Lta Lengkap
Lta Lengkap
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu Indikator yang peka
dalam menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu Negara. Semakin
tinggi AKI menunjukan bahwa kualitas pelayanan Kesehatan Ibu masih perlu
mendapatkan perhatian yang khusus. Secara Global Angka Kematian Ibu
(AKI) masih tinggi, World Health Organization (WHO) menyatakan AKI di
dunia sebesar 303.000 jiwa mayoritas dari angka tersebut terjadi di negara
berkembang. Berdasarkan laporan tersebut Indonesia berada di peringkat
keenam tertinggi untuk AKI di kawasan South East Asian Region (SEAR) dan
peringkat keempat di kawasan Association Of South East Asia Nations
(ASEAN). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,
menyatakan AKI di Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup (KH).
Pada tahun 2015 AKI di Indonesia sebesar 305 per 100.000 KH.Angka ini
sedikit menurun meskipun tidak terlalu signifikan (Kemenkes RI, 2016).
Beberapa faktor penyebab AKI yang masih tinggi di Indonesia
diantaranya adalah pendarahan (30,3%), hipertensi (27,1%), infeksi (7,3%)
dan lain-lain (40,8%). Dilihat dari data di atas AKI masih cukup tinggi yang
disebabkan oleh berbagai faktor yang salah satunya hipertensi. Oleh karena itu
tenaga kesehatan harus bisa memberikan penanganan dan pelayanan yang
efektif untuk mencegah terjadinya hipertensi pada ibu hamil (Kemenkes RI,
2016 ). Hipertensimerupakan suatu kondisi tekanan sistolik darah > 140
mmHg dan /atau diastolik > 90 mmHg,hipertensi
termasukdalammasalahglobal yangmelandadunia.WorldHealthOrganization
(WHO)padatahun2012 menyatakanjumlahkasushipertensidi duniasebanyak
839juta kasus.Jumlahinidiperkirakanakansemakintinggipada tahun 2025
denganestimasi 1,15milyar kasusatausekitar29% daritotalpendudukdunia.
Hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi yang terjadi saat
kehamilan berlangsung dan biasanya pada bulan terakhir kehamilan atau lebih
1
setelah 20 minggu usia kehamilan pada wanita yang sebelumnya normotensif
tekanan darah mencapai nilai 140/90 mmHg atau kenaikan tekanan sistolik 30
mmHg dan tekanan diastolik 15 mmHg di atas nilai normal.Hipertensi
merupakan komplikasi kehamilan yang berkelanjutan dengan penyebab yang
sama, hipertensi dapat berakibat menjadi pre eklampsia atau eklampsia.
Hipertensi dalam kehamilan merupakan penyebab utama peningkatan angka
kesakitan dan kematian pada ibu, janin danneonatus (Nugroho, 2011)
Penelitian yang dilakukan oleh Riset Kesehatan Dasar diketahui
prevalensi Hipertensi dalam kehamilan di Indonesia sebesar 8.341 (1,51%)
dengan rentang usia ibu hamil antara 15-54 tahun. Hal ini menunjukan bahwa
penyakit hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering
muncul selama kehamilan dan dapat menimbulkan komplikasi sebesar 2-3%
kehamilan Berdasarkanhasilpenelitian Sirait(2012),diketahuibahwa hipertensi
pada ibuhamilmerupakanpenyebabutama kematian ibuataujanindalam
kandungan.Persentasehipertensidalamkehamilansering terjadipadadaerah
pedesaanyaitusebesar(15%), halinidikarenakan tingkatpengetahuanibu
hamilyang kurang baikdankurang mengertitentang bahayahipertensidalam
kehamilan. Dalam penelitian inijugamenyatakanbahwahasilyang ditemukan
sebanyak8.341 ibuhamildengan(1,51%)dariusia 15-54 tahun, diperoleh
prevalensi hipertensi padaibu hamil sebesar 1.062kasus (12,7%).
Kejadian Hipertensi Dalam Kehamilan di Provinsi Bengkulu pada
tahun 2014 sebanyak 18 Orang, pada tahun 2015 sedikit menurun yaitu
sebanyak 14 orang dan kembali mengalami kenaikan pada tahum 2016
sebanyak 20 orang yang tersebar di beberapa kabupaten dalam provinsi
Bengkulu. Pada Tahun 2017 angka kejadian Hipertensi tertinggi ada di kota
Bengkulu sebanyak 8 Orang dan terendah di Kabupaten Lebong 1 Orang
(Dinkes Propinsi ,2017).
Kejadian Hipertensi di Kabupaten Benteng bervariasi dari tahun ke
tahun. Pada tahun 2014 jumlah ibu hamil dengan hipertensi dalam kehamilan
sebanyak 3 orang, tahun 2015 terdapat 5 orang ibu hamil dengan hipertensi
dan pada tahun
2016 jumlah ibu hamil dengan hipertensi sebanyak 4 orang. Sedangkan pada
tahun 2017 jumlah ibu hamil dengan hipertensi sebanyak 6 orang dengan jumlah
terbanyak di Puskesmas Kembang Seri dan Puskesmas Bentiring sebanyak 2
orang sedangkan jumlah terendah di Puskesmas Taba Penanjung sebanyak 1
orang.
Sikap para ibu hamil yang kurang memperhatikan kunjungan awal
Kehamilan (K1), pengetahuan ibu yang kurang baik dan pola makan sehari-hari
juga berpengaruh pada kejadian hipertensi dalam kehamilan Berdasarkan hasil
wawancara dengan petugas Puskesmas setempat, adanya kunjungan awal
kehamilan (K1) pada ibu hamil, bertujuan agar mempermudah petugas kesehatan
untuk deteksi dini dan untuk mengetahui kondisi kesehatan ibu serta janin dalam
kandungan agar dapat di kontrol sedini mungkin sebelum terjadi komplikasi
kehamilan(Dinkes Benteng, 2013).
Berdasarkan beberapa hal tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui
faktor yang berhunungan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil diwilayah
kerja Puskesmas Bentiring.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dari
penelitian ini yaitu apakah ada hubungan faktor terjadinya hipertensi pada ibu
hamil di wilayah kerja puskesmas Bentiring berdasarkan umur ibu, riwayat
hipertensi, paritas, dan stress kehamilan.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor risiko kejadian hipertensi pada ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Bentiring berdasarkan umur ibu, riwayat hipertensi, paritas, dan stress
kehamilan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui hubungan antara umur ibu dengan kejadian hipertensi pada ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas Bentiring.
b. Mengetahui hubungan antara riwayat hipertensi Ibu dengan kejadian hipertensi
pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Bentiring.
c. Mengetahui hubungan antara paparan asap rokok dengan kejadian hipertensi
pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Bentiring.
d. Mengetahui hubungan antara paritas dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil
di wilayah kerja Puskesmas Bentiring.
e. Mengetahui hubungan antara stres kehamilan dengan kejadian hipertensi ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas Bentiring.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan
pemberdayaan kepada perempuan terutama ibu hamil untuk menghindari
hipertensi.
2. Manfaat Teknis
Penelitian ini diharapkan menjadi tambahan perbendaharaan pengetahuan
mengenai faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil
yang dapat dijadikan acuan bagi peneliti selanjutnya.
3. Manfaat bagi peneliti
Penelitian ini akan menjadi pengalaman berharga bagi peneliti dan menambah
ilmu pengetahuan terkait faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi
pada ibu hamil dan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian sejenis
dengan metode lain untuk pengembangan penelitian berikutnya dengan
menambah variabel atau mengganti variabel bebas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5) Tingginyaindeks massatubuh
Tingginya indeksmassatubuhmerupakanmasalahgizikarena
kelebihankalori,kelebihanguladangaramyangbisa menjadi faktor
risikoterjadinyaberbagai jenis penyakit degeneratif,
sepertidiabetesmelitus, hipertensidalamkehamilan,penyakit
jantung koroner, reumatik dan berbagai jenis keganasan
(kanker) dangangguan kesehatan lain. Hal tersebut
berkaitandenganadanyatimbunanlemakberlebihdalamtubuh
(Muflihan, 2012).
