Anda di halaman 1dari 15

WACANA KEKUASAAN DALAM / HARYO PANGESTU 23

WACANA KEKUASAAN DALAM NOVEL ORANG-ORANG


PROYEK KARYA AHMAD TOHARI (ANALISIS KEKUASAAN
FOUCAULDIAN)

DISCOURSE OF POWER IN ORANG-ORANG PROYEK A


NOVEL BY AHMAD TOHARI (FOUCAULDIAN POWER
ANALYSIS)

Oleh haryo pangestu, universitas negeri yogyakarta, haryopangest93@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan wacana kekuasaan, yang terdapat dalam
novel Orang-Orang Proyek karya Ahmad Tohari. Selain wacana kekuasaan dalam penelitian
ini juga akan memaparkan strategi kekuasaan yang digunakan dan relasi kekuasaan yang
terdapat di dalamnya.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Objek dalam penelitian ini adalah
bentuk wacana kekuasaan yang ada dalam novel Orang-Orang Proyek karya Ahmad Tohari.
Penelitian ini akan difokuskan pada permasalahan yang berkaitan dengan wacana kekuasaan,
strategi kekuasaan dan relasi kekuasaan. Data diperoleh dengan teknik membaca dan
mencatat. Data dianalisis dengan teknik deskripsi kualitatif. Keabsahan data diperoleh
melalui validitas semantik (expert judgement) dan reliabilitas (interater dan intrarater).
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) wacana kekuasaan dalam novel Orang-
Orang Proyek bersifat normalisasi (menjaga) dan regulasi (melarang dan menghukum). (2)
strategi kekuasaan dalam novel Orang-Orang Proyek yang digunakan terepresentasi secara
hubungan negatif (pengabaian, penolakan dan penyamaran), siklus larangan(ancaman dan
tekanan), instansi aturan (mengatur boleh tidaknya melakukan sesuatu), terepresentasi secara
logika sensor (menegaskan sistem kekuasaan yang dimilikinya). (3) bentuk relasi kekuasaaan
dalam novel Orang-Orang Proyek terdapat dalam pemikiran, politik dan lembaga digunakan
sebagai alatnya.

Kata Kunci: Foucault, Wacana Kekuasaan, Strategi Kekuasaan, Relasi kekuasaan,


Kekuasaan
WACANA KEKUASAAN DALAM / HARYO PANGESTU 24

Abstract
This research purposed to describe discourse of power, in the novel entitled Orang-
Orang Proyek written by Ahmad Tohari. It also described power strategies and power
relations within.
This research type was descriptive qualitative. The object of the research is
discourse of power found in Orang-Orang Proyek. This research focused on some issues
relating to the discourse of power, power strategies, and power relations. Data obtained by
reading and note techniques. Data were analyzed by using qualitative description method.
The validity of the data obtained through semantic validity (expert judgment) and reliability
(interater and intrarater).

The results showed that: (1) a discourse of power in Orang-Orang Proyek are
normalized (guarding) and regulations (prohibiting and punishing). (2) The strategy of power
which used in Orang-Orang Proyek is represented by a negative relationship (abandonment,
rejection and disguises), the cycle of prohibition (threats and pressure), institution rules
(regulate to do or not to do something), is represented in sensor logic (affirmed power
systems authority). (3) Power relation forms of Orang-Orang Proyek found in thoughts,
politics and institutions are used as a tool.

Keywords: Foucault, Discourse of Power, Power Strategies, Power Relations, Power

temui kasus korupsi, kolusi dan

PENDAHULUAN nepotisme yang dikenal dengan KKN.

