113
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
Preprocessor > Element Type > Add/Edit/Delete > Add >
Structural Mass > Link > 3D Spar 8 > OK
Preprocessor > Element Type > Add/Edit/Delete > Add >
Structural Mass > Beam > 3D Elastic 4 > OK
> CLOSE
114
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
Preprocessor > Material Props > Material Models >
Structural > Nonlinear > Inelastic > Rate Independent
> Isotropic Hardening Plasticity > Mises Plasticity >
Multilinear > Masukkan nilai hubungan Tegangan (STRESS
2
- kg/m ) dan Regangan (STRAIN) > OK
115
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
Preprocessor > Modeling > Create > Elements > Elem
Attributes > Tentukan nomor urut Tipe Elemen, Real
Constant, dan Material Number dari elemen tersebut >
OK
Langkah 2. Selanjutnya adalah menentukan nomor elemen dan data
dua nodal yang dihubungkannya. Hal tersebut dilakukan dengan cara
seperti berikut:
Preprocessor > Modeling > Create > Elements > User
Numbered > Thru Nodes > Masukkan nomor elemen > OK >
Masukkan dua nomor nodal yang dihubungkan (Nodal-
1,Nodal-2) > OK
(Setiap akan memulai memasukkan elemen dengan bentuk profil,
jenis material, ataupun tipe elemen yang berbeda, maka harus
mengulang dari langkah 1)
116
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
Min No. Of Substeps > 50
c. Write Items to Results File
Frequency > Write every Nth Substep
Where N= > 1
PADA TAB TRANSIENT
Full Transient Options > Ramped Loading
PADA TAB NONLINEAR
a. Line Search > On
b. Maximum Number of Iterations > 1000
PADA TAB ADVANCED NL
Program Behavior upon Nonconvergence > Terminate but
Do Not Exit
> OK
3. Menentukan Perletakan.
Solution > Define Loads > Apply > Structural >
Displacement > On Nodes > Masukkan Nomor-nomor nodal
yang menjadi perletakan (Nodal-1,Nodal-2,Nodal-n) > OK
> DOFs to be Constrained (UX,UY,UZ) > Displacement
Value > 0 (Nol) > OK
117
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
8. Mempersiapkan kondisi kontrol solusi (solution controls)
pembebanan dan perletakan loadstep 2.
Solution > Analysis Type > Sol’n Controls > Pada layar
yang muncul, yang diganti hanya bagian waktu:
PADA TAB BASIC
Time At End of Loadstep > 90
Automatic Time Stepping > On
Number of Substeps > 500
Max No. Of Substeps > 5000
Min No. Of Substeps > 250
> OK
10. Menulis data-data kondisi pembebanan dan kontrol solusi pada file.
Solution > Load Step Opts > Write LS File > 2 > OK
(Jika terdapat loadstep selanjutnya, maka cukup dilakukan dengan
mengulang dari langkah-8 hingga langkah-10)
118
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
C. Fase POSTPROCESSING: Melihat Hasil Perhitungan
119
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
General Postproc > Element Table > Define Table > Add
> Pada Layar yang muncul >
User label for item > EPELAXL
Results data item > By sequence num > LEPEL, 1
> OK
Langkah 2. Menampilkan data pada tabel
General Postproc > Element Table > List Elem Table >
Items to be listed > EPELAXL > OK
120
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
TimeHist Postpro > Define Variables > Add > ... by seq
no. > OK > Masukkan satu nomor elemen yang akan
ditampilkan datanya > OK > Pada layar yang muncul >
User-Specified Label > EPELAXL_”Nomor Elemen”
Data Item > LEPEL
Sequence Number > 1
> OK
Langkah 2. Menampilkan data pada tabel
TimeHist Postpro > List Variables > 1st Variable to
list > EPELAXL_”Nomor Elemen” > OK
121
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
LAMPIRAN B
Dalam lampiran ini akan diberikan data-data yang digunakan sebagai input
pada program ANSYS. Data-data tersebut antara lain adalah data koordinat nodal,
data elemen, serta data pembebanan yang menjadi input dalam simulasi dengan
program ANSYS v8.0. Data input mengacu pada model 3 dimensi, karena lebih
mendekati keadaan aslinya. Format data disesuaikan dengan format program
ANSYS itu sendiri, untuk keterangan lebih lanjut dalam format data tersebut,
diharapkan untuk mengacu pada referensi dari ANSYS Help yang disediakan
pada Utility Menu.
