.00000000 
BETAD,  0.00000000 
DMPRAT,  0.00000000 
TIMINT,ON  ,STRU 
TINTP,R5.0, 5.000000000E‐03,,, 
TINTP,R5.0, ‐1.00000000    , 0.500000000    , ‐1.00000000 
 
CRPLIM, 0.100000000    ,   0 
CRPLIM,  0.00000000    ,   1 
NCNV,     2,  0.00000000    ,     0,  0.00000000    ,  0.00000000 
LNSRCH,ON 
NEQIT,  2000 
 
ERESX,DEFA 
OUTRES, ALL, ALL, 
ACEL,  0.00000000    ,  0.00000000    ,  1.00000000 
OMEGA,  0.00000000    ,  0.00000000    ,  0.00000000    ,     0 
DOMEGA,  0.00000000    ,  0.00000000    ,  0.00000000 
CGLOC,  0.00000000    ,  0.00000000    ,  0.00000000 
CGOMEGA,  0.00000000    ,  0.00000000    ,  0.00000000 
DCGOMG,  0.00000000    ,  0.00000000    ,  0.00000000 
IRLF,  0 
 
D,      1,UX  ,  0.00000000    ,  0.00000000     
D,      1,UY  ,  0.00000000    ,  0.00000000     
D,      1,UZ  ,  0.00000000    ,  0.00000000     
D,     14,UY  ,  0.00000000    ,  0.00000000     
D,     14,UZ  ,  0.00000000    ,  0.00000000     
D,     64,UX  ,  0.00000000    ,  0.00000000     
D,     64,UY  ,  0.00000000    ,  0.00000000     
D,     64,UZ  ,  0.00000000    ,  0.00000000     
D,     77,UY  ,  0.00000000    ,  0.00000000     
D,     77,UZ  ,  0.00000000    ,  0.00000000     
F,    127,FZ  , ‐5913.60000    ,  0.00000000     
F,    128,FZ  , ‐11827.2000    ,  0.00000000     
F,    129,FZ  , ‐11827.2000    ,  0.00000000     
F,    130,FZ  , ‐11827.2000    ,  0.00000000     
F,    131,FZ  , ‐11827.2000    ,  0.00000000     
...
...
Dan seterusnya hingga data beban nodal akhir.
...
...
F,    878,FZ  , ‐4206.00000    ,  0.00000000     
F,    879,FZ  , ‐4206.00000    ,  0.00000000     

125
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
F,    880,FZ  , ‐2956.80000    ,  0.00000000     
F,    881,FZ  , ‐2956.80000    ,  0.00000000     
F,    882,FZ  , ‐2956.80000    ,  0.00000000     
BFE,    456,TEMP,  1,  1037.00000     
BFE,    457,TEMP,  1,  1037.00000     
BFE,    458,TEMP,  1,  1037.00000     
BFE,    459,TEMP,  1,  1037.00000     
BFE,    460,TEMP,  1,  1037.00000     
...
...
Dan seterusnya hingga data beban termal elemen akhir.
...
...
BFE,    951,TEMP,  1,  1037.00000     
BFE,    952,TEMP,  1,  1037.00000     
BFE,    953,TEMP,  1,  1037.00000     
BFE,    954,TEMP,  1,  1037.00000     
BFE,    955,TEMP,  1,  1037.00000     
/GOPR 
 

B.3.3. Loadstep 3 (krasak.s03)


Untuk loadstep 3, data pembebanan dilakukan dengan mengubah beban
temperatur pada loadstep 2 menjadi 1200 °C. Selain itu waktu akhir analisa
diganti dari 167 menjadi 266.

B.4. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Pada Saat Input Data


Pada simulasi ini penulis menggunakan komputer berupa laptop dengan
spesifikasi sebagai berikut ini:
Merek : Toshiba Satellite M105 S3004
Tanggal Pembelian : 6 Januari 2007
Prosessor : Intel Core Duo T2300, 1.66 GHz
Memory : 2×512 MB DDR2 4300 SODIMM
Harddisk : Fujitsu 100 GB
Dalam menggunakan program ANSYS V8.0 ini, perlu diketahui bahwa
ANSYS akan menulis keseluruhan hasil perhitungan pada folder yang sudah
ditentukan pada awal penggunaan (lihat Lampiran A). Oleh karena itu,
sebaiknya untuk setiap model yang berbeda, gunakanlah folder yang berbeda
pula, hal ini untuk memudahkan dalam pembacaan hasil atau apabila ingin
mengganti input data secara cepat.

