Anda di halaman 1dari 15

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran umum Tempat Penelitian

a. Gambaran Geografis

Puskesmas Sidodadi terletak di kecamatan Pondok Kelapa

Kabupaten Bengkulu Tengah terletak antara LS dan BT, luas wilayah

kerja Puskesmas Sidodadi adalah 9000 Ha dengan daerah perbukitan dan

dataran rendah yang beriklim tropis dengan curah hujan cukup dan

batasan wilayah :

1) Sebelah Selatan Desa Sidodadi berbatasan dengan desa Talang Pauh

dan Lingkar Galing.

2) Sebelah Barat berbatasan dengan desa Siderejo

3) Sebelah Utara berbatasan dengan desa Talang Boseng.

4) Sebelah Timur berbatasan dengan desa Bintang Selatan

b. Gambaran Demografis

Sarana dan prasarana Puskesmas berupa 1 gedung induk, 2

Puskesmas pembantu, 5 Poskesdes. Jumlah sumber daya kesehatan di

Puskesmas Sidodadi yaitu, Dokter umum 1 orang, perawat 6 orang, bidan

12 orang, farmasi 2 orang, kesehatan masyarakat 5 orang, gizi 1 orang

dan laboratorium 2 orang. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh

Puskesmas Sidodadi kendaraan roda empat 1 unit, kendaraan roda 2, 5


unit dan didukung oleh penerangan listrik, sumur gali. komputer dan juga

terdapat cold chain tempat menyimpan vaksin.

2. Jalannya Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara

pengetahuan dengan penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) pada

akseptor KB aktif di wilayah kerja Puskesmas Sidodadi Kabupaten Bengkulu

Tengah. Penelitian ini diawali dengan pengurusan surat izin ke instansi

pendidikan, peneliti kemudian melanjutkan permohonan izin ke ke instansi

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bengkulu

Tengah setelah itu ke Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Tengah untuk

mendapatkan surat rekomendasi dilanjutkan ke Puskesmas Sidodadi sebagai

tempat dilakukannya penelitian.

Pengumpulan data dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas

Sidodadi Bengkulu Tengah dan waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 21

Mei sampai tanggal 21 Juni 2019. Langkah awal yang dilakukan oleh peneliti

adalah mengumpulkan data sekunder untuk mengetahui ibu peserta KB aktif

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 160 orang dan bertanya ke bidan

tentang jadwal pelaksanaan posyandu. Selanjutnya mengumpulkan data

primer dengan menyebarkan kuesioner saat berkunjung ke puskesmas, 2

posyandu dan 2 BPM diwilayah kerja Puskesmas Sidodadi. Sampel dalam

penelitian sebanyak 40 orang dan teknik pengambilan sampel secara

accidental sampling.
Setelah proses pengisian ceklist selesai, selanjutnya dilakukan proses

pengkodean. Apabila proses pengkodean telah selesai, maka langkah

selanjutnya adalah membuat tabulasi data dan kemudian dilakukan

pengolahan data dengan menggunakan program yang akhirnya diperoleh hasil

analisis data. Hasil yang didapatkan dari program tersebut selanjutkan

diinterprestasikan untuk dimasukkan ke dalam pembahasan.

3. Hasil Analisis Data

a. Analisis Univariat

1) Distribusi frekuensi penggunaaan AKDR di wilayah kerja Puskesmas

Sidodadi Bengkulu Tengah

Tabel 2.

Gambaran distribusi penggunaanAKDR di wilayah kerja Puskesmas


Sidodadi Bengkulu Tengah

Penggunaan AKDR Frekuensi Persentase(%)


Suntik, Pil, Kondom, 39 97,5
Implant
AKDR 1 2,5
Jumlah 40 100,0

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa dari 40 responden

terdapat (2,5%) memilih alat kontrasepsi AKDR dan (97,5%) memilih

alat kontrasepsi Suntik, Pil, Kondom, Implant.


2) Distribusi frekuensi pengetahuan ibu diwilayah kerja Puskesmas

Sidodadi Bengkulu Tengah

Tabel 3.

