BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era perkembangan globalisasi seperti saat ini, peran Sumber Daya
Manusia yang berkualitas sangat di butuhkan oleh dunia kerja. Strategi formulasi
kebutuhan dunia kerja yang merupakan suatu hal yang mesti dimiliki oleh setiap
kelompok, organisasi, lembaga atau perusahaan dan telah menjadi syarat untuk
mendapatkan hasil kerja yang maksimal. Maka dari itu setiap pekerjaan dan kegiatan
mencakup berbagai ranah manajemen yang di butuhkan di dunia industry atau dunia
pendidikan. Dan untuk memahami manajemen sumber daya manusia yang meliputi,
manajemen tenaga kerja, personil, karyawan, pegawai atau anggota, sehingga dapat
lebih dengan mudah untuk mengidentifikasi sumber dari mana personil itu diperoleh,
cenderung pada sentralisasi sehingga banyak pekerja dengan gaji rendah. Sebaliknya
perusahaan yang sudah fokus diferensiasi produk, maka akan cenderung pada
desentralisasi sehingga banyak pekerja dengan gaji yang tinggi dan kemampuan yang
tinggi pula. Semua ini tergantung pada fokus perusahaan kearah mana.
Satu hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan sumber daya manusia
terutama yang berkaitan dengan kualitas hasil kerja maka yang pertama-tama harus
diketahui terlebih dahulu oleh organisasi itu adalah mengenali dan memahami tujuan
struktur fungsih, tugas dan pekerjaan apa saja yang yang ada pada organisasi tersebut
maka dari itu dalam sub topic pada bab ini akan dibahas tentang desain dan analisis
pekerjaan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dapat
diidentifikasi beberapa permasalahan antara lain sebagai berikut:
1. Analisis jabatan atau pekerjaan
5. Desain Pekerjaan
2. Manfaat
1. Bagi Penulis
Menambah ilmu pengetahuan khususnya materi analisis dan desain pekerjaan, lebih
2. Bagi Pembaca
Memberikan pengertian secara umum dan detail beserta contohnya bahwa pengelolaan
Sumber Daya Manusia khususnya untuk analisis dan desain pekerjaan merupakan
suatu hal sangat penting untuk diketahui karena berkaitan erat dengan proses rekrutmen
Memberikan informasi yang sangat luas dan erat kaitannya dengan analisa pekerjaan,
desain pekerjaan, desain ulang pekerjaan serta deskripsi pekerjaan dan spesifikasi
pekerjaan.Hal ini penting sekali untuk diketahui bagi Manajer Sumber Daya Manusia
khususnya supaya peningkatan kualitas perusahaan dan karyawan dapat terus
ditingkatkan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Analisis jabatan atau pekerjaan
dalam sebuah organisasi atau lembaga di butuhkan keseriusan dan kerja keras, terutama
dalam memberikan pekerjaan atau jabatan kepada individu-individu yang akan bekerja.
Maka dari itu sebagai bagian dari kepentingan kerja kita perlu memahami tentang
Analisis jabatan atau pekerjaan (job anatysis) adalah suatu proses untuk
SDM yang diperlukan untukjabatan itu. proses analisis jabatan meliputi kegiatan-
keterampilan dan sifat-sifat individu yang cocok untuk melakukan pekerjaan itu.
manusia yang tepat, yang memiliki kemampuan sesuai dengan beban tugas yang harus
dilaksanakan supaya tugasnya dilaksanakan secara efektif dan efisien. Definisi jabatan
menurut Wursanto adalah sebagai berikut: ”Jabatan diartikan sebagai kedudukan yang
menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seseorang pegawai dalam
persyaratan yang diperlukan untuk melakukan tugas tersebut dan kondisi lingkungan
di mana pekerjaan tersebut dilakukan. Data yang dikumpulkan secara lebih rinci
Istilah analisis adalah terjemahan dari kata to analyze yang berarti ”menguraikan”. Jadi
analisis jabatan berarti menguraikan suatu jabatan menjadi beberapa tugas (task).