Peristiwa-peristiwa yang terjadi


Tohari pun bersaksi atas persoalan
di masyakarakat telah menginspirasi
tersebut dan menuliskan kesaksiannya
Tohari untuk menulis novel-novelnya.
dalam novel Orang-Orang Proyek.
Permasalahan perebutan atau
Orang-Orang Proyek
pemanfaatan kekuasan sudah menjadi
merupakan salah satu novel yang
isu nasional di Indonesia. Dalam
ditulis oleh Ahmad Tohari untuk
persoalan tersebut akan sering kita
menyoroti bagaimana praktik

penyalahgunaan kekuasaan terjadi


WACANA KEKUASAAN DALAM / HARYO PANGESTU 25

dalam sebuah proyek pembangunan. untuk merayakan keberhasilan

Novel yang terbit pada tahun 2002 ini pembangunan jembatan ini dengan

menceritakan tentang bagaimana suatu meriah walaupun dalam perayaan ini

proyek pembangunan jembatan di merupakan ajang kampanye partai

pinggiran sungai Cibawor berjalan. Golongan Lestari Menang. Masyarakat

Berjalannya proyek jembatan ini juga awam dalam novel ini terlalu larut

tidak terbebas dari penyalahgunaan dalam sebuah perayaan dan melihat

kekuasaan. Novel ini menceritakan partai Golongan Lestari Menang ini

kecurangan yang muncul di dunia sebagai pemegang kuasa yang baik

proyek pembangunan seperti yang karena sudah menyediakan akses atau

sering terjadi dalam kenyataan. penghubung utama bagi desa cibawor.

Kecurangan-kecurangan ini pun


Partai Golongan Lestari
muncul karena pihak pemegang
Menang memanfaatkan berbagai cara
kendali kuasa ikut terlibat dalam
agar kekuasaan yang dimilikinya tidak
peristiwa tersebut.
tergeser. Foucault (Sarup, 2011:111)

Pemegang kuasa yakni partai mengemukakan bahwa secara

Golongan Lestari Menang tradisional, kekuasaan sering dipahami

menciptakan jembatan yang menjadi dalam pengertian negatif dan dilihat

satu-satunya penghubung antara desa terutama sebagai mekanisme

Cibawor dengan desa sebelah, peradilan: yakni yang mendasari

penguasa mengajak masyarakat awam hukum, yang membatasi, menghalangi,


WACANA KEKUASAAN DALAM / HARYO PANGESTU 26

menolak, melarang, dan menyensor. dan relasi kekuasaan yang ada dalam

Kekuasaan mengandaikan penguasa novel Orang-Orang Proyek ini.

yang perannya melarang: berkuasa


Teknik pengumpulan data yang
berarti berhak melarang, dan dengan
digunakan dalam penelitian ini adalah
demikian, melawan kekuasaan
teknik baca catat. Teknil analisis data
dipandang sebagai pelanggaran. Kabul
yang menggunakan teknik deskriptif-
yang berusaha untuk meminta waktu
kualitatif akan membandingkan data,
tambahan untuk pembangunan
melakukan kategorisasi, tabulasi data
jembatan ini pun dianggap melanggar
dan menarik kesimpulan dari data
keputusan penguasa, dirinya diminta
yang sudah ditafsirkan.
tetap tunduk kepada sistem kekuasaan
Keabsahan data diperoleh
yang dijalankan oleh partai Golongan
melalui uji validitas dengan
Lestari Menang.
menggunakan teknik validasi
METODE PENELITIAN
semantik. Data kemudian

Penelitian ini termasuk dikonsultasikan dengan orang yang

penelitian deskriptif kualitatif. Sumber memiliki apresiasi sastra yang baik,

data penelitian ini adalah novel Orang- dalam hal ini menggunakan dosen atau

Orang Proyek karya Ahmad Tohari. expert judgement yaitu Dr. Nurhadi,

Fokus dalam penelitian ini adalah M.Hum.