Gambaran distribusi frekwensi pengetahuan ibu di wilayah kerja


Puskesmas Sidodadi Bengkulu Tengah

Pengetahuan Frekuensi Persentase(%)


Kurang 31 77,5%
Cukup 8 20%
Baik 1 2,5%
Jumlah 40 100,0

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa dari 40 responden

terdapat (77,5%) mempunyai Pengetahuan kurang tentang penggunaaan

AKDR dan (20%) mempunyai pengetahuan Cukup tentang penggunaan

AKDR, dan (2,5%) mempunyai pengetahuan Baik penggunaan AKDR.

b. Analisis Bivariat

Hubungan pengetahuan ibu dengan penggunaan AKDR di wilayah kerja

Puskesmas Sidodadi Bengkulu Tengah


Tabel 4.

Hubungan pengetahuan ibu dengan penggunaan AKDR di wilayah kerja


Puskesmas Sidodadi Bengkulu Tengah

Pemilihan AKDR Total


χ2 p C
Pengetahuan Non AKDR AKDR N %
N % N %
Kurang 31 100 0 0 31 100
Cukup 8 100 0 0 8 100
40.000 0,000 0,707
Baik 0 0 1 100 1 100
Jumlah 39 97,5 1 2,5 40 100

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan ternyata dari 31 ibu yang

berpengetahuan kurang terdapat (100%) memilih alat kontrasepsi non

AKDR dan (0%) memilih alat kontrasepsi AKDR. dari 8 ibu yang

berpengetahuan cukup terdapat (100%) memilih alat kontrasepsi non

AKDR dan (0%) memilih alat kontrasepsi AKDR. Sedangkan dari 1 ibu

yang berpengetahuan baik terdapat (0%) memilih alat kontrasepsi non

AKDR dan (100%) memilih alat kontrasepsi AKDR.

Untuk mengetahui pengetahuan ibu dengan penggunaan AKDR di

wilayah kerja Puskesmas Sidodadi Bengkulu Tengah digunakan uji

Continuity Correction Berdasarkan Hasil uji Continuity Correction

diperoleh nilai 2 = 40.000 dengan p value = 0,000< α (0,05), jadi

signifikan, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan

yang signifikan antara pengetahuan dengan penggunaan alat kontrasepsi

dalam rahim diwilayah kerja Puskesmas Sidodadi Kabupaten Bengkulu

Tengah.
Keeratan hubungan pengetahuan sikap ibu dengan penggunaan

AKDR di wilayah kerja Puskesmas Sidodadi Bengkulu Tengah dilihat

dari Hasil uji Contingency Coefficient didapat nilai C= 0,707 dengan p

=0,000< α = 0,05 berarti signifikan. Nilai C tersebut dibandingkan

m−1 2−1 1
dengan nilai Cmax= √ √ √
m
=
2
=
2 = 0,707, dimana m adalah

nilai terkecil dari baris atau kolom. Karena nilai C=0,707 sama dengan

nilai Cmax=0,707 maka kategori hubungan kuat.

B. Pembahasan

1. Distribusi frekuensi penggunaan AKDR di wilayah kerja Puskesmas

Sidodadi Bengkulu Tengah

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 40

responden terdapat (97,5%) memilih alat kontrasepsi lain (suntik, pil,

implant, kondom) hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu tentang

alat kontrasepsi dalam rahim, ibu lebih suka memakai alat kontasepsi yang

banyak digunakan pada umumnya seperti KB suntik, Pil dan (2,5%)

memilih alat kontrasepsi AKDR hal ini dikarenakan ibu ingin menjaga

jarak kelahiran anaknya dan juga umur dan ibu sudah memiliki anak lebih

dari satu dan ibu juga sudah berumur >30 tahun sehingga ibu lebih

mengetahui tentang alat kontrasepsi yang cocok untuk dirinya terutama

tentang alat kontrasepsi dalam rahim.


Hal ini disebabkan karena banyak wanita harus menentukan pilihan

alat kontrasepsi yang sulit. Tidak hanya karena keterbatasan jumlah

metode yang tersedia, tetapi juga karena metode-metode tersebut mungkin

tidak dapat diterima, seperti AKDR karena dihubungkan dengan kebijakan

nasional dalam keluarga berencana, kesehatan individual, dan seksualitas

wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi. Dalam memilih suatu

metode wanita harus menimbang berbagai faktor termasuk status

kesehatan mereka, efek samping potensial suatu metode, konsekuensi

terhadap kehamilan yang tidak diinginkan, besarnya keluarga yang

diinginkan, kerjasama pasangan dan mengenai kemampuan mempunyai

anak, (Marmi, 2016).