Definisi analisis jabatan menurut Hariandja adalah sebagai berikut: ”Analisis jabatan
adalah usaha untuk mencari tahu tentang jabatan atau pekerjaan yang berkaitan dengan
tugas-tugas yang dilakukan dalam jabatan tersebut.”2[2] Sementara itu analisis jabatan
menurut Sofyandi adalah sebagai berikut: “Analisis jabatan (job analysis) merupakan
suatu proses yang sistematik untuk mengetahui mengenai isi dari suatu jabatan (job
content) yang meliputi tugas-tugas, pekerjaan-pekerjaan, tanggung jawab,
kewenangan, dan kondisi kerja, dan mengenai syarat-syarat kualifikasi yang
dibutuhkan (job requirements) seperti pendidikan, keahlian, kemampuan, pengalaman
kerja, dan lain-lain, agar seseorang dapat menjalankan tugas-tugas dalam suatu jabatan
dengan baik”.3[3]
Menurut wherther dan Davis analisis pekerjaan adalah “knowledge about job and their
requirement must be collected through a process known as job analysis”. (pengetahuan
mangenai pekerjaan dan kebutuhannya yang dikumpulkan melalui suatu proses disebut
analisis pekerjaan). Menurut Gary Dessler analisis jabatan (job analysis) adalah
prosedur untuk menetapkan tugas dan tuntunan keterampilan dari suatu jabatan dan
orang macam apa yang akan dipekerjakan untuk itu.4[4]
Menurut M.T.E Hariandja analisis jabatan itu job analysis diartikan dengan
“syistematically collects , evaluate, organize information about job. These action are
usually done by specialist called job analyst, who gather data about job”. Analisis
pekeraan adalah pengumpulan , penilaian, dan penyusunan informasi secara sistematis
mengenai tugas-tugas dalam organisasi, yang biasanya dilakukan oleh eoang ahli yang
disebut job analyst ang mengumpulkan data mengenai pekerjan.5[5]
suatu jabatan dan syarat-syarat yang diperlukan untuk dapat memegang jabatan
2[2] Hariandja, M.T.E. Manajemen Sumber Daya Manusia Pengadaan, Pengembangan, 2007.
hal.48
3[3] Sofyandi, H. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Yogyakarta: Graha Ilmu) 2008, hal.90
4[4] Prof. Dr. Suparno Eko Widodo, M.M, Manajemen Pengembangan Sumber Daya
manusia, (Jakarta:Jaya Media 2014), hal.11
ada dalam suatu organisasi dan kemampuan apa yang dibutuhkan oleh pemegang
jabatan. Analisa jabatan adalah sebuah proses untuk memahami suatu jabatan dan
mengerti tentang jabatan tersebut. Analisa jabatan adalah suatu kegiatan untuk
yang berhubungan dengan masing-masing jabatan secara sistematis dan teratur, yaitu:
tersebut
Desain alur kerja adalah proses menganalisis tugas yang diperlukan untuk
produksi suatu produk atau jasa, sebelum mengalokasikan dan menetapkan tugas-tugas
untuk kategori pekerjaan tertentu atau orang. Hanya setelah kita benar-benar
memahami desain alur kerja kita bisa membuat keputusan mengenai bagaimana
awalnya bundel berbagai tugas dalam pekerjaan diskrit yang dapat dijalankan oleh satu
orang.
Struktur organisasi mengacu pada jaringan yang relatif stabil dan formal dari
interkoneksi vertikal dan horizontal antar pekerjaan yang merupakan organisasi. Hanya
(supervisor), bagian bawah (subordinari), dan antar tingkatan yang sama (pemasaran
dan produksi) kita bias membuat keputusan tentang bagaimana untuk mendesain ulang
Pada akhirnya, desain alur kerja dan struktur organisasi harus mengerti konteks
dari bagaimana sebuah organisasi harus berkompetisi. Keduanya desain alur kerja dan
bagaimana itu tercapai tergantung dari strategi perusahaan dan lingkungan kompetitif.
menentukan kualitas dan standar kuantitas hasil bagi mereka , dan untuk menganalisis
proses dan masukan yang diperlukan untuk memproduksi hasil yang memenuhi standar
Setiap unit kerja apakah departemen, tim, atau individu berusaha untuk
memproduksi hasil yang lain dapat digunakan. Sebuah hasil adalah produk dari unit
kerja dan dengan manufaktur seperti yang didiskusikan pada pembukaan, hal ini
mengidentifikasi objek seperti teknik, forklift, atau sepak bola. Bagaimanapun juga
hasil bisa digunakan menjadi sebuah layanan, seperti layanan penerbangan pada
transportasi untuk tujuan tertentu, layanan untuk membersihkan dan perawatan rumah,
Setelah hasil dari unit kerja telah diidentifikasi, hal ini mungkin untuk
memeriksa proses kerja yang digunakan untuk memproduksi hasil. Proses kerja adalah
kegiatan anggota unit kerja dimana mereka terlibat untuk menghasilkan output tertentu.