No X Y Z
1 0.000000000000 0.000000000000 0.000000000000
2 8.000000000000 0.000000000000 0.000000000000
3 16.00000000000 0.000000000000 0.000000000000
4 24.00000000000 0.000000000000 0.000000000000
5 32.00000000000 0.000000000000 0.000000000000
...
...
Dan seterusnya hingga data nodal akhir.
...
...
1352 66.40000000000 8.000000000000 8.370000000000
1353 66.80000000000 1.500000000000 8.835000000000
1354 66.80000000000 8.500000000000 8.835000000000
1355 67.60000000000 0.500000000000 8.835000000000
1356 67.60000000000 9.500000000000 8.835000000000
122
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
B.2. Data Elemen
123
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
NEQIT, 2000
ERESX,DEFA
OUTRES, ALL, ALL,
ACEL, 0.00000000 , 0.00000000 , 1.00000000
OMEGA, 0.00000000 , 0.00000000 , 0.00000000 , 0
DOMEGA, 0.00000000 , 0.00000000 , 0.00000000
CGLOC, 0.00000000 , 0.00000000 , 0.00000000
CGOMEGA, 0.00000000 , 0.00000000 , 0.00000000
DCGOMG, 0.00000000 , 0.00000000 , 0.00000000
IRLF, 0
D, 1,UX , 0.00000000 , 0.00000000
D, 1,UY , 0.00000000 , 0.00000000
D, 1,UZ , 0.00000000 , 0.00000000
D, 14,UY , 0.00000000 , 0.00000000
D, 14,UZ , 0.00000000 , 0.00000000
D, 64,UX , 0.00000000 , 0.00000000
D, 64,UY , 0.00000000 , 0.00000000
D, 64,UZ , 0.00000000 , 0.00000000
D, 77,UY , 0.00000000 , 0.00000000
D, 77,UZ , 0.00000000 , 0.00000000
F, 127,FZ , ‐5913.60000 , 0.00000000
F, 128,FZ , ‐11827.2000 , 0.00000000
F, 129,FZ , ‐11827.2000 , 0.00000000
F, 130,FZ , ‐11827.2000 , 0.00000000
F, 131,FZ , ‐11827.2000 , 0.00000000
...
...
Dan seterusnya hingga data beban nodal akhir.
...
...
F, 878,FZ , ‐4206.00000 , 0.00000000
F, 879,FZ , ‐4206.00000 , 0.00000000
F, 880,FZ , ‐2956.80000 , 0.00000000
F, 881,FZ , ‐2956.80000 , 0.00000000
F, 882,FZ , ‐2956.80000 , 0.00000000
/GOPR
124
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
AUTOTS,ON
NSUBST, 4000, 8000, 1000,
KBC, 0
KUSE, 0
TIME, 167.000000
TREF, 30.0000000
ALPHAD, 0.00000000
BETAD, 0.00000000
DMPRAT, 0.00000000
TIMINT,ON ,STRU
TINTP,R5.0, 5.000000000E‐03,,,
TINTP,R5.0, ‐1.00000000 , 0.500000000 , ‐1.00000000
CRPLIM, 0.100000000 , 0
CRPLIM, 0.00000000 , 1
NCNV, 2, 0.00000000 , 0, 0.00000000 , 0.00000000
LNSRCH,ON
NEQIT, 2000
ERESX,DEFA
OUTRES, ALL, ALL,
ACEL, 0.00000000 , 0.00000000 , 1.00000000
OMEGA, 0.00000000 , 0.00000000 , 0.00000000 , 0
DOMEGA, 0.00000000 , 0.00000000 , 0.00000000
CGLOC, 0.00000000 , 0.00000000 , 0.00000000
CGOMEGA, 0.00000000 , 0.00000000 , 0.00000000
DCGOMG, 0.00000000 , 0.00000000 , 0.00000000
IRLF, 0
D, 1,UX , 0.00000000 , 0.00000000
D, 1,UY , 0.00000000 , 0.00000000
D, 1,UZ , 0.00000000 , 0.00000000
D, 14,UY , 0.00000000 , 0.00000000
D, 14,UZ , 0.00000000 , 0.00000000
D, 64,UX , 0.00000000 , 0.00000000
D, 64,UY , 0.00000000 , 0.00000000
D, 64,UZ , 0.00000000 , 0.00000000
D, 77,UY , 0.00000000 , 0.00000000
D, 77,UZ , 0.00000000 , 0.00000000
F, 127,FZ , ‐5913.60000 , 0.00000000
F, 128,FZ , ‐11827.2000 , 0.00000000
F, 129,FZ , ‐11827.2000 , 0.00000000
F, 130,FZ , ‐11827.2000 , 0.00000000
F, 131,FZ , ‐11827.2000 , 0.00000000
...
