Anda di halaman 1dari 2

Peumbuhan bakteri

Pertumbuhan didefiniskkan sebagai penambahan jumlah sel atau biomassa yang


berurutan dan teratur seiring dengan waktu. Pertumbuhan meliputi jumlah sel, berat kering,
kandungan protein, kandungan asam nukleat, dan sebagainya. Nutrisi yang tersedia untuk
kultivasi mikroba harus di dukung oleh kondisi fisik yang menghasilkan pertumbuhan
optimum. Proses pertumbuhan bergantung pada reaksi kimiawi dan karena laju reaksi-reaksi
ini dipengaruhi oleh suhu, maka pola pertumbuhan bakteri tentunya juga dipengaruhi oleh
suhu. Selain itu suhu juga mempengaruhi laju pertumbuhan dan jumlah total pertumbuhan
organisme (Pelczar & Chan, 2007).
Pada hasil pegamatan, terjadi pertumbuhan bakteri yang berbeda—beda pada suhu
yang berbeda. Bakteri koloni A menunjukkan pertumbuhan pada suhu 37◦C hingga 100◦C
dengan pertumbuhan optimm pada suhu 37◦C hingga 50◦C. Hal ini menunjukan bahwa suhu
berpengaruh terhadap pertumbuhan sel. Menurut Elias et al. (2014) suhu merupakan faktor
fisik yang berpengaruh pada laju pertumbuhan melalui pengaruhnya diantaranya terhadap
reaksi kimia dan stabilitas struktur molekul protein. Reaksi kimia akan meningkat dengan
meningkatnya suhu, karena peningkatan suhu menyebabkan peningkatan energi kinetik
reaktan.
Pertumbuhan adalah hasil metabolisme, suatu reaksi kimia terarah yang berlangsung
di dalam sel yang dikatalisis oleh enzim. Maka peningkatan suhu akan menyebabkan
peningkatan pertumbuhan hingga suatu saat peningkatan suhu tidak diikuti dengan
meningkatnya pertumbuhan. Hal ini berkaitan dengan pengaruh suhu terhadap stabilitas
konsformasi struktur protein enzim. Selain itu juga diketahui bahwa pada proses metabolisme
sel didukung oleh penyediaan nutrisi yang berasal dari luar sel. Proses yang terkait dengan
uptake nutrien dengan suhu adalah bahwa molekul-molekul yang berukuran besar harus di
hidrolisis terlebih diluar sel. Menurut Nedwell (1999) pengaruh suhu terhadap uptake nutrient
terjadi melalui mekanisme perubahan affinitas mikroorganisme terhadap nutrient. Perubahan
ini terjadi karena pengaruh perubahan suhu terhadap kharakterisitik lipid penyusun
membrane sel, terutama fluiditas membrane, dan sistem energetika transport aktif yang juga
terdapat pada sistem membran sehingga akan menyebabkan gangguan pada transport aktif.
Pada suhu 70◦C bakteri mengalami penurunan pertumbuhan, lalu mengalami
kenaikan pertumbuhan pada suhu 80◦C, dan mengalami penurunan pertumbuhan secara
teratur dari suhu 90◦C. Penurunan pertumbuhan yang singkat tersebut menunjukkan fase lag
bakteri kolon A. Dari hasil tersebut pula dapat dikatakan bahwa titik kematian termal pada
bakteri dari bahan makanan cenil pada suhu di atas 100◦C. bakteri mengalami kematian hal
ini dikarenakan perlakuan suhu yang diberikan terlalu tinggi sehingga menghambat proses
pertumbuhan koloni bakteri. Karena pada suhu yang ekstrim tersebut protein, asam nukleat,
dan komponen-komponen sel lainnya mengalami kerusakan yang permanen sehingga bakteri
mengalami kematian (Brooks dkk., 2005).

Nedwell, D.B. 1999. Effect Of Low Temperature On Microbial Growth: Lowered Affinity
For Substrates Limits Growth At Low Temperature. FEMS Microbiol. Ecol. 30:101-
111, doi: http:// dx.doi.org/10.1111/j.1574-6941.1999.tb006 39.x 101-111
Pelczar, M. J., Chan, E.C.S. 2007. Elements of Microbiology. Mc Graw Hill Book Company.
New York.

Anda mungkin juga menyukai