6) Gangguanginjal
Penyakitginjalsepertigagalginjalakutyang dideritapadaibu hamil
dapatmenyebabkan hipertensi dalam kehamilan. Hal
tersebutberhubungandengan kerusakanglomerulusyang
menimbulkan gangguanfiltrasi dan vasokonstriksi pembuluh darah
(Masruroh, 2016).
7) Faktor Kehamilan
Faktor kehamilan seperti molahidatidosa.hydrop fetalis dan
kehamilan.Preeklamsi dan eklamsi mempunyai resiko 3 kali lebih
sering terjadi pada kehamilan ganda.Dari 105 kasus bayi kembar
dua,didapatkan 28,6% kejadian preeklamsi dan satu kasus
kematian ibu karena eklamsi (Manuaba, 2011).
4. Insiden/prevalensi Hipertensi Dalam Kehamilan
Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal,
hipertensi termasuk dalam masalah global yang melanda dunia. Menurut
data WHO (World Health Organization) pada tahun 2012 jumlah kasus
hipertensi ada 839 juta kasus. Kasus ini diperkirakan akan semakin tinggi
pada tahun 2025 dengan jumlah 1,15 milyar kasus atau sekitar 29% dari
total penduduk dunia. Secara global, 80% kematian ibu hamil yang
tergolong dalam penyebab kematian ibu secara langsung, yaitu
disebabkan karena terjadi perdarahan (25%) biasanya perdarahan pasca
persalinan, hipertensi pada ibu hamil (12%), partus macet (8%), aborsi
(13%) dan karena sebab lain (7%) (WHO, 2012).
Kementerian Kesehatan menjelaskan bahwa hipertensimerupakan
penyakit yang berbahaya, terutama apabila terjadi pada wanita yang
sedang hamil.ini dapat menyebabkan kematian bagi ibu dan bagi bayi
yang akan dilahirkan. Karena tidak ada gejala atau tanda khas sebagai
peringatan dini .Hipertensi dalam kehamilan atau yang disebut dengan
preeklampsia, kejadian ini persentasenya 12% dari kematian ibu di
seluruh dunia. Kemenkes (2013) menyatakan bahwa hipertensi
meningkatkan angka kematian dan kesakitan pada ibu hamil (Kemenkes,
2013).
5. FisiologiHipertensi
Hipertensiatauyang lebihdikenaldengansebutanpenyakitdarahtinggi
adalahsuatukeadaandimanatekanandarahseseorang
beradadiatasbatasnormal
atauoptimalyaitu120mmHguntuksistolikdan80mmHg
untukdiastolik.Peningkatantekanandarahterjadisecarakronis
(dalamjangkawaktulama).Penyakit inidikategorikan
sebagaithesilentdiseasekarenapenderita tidak mengetahui dirinya
mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanandarahnya.
Padastadium awalsebagianbesarpasien hipertensi
menunjukkancurah jantungyang meningkatdankemudian
diikutidengankenaikantahananperifer yang
mengakibatkankenaikantekanandarahyang
menetap.Peningkatancurahjantungdantahananperiferdapatterjadiakibatdar
iberbagaifaktorsepertigenetik,aktivitassarafsimpatis, asupangaram, dan
metabolismenatriumdalamginjaldan faktor endotel mempunyaiperan
dalam peningkatan tekanandarah pada hipertensi. Pengaruh asupangaram
terhadap metabolismenatriumdalamginjaldan faktor endotel
mempunyaiperan dalam peningkatan tekanan darah pada hipertensi.
Faktorlainyang ikutberperan,yaitusistemreninangiotensinyang
berperanpenting dalam pengaturantekanandarah.Produksirenin
dipengaruhiolehberbagaifaktor antara
lainstimulasisarafsimpatis.Reninberperanpadaproses
konversiangiotensinI menjadi angiotensin II.AngiotensinII menyebabkan
sekresi aldosteronyang mengakibatkan menyimpangaramdalam
air.Keadaan iniyang berperan pada timbulnyahipertensi.Hipertensisistolik
diastolikdidiagnosisbilatekanandarahsistolik(TDS)≥140mmHgdantekana
ndarahdiastolik (TDD)≥90mmHg.Hipertensisistolik
terisolasi(HST)atauIsolatedSystolicHypertension(ISH)adalahbilaTDS
≥140 mmHgdengan TDD< 90 mmHg.
6. Patofisiologi
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya
angiotensi dan renin oleh enzim renin yang bisa mengubah angiotensi I
dan II atau angiotensin converting enzym (ACE).ACE memegang peran
fisiologis yang penting dalam mengatur tekanan darah,mengandung
angiotensinogen yang diproduksi di hati. Selanjutnya oleh hormon renin
(diproduksi oleh ginjal) akan diubah lagi menjadi angiotensin I yang
terdapat di ginjal. Kemudian diubah lagi menjadi angiotensin II oleh
ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin II inilah yang memiliki
peranan dalam menaikkan tekanan darah (Abidin, 2009).
Angiotensin II meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH)
penyebab rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus berada pada ginjal
untuk mengatur osmolitas dan volume urine. Meningkatnya ADH sangat
sedikit urine yang diekskresikan ke luar atau anti diuresis,sehingga
menjadi pekat dan tinggi osmolitasnya (Abidin, 2009). Volume cairan
ekstraselular akan diencerkan dengan menarik cairan meningkatkan
terjadinya anti diuresis. Akibatnya,volume meningkat,yang pada
akhirnya akan meningkatkan tekanan darah (Suheimi, 2009).
7. Manifestasi Klinis
Hipertensidalamkehamilan merupakanpenyakitteoritis,sehingga
terdapatberbagaiusulanmengenaipembagian kliniknya.
Pembagian klinikhipertensidalamkehamilanadalahsebagaiberikut:
a. Hipertensi dalam kehamilan sebagai komplikasikehamilan
1) Preeklampsi
Proteinuria yang merupakan tanda diagnostik preeklampsidapat
terjadi karena kerusakan glomerulus ginjal. Dalam keadaan
normal, proteoglikan dalam membran dasar glomerulus
menyebabkan muatan listrik negatif terhadap protein,sehingga
hasilakhirfiltratglomerulusadalah bebas protein.Pada
penyakitginjaltertentu,muatannegatif proteoglikanmenjadihilang
sehinggaterjadinefropatidan proteinuriaataualbuminuria.
Salahsatudampakdari disfungsi endotel yang ada pada
preeklampsi adalah nefropati ginjal karena peningkatan
permeabilitas vaskular. Proses tersebut
dapatmenjelaskanterjadinyaproteinuria padapreeklampsi. Kadar
kreatininplasmapadapreeklampsi umumnya normal atau
naiksedikit(1,0-1,5mg/dl).Halinidisebabkankarena preeklampsi
menghambatfiltrasi, sedangkan kehamilan memacu fitrasi,
sedangkan kehamilan memacu filtrasi sehinggaterjadi
kesimpangan (Cuningham, 2013).
2) Eklampsi
Eklampsia adalah terjadinya kejang pada seorang wanita
denganpreeklampsiayang tidakdapatdisebabkanolehhallain.
Kejang bersifatgrandmalatautonik-klonikgeneralisatadan mungkin
timbul sebelum, selamaatau setelah persalinan. Eklampsia paling
sering terjadipada trimester akhir dan menjadi sering mendekati
Aterm. Pada umumnya kejang dimulaidarimakinmemburuknya
preeklampsiadanterjadinya gejalanyerikepala
daerahfrontal,gangguanpenglihatan, mual, nyeri epigastrium
danhiperrefleksia.