...
Dan seterusnya hingga data beban nodal akhir.
...
...
F, 878,FZ , ‐4206.00000 , 0.00000000
F, 879,FZ , ‐4206.00000 , 0.00000000
125
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
F, 880,FZ , ‐2956.80000 , 0.00000000
F, 881,FZ , ‐2956.80000 , 0.00000000
F, 882,FZ , ‐2956.80000 , 0.00000000
BFE, 456,TEMP, 1, 1037.00000
BFE, 457,TEMP, 1, 1037.00000
BFE, 458,TEMP, 1, 1037.00000
BFE, 459,TEMP, 1, 1037.00000
BFE, 460,TEMP, 1, 1037.00000
...
...
Dan seterusnya hingga data beban termal elemen akhir.
...
...
BFE, 951,TEMP, 1, 1037.00000
BFE, 952,TEMP, 1, 1037.00000
BFE, 953,TEMP, 1, 1037.00000
BFE, 954,TEMP, 1, 1037.00000
BFE, 955,TEMP, 1, 1037.00000
/GOPR
126
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
Kemudian perlu juga diketahui bahwa dengan spesifikasi komputer yang
digunakan penulis seperti di atas, diperlukan waktu sekitar 2-3 jam untuk
menyelesaikan satu Model simulasi (terutama Model 3D, untuk Model 2D
hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit). Hal ini disebabkan beberapa
hal, yang pertama adalah keterbatasan kemampuan komputer penulis
(ANSYS menghabiskan Physical Memory sekitar 512 MB). Kedua, untuk
memperoleh hasil yang selalu konvergen semaksimal mungkin, diperlukan
selisih waktu ataupun perubahan gaya yang sekecil mungkin. Hal ini dapat
dilakukan dengan memperbesar jumlah substep dalam setiap step
pembebanan yang dilakukan. Jumlah substep yang semakin banyak akan
mengakibatkan waktu perhitungan yang semakin lama. Apabila terjadi
ketidak korvergenan dalam perhitungan, maka sebaiknya perhitungan tersebut
diulang dengan jumlah substep 2 kali lipat lebih banyak, hal ini dilakukan
secara terus menerus sampai suatu batasan tertentu dimana memang sudah
mencapai titik maksimalnya.
Secara default, ANSYS membatasi jumlah substep dalam suatu
perhitungan hanya mencapai 1000 substep. Jumlah ini dapat ditingkatkan
dengan menuliskan suatu perintah pada Input Window. Sebaga contoh,
apabila jumlah tersebut ingin ditingkatkan hingga mencapai 20000, maka
cukup dengan menuliskan “/CONFIG, NRES, 20000” pada Input Window.
Perlu diperhatikan bahwa input ini harus dilakukan sebelum tahap
Preprocessing. Keterangan lebih lenjut mengenai hal ini dapat dibaca pada
ANSYS Help yang sudah disediakan oleh program itu sendiri.