Tahap akhir dalam analisis alur kerja adalah untuk mengidentifikasi masukan
yang digunakan dalam pengembangan produk unit kerja. Pada Gambar 2.1 masukan
dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu, material, peralatan dan kemampuan sumber
daya manusia
Gambar 2.1
Developing a Work-Unit Activity Analysis6[6]
Raw Inputs
What materials, data, and information are needed?
Equipment
What special equipment, facilities, and systemsns are needed?
Human Resouce
What knowledge, skills, and abilities are needed by those performing the tasks?
Activity
What tasks are required in the production of the output?
6[6] Werther, William B., and Davis, Keith. 1996. Personnel Management & Human
Resources, 5th edition. New York: Mc Graw Hill, hal-16
Output
What product, information, or service is provided? How is the output measured?
orang-orang dalam melaksanakan setiap fungsi kegiatannya yang ada di dalam suatu
perusahaan. Bila kita menelusuri lebih lanjut, maka di dalam organisasi perusahaan
yang besar, kebutuhan akan orang-orang tersebut sangat vital, karena menyangkut
Maka dari itu di dalam hal ini kita perlu menentukan macam dan tingkat
mengenai jumlah pegawai yang seefektif mungkin agar efisiensi usaha akan tercapai
dengan hasil yang memuaskan. Salah satu alat yang cukup relevant, yaitu dengan
menggunakan “Analisa Jabatan“, di mana berdasarkan hasil dari analisa ini, akan
diperoleh data yang menunjukkan macam, jumlah dan kualitas pegawai yang
diperlukan.
Untuk melakukan teknik analisis jabatan dapat digunakan teknik atau metode
sebagai berikut :7[7]
1) Teknik observasi
Teknik ini dengan cara mengamati prilaku apa yang dikerjakan oleh karyawan pada
jabatan yang bersangkutan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh si
analisis. Observasi langsung khususnya barmanfaat bila jabatan-jabatan terutama
terdiri dari kegiatan yang dapat diobservasi secara fisik. Contohnya adalah jabatan-
jabatan seperti pegawai pabrik, pekerja lini perakitan, dan pegawai akunting. Observasi
dan wawancara langsung sering digunakan bersama. Satu pendekatan adalah
mengobservasi karyawan saat bekerja selama satu siklus (daur) kerja lengkap. (siklus
adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas itu, bisa jadi satu menit
untuk pekerjaan lini perakitan atau satu jam, satu hari, atau lebih lama untuk pekerjaan-
pekerjaan yang rumit). Disini anda membuat catatan untuk semua kegiatanjabatan yang
anda observasi. Selanjutnya, sesudah menumpukkan sebanyak mungkin informasi.
Jika observasi tidak langsung dapat diamati dari hasil kerja yang sudah dibuat atau
diselesaikan, hasil kerja tersebut dapat dilihat dari kualitas dan sistem pekerjaan yang
sudah dilakukan sesuai prosedur kerja.
2) Teknik wawancara
jenis teknik wawancara digunakan untuk mengumpulkan data analisis jabatan
wawancara individual dengan masing-masing karyawan, wawancara kelompok dengan
kelompok karyawan yang memiliki jabatan yang sama, dan wawancara penyelia
dengan satu atau lebih penyelia yang benar-benar berpengetahuan tentang jabatan
dengan pekerjaan yang dianalisis.
3) Rekaman atau informasi
Komisi kepegawaian negri A.S (U.S Civil Service Comission) sudah mengembangkan
suatu teknik analisis yang bertujuan memberikan suatu prosedur yang dengannya
jabatan-jabatan yang berbeda dapat dibedakan dan diklasifikasikan. Dengan metode ini
informasi dikumpulkan pada lembaran rekaman analisis jabatan. Tayang pertama kali
adalah kita mengidentifikasikan informasi seperti gelar jabatan dan sebuah rangkuman
yang singkat atas jabatan tersebut didaftarkan pertama.
tentang hasil pekerjaan dapat menunjukkan volume dari pada hasil dan jumlah pegawai
dalam suatu bagian. Kemudian dapat dihitung hasil rata-rata tiap pegawai.
Sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang harus dicapai dalam satuan
waktu tertentu disebut dengan beban kerja. Sedangkan analisis beban kerja adalah
frekuensi rata-rata masing-masing jenis pekerjaan dalam jangka waktu tertentu dari
naskah lainnya yang harus dibuat oleh suatu satuan organisasi dalam jangka waktu
tertentu.