Konvulsi eklampsidibagi menjadi 4 tingkat,yaitu :
a) Tingkat awal atauaura
Keadaaniniberlangsungkira-kira 30detik.Matapenderita
terbuka tanpa melihat, kelopakmata bergetardemikianpula
tangannyadan kepala diputarkekanan atau kekiri.
b) Tingkat kejangtonik
Berlangsung kuranglebih 30 detik. Dalam tingkatini seluruh
ototmenjadikaku, wajahkelihatankaku,tangannya
menggenggam dan kaki membengkok ke dalam.
Pernapasanberhenti,muka terlihatsianotik dan lidahdapat
tergigit.
c) Tingkat kejangklonik
Berlangsungantara1-2 menit. Kejangtonik menghilang.
Semua otot berkontraksi secara berulang-ulang dalam
tempoyangcepat.Mulutmembuka danmenutupsehingga
lidahdapattergigitdisertaibola mata menonjol.Darimulut,
keluar ludahyang berbusa, muka menunjukkan kongesti
dansianotik.Penderitamenjaditaksadar.Kejang klonikini
dapatterjadidemikianhebatnya,sehingga penderita dapat
terjatuh dari tempattidurnya.Akhirnyakejang berhentidan
penderita menarik napas secaramendengkur.
d) Tingkat koma
Lamanya ketidaksadarantidak selalu sama. Secara perlahan-
lahan penderita menjadi sadar lagi, akan tetapi
dapatterjadipula bahwasebelumitu timbulseranganbaru yang
berulang, sehingga penderita tetap dalam koma. Selama
serangan,tekanandarahmeninggi,nadicepatdan suhu
meningkat sampai 40 C.
e) Kejang
Kejang padaeklampsiberkaitandenganterjadinyaedema
serebri. Secara teoritisterdapatduapenyebabterjadinya edema
serebrifokalyaituadanya vasospasmedandilatasi yang
kuat.Teorivasospasmemenganggapbahwaover
regulationserebrovaskuler akibatnaiknyatekanandarah
menyebabkanvasospasmeyang berlebihanyang
menyebabkaniskemialokal.
10. Penanganan
Penanganan umum, meliputi:
a. Perawatan selamakehamilan
1) Jika kehamilan kurang dari 37 minggu:
a) Pantau tekanan darah,urine (proteinnuria),dan kondisi janin
b) Konseling pasien dan keluarganya tentang tanda-tanda
c) bahaya preeklampsi dan eklampsi.
d) Lebih banyak istirahat
e) Diit makanan tinggi protein,karbohidrat,cukup vitamin
f) Tidak perlu diberi obat-obatan.
2) Jika kehamilan lebih dari 37 minggu
a) Terminasi kehamilan,jika servik matang pecah ketuban dan
b) Induksi dengan oksitosin atau prostaglandin.
c) Jika servik belum matanglakukan pematangan dengan
prostaglandin atau kateter atau lakukan seksio seksio
sesaria.
b. Perawatan persalinan
Pada preeklampsiberat,persalinanharusterjadidalam24jam, sedang
padaeklampsidalam12jamsejakgejalaeklampsitimbul.
Jikaterdapatgawatjanin,ataupersalinantidakterjadidalam12 jam
padaeklampsi, lakukan seksio sesarea (Mustafa, 2012).
c. Perawatan pospartum
Antikonvulsanditeruskansampai24jam postpartumatau kejang
Teruskanpemberianobatantihipertensijika tekanandarah
diastolikmasih>110mmHgdanpemantauanurin(Mustafa, 2012).
11. Pencegahan Hipertensi Dalam Kehamilan
Strategi yangdilakukangunamencegahhipertensidalamkehamilan
meliputi upayanonfarmakologi dan farmakologi. Upaya nonfarmakologi
meliputiedukasi,deteksi prenatal dini dan manipulasi
diet.Sedangkanupayafarmakologimencakuppemberian aspirindosis
rendah danantioksidan (Cunningham, 2013).
a. Penyuluhan untuk kehamilan berikutnya
Wanitayang mengalamihipertensiselamakehamilanharus
dievaluasipadamasapostpartumdini dandiberipenyuluhan
mengenaikehamilanmendatang sertarisikokardiovaskularmereka
pada masayang akan datang. Wanita yang mengalami preeklampsi-
eklampsia lebihrentanmengalamipenyulithipertensi pada kehamilan
berikutnya(Rukiyah, 2013).
b. Deteksi pranatal dini
Selama kehamilan waktupemeriksaanpranataldijadwalkan 1kali
saattrimester pertama, 1kalisaattrimesterkeduadan2kalipada trimester
ketiga. Kunjungan dapatditambah tergantung pada
kondisimaternal.Denganadanya pemeriksaan secararutinselama
kehamilan dapat dilakukandeteksi dini hipertensi dalam
kehamilan.Wanitadenganhipertensiyang nyata(≥140/90mmHg)
sering dirawatinapkanselama2sampai3hariuntukdievaluasi
keparahanhipertensikehamilannyayang barumuncul.Meskipun
pemilihanpemeriksaan laboratoriumdantindakantambahan tergantung
pada sifat keluhan utama dan biasanya merupakan bagianrencana
diagnostik,pemeriksaanseldarahlengkapdengan
asupandarah,urinalisissertagolongandarahdanrhesusmenjadi
tigatesdasaryang memberikan dataobjektifuntukevaluasi sebenarnya
pada setiap kedaruratan obstetri ginekologi. Hal tersebut berlaku
pada hipertensi dalam kehamilan, urinalisis
menjadipemeriksaanutamayang dapatmenegakkandiagnosisdini
padapreeklampsi(CunninghamG, 2013).
c. Manipulasi diet
Salahsatuusahaawalyang ditujukanuntukmencegahhipertensi
sebagaipenyulitkehamilan adalahpembatasanasupangaram.Diet
tinggikalsiumdanpemberiankapsuldengankandunganminyak ikan
dapatmenyebabkanpenurunanbermakna tekanandarahserta mencegah
hipertensi dalam kehamilan (CunninghamG, 2013).
d. Aspirin dosis rendah
Penelitianpadatahun1986,melaporkanbahwapemberianaspirin
60mg atauplacebopadawanitaprimigravidamampumenurunkan
kejadianpreeklampsi.Haltersebutdisebabkankarena supresi selektif
sintesistromboksan oleh trombosit serta tidak terganggunyaproduksi
prostasiklin (Cunningham G, 2013).
e. Antioksidan
Terapi antioksidansecara bermakna menurunkan aktivasi sel
endoteldanmengisyaratkanbahwa terapisemacaminibermanfaat
dalampencegahanhipertensikehamilan, terutama preeklampsi.
AntioksidantersebutdapatberupavitaminCdanE(Cunningham G,
2013).
12. Rehabilitasi Hipertensi Dalam Kehamilan.
a. Rehabilitasi
Rehabilitasimerupakanupayaperbaikan dampaknegatifdari
hipertensiyang tidakbisadiobati.Upayayang
dapatdilakukanolehpenderitahipertensiantaralain
denganperubahanpolamakandangayahidupsehatyang
harusdilakukansecara kontinum.Hal-
hallainyangdilakukandanbertujuan agar tekanandarahselaludalam
keadaan normal sepertimenurunkan berat badanhinggamencapai
beratbadan ideal, berolahragadanpolamakanseimbang
sepertimengurangiasupangaramkarena
didalamgaramterdapatkandungan sodiumyang dapatmeningkatkan
tekanan darah bagi orangyangmemiliki sensitifitas garam.
b. Monitoring
1) Kontrol penyakitkedokter minimal sebulan sekali.