wacana kekuasaan, strategi kekuasaan,


WACANA KEKUASAAN DALAM / HARYO PANGESTU 27

HASIL DAN PEMBAHASAN muncul sebanyak 5 kali. Strategi


Hasil Penelitian kekuasaan yang terdapat dalam novel
Hasil penelitian ini meliputi:
Orang-Orang Proyek karya Ahmad
(1) Deskripsi produksi wacana
Tohari terepresentasi dengan beberapa
kekuasaan yang terdapat dalam novel
cara, antara lain dengan hubungan
Orang-Orang Proyek Karya Ahmad
negatif, instansi aturan, siklus larangan
Tohari. (2) Deskripsi dari strategi
dan logika sensor. Strategi kekuasaan
kekuasaan apa yang terdapat pada
yang terepresentasi secara hubungan
novel Orang-Orang Proyek karya
negatif ditemukan sebanyak 9 kali,
Ahmad Tohari. (3) Deskripsi
siklus larangan ditemukan sebanyak 9
bagaimana bentuk relasi kekuasaan
kali, instansi aturan sebanyak 3 kali,
dijalankan dalam novel Orang-Orang
dan logika sensor sebanyak 2 kali.
Proyek karya Ahmad Tohari.
Bentuk relasi kekuasaan dalam novel

Wacana kekuasaan dibagi Orang-Orang Proyek karya Ahmad

menjadi dua, yakni wacana kekuasaan Tohari beroperasi terhadap pemikiran.

yang beroperasi secara normalisasi dan Alat yang digunakan adalah lembaga

regulasi. Wacana kekuasaan yang dan politik. Pada penelitian ini relasi

lebih dominan muncul adalah yang kekuasaan yang menggunakan alat

beroperasi secara normalisasi. Wacana lembaga ditemukan sebanyak 2 data,

kekuasaan ini ditemukan sebanyak 14 sementara itu relasi kekuasaan yang

kali. Sementara itu wacana kekuasaan

yang beroperasi secara regulasi


WACANA KEKUASAAN DALAM / HARYO PANGESTU 28

mengunakan alat politik ditemukan pihak penguasa dengan maksud dan

sebanyak 4 data. tujuan tertentu. Cermati kutipan di

bawah ini:
Pembahasan
“….saya tahu dalam
Pembahasan awal pada perhitungan yang wajar,
keuntungan dari proyek-proyek
penelitian ini adalah mengenai wacana yang kita kerjakan adalah nol
atau malah minus. Tapi, ya itu
kekuasaan dalam novel Orang-Orang tadi, kalau kita bisa bermain,
nyatanya perusahaan kita
Proyek karya Ahmad Tohari. Wacana masih jalan. Bisa menggaji
karyawan termasuk Dik Kabul
kekuasaan yang lebih dominan muncul sendiri. Dan saya he-he, bisa
ganti Harley Davidson model
adalah yang beroperasi secara terbaru setiap selesai
mengerjakan suatu proyek.
normalisasi (menjaga). Rekening pun bertambah. Jadi,
apa lagi ?” (Tohari, 2015: 31)

Tokoh-tokoh yang lebih


Kecurangan yang dilakukan
berkuasa dapat dengan mudah
melalui wacana kekuasaan secara
memproduksi wacana yang
normalisasi bertujuan untuk
dimilikinya. Karena tokoh-tokoh itulah
menguntungkan pihak penguasa.
yang akan menjalankan sistem
Selain untuk menjaga kekuasaan yang
kekuasaannya. Wacana kekuasaan
dimilikinya, Pak Dalkijo juga
yang beroperasi secara normalisasi
menggunakan kewenangannya untuk
akan menjaga dan mempertahankan
memperoleh keuntungan. Pihak
kekuasaan yang dimiliki oleh pihak
penguasa tidak memperdulikan
penguasa. Wacana ini diproduksi
WACANA KEKUASAAN DALAM / HARYO PANGESTU 29

bagaimana kerugian yang akan yang membalik cara pandang umum

ditanggung oleh pihak lain. Kutipan pola pengetahuan dan kekuasaan.