126
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
Kemudian perlu juga diketahui bahwa dengan spesifikasi komputer yang
digunakan penulis seperti di atas, diperlukan waktu sekitar 2-3 jam untuk
menyelesaikan satu Model simulasi (terutama Model 3D, untuk Model 2D
hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit). Hal ini disebabkan beberapa
hal, yang pertama adalah keterbatasan kemampuan komputer penulis
(ANSYS menghabiskan Physical Memory sekitar 512 MB). Kedua, untuk
memperoleh hasil yang selalu konvergen semaksimal mungkin, diperlukan
selisih waktu ataupun perubahan gaya yang sekecil mungkin. Hal ini dapat
dilakukan dengan memperbesar jumlah substep dalam setiap step
pembebanan yang dilakukan. Jumlah substep yang semakin banyak akan
mengakibatkan waktu perhitungan yang semakin lama. Apabila terjadi
ketidak korvergenan dalam perhitungan, maka sebaiknya perhitungan tersebut
diulang dengan jumlah substep 2 kali lipat lebih banyak, hal ini dilakukan
secara terus menerus sampai suatu batasan tertentu dimana memang sudah
mencapai titik maksimalnya.
Secara default, ANSYS membatasi jumlah substep dalam suatu
perhitungan hanya mencapai 1000 substep. Jumlah ini dapat ditingkatkan
dengan menuliskan suatu perintah pada Input Window. Sebaga contoh,
apabila jumlah tersebut ingin ditingkatkan hingga mencapai 20000, maka
cukup dengan menuliskan “/CONFIG, NRES, 20000” pada Input Window.
Perlu diperhatikan bahwa input ini harus dilakukan sebelum tahap
Preprocessing. Keterangan lebih lenjut mengenai hal ini dapat dibaca pada
ANSYS Help yang sudah disediakan oleh program itu sendiri.
Selanjutnya, dalam melakukan proses input data pada ANSYS, dapat
dilakukan dengan dua hal, yaitu dengan memasukkannya satu persatu dalam
keadaan program menyala, atau dengan menggunakan text editor seperti
Notepad dalam keadaan tanpa menyalakan program. Dalam hal ini, penulis
menyarankan untuk membiasakan memasukkan data secara satu persatu
dalam mode GUI (Graphical User Interface), selanjutnya menuliskan hasil
masukan tersebut dalam format “.txt” untuk memperoleh format yang harus
diikuti dalam memasukkan input data melalui text editor. Hal ini sangat
penting karena penggunaan jumlah spasi yang berbeda akan menghasilkan

127
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
arti yang berbeda pula dalam input data tersebut. Setelah didapatkan format
“.txt” dari ANSYS, maka kita dapat menambahkan data-data yang diperlukan
sesuai dengan format yang diberikan dalam file tersebut. Semakin banyak
mencoba maka akan semakin mengerti.
Untuk hal-hal lain yang berkaitan dengan trik dan tips dalam
menggunakan ANSYS, penulis hanya dapat mengatakan bahwa pengalaman
memang guru yang terbaik. Penulis menyarankan untuk menggunakan
ANSYS sesering mungkin agar terbiasa dan fasih dengan fitur serta langkah-
langkah dalam melakukan input data. Akan tetapi proses otodidak ini pun
harus disertai dengan panduan berupa buku atau tutorial. Beberapa referensi
yang disarankan oleh penulis antara lain:
1. Moaveni, Saeed., Finite Element Analysis : Theory And Application
With ANSYS (New Jersey: Pearson Education Inc., 2003).
2. http://www.mece.ualberta.ca/tutorials/ansys
Selain itu penulis ingin menyampaikan bahwa penulis berhasil mengetahui
tata cara penggunaan program ANSYS secara otodidak yang dibantu dengan
beberapa referensi di atas. Oleh karena itu penulis yakin bahwa tidak hanya
penulis yang dapat melakukan proses otodidak itu, melainkan sebagian besar
orang yang ingin memahami penggunaan ANSYS pun dapat melakukannya.
Asalkan hal ini dilakukan dengan tekun dan pantang menyerah dalam
mencoba.

128
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
LAMPIRAN C

TAMPILAN HASIL INPUT DATA

Dalam lampiran ini akan ditampilkan visualisasi dari input data. Visualisasi
ini terdiri dari tampilan letak nodal dan elemen yang menyusun bentuk Jembatan
Krasak dalam simulasi yang dilakukan dengan program ANSYS. Hasil visualisasi
tersebut dapat dilihat pada gambar-gambar berikut ini.

129
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
LAMPIRAN D

DOKUMENTASI JEMBATAN KRASAK

Dalam lampiran ini akan ditampilkan foto-foto Jembatan Krasak pada sisi
yang tidak terbakar (sisi Yogyakarta). Foto ini diambil pada saat pengukuran
dimensi Jembatan Krasak secara langsung pada tanggal 22 November 2007.

Gambar D.1. Kiri: Penulis dengan batu peresmian Jembatan Krasak.


Kanan: Penulis di depan Jembatan Krasak arah Yogyakarta.

Gambar D.2. Kiri: Jembatan Krasak tampak perspektif kanan.


Kanan: Jembatan Krasak tampak perspektif kiri.

139
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
Gambar D.3. Kiri: Penulis berada di dekat perletakan Jembatan Krasak.
Kanan: Penulis bersama Pak Supandi, pegawai PU Binamarga
Yogyakarta yang sudah membantu penulis dalam mengukur dimensi
Jembatan Krasak.

Gambar D.4. Kiri: Jembatan Krasak lama sebelah kiri dengan Jembatan Krasak baru.
Kanan: Sambungan antara Profil C dengan Profil 4-4 bawah.

140
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
Gambar D.5. Kiri: Sambungan antara Profil A dengan Profil 1.
Kanan: Sambungan antara Profil 1 dengan Profil 2.

Gambar D.6. Kiri: Sambungan antara Profil 3 dengan Profil 1.


Kanan: Sambungan antara Profil C dengan Profil C lain dan Profil 1.

141
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
Gambar D.7. Kiri: Titik buhul atas, sambungan antara Profil I, III, 3-2, dan B.
Kanan: Sambungan antar Profil 2 di bagian bawah.

Gambar D.8. Kiri: Titik buhul atas dalam sudut pandang lain.
Kanan: Perletakan Jembatan Krasak.

142
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008

Anda mungkin juga menyukai