2) Monitoring:
a) Tekanan darah
b) Kerusakan target organ:
(1) Mata (Retinopatihipertensi)
(2) Ginjal (Nefropatihipertensi)
(3) Jantung(HHD)
(4) Otak (Stroke)
c. Interaksi obat danefek samping
d. Program rehabilitasiexercise
Program latihan :
a. Menghitungdenyutnadiawal, untukmengetahuikondisi
kardiovaskulersaat itu.
b. Senampemanasanberupalatihanperegangandisertailatihanpernafas
anyang berlangsungsekitar5-10menit.
c. Latihanutamaberupajalankaki,jogging,lari,bersepedasekitar20-
30menit, sesuai dengan dosis latihan.
d. Senampendinginanberupalatihanpernafasanataupunteknik-
teknikrelaksasi selama5-10 menit.
e. Terapi Oksigen
Terapiinisamahalnyadenganmempraktekkancarabernapasyangdalam
dan panjang.Bernapasdalamdanpanjang
memungkinkanuntukmenghiruplebihbanyak
oksigen.Selainitu,carabernapasyang
sepertiinimembantuuntuklebihrileks.Satu
jamsebelumtidur,usahakanturunkansuhukamar.Kemudiansaatsuhutub
uhturun.
13. Program Pemerintah Terkait Hipertensi Dalam Kehamilan
Penyakit hipertensi dalam kehamilan dibedakan menjadi dua penyakit
serius: pre-eklampsia dan eklampsia. Suatu gambaran patologi utama
dari pre-eklampsia dan eklampsia ditandai dengan meningkatnya
resistensi pembuluh darah periferal berhubungan dengan vasospasme.
Hipertensi bukanlah masalah patologi utama dalam penyakit ini,kecuali
jika tingkat tekanan darah sangat tinggi (diatas 160/110 mmHg).
Tantangan ke depan adalah mempersiapkan calon ibu agar benar-benar
siap untuk hamil dan melahirkan dan menjaga agar terjamin kesehatan
lingkungan yang mampu melindungi bayi dari infeksi.Salah satu program
pemerintah dalam upaya terkait dengan pencegahan dan penanganan
hipertensi adalah dengan 7 T yang salah satu “T” adalah kontrol tekanan
darah selama hamil.
b) Data Obyektif
Data obyektif adalah pendokumentasian hasil obseservasi
yanjujurhasil pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium /
pemerik saan diagnosa lain (Mufdilah, 2009).
b. Langkah II, Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan interpretasi data yang benar terhadap
diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi
yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.Data dasar yang
sudah dikumpulkan di interpretasikan sehingga ditemukan masalah atau
diagnosa yang spesifik.Masalah sering berkaitan dengan pengalaman
wanita yang di identifikasikan oleh bidan.Masalah ini sering menyertai
diagnosa. Sebagai contoh yaitu wanita pada trimester ketiga merasa
takut terhadap proses persalinan dan persalinan yang sudah tidak dapat
ditunda lagi. Perasaan takut tidak termasuk dalam kategori
“nomenklatur standar diagnosa” tetapi tentu akan menciptakan suatu
masalah yang membutuhkan pengkajian lebih lanjut dan memerlukan
suatu perencanaan untuk mengurangi rasa sakit
c. Langkah III (ketiga): Mengidentifikasikan diagnosa atau masalah
potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasikan masalah atau diagnosa
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klienbidan
diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalahpotensial
benar-benar terjadi
d. Langkah IV (keempat):Mengidentifikasidan Menetapkan Kebu
tuhan yang memerlukan penanganan segera.
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter
dan/atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota
tim kesehatan yang lain sesuai kondisi klien.Langkah keempat
mencerminkan kesinambunagan dari proses manajemen kebidanan. Jadi
manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan
prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus
menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut dalam persalinan.
Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi.
Beberapa data mungkin mengindikasikan situasi yang gawat dimana
bidan harus bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu
atau anak (misalnya,perdarahan, kelahiran prematur,pertumbuhan janin
terganggu,kematian janin,sulosio plasenta).Dari data yang dikumpulkan
dapat menunjukan satu situasi yang memerlukan tindakan segera
sementara yang lain harus menunggu intervensi dari seorang dokter,
misalnya perdarahan. Situasi lainya bisa saja tidak merupakan
kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.
e. Langkah V (kelima) : Merencanakan Asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuahan yang menyeluruh
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya.Langkah ini merupakan
kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah iniinformasi atau data
dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.Rencana asuhan yang
menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari
kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari
kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang
diperkirakan akan terjadi berikutnya apakah diberikan penyuluhan,
konseling, dan apakah merujuk klien bila ada masalah-masalah yg
berkaitan dengan sosial ekonomi,kultur atau masalah psikologis.Semua
keputusan yg dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus
rasional dan benar- benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori up
to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan atau tidak
akan dilakukan oleh klien.
f. Langkah VI (pelaksanaan rencana tindakan)
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang
telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan
aman. Perencanaan ini bisa dilakukan oleh bidan atau sebagian
dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien atau anggota tim
kesehatan yang lain. Jika bidan tidak melakukanya sendiri ia tetap
memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaanya.
Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta
meningkatkan mutu dari asuhan klien.
b) Keluhan utama
Alasan datang atau keluhan utama adalah untuk mengetahui
masalah yang di hadapi berkaitan dengan hipertensi dalam
kehamilan (Ambarwati, dkk, 2008).
Keluhan utama pada ibu dengan hipertensi ini adalah Sakit
kepala yang tidak cepat hilang,bengkak pada wajah dan
ekstrimitas atas (Saifuddin, 2014)
c) Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan meliputi :
(1) Riwayat kesehatan sekarang
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya
dengan hipertensi dalam kehamilan.
(2) Riwayat kesehatan yang lalu
Data ini diperlukan untuk mengetahui adanya riwayat atau
penyakit akut, kronis seperti jantung, diabetes militus,
hipertensi, asma yang dapat mempengaruhi pada masa
kehamilan.
(3) Riwayat kesehatan keluarga :
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adaya
pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan
pasien dan bayinya, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang
menyertainya. Riwayat keturunan kembar untuk mengetahui
ada tidaknya keturunan kembar dalam keluarga (Sujiyatini,
2009)
d) Riwayat Perkawinan :
Penting untuk dikaji karena akan mendapatkan gambaran
mengenai suasana rumah tangga pasangan. Nikah berapa kali,
status pernikahan syah/tidak, menikah pada umur berapa
tahun,lama pertnikahan berapa tahun (Sulistyawati,2009).
e) Riwayat Obstetri
(1) Riwayat menstruasi
Data yang diperoleh sebagai gambaran tentang keadaan dasar
dari organ reproduksinya.Menarche (pertama kali haid),
siklus (jarak antara menstruasi yang dialami dengan
menstruasi berikutnya), lamanya menstruasi, banyaknya
darah, bau, warna, konsistensi, ada dismenorhe dan flour
albus atau tidak, keluhan (keluhan yang dirasakan ketika
mengalami menstruasi) (Sulistyawati, 2009).
(2) Riwayat kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Tanggal kelahiran, usia kehamilan aterm atau tidak, bentuk
persalinan (spontan, SC, forcep atau vakum), penolong,
tempat, masalah obstetri dalam kehamilan (preeklamsi,
ketuban pecah dini), dalam persalinan (malpresentasi, drip
oksitosin), dalam nifas (perdarahan, infeksi kandungan), jenis
kelamin bayi (laki-laki/perempuan), berat badan bayi, adakah
kelainan kongenital, kondisi anak sekarang (Hani, 2011).
f) Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT dan HPL untuk mengetahui perkiraan kelahiran, ANC
(Antenatal Care) Untuk mengetahui periksa teratur atau tidak,
tempat ANC dimana (Prawirohardjo, 2010). Pergerakan janin
dirasakan pertama kali pada usia kehamilan berapa minggu,
dalam 24 jam berapa kali, dalam 10 menit berapa kali, TT berapa
kali, Obat-obat yang di konsumsi selama kehamilan, kebiasaan
negatif ibu terhadap kehamilannya (merokok, narkoba, alkohol,
minum jamu), keluhan yang pada trisemester I apa,keluhan
trisemester II (Janah, 2011).
g) Riwayat KB
Kontrasepsi yang pernah dipakai, lamanya pemakaian
kontrasepsi, alasan berhenti, rencana yang akan datang (Janah,
2011).
h) Pola kebutuhan sehari-hari
(1) Pola Nutrisi
Penting untuk diketahui supaya kita mendapatkan gambaran
bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya selama hamil
(Sulistyawati, 2009).Makanan : Frekuensi, banyaknya,
jumlah, pantangan, keluhan. Minuman : Frekuensi,
banyaknya, jenis minuman, keluhan.