8[8] Sofyandi, H. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu, hal-46
penempatan, pengembangan dan penilaian. Dua hal penting yang harus diperhatikan
1. Formasi
a. Penetapan dan Tujuan Formasi
Formasi PNS diatur dalam PP No. 97 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan
PP No. 54 Tahun 2003. Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut, Formasi adalah
penentuan jumlah dan susunan pangkat PNS yang diperlukan untuk mampu
melaksanakan tugas pokok yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang. Penetapan
formasi bertujuan agar satuan-satuan organisasi Pemerintah/Negara mempunyai
jumlah dan mutu PNS yang memadai sesuai beban kerja dan tanggung jawab pada
masing-masing satuan organisasi.9[9]
Formasi PNS Pusat adalah formasi bagi PNS yang bekerja pada suatu satuan organisasi
Pemerintah Pusat. Formasi PNS Pusat untuk masing-masing satuan organisasi
Pemerintah Pusat setiap tahun anggaran ditetapkan oleh MENPAN, setelah mendapat
pertimbangan Kepala BKN berdasarkan usul dari Pejabat Pembina Kepegawaian
Pusat. Dalam penetapan formasi ini harus mendapat pertimbangan Menteri
Keuangan.10[10]
b. Pokok-pokok dalam Penyusunan Formasi
1. Dasar Penyusunan Formasi, Dalam penyusunan formasi, yang menjadi dasar
pertimbangan adalah: (a) jenis pekerjaan; (b) sifat pekerjaan; (c) perkiraan beban kerja;
(d) perkiraan kapasitas pegawai; (e) kebijakan pelaksanaan pekerjaan; (f) jenjang dan
jumlah jabatan serta pangkat; (g) peralatan yang tersedia.
2. Sistem Penyusunan Formasi, Penyusunan formasi dilaksanakan melalui dua sistem,
yaitu: (a) sistem sama, yaitu suatu sistem yang menentukan jumlah dan kualitas yang
sama bagi semua unit organisasi yang sama dengan tidak memperhatikan besar
kecilnya beban kerja. (b) Sistem ruang lingkup, yaitu suatu sistem yang menentukan
jumlah dan kualitas PNS berdasarkan jenis, sifat dan beban kerja yang dipikulkan pada
unit organisasi itu.
3. Kebutuhan Pegawai, Untuk mengetahui kebutuhan pegawai, analisis jabatan dilakukan
sebagai dasar penyusunan formasi. Melalui analisis ini dapat digambarkan secara
konkrit jumlah dan kualitas PNS yang diperlukan oleh suatu unit organisasi untuk
melaksanakan tugasnya secara berdaya guna dan berhasil guna.
4. Anggaran Belanja Negara, Penetapan formasi PNS bagi suatu organisasi pada akhirnya
sangat ditentukan oleh tersedianya anggaran. Oleh karena itu walaupun suatu formasi
telah disusun secara rasional berdasarkan hasil analisis jabatan yang ditetapkan
9[9] Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil.
10[10] Keputusan MENPAN Nomor: KEP/75/M.PAN/7/2004 Tentang Pedoman Perhitungan
Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi PNS.
menjadi kebutuhan pegawai, akan tetapi menjadi pertimbangan yang paling mendasar
adalah kemampuan anggaran yang tersedia.
2. Analisis Jabatan
Dalam penempatan PNS pada jabatan yang tepat dalam susunan organisasi,
terlebih dahulu harus diketahui mengenai informasi tentang tugas fungsi dan beban
kerja organisasi tersebut. Informasi tersebut hanya dapat diketahui melalui hasil
analisis jabatan. Analisis jabatan adalah proses untuk menguraikan data dan informasi
tentang jabatan yang kesemuanya itu diperlukan sebagai bahan penyusunan formasi
: (a) kuantitas dan kualitas PNS yang diperlukan dalam suatu organisasi; (b)
jabatan; (d) penilaian pelaksanaan pekerjaan; (e) promosi dan/atau pemindahan; serta
(f) pengembangan kinerja organisasi. Dengan diperolehnya data dan informasi hasil
efektif.
