Barab Frinsicantik
Barab Frinsicantik
DI SUSUN
O
L
E
H
Kelompok: 10(sepuluh)
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan na’at dan man’ut ?
2. Apakah yang dimaksud dengan Mudaf-Mudafun Ilaih?
3. Untuk apakah Na’at-Man’ut dan Mudaf-Mudafun Ilaih dalam Bahasa Arab
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Apakah yang dimaksud dengan na’at dan man’ut
2. Untuk mengetahui Apakah yang dimaksud dengan Mudaf-Mudafun Ilaih
3. Untuk mengetahui Untuk apakah Na’at-Man’ut dan Mudaf-Mudafun Ilaih
dalam Bahasa Arab
BAB II
PEMBAHASAN
A. NA’AT DAN MAN’UT (Sifat dan yang disifati)
Na’at dan man’ut adalah isim beserta sifatnya. Telah dijelaskan pada
pelajaran-pelajaran sebelumnya bahwa kata-kata sifat dalam bahasa Arab termasuk
isim. Secara umum, na’at (sifat) mengikuti man’ut-nya (isim yang diberi sifat) dalam
hal jenis (mudzakkar/muannats), dalam hal jumlah (mufrad/mutsanna/jamak), dalam
hal ma’rifah/nakirah, dan dalam hal i’rab (rafa’/ nashab/jar).
Na’at adalah isim yang mengikuti isim yang sebelumnya atau man’ut, dalam
hal rafa’ nashab dan jarrnya, serta ma’rifah dan nakirohnya. Man’ut artinya kata-kata
benda yang disipati. Yakni na’at itu mengikuti man’ut dalam hal:
1. Rafa’ jika man’ut itu marfu’
2. Nashab jika man’utnya manshub
3. Khafad jika man’utnya makhfud (majrur)
4. Ma’rifah jika man’utnya ma’rifah
5. Nakirah jika man’utnya nakiroh.[1]
I. Ketentuan-Ketentuan Na’at:
1) Na’at harus mengikuti man’ut dari sisi ta’yin (kejelasan) nya.
Contoh:
َ ٌٌ( = َر َج َعSeorang mahasiswa yang pandai telah kembali)
ٌطا ِلبٌٌ َماهِر
ْ طا ِلب
ٌٌٌال َماهِر َّ ( = َر َج َعٌٌالSeorang mahasiswa yang pandai itu telah kembali)
2) Na’at harus mengikuti man’ut dari sisi ‘adad (jumlah) nya.
Contoh:
ٌطا ِلبٌٌ َماهِر َ ٌٌ( َر َج َعSeorang mahasiswa yang pandai telah kembali)
ٌِ انٌٌ َماه َِر
ان َ ٌٌ( َر َج َعDua orang mahasiswa yang pandai telah kembali)
ِ َطا ِلب
ٌَ( َر َج َعٌٌطالَّبٌٌ َماهِر ْونPara mahasiswa yang pandai telah kembali)
3) Na’at harus mengikuti man’ut dari sisi nau’ (jenis) nya.
Contoh:
ٌطا ِلبٌٌ َماهِر َ ٌٌ( َر َج َعSeorang mahasiswa yang pandai telah kembali)
َ ٌٌ( َر َج َعSeorang mahasiswi yang pandai telah kembali)
ٌطا ِلبَةٌٌ َماه َِرة
II. Pembahagian na’at
Na’at terbagi kepada dua yaitu:
a) Na’at hakiki
Yaitu isim yang menunjukkan kata sifat pada diri kalimat sebelumya atau
kalimat yang diikutinya.
َ ٌَّللاٌٌن َِظيْفٌٌ َوي ِهبُّ ٌالن:ٌِمثْل
Allah itu bersih dan menyukai kebersihan:ٌَظافَة
Dalam contoh tersebut, ٌ ن َِظيْفmerupakan Na’at (sifat), dimana ٌ للاadalah man’ut
atau yang disifati (yang mempunyai sifat).
Na’at hakiki harus sesuai dengan kalimat yang diikutinya dalam hal ma’rifah,
nakirohnya, bilangannya dan jenisnya. Jika yang mempunyai sifat itu jamak yang
tujuannya selain manusia maka boleh sifatnya dalam bentuk mufrad muannats atau
jamak muannats.
ٌٌ َج ٌِد ْي َداة/ٌٌٌٌكتبٌٌ َج ِد ْي َدة#ٌٌان ٌِ ٌٌٌٌَ ِكت َاب#ٌٌٌٌ ِكتَابٌٌ َج ِديْد:ٌِمثْل
ٌِ انٌ َج ِد ْي َد
b) Na’at sababi
Na’at sahabi yaitu kalimat yang menunjukkan sifat pada isim yang mempunyai
hubungan atau ikatan dengan isim yang didikutinya. Atau na’at sababi adalah na’at
yang menunjukkan sifat bagi isim-isim yang ada hubungannya dengan matbu’nya.
Aku masuk kebun yang bagus bentuknyaٌ:ش ْكل ٌَها َ َدخ َْلتٌال َح ِد ْي َق ٌةٌَ ْال َح:ٌٌِمثْل
َ ٌٌَسن
َ ْال َحmerupakan Na’at (sifat), sedangkan yang menjadi
Dalam contoh ini, ٌَسن
Man’ut (yang disifati) adalah ش ْكل َها
َ
Dalam na’at sababi meskipun yang mempunyai sifat itu dalam bentuk jamak,
maka kata sifatnya tetap dalam bentuk mufrad.
طا ِلبٌٌ ْال َماهِرٌٌأَب ٌهَّ ٌ َر َج َعٌال: ٌِمثْل
ٌ ط َّالٌبٌٌ ْال َماه َِرةٌٌأَ َباته ٌْم ُّ َر َج ٌَعٌال
ü CONTOH NA’AT DAN MAN’UT DALAM KALIMAT