(2) Pola Eliminasi
Untuk memastikan keadaan kesehatan keluarga (Sulistyawati,
2009).Dikaji BAB berapa kali/hari, BAK berapa kali /hari,
keluhan.
(3) Pola Istirahat
Untuk mengetahui hambatan yang mungkin muncul jika
didapatkan data yang senjang tentang pemenuhan kebutuhan
istirahat (Sulistyawati, 2009).Dikaji tidur siang dan tidur
malam berapa jam, keluhan.
(4) Pola Aktivitas
Memberikan gambaran tentang seberapa berat aktivitas yang
dilakukan di rumah (Sulistyawati, 2009).Dikaji pekerjaan
dirumah atau pekerjaan yang dikerjakan sehari-hari.
(5) Personal Hygiene
Data yang mempengaruhi kesehatan pasien dan bayinya
(Sulistyawati, 2009).Dikaji mandi berapa kali/hari, keramas
berapa kali/minggu, ganti baju berapa kali/hari, ganti celana
dalam berapa kali/hari, 49 sikat gigi berapa kali/hari, potong
kuku berapa kali/minggu.
(6) Aktivitas Seksual
Untuk mengetahui keluhan dalam aktivitas seksual yang
mengganggu (Sulistyawati, 2009).Dikaji frekuensi, keluhan.
i) Psikososial Spiritual
Perlu dikaji untuk kenyamanan psikologis ibu (Sulistyawati,
2009). Dikaji respon terhadap kehamilan ini senang atau tidak,
respon suami terhadap kehamilan ini mendukung atau tidak, adat
istiadat.
2) Data Objektif
Pencatatan dilakukan dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan
khusus kebidanan, data penunjang yang dilakukan sesuai dengan
beratnya masalah (Hidayat, 2009).
a) Pemeriksaan umum
Bertujuan untuk menilai keadaan umum pasien, status gizi,
tingkat kesadaran, serta ada tidaknya kelainan bentuk badan
(Hidayat & Uliyah, 2008).
(1) Kesadaran, Pemeriksaan yang bertujuan menilai status
kesadaran pasien (Hidayat & Uliyah, 2008).
(2) Tanda vital sign
(a) Tekanan darah
Untuk menilai sistem kardiovaskuler berkaitan dengan
hipertensi (Kusmiyati, 2007). Hipertensi dalam
kehamilan dengan kenaikan ≥ 140/90 mmHg (Mitayani,
2009)
(b) Nadi
Untuk menentukan masalah sirkulasi tungkai (Takikardi)
(Mitiayani,2009), Frekuensi normal 60-90X/ menit
(Kusmiyati, 2007).
(c) Suhu
Untuk mengetahui suhu tubuh pasien normal atau tidak
(Kusmiyati, 2007). Peningkatan suhu menandakan
terjadi infeksi, Suhu normal adalah 36,5-37,6oC
(Mitayani, 2009).
(d) Pernafasan
Untuk mengetahui sistem fungsi pernafasan (Kusmiyati,
2007).Frekuensi normal 16-24X/menit (Mitayani, 2009).
(e) Berat Badan
Untuk mengetahui faktor obesitas, selama kehamilan
berat badan naik 9-12 kg (Mufdlilah, 2009).
(f) Tinggi Badan
Untuk menentukan kemungkinan adanya panggul sempit
(terutama pada yang pendek) tinggi badan normal ≥ 145
cm (Mufdlilah, 2009).
(g) LILA
Untuk mengetahui adanya faktor kurang gizi bila kurang
dari 23,5 cm (Mufdlilah, 2009).
b) Pemeriksaan fisik
Merupakan salah satu cara untuk mengetahui gejala atau masalah
kesehatan yang dialami oleh pasien (Hidayat & Uliyah, 2008).
Berikut pemeriksaan head to toe menurut Janah, 2011).
(1) Inspeksi
(a) Kepala : Bagaimana bentuk kepala, warna rambut hitam
atau tidak, bersih atau tidak, adakah ketombe dan rambut
rontok.
(b) Muka :
Pucat atau tidak.
(c) Mata :
Adakah gangguan penglihatan, konjungtiva anemis atau
tidak, sklera ikterik atau tidak).
(d) Telinga :
Bersih atau tidak, adakah gangguan pendengaran, adakah
masa didalam telinga.
(e) Hidung :
Bersih atau tidak, adakah pernafasan cuping hidung,
adakah polip.
(f) Mulut dan gigi :
Mulut, lidah dan gigi bersih atau tidak, adakah caries
gigi, adakah perdarahan gusi, bibir stomatitis atau tidak.
(g) Leher :
Adakah pembesaran kelenjar tyroid, adakah pembesaran
vena jugularis, adakah pembesaran getah bening.
(h) Dada :
Adakah retraksi dada, denyut jantung teratur atau tidak,
adakah whezzing paru-paru.
(i) Ekstremitas atas :
Ujung jari pucat atau tidak, turgor ikterik atau tidak
tangan dan kuku bersih atau tidak.
(j) Ekstremitas bawah :
Turgor baik atau tidak, adakah oedem, bagaimana reflek
patella
(k) Anus :
Adakah varises, adakah tanda chadwick, adakah
hemoroid.
(2) Palpasi
Digunakan untuk menentukan besarnya rahim, dengan
menentukan usia kehamilan serta menentukan letak janin
dalam rahim (Hidayat & Uliyah, 2008).
(a) Payudara :
Adakah benjolan abnormal, adakah rasa nyeri, adakah
pengeluaran kolostrum (Janah, 2011). Pada kasus
bendungan ASI teraba bengkak, benjolan, puting susu
menonjol tidak, warna kemerahan (Suherni, dkk, 2008)
(b) Abdomen :
Pemeriksaan Leopold
Leopold I : Digunakan untuk menentukan usia
kehamilan dan bagian apa janin yang
ada dalam fundus.
Leopold II : Digunakan untuk menetukan letak
punggung anak dan letak bagian kecil
pada anak
Leopold III : Digunakan untuk menentukan bagian
apa yang terdapat dibagian bawah dan
apakah bagian bawah anak sudah
masuk atau belum ke PAP.
Leopold IV Digunakan untuk menentukan apa
yang menjadi bagian bawah dan
seberapa masuknya bagian bawah
tersebut ke dalam rongga panggul
(Hidayat & Uliyah, 2008).
Pemeriksaan TFU (Tinggi Fundus Uteri) dan TBJ
(Tafsiran Berat Janin). Jika belum masuk Panggul (TFU-
12) X 155 Jika sudah masuk Panggul (TFU-11) X 155
(Janah, 2011)
(3) Auskultasi
Digunakan untuk mendengarkan bunyi jantung janin, bising
tali pusat, bising usus.Dalam keadaan sehat bunyi jantung
janin 120-140 X/menit (Hidayat & Uliyah, 2008).
(4) Perkusi
Pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh
tertentu untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya
(kiri kanan) dengan tujuan menghasilkan suara (G. A.
Mandriwati, 2011)
c) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaanlaboratorium,untukmenegakkandiagnose danuntuk
mengetahui kondisi klien sebagai data penunjang.
b. Langkah II (Kedua) : Intepretasi Data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis
atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar
atas data-data yang telah dikumpulkan.Data dasar yang sudah
dikumpulkan dinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau
diagnosis yang spesifik (Arsinah, 2010).
1) Diagnosa Kebidanan
Diagnosis yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan
dan memenuhi standar nomenklatur (tata nama) diagnosa kebidanan
Diagnosa : Ny W P...A... umur ... tahun, hamil ke ... dengan
Hipertensi Dalam Kehamilan (Purwandari, 2008).
Data subjektif
Ibu mengatakan sakit kepala yang tidak cepat hilang dan pandangan
mata kabur (varney, 2004).