E. Desain Pekerjaan
segala hal yang berhubungan dengannya, mulai dari semakin rumitnya mengatur
manajemen perlu untuk melakukan desain pekerjaan kepada setiap anggota yang aktif
dalam organisasi tersebut. Hal ini dilakukan agar organisasi tersebut dapat berjalan
secara terstruktur. Sejauh ini kita harus melakukan pendekatan tentang isu mengenai
mengatur pekerjaan didalam jalan yang pasif, hanya focus pada memahami apa yang
dihasilkan.
pekerjaan bisa berjalan dan memberikan pekerjaan. Desin ulang pekerjaan (job
redesign) adalah bagaimana cara untuk merubah tugas atau pekerjaan yang telah ada
selama ini.11[11]
yang mengkhususkan kedalam cakupan dan hubungan pekerjaan yang objektif untuk
pekerjaan.12[12]
11[11] Dessler, Gary. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi 10 Jilid 1. Jakarta: PT Indeks, hal-
30
12[12] http://rayvictory.wordpress.com/2011/09/20/design-pekerjaan-dan-
informasi-analisis-pekerjaan, diakses/tgl-13April2015
lebih besar kepada pemegang pekerjaan. Tetapi pemerkayaan tidak dapat diterapkan
terhadap keragaman. Identitas, arti, otonomi dan balikan akan meningkatkan prestasi
kerja dan kepuasan kerja seandainya para pemegang pekerjaan memiliki kebutuhan
Berikut adalah sebuah ilustrasi desain pekerjaan yang mencakup desain ulang
pekerjaan organizasi, lingkungan dan perilaku dalam lingkungan kerja dapat dilihat
Gambar 2.9
The Job-Design Input-Output Framework13[13]
Feedback
1. Underspecialization
Hal ini terjadi ketika spesialisasi pekerjaan tidak terinci secara jelas. Oleh sebab itu
2. Overspecialization
Hal ini terjadi ketika spesialisasi pekerjaan terlalu terinci sehingga juga perlu dilakukan
a. Job rotation: seorang karyawan dipindahkan pekerjannya dalam level yang sama.
d. Autonomous work teams: biasa juga disebut “self-directed work teams” and
“leaderless work teams” dimana dibentuk suatu team work untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan tertentu.
penyelia dan rekan sejawatnya. Dengan menjabarkan pekerjaan apa ang dibutuhkan,
bagaimana kualifikasi orang yang akan memegangnya, kapan waktu yang akan
dibutuhkan untuk menciptakan pekerjaan baru itu dan bagaimana syarat-syarat yang
akan dibutukan maka akan terjadi efisiensi pemakaian tenaga kerja dan optimalisasi
PENUTUP
A. Kesimpulan
yang ada di dalamnya. Dengan kata lain, kapasitas SDM yang ada dalam suatu
organisasi lah yang akan mampu mengarahkan organisasi pada pencapaian tujuan.
Keberadaan SDM yang kapabel tentu tidak terlepas dari upaya untuk mendapatkan
SDM yang kapabel tersebut. Salah satu langkah mendasar yang harus dilakukan oleh
setiap organisasi, untuk mendapatkan SDM yang tepat jumlah dan tepat kualitas adalah
mengalami kerugian. Kerugian yang dimaksud dalam hal ini tidak janya berupa
inefisiensi anggaran, akan tetapi jug pada kualitas layanan yang diberikan.
membutuhkan karyawan. Analisis pekerjaan adalah prosedur yang Anda lalui untuk
menemukan (1) apa yang diminta pekerjaan itu dan (2) jenis orang seperti apa yang
harus Anda pekerjakan untuk pekerjaan tersebut. Hal ini membutuhkan enam langkah:
terdapat berbagai kekeliruan baik dari segi penulisan maupun pembahasan yang
termuat dalam makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan masukan dan kritikan
dari para peserta diskusi mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia dalam
Pendidikan Islam pada program Pascasarjana IAIN Kendari tahun ajaran 2014/2015,
sehingga makalah ini dapat menambah wawasan pengetahuan kita dalam pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Dessler, Gary. Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi 10 Jilid 1. Jakarta: PT Indeks. 2007.
Hariandja, M.T.E. Manajemen Sumber Daya Manusia Pengadaan, Pengembangan, 2007.
http://rayvictory.wordpress.com/2011/09/20/design-pekerjaan-dan-informasi-analisis-
pekerjaan, diakses/tgl-13April2015
Noe, Hollenbeck, Gerhart and Wright. Human Resource Management: Gaining a Competitive
Advantage, 8th edition. New York: Mc Graw Hill. 2012.
Keputusan MENPAN Nomor: KEP/75/M.PAN/7/2004 Tentang Pedoman Perhitungan
Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi
PNS.
Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil.
Sofyandi, H. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2008.
Suparno Eko Widodo, M.M Prof. Dr., Manajemen Pengembangan Sumber Daya manusia,
(Jakarta:Jaya Media 2014
Wursanto. Manajemen Kepegawaian 1. Yogyakarta: Kanisius. 1991.