dari Pak Dalkijo tersebut menjelaskan Foucault mengatakan pengetahuan

bagaimana kelihaian dirinya adalah kekuasaan untuk menguasai

“bermain” dalam proyek jembatan ini. yang lain, kekuasaan untuk

Dirinya dapat mengambil untung yang mendefinisikan yang lain. Dari

lebih walaupun dalam hitungan yang penjelasan di atas dapat kita cermati

wajar proyek ini mempunyai bahwa novel Orang-Orang Proyek ini

keuntungan nol atau malah minus. menjadi representasi dari kecurangan

Tetapi karena “permainan” yang ia proyek yang sering terjadi di

jalankan dirinya masih menikmati Indonesia. Sebagai contoh kasus

keuntungan bagi dirinya sendiri. korupsi stadion dan asrama

“Permainan” yang dijalankan oleh Pak hambalang. Keserakahan dan

Dalkijo tidak terlepas dari pengetahuan penyalahgunaan kekuasaan yang

dirinya tentang bagaimana cara dilakukan oleh beberapa pihak yang

bermain di sebuah proyek, dan memiliki kuasa atas proyek tersebut

pengetahuan inilah yang memberi dia mengakibatkan proyek stadion

kuasa yang digunakan untuk hambalang menjadi tidak

memperoleh keuntungan bagi dirinya. terselesaikan. Melalui novel ini

Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Ahmad Tohari seperti mengajak kita

Foucault (dalam Sarup, 2011: 102) untuk mencermati bagaimana di setiap


WACANA KEKUASAAN DALAM / HARYO PANGESTU 30

berjalannya proyek besar tidak dapat mempunyai hak untuk berbicara

terlepas dari sebuah kecurangan. mengenai semua hal (b) larangan

kontekstual, orang tidak boleh


Sementara itu produksi wacana
berbicara mengenai segala sesuatu di
kekuasaan yang beroperasi secara
sembarang kesempatan, dan (c)
regulasi bertujuan untuk melarang dan
larangan subjektif, tidak semua orang
menghukum pihak atau tokoh yang
mempunyai hak untuk berbicara
dianggap akan menganggu sistem
mengenai segala sesuatu. Cermati
kekuasaan yang dijalankan.
kutipan di bawah ini:
Pembangunan jembatan pada novel ini

berjalan dengan tidak semestinya. “….namun karena dimulai


ketika hujan masih sering
Kepentingan lain pihak penguasa turun, volume pekerjaan yang
dicapai berada di bawah target.
menjadi beberapa alasan tidak Menghadapi kenyataan ini,
Kabul sering uring-uringan.
lancarnya proyek ini. Pihak yang lebih Jengkel karena hambatan ini
sesungguhnya bisa dihindari
berkuasa akan melarang segala bentuk bila pemerintah sebagai
pemilik proyek dan para
wacana dari pihak lain yang dianggap politikus tidak terlalu banyak
campur tangan dalam tingkat
menganggu wacana yang sudah pelaksanaan.” (Tohari, 2015:
29)
diproduksi olehnya. Hal ini disetujui

oleh Foucault dalam Faruk (2015: 241- Usul-usul Kabul tentang

242) dan dibagi menjadi tiga jenis bagaimana proyek itu akan dijalankan

yang saling melengkapi yaitu (a) agar mendapatkan hasil yang

larangan objektif, tidak semua orang maksimal sering ditolak oleh pihak
WACANA KEKUASAAN DALAM / HARYO PANGESTU 31

penguasa, dalam hal ini Pak Dalkijo ataupun bagi kelompok penguasa.

sebagai ketua proyek. Perlawanan Seperti pada kutipan berikut:

Kabul akan dikalahkan oleh keputusan


“Tidak semua teman sampeyan
yang diambil oleh pihak yang lebih
kini sedih. Karena, kerugian
akibat banjir itu bisa dijadikan
berkuasa dibanding dirinya.
alasan untuk meminta biaya
tambahan. Dan hal ini berarti
kesempatan baru untuk
Sementara itu strategi kekuasaan mengelembungkan anggaran
proyek. Ah, kami rakyat kecil
dijalankan dengan 4 strategi, antara tahu kok, apa arti
pengelembungan biaya bagi
lain hubungan negatif, instansi aturan, orang-orang proyek” (Tohari,
2015: 11-12)
siklus larangan, dan logika sensor.