Selanjutnya, dalam melakukan proses input data pada ANSYS, dapat
dilakukan dengan dua hal, yaitu dengan memasukkannya satu persatu dalam
keadaan program menyala, atau dengan menggunakan text editor seperti
Notepad dalam keadaan tanpa menyalakan program. Dalam hal ini, penulis
menyarankan untuk membiasakan memasukkan data secara satu persatu
dalam mode GUI (Graphical User Interface), selanjutnya menuliskan hasil
masukan tersebut dalam format “.txt” untuk memperoleh format yang harus
diikuti dalam memasukkan input data melalui text editor. Hal ini sangat
penting karena penggunaan jumlah spasi yang berbeda akan menghasilkan
127
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
arti yang berbeda pula dalam input data tersebut. Setelah didapatkan format
“.txt” dari ANSYS, maka kita dapat menambahkan data-data yang diperlukan
sesuai dengan format yang diberikan dalam file tersebut. Semakin banyak
mencoba maka akan semakin mengerti.
Untuk hal-hal lain yang berkaitan dengan trik dan tips dalam
menggunakan ANSYS, penulis hanya dapat mengatakan bahwa pengalaman
memang guru yang terbaik. Penulis menyarankan untuk menggunakan
ANSYS sesering mungkin agar terbiasa dan fasih dengan fitur serta langkah-
langkah dalam melakukan input data. Akan tetapi proses otodidak ini pun
harus disertai dengan panduan berupa buku atau tutorial. Beberapa referensi
yang disarankan oleh penulis antara lain:
1. Moaveni, Saeed., Finite Element Analysis : Theory And Application
With ANSYS (New Jersey: Pearson Education Inc., 2003).
2. http://www.mece.ualberta.ca/tutorials/ansys
Selain itu penulis ingin menyampaikan bahwa penulis berhasil mengetahui
tata cara penggunaan program ANSYS secara otodidak yang dibantu dengan
beberapa referensi di atas. Oleh karena itu penulis yakin bahwa tidak hanya
penulis yang dapat melakukan proses otodidak itu, melainkan sebagian besar
orang yang ingin memahami penggunaan ANSYS pun dapat melakukannya.
Asalkan hal ini dilakukan dengan tekun dan pantang menyerah dalam
mencoba.
128
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
LAMPIRAN C
Dalam lampiran ini akan ditampilkan visualisasi dari input data. Visualisasi
ini terdiri dari tampilan letak nodal dan elemen yang menyusun bentuk Jembatan
Krasak dalam simulasi yang dilakukan dengan program ANSYS. Hasil visualisasi
tersebut dapat dilihat pada gambar-gambar berikut ini.
129
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
LAMPIRAN D
Dalam lampiran ini akan ditampilkan foto-foto Jembatan Krasak pada sisi
yang tidak terbakar (sisi Yogyakarta). Foto ini diambil pada saat pengukuran
dimensi Jembatan Krasak secara langsung pada tanggal 22 November 2007.
139
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
Gambar D.3. Kiri: Penulis berada di dekat perletakan Jembatan Krasak.
Kanan: Penulis bersama Pak Supandi, pegawai PU Binamarga
Yogyakarta yang sudah membantu penulis dalam mengukur dimensi
Jembatan Krasak.
Gambar D.4. Kiri: Jembatan Krasak lama sebelah kiri dengan Jembatan Krasak baru.
Kanan: Sambungan antara Profil C dengan Profil 4-4 bawah.
140
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
Gambar D.5. Kiri: Sambungan antara Profil A dengan Profil 1.
Kanan: Sambungan antara Profil 1 dengan Profil 2.
141
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008
Gambar D.7. Kiri: Titik buhul atas, sambungan antara Profil I, III, 3-2, dan B.
Kanan: Sambungan antar Profil 2 di bagian bawah.
Gambar D.8. Kiri: Titik buhul atas dalam sudut pandang lain.
Kanan: Perletakan Jembatan Krasak.
142
Analisa balik..., Arya Perdana, FT UI, 2008