Data objektif
Tekanan darah 140/90 mmHg, suhu tubuh 36,50C,nadi
84x/menit,pernapasan 24x/menit, (Suherni, dkk, 2008).
2) Masalah
Permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien Ibu
merasa cemas karena kerena penyakit hipertensi yang menyertai
kehamilannya (Varney, 2004)
3) Kebutuhan.
Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien berdasarkan
keadaan dan masalahnya (Sulistyawati, 2009). Kebutuhan pada ibu
hamil dengan hipertensi dalam kehamilan adalah penjelasan tentang
penyebab hipertensi supaya ibu tidak cemas dan dibuat rencana
untuk mengurangi kecemasan dan ketidaknyamanan tersebut (Farerr,
2001).
c. Langkah III ( Diagnosa Potensial)
Melakukan identifikasi masalah atau diagnosa potensial yang sudah
diidentifikasi (varney, 2007). Diagnosa potensial yang mungkin terjadi
pada ibu dengan hipertensi dalam kehamilan adalah pertumbuhan janin
terhambat,kematian janin,persalinan prematur dan solusio plasenta,
(Ambarwati,dkk,2008).
d. Langkah IV (Antisipasi / tindakan segera)
Langkah ini memerlukan kesinambungan dari manajemen kebidanan.
Identifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan atau
untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan lain sesuai dengan kondisi pasien (Sulstyawati, 2009).
Antisipasi pertama yang lakukan memberikan penyuluhan tentang pola
makan tinggi protein,karbohidrat,rendah lamak dan rendah
garam.penanganan segera pada kasus ini adalah melakukan kolaborasi
dengan dokter obsgyn untuk mencegah terjadinya komplikasi hipertensi
lebih lanjut,kolaborasi dengan laboratorium untuk mendeteksi
perkembangan penyakit hipertensi menjadi preeklampsi dengan cara
memeriksakan adanya protein urine dan pemeriksaan tekanan darah
agar tidak menimbulkan bentuk kelainan patologis (Saifuddin, 2009)
e. Langkah V (perencanaan)
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh oleh langkah-
langkah sebelumnya atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau
antisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat
dilengkapi (Varney, 2004).Perencanaan asuhan kebidanan pada ibu
dengan hipertensi dalam kehamilan menurut Saifuddin (2002) adalah
1) Beri dukungan moril pada ibu untuk mengatasi kecemasan.
2) Pantau keadaan umum, tekanan darah ibu,protein urine,reflek
patelladan monitor DJJ.
3) Beri informasi yang jelas tentang keadaan ibu dan keadaan
kehamilannya.
4) Anjurkan untuk banyak istirahat yaitu dengan menghindari
pekerjaan berat yang biasa dikerjakan sebelum hamil,
5) Ajarkan ibu untuk menilai gerakan janin teratur atau
berkurang,sehingga dapat digunakan untuk menilai keadaan janin.
6) Anjurkan diet makan tinggi protein,tinggi karbohidrat,cukup
vitamin,rendah lemak dan rendah garam. Observasi tanda-tanda vital
dan TFU ibu setiap datang periksa hamil.
7) Anjurkan ibu untuk periksa kehamilan 2 minggu sekali atau bila ada
keluhan..
f. Langkah VI (pelaksanaaan rencana asuhan)
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan penyuluhan pada
klien dan keluarga.Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan
secara efisien dan aman (Sulistyawati, 2009), pelaksanaan rencana
asuhan sesuai dengan pelaksanaan.
1) Memberikan dukungan moril pada ibu,untuk mengatasi
kecemasannya.
2) Memantau tekanan darah,protein urine,reflek patella,dan monitor
DJJ.
3) Memberikan informasi yang jelas tentang keadaan pasien dan
keadaan kehamilnnya.
4) Menganjurkan untuk banyak istirahat yaitu dengan menghindari
pekerjaan yang berat yang biasa dikerjakan sebelum hamil.
5) Mengajurkan ibu untuk menilai gerakan janin teratur atau berkurang
sehingga dapat digunakan untuk menilai keadaan janin.
6) Menganjurkan ibu untuk diet makanan tinggi protein,tinggi
7) Karbohidrat,cukup vitamin,rendah lemak dan rendah garam.
8) Menganjurkan ibu untuk memeriksakan kehamilannya 2 minggu
sekali atau bila ada keluhan.
g. Langkah VII (evaluasi)
Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa yang
telah dilakukan bidan. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan, ulangi kembali manajemen dengan benar terhadap
setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tapi belum efektif atau
merencanakan kembali yang belum terlaksana (Sulistyawati, 2009).
Evaluasi pada ibu dengan hipertensi dalam kehamilan antara lain :
1) Apakah kecemasan ibu berkurang.
2) Apakah tanda-tanda vitalterutama tekanan darah terjadi penurunan
3) Tidak,adakah protein dalam urine,bagaimana reflek patella positif
atau Tidak,DJJ teratur atau tidak.
4) Apakah pesien sudah mengerti tentang informasi yang telah
dijelaskan menyangkut keadaannya dan kehamilannya
5) Bagaimana pola istirahat ibu,apakah ibu sudah istirahat cukup dan
menghindarri pekerjaan berat yang biasa dikerjakan sebelum hamil.
6) Bagaimana pola makan dan asupan diit,apakah ibu bersedia diit
makanan tinggi protein,tinggi karbohidrat,cukup vitamin,rendah
lemak dan rendah garam.
7) Apakah ibu sudah mengerti craa menilai gerakan janin dan
tujuannya.
8) Apakah pasien bersedia melakukan kunjungan ulang lebih sering
atau 2 minggu sekali.
D. Metode Non Farmakologi
Menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang telah terbukti mencegah
tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang penting dalam penanganan
hipertensi. Disamping menurunkan tekanan darah pada pasien-pasien dengan
hipertensi, modifikasi gaya hidup juga dapat mengurangi berlanjutnya
tekanan darah ke hipertensi pada pasien-pasien dengan tekanan darah
prehipertensi.
Pada pasien yang menderita hipertensi derajat 1, tanpa faktor risiko
kardiovaskular lain, maka strategi pola hidup sehat merupakan tatalaksana
tahap awal, yang harus dijalani setidaknya selama 4 – 6 bulan. Bila setelah
jangka waktu tersebut, tidak didapatkan penurunan tekanan darah yang
diharapkan atau didapatkan faktor risiko kardiovaskular yang lain, maka
sangat dianjurkan untuk memulai terapi farmakologi.
Modifikasi gaya hidup yang penting yang terlihat menurunkan tekanan darah
adalah:
1. Mengurangi berat badan untuk individu yang obes atau gemuk
Hipertensi 2 – 3 kali lebih sering pada orang gemuk dibanding orang
dengan berat badan ideal. Lebih dari 60 % pasien dengan hipertensi adalah
gemuk (overweight). Penurunan berat badan, hanya dengan 10 pound (4,5
kg) dapat menurunkan tekanan darah secara bermakna pada orang gemuk.
Obesitas pada perut dikaitkan dengan sindrom metabolik, yang juga
merupakan cikal bakal dari hipertensi dan sindrom resisten insulin yang
dapat berlanjut ke DM tipe 2, dislipidemia, dan selanjutnya ke penyakit
kardiovaskuler
2. Mengadopsi pola makan DASH (Dietary Approach to Stop Hyperte)
JNC VII menyarankan pola makan DASH yaitu diet yang kaya
dengan buah, sayur, dan produk susu redah lemak dengan kadar total
lemak dan lemak jenuh berkurang. Diet kaya dengan buah dan sayuran dan
rendah lemak jenuh dapat menurunkan tekanan darah pada individu
dengan hipertensi.Mengganti makanan tidak sehat dengan memperbanyak
asupan sayuran dan buah-buahan dapat memberikan manfaat yang lebih
selain penurunan tekanan darah, seperti menghindari diabetes dan
dislipidemia.