Perkataan Pak Tarya menunjukan


Strategi kekuasaan yang
bahwa untuk mendapat keuntungan
dijalankan dengan hubungan negatif
pihak penguasa sering mengabaikan
muncul sebanyak 9 kali. Pihak
kerugian yang ditimbulkan bagi orang
penguasa mengunakan strategi yang
lain. Dalam kutipan di atas Pak Tarya
terepresentasi dengan hubungan
mengungkapkan kalau tidak semua
negatif untuk menolak, mengabaikan
teman Kabul dipusingkan dengan
serta melakukan penyamaran. Tidak
musibah yang merugikan proyek itu,
jarang mereka memanfaatkan strategi
beberapanya justru merasa diuntungan
tersebut untuk memperoleh
karena dapat dijadikan alasan untuk
keuntungan komersil bagi dirinya
mengelembungkan biaya proyek itu.
WACANA KEKUASAAN DALAM / HARYO PANGESTU 32

Sementara strategi kekuasaan ini diberikan oleh partai GLM agar

yang terepresentasi secara siklus seluruh keluarga dari orang-orang

larangan muncul sebanyak 9 kali. tersebut mendukung kekuasaan yang

Dalam strategi ini ancaman dan dijalankan olehnya. Hal ini merupakan

tekanan dijadikan alat utuk representasi zaman pemerintahan Orde

menjalankannya. cermati kutipan di Baru di Indonesia, pada masa ini

bawah ini: beberapa orang yang terlibat atau

keturunan dari orang yang terlibat PKI


“Jangan lupa warga yang ber-
KTP dengan tanda OT atau ET. akan selalu mendapat ancaman dan
Ingatkan mereka akan
peristiwa 65 agar mereka dan tekana dari pemerintah.
seluruh keluarga mereka
menjadi pendukung kita.
Manfaatkan kekuasaan anda
ketika warga datang untuk Selain itu strategi kekuasaan
tanda tangan demi melestarikan
kemenangan GLM. Dan, anda juga terepresentasi dengan cara
tidak akan memberikan atau
memperpanjang surat ijin instansi aturan. Dalam strategi ini
usaha untuk toko, warung,
kilang padi, dan sebagainya, pihak penguasa mengatur bagaimana
kecuali mereka berjanji dan
sudah terbukti mendukung orang yang dikuasainya boleh atau
kita.” (Tohari, 2015: 92)
tidak melakukan sesuatu. Cermati

Dalam kutipan di atas dapat kutipan di bawah ini :

kita cermati bagaimana warga “Wati, yang disodorkan tokoh


setempat, bekerja sebagai
masyarakat yang ber-KTP OT (orang penulis kantor proyek itu. sama
seperti jagoan kampung dan
terlibat) dan ET (eks terlibat) PKI pensiunan tentara yang direkrut
jadi satpam, juga tukang batu
mendapat berbagai ancaman. Ancaman
WACANA KEKUASAAN DALAM / HARYO PANGESTU 33

dan kuli-kuli lokal, wati “Eh, di masa pembangunan,


diterima dalam rangka semua dalang harus kreatif
pemberdayaan tenaga setempat mencipta lakon yang
untuk menekan dampak sosial bersemangat Orde Baru. Dan
negatif proyek” (Tohari, 2015: Gatotkaca kembar tiga
26-27) menceritakan ada tiga
Gatotkaca. Yang satu ber-
kampuh warna hijau, satu lagi
Pada kutipan di atas dijelaskan ber-kampuh warna merah dan
yang lain ber-kampuh warna
bahwa pengangkatan Wati sebagai lambang GLM. Dan akhir
cerita membuktikan, sang
penulis kantor dan beberapa warga Gatotkaca yang ber-kampuh
warna GLM-lah yang asli.
yang dijadikan tukang batu dan kuli- Lainnya palsu dan kerjanya
bikin kacau negara.
kuli merupakan salah satu hal yang “Tapi ceritanya tidak berhenti
disitu,” potong tamu 2.
disetujui oleh pihak pemegang “Setelah dikalahkan Gatotkaca
asli dua yang palsu berbalik
kekuasaan. Selain itu strategi menjadi abdi pemenang.”
Sambung tamu 2. (Tohari,
kekuasaan juga terepresentasi dengan 2015: 94)
logika sensor. Cara ini dilakukan oleh Pada kutipan di atas dapat kita lihat