3. Mengurangi asupan garam
Di negara kita, makanan tinggi garam dan lemak merupakan makanan
tradisional pada kebanyakan daerah. Tidak jarang pula pasien tidak
menyadari kandungan garam pada makanan cepat saji, makanan kaleng,
daging olahan dan sebagainya. Dianjurkan untuk asupan garam tidak
melebihi 2.4 g (100 mEq)/hari.
Walaupun ada pasien hipertensi yang tidak sensitif terhadap garam,
kebanyakan pasien mengalami penurunaan tekanan darah sistolik dengan
pembatasan natrium. Pada sejumlah pasien dengan pengontrolan tekanan
darah cukup baik dengan terapi satu; mengurangi garam dan berat badan
dapat membebaskan pasien dari menggunakan obat. Tidak jarang, diet
rendah garam ini juga bermanfaat untuk mengurangi dosis obat
antihipertensi pada pasien hipertensi derajat ≥ 2.
4. Olahraga
Olah raga yang dilakukan secara teratur sebanyak 30 – 60 menit/ hari,
minimal 3 hari/ minggu, dapat menolong penurunan tekanan darah.
Keuntungan ini dapat terjadi walaupun tanpa disertai penurunan berat
badan. Pasien harus berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui jenis
olah raga mana yang terbaik terutama untuk pasien dengan kerusakan
organ target.
5. Mengurangi konsumsi alkohol
Meskipun konsumsi alkohol belum menjadi pola hidup yang umum di
negara kita. Konsumsi alkohol lebih dari 2 gelas per hari pada pria atau 1
gelas per hari pada wanita, dapat meningkatkan tekanan darah. Dengan
demikian membatasi atau menghentikan konsumsi alkohol sangat
membantu dalam penurunan tekanan darah.
6. Berhenti merokok
Walaupun hal ini sampai saat ini belum terbukti berefek langsung
dapat menurunkan tekanan darah, tetapi merokok merupakan salah satu
faktor risiko utama penyakit kardiovaskular, dan pasien sebaiknya
dianjurkan untuk berhenti merokok
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Desain penelitian
Laporan Tugas Akhir ini merupakan bentuk laporan studi kasus dengan
menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan
tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan
secara obyektif dan memusatkan perhatian pada obyek tertentu.gambaran
tentang studi keadaan secara obyektif. Studi kasus adalah studi yang dilakukan
dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu proses yang terdiri dari
unit tunggal (Notoatmodjo, 2010).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang dilakukan oleh peneliti dalam
melaksanakan kegiatan penelitian (Hidayat, 2008). Penelitian ini dilakukan
diBPM dalam wilayah kerja Puskesmas Bentiring,Kabupaten Bengkulu
Tengah dan di Rumah subjek.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu yang digunakan oleh peneliti dalam
melaksanakan kegiatan penelitian (Hidayat, 2008). Waktu penelitian
dilakukan pda tanggal 30 April – 19 Mei 2018.
C. Setting Penelitian
1. Letak penelitian
Letak penelitian diBPM dalam wilayah kerja Puskesmas Bentiring
Kecamatan Pondok Kubang Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi
Bengkulu.
2. Sarana dan prasarana
BPM memiliki Sarana dan Prasarana yang lengkap dalam menunjang
panelitian terkait kasus ibu Hipertensi Dalam Kehamilan seperti alat
pemeriksaan fisik ibu hamil secara lengkap, alat pendukung penanganan
ibu hamil, obat-obatan farmako dan tempat yang kondusif dan nyaman
dalam melakukan pemeriksaan ibu dengan hipertensi dalam kehamilan
a. Jumlah Pasien Hipertensi Dalam Kehamilan
Saat dilakukan penelitian terdapat 1 orang mengalami hipertensi dalam
kehamilan dari 9 Kunjungan Ibu hamil.
b. Jumlah Bidan di Tempat Penelitian
Jumlah bidan di BPM yaitu 4 orang.
c. Penelitian Terdahulu
Pada BPM belum pernah dilakukan penelitian tentang ibu dengan
hipertensi dalam kehamilan.
D. Subjek Partisipan
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 1 orang yakni:
1. Ibu dengan Hipertensi Dalam Kehamilan di BPM wilayah kerja Puskesmas
Bentiring Kabupaten Bengkulu Tengah tahun 2018.
2. Ibu bersedia menjadi responden
3. Ibu dapat berkomunikasi dengan baik
4. Ibu bersedia untuk bekerja sama
E. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data metode yang digunakan penulis adalah :
1. Data primer
Data primer adalah data yang di peroleh atau dikumpulkan langsung di
lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan
memerlukannya. Data primer diambil dengan cara :
a. Wawancara
Yaitu suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan
cara menanyakan atau tanya jawab yang berhubungan dengan masalah
yang dihadapi klien dan merupakan suatu komunikasi yang direncanakan.
untuk itu kemampuan komunikasi pada klien dibutuhkan dalam
memperoleh data klien yang diperlukan. Dalam melakukan wawancara
dilakukan dengan keluarga klien, klien, dan tenaga kesehatan (Asmadi,
2008).
b. Observasi
Yaitu teknik pengumpulan data yang berencana, antara lain meliputi,
melihat, mencatat jumlah dan taraf aktivitas tertentu yang ada
hubungannya dengan masalah yang diteliti. Observasi dilakukan untuk
mengetahui antara lain keadaan umum, keluhan yang dirasakan dan hasil
pemeriksaan penunjang.
c. Pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fisik merupakan cara pendekatan sistematis yang dapat
digunakan perawat dalam melakukan pemeriksaan fisik dari ujung
rambut sampai ujung kaki (head to toe) dan pendekatan berdasarkan
sistem tubuh. Adapum metode yang dapat dilakukan menggunakan
metode yaitu inspeksi, auskultasi, perkusi dan palpasi (Asmadi, 2008).
1) Inspeksi
Secara sederhana inspeksi merupakan kegiatan melihat atau
memperhatikan secara seksama status kesehatan klien.
2) Auskultasi
Auskultasi Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara
mendengarkan suara dengan menggunakan stetoskop yang
memungkinkan penderita mendengarkan bunyi yang keluar dari
rongga tubuh oleh tubuh. Auskultasi dilakukan untuk mendapatkan
data tentang kondisi jantung, paru dan saluran pencernaan.
3) Perkusi
Perkusi suatu periksa ketuk adalah jenis pemeriksaan fisik dengan
cara mengetuk pelan-pelan jari tengah menggunakan jari lain untuk
menentukan posisi ukuran dan konsistensi sruktur suatu organ tubuh.
4) Palpasi
Palpasi adalah sesuatu pemeriksaan dengan cara meraba atau
merasakan kulit klien untuk mengetahui struktur yang ada dibawah
kulit.
2. Data sekunder
Data didapat dari semua bentuk sumber informasi yang berhubungan
dengan dokumen resmi maupun tidak resmi, misalnya laporan, catatan-
catatan di dalam kartu klinik sedangkan tidak resmi adalah segala bentuk
dokumen di bawah tanggung jawab instansi tidak resmi seperti biografi,
catatan harian.
F. Metode Uji Keabsahan Data
Untuk mendapatkan sumber informasi yang akurat maka penulis menggunkan
sumber data / informasi dari rekam medik ibu, keluarga maupun petugas
kesehatan (dokter, bidan, perawat dll), sehingga data yang digunakan dapat
dipertanggung jawabkan.
G. Metoda Analisa Data
Analisa data yang digunakan dalam penulisan ini adalah analisis deskriktif
dengan menggambarkan, situasi atau keadaan pasien berdasarkan hasil asuhan
yang telah dilakukan dimulai dari analisa subjektif sampai evaluasi, di
paparkan juga kendala-kendala yang dihadapi penulis saat melakukan asuhan
kebidanan.
H. Etika Penelitian
Dalam melakukan penyusunan laporan asuhan keperawatan penulis terlebih
dahulu meminta rekomendasi dari pihak institusi pendidikan setelah mendapat
rekomendasi tersebut peneliti mengajukan permohonan izin kepada instansi
tempat penelitian.
Setelah mendapat persetujuan barulah dilakukannya penelitian dengan
menekankan masalah etika penelitian meliputi :
a. Informed consent
Lembar persetujuan yang akan diberikan responden yang akan diteliti dan
memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat
penelitian dan manfaat penalitian. Lembar persetujuan diberikan kepada
responden dengan memberi penjelasan tentang maksud dan tujuan
penelitian yang akan dilakukan, serta menjelaskan manfaat yang akan
diperoleh bila bersedia menjadi responden. Tujuan responden agar
mengetahui dampak yang akan terjadi selama pengumpulan data. Jika
subyek bersedia menjadi responden, maka harus menandatangani lembar
persetujuan.
b. Anonymity (Tanpa Nama)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak
mencantumkan nama responden melainkan hanya kode nomer atau kode
tertentu pada lembar pengumpulan data yang diisi oleh responden sehingga
identitas responden tidak diketahui publik.
c. Confidential (Kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok
data tertentu yang dilaporkan hasil penelitian.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
5) Riwayat Perkawinan
Pernikahan sekarang adalah pernikahan ke 2, umur menikah sekarang 29
tahun dengan suami umur 30 tahun, usia pernikahan sekarang 13 tahun.
6) Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruas
Menarche : 14 Tahun
Siklus : 28 hari
Lamanya : 6 – 7 hari
Banyaknya : 2 kali ganti pembalut/hari
Teratur/Tidak Teratur : Teratur
b. Riwayat kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
N Ham U Thn Jenis BB J Keadaan Komplik ASI
o il Ke k Lahir Persal TB k Anak asi
inan
1. 1 3 1993 Norm 2500/ P HIDUP TAK YA
6 al 50cm
2. 2 3 2005 Norm 3000/ p HIDUP TAK YA
8 al 50cm
3. 3 3 2014 Norm 3000/ p HIDUP TAK YA
8 al 50cm
4 INI
Selama hamil :
Ibu mengatakan BAB 1 x sehari, konsistensi lunak, warna dan bau
khas feses, dan tidak merasa sakit saat BAB, BAK meningkat 1-8 x
sehari, warna dan bau khas urine, ibu tidak merasa sakit saat BAK.
c. Aktifitas Pekerjaan
Sebelum hamil :
Ibu mengatakan melakukan pekerjaan seperti mencuci, menyapu,
memasak, mengepel dan mengurus anak.
Selama hamil :
Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci,
memasak, mengepe, dan mengurus anak.
d. Istirahat dan tidur
Sebelum hamil :
Ibu mengatakan tidur siang selama 1 jam, tidur malam ± 8 jam.
Selama hamil :
Ibu mengatakan tidur siang kadang-kadang, tidur malam ± 6 jam
tidak nyenyak karena kepala sering terasa sakit.
e. Personal hygiene :
Sebelum hamil :
Ibu mengatakan mandi 2 x sehari, sikat gigi 2 x sehari, keramas 2 x
sehari, ganti baju 2 x sehari.
Selama hamil :
Ibu mengatakan ibu mengatakan mandi 2 x sehari, keramas 2 x
sehari, ganti calana dalam setiap kali lembab, ganti baju 2-3 kali
sehari karena banyak keringat.
f. Seksual
Sebelum hamil :
Melakukan hubungan intim 3 x seminggu dan tidak ada keluhan
apapun
Selama hamil :
Ibu mengatakan melakukan hubungan intim 1 x dalam 2 minggu
karena takut mengganggu kehamilannnya, suami tidak berkeberatan
dengan keputusan ibu.
9) Psikososial dan Spiritual
a. Tanggapan dan Dukungan Keluarga Terhadap Kehamilannya :
Ibu mengatakan baik suami, dari keluarganya maupun dari
keluarga suaminya sangat mendukung kehamilan ini, dan ibu
sangat senang terhadap kehamilan yang direncanakan ini
b. Pengambil Keputusan Dalam Keluarga
Ibu mengatakan pengambil kepusan dalam keluarga adalah suami dan
Ibu pengambil keputusan kedua apabila suami tidak ada.
c. Ketaatan beribadah
Ibu mengatakan bahwa baik ibu dan suami taat beribadah.
B. PEMBAHASAN
1. Tahap Pengkajian
Pengkajian data untuk menerapkan asuhan kebidanan pada Ibu T
berdasarkan proses pengkajian melalui wawancara, observasi dan
pemeriksaan fisik (Varney, 1997). Hasil pengkajian didapatkan data yaitu
nama Ibu W, umur 42 tahun, usia kehamilan 20 minggu, G4P3A0, alamat
Desa Tanjung Terdana Kecamatan Pondok Kubang Kabupaten Bengkulu
Tengah, pekerjaan Ibu rumah tangga, agama Islam. Pada pengkajian
ditemukan data ibu mengeluh sakit kepala yang tidak mudah hilang,
pandangan mata kabur, BB 58 Kg, hasil pemeriksaan Leopold normal, DJJ
normal, tekanan darah 140/90 mmHg, protein urine negatif. Hasil
wawancara dengan klien dan keluarga ibu belum mengetahui bahwa
hipertensi dalam kehamilan adalah penyakit yang berbahaya. Padahal
hipertensi adalah penyakit yang berbahaya yang dapat menimbulkan
kegawatdaruratan ibu dan janin.
Masalah terkait dengan tekanan darah yang tidak normal, sakit kepala
yang tidak mudah hilang dan pandangan mata kabur. Ibu mengatakan
dalam keluarga yaitu suami sangat suka makan ikan asin, sehingga ibu
juga suka makan ikan asin.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan Kebidanan pada ibu dengan hipertensi dalam kehamilan diBPM
dalam wilayah Puskesmas Bentiring Kabupaten Bengkulu Tengah Propinsi
Bengkulu periode April – Juni 2018 dilakukan selama 3 hari dimulai
kunjungan awal tanggal 10 Mei 2018 dan berakhir pada tanggal 12 Mei 2018,
maka hasil yang didapatkan keadaan umum klien baik, tanda-tanda vital klien
dalam batas normal, rasa sakit kepala hilang, pandangan mata kabur dan
merasa cemas berangsur-angsur kurang dan hilang, klien nampak nyaman, rasa
khawatir yang dirasakan mulai berkurang dan nyeri kepala yang dirasakan
telah hilang, sehingga tidak menganggu aktivitas seperti biasanya, dalam
melakukan asuhan peneliti menggunakan alat dan bahan pendokumentasian :
pengukur vital sign seperti tensi meter, stetoskop, termometer, format asuhan
kebidanan kehamilan dan alat tulis. Selama melakukan asuhan kebidanan tidak
ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek lapangan.
B. Saran
1. Bagi Akademik
Hasil npenelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan
menambah wawasan khususnya mengenai penatalaksanaan asuhan
kesbidanan pada ibu hamil dengan hipertensi dalam kehamilan.
2. Bagi Peneliti
Dapat digunakan sebagai bahan informasin ilmu pengetahuan sumber
bacaan atau referensi untuk meningkatkan ilmu pengetahuan bagi pembaca
umum serta mahasiswa kebidanan khususnya mengenai asuhan kebidanan
pada ibu hamil dengan hipertensi dalam kehamilan dan cara
penatalaksanaanya.
3. Bagi puskesmas
Memberikan masukan pada puskesmas dalam penyusunan kebijakan
program pelayanan kebidanan serta sebgai acuan dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan khususnya pada ibu
hamil dengan hipertensi dalam kehamilan.
4. Bagi pasien
Menjadi bahan masukan bagi para ibu tentang kesehatan khususnya
mengenai hipertensi dalam kehamilan dan mencegah terjadinya
komplikasi akibat hipertensi dalam kehamilan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, ER. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas,Yogyakarta : Mitra Cendikia
Press
Jenny J.S Sondakh. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru
Lahir.Jakarta : Erlangga.