pihak penguasa untuk menegaskan bagaimana pihak dari partai GLM

kekuasaan mereka. Dalam novel ini memanfaatkan kesenian untuk

partai Golongan Lestari Menang menegaskan kekuasaan yang mereka

sebagai pemegang kekuasan tertinggi miliki. Tiga tamu yang datang

menggunakan hal-hal lain untuk kerumah Kades Basar memerintah

memperkuat dan menegaskan agar cerita pewayangan diubah

kekuasaan yang dimilikinya. Cermati sedemikian rupa. Hal ini bertujuan

dua kutipan di bawah ini: untuk menegaskan kekuasaan yang


WACANA KEKUASAAN DALAM / HARYO PANGESTU 34

dijalankan partai GLM adalah ini, Dik Kabul harus tunduk


kepada kenyataan. Sedikit
kekuasaan yang baik pragmatislah agar kita tidak
konyol seperti Don Kisot. He-he”
(Tohari, 2015: 31-32)
Sementara itu relasi kekuasaan

yang ada dalam novel ini beroperasi


Dalam kutipan di atas dapat kita
melaluki pemikiran. Relasi kekuasan
lihat bagaimana bujukan dari Pak
ini menggunakan politik dan lembaga
Dalkijo terhadap Kabul. Kabul diminta
sebagai alatnya.
untuk mengikuti permainan ataupun

kecurangan dalam berjalannya suatu


Relasi kekuasaan yang dijalankan
proyek.
dengan memanfaatkan lembaga

sebagai alatnya bertujuan untuk Selain dengan menggunakan

mengajak orang yang dikuasai untuk lembaga sebagai alatnya, relasi

ikut kedalam sistem kekuasaan yang kekuasaan juga dijalankan dengan

dijalankan. Dalam relasi kekuasaan memanfaatkan politik sebagai alatnya.

dengan cara ini pihak penguasa Melalui kekuasaan yang dimilikinya

menjelaskan bagaimana orang yang partai GLM sebagai pemegang

dikuasai harus ikut tunduk kepada kekuasaan tertinggi memperlihatkan

sistem kekuasaan yang berlaku. bagaimana peran politik dalam

Cermati kutipan di bawah ini: menguasai masyarakat. Cermati

kutipan di bawah ini:


“…saya tahu Dik Kabul mantan
aktivis. Biasa kan, yang namanya
aktivis punya idealisme yang
kolot. Tapi setelah bekerja seperti
WACANA KEKUASAAN DALAM / HARYO PANGESTU 35

“….sedangkan permainan pada KESIMPULAN


soal termin adalah tawar-
menawar tentang berapa persen
Pertama, Bentuk wacana
bagian pejabat yang terkait
agar dia bisa memberikan dana
kekuasan dalam novel Orang-Orang
anggaran proyek untuk termin
bersangkutan….” (Tohari,
Proyek karya Ahmad Tohari dibagi
2015: 32)
menjadi dua, yaitu wacana kekuasaan
Obrolan Pak Dalkijo dan Kabul yang beroperasi secara normalisasi dan
memang banyak mengungkap wacana kekuasaan yang beroperasi
bagaimana kecurangan dijalankan secara regulasi. partai Golongan
pada proyek jembatan ini. Dalam Lestari Menang dan kadernya
kutipan di atas dijelaskan bagaimana memproduksi wacana ini untuk
relasi kekuasaan antara kontraktor dan menjaga kekuasaannya dari ancaman
para pejabat. Pak Dalkijo mengatakan tokoh atau pihak lain yang ingin
jika permainan dalam proyek memang mengambil alih atau menganggu
sudah diatur oleh pihak-pihak yang sistem kekuasan yang dijalankan.
berkuasa. Khususnya untuk Bentuk wacana kekuasaan yang
permasalahan dana anggaran para beroperasi secara regulasi diproduksi
pejabat dan kontraktor akan salin oleh tokoh-tokoh yang memiliki
melakukan tawar-menawar untuk kekuasaan seperti, Pak Dalkijo, ketiga
menentukan dana anggaran suatu tamu partai GLM, Pak Baldun, dan
proyek. semua yang mengatasnamakan partai

GLM untuk melarang tokoh lain


WACANA KEKUASAAN DALAM / HARYO PANGESTU 36

berbuat diluar apa yang diperintahkan. Bentuk relasi kekuasaan dalam

Selain melarang, wacana kekuasaan ini novel Orang-Orang Proyek karya

juga bersifat menghukum tokoh lain Ahmad Tohari ditemukan dalam satu

yang melanggar aturan-aturan yang bentuk yaitu bentuk relasi kuasa atas

sudah ditetapkan oleh tokoh-tokoh pikiran. Dalam pengoperasiannya

tersebut. relasi kuasa ini dijalankan

menggunakan politik dan lembaga


Strategi kekuasaan yang
sebagai alatnya.
digunakan dalam novel Orang-Orang

Proyek karya Ahmad Tohari dibagi DAFTAR PUSTAKA

menjadi empat yaitu, strategi


Damono, Sapardi Djoko. 1979.
kekuasaan yang terepresentasi dengan
Sosiologi Sastra, Sebuah
Pengantar Ringkas. Jakarta
hubungan negatif (pengabaian,
Pusat:Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.
penyamaran dan penolakan), instansi

aturan (memperboleh-tidakan tokoh Faruk. 2015. Metode Penelitian


Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
yang dikuasai melakukan sesuatu),
Foucault, Michel. 2000. Seks dan
siklus larangan (menggunakan Kekuasaan. Terj. Rahayu.
Jakarta: PT. Gramedia
ancaman dan tekanan sebagai alatnya), Pustaka Utama.
logika sensor (menegaskan kekuasaan
. 2002. Power and
yang dimiliki). Knowledge. Terj. Santosa
Yudi. Yogyakarta: Bentang
Budaya.
WACANA KEKUASAAN DALAM / HARYO PANGESTU 37

Moleong, Lexy J. 2000. Metode Kekuasaan. Surakarta:


Penelitian Kualitatif Muhammadiyah University
Bandung: Remaja Karya. Press.

Rahardjo, Dawam.1999. Orde Baru


dan Orde Transisi: Wacana
Kritis atas Penyalahgunaan
Kekuasaan dan Krisis Ekonomi
. Jakarta: UII pres

Semi, M Atar. 1988. Anatomi Sastra.


Universitas Michigan: Angkasa
Raya.

Sarup, Madan. 2011. Panduan


Pengantar untuk memahami
Postrukturalisme &
Posmodernisme. Terj.
Hidayat, Medhy Aginta.
Yogyakarta: Jalasutra.

Sayuti, Suminto A. 2000. Berkenalan


Dengan Prosa Fiksi.
Yogyakarta: Gama Media.

Sulistya, Prima dkk. 2011. Karnaval


Caci Maki. Yogyakarta:
Ekspresi Buku.

Tohari, Ahmad. 2015. Orang-Orang


Proyek. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

Wiyatmi. 2009. Pegantar Kajian


Sastra. Yogyakarta: Pustaka
Book Publisher.

Yudiono, KS. dan Santosa, puji. 2000.


Sastra, Ideologi, Politik dan

Anda mungkin juga menyukai