2. Distribusi frekuensi pengetahuan ibu di wilayah kerja Puskesmas Sidodadi

Bengkulu Tengah

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 40

responden terdapat (77,5%) mempunyai pengetahuan kurang, (20%)

mempunyai pengetahuan cukup tentang penggunaan AKDR hal ini

dikarenakan ibu belum mengetahui tentang alat kontrasepsi dalam rahim

secara menyeluruh, banyak ibu beranggapan alat kontrasepsi dalam rahim

dapat menggangu hubungan seksual. Hal ini dikarenakan ketidakjelasan

informasi yang didapat, tidak didukung suami bahkan juga ketakutan yang

berlebihan terhadap AKDR karena mitos yang dipercayai ibu. Selain itu

faktor umur dapat mempengaruhi ibu dalam pemilihan alat kontrasepsi

dalam rahim (AKDR) yaitu pada umumnya untuk wanita usia produktif <
35 tahun dimana fase ini disebut fase menjarangkan kehamilan sehingga

ibu lebih memilih kontrasepsi yang mempunyai sifat refersible artinya bila

akseptor lepas dari kontrasepsi, bisa hamil lagi dan efektif artinya bila

sedang dipakai tidak menyebabkan kehamilan. Prioritas penggunaan alat

kontrasepsi (metode sederhana, KB Pil, suntik KB).

Selain ini terdapat responden berpengetahuan baik (2,5%) yang

menggunakan alat kontrasepsi AKDR. Kondisi ini menunjukkan bahwa

masih sedikit ibu yang menggunakan alat kontrasepsi AKDR. Hal ini

dikarenakan pengetahuan ibu yang kurang, konseling petugas belum

efektif dan dukungan dari suami yang membuat ibu yakin untuk memilih

AKDR, Selain itu usia juga mempengaruhi pilihan ibu terhadap AKDR

yaitu paada usia > 35 tahun disebut mengakhiri kehamilan maka ibu lebih

memilih metode kontrasepsi efektif (terutama kontap) dan metode

sederhana termasuk AKDR. Namun tidak menutup kemungkinan ibu usia

< 35 tahun memilih menggunakan alat kontrasepsi AKDR dikarenakan

adanya pengaruh faktor pekerjaan ibu pada ibu yang bekerja akan

memiliki sedikit waktu luang untuk melakukan kontrol rutin KB, sehingga

ibu memilih alat kontrasepsi dengan jangka waktu yang lama dan tidak

perlu melakukan kontrol rutin setiap bulan seperti KB Pil dan Suntik,

maka ibu lebih memilih alat kontrasepsi AKDR.

Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa sebagian besar

responden berpengetahuan kurang terhadap pemilihan alat kontasepsi

dalam rahim. Mayoritas responden belum memiliki pengetahuan dalam


tingkatan tahu mengenai definisi alat kontrasepsi secara baik dan benar

sehingga pengetahuan dapat mempengaruhi ibu dalam pemilihan alat

kontrasepsi.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Paragra,

(2017). Hubungan Pengetahuan Ibu dengan penggunaan alat kontrasepsi

IUD di Puskesmas Payung Rejo Kabupaten Lampung Tengah, Cara

mengubah atau meningkatkan pengetahuan dapat dilakukan melalui

pendidikan. Pendidikan yang dimaksud dalam program KB adalah

pendidikan jangka pendek, karena perubahan sikap dan prilaku dalam ber

KB adalah cara memahami pentingnya Ber KB. Oleh sebab itu melalui

program KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) dapat menembus budaya

masyarakat sehingga menimbulkan kesadaran tentang manfaat ber KB.

3. Hubungan Pengetahuan ibu dengan penggunaan AKDR di wilayah kerja

Puskesmas Sidodadi Bengkulu Tengah

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 31 ibu yang

berpengetahuan kurang terdapat (100%) memilih alat kontrasepsi lain

(suntik, pil, implant, kondom) hal ini dikarenakan responden memilih alat

kontrasepsi Pil dan suntik karena mudah dalam proses penggunaannya,

tidak seperti halnya alat kontrasepsi AKDR dimana pada proses

pemasangannya memerlukan alat-alat medis yang rumit, membuka bagian

yang sangat pribadi, suami tidak mengizinkan menggunakan alat

kontrasepsi AKDR karena dianggap dapat menggangu hubungan suami

istri, mendengar, perdarahan pervagianam yang tidak diketahui, kurangnya


pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi AKDR sehingga mempengaruhi

Ibu dalam memilih alat kontrasepsi yang akan digunakannya, Sedangkan

dari 8 ibu yang berpengetahuan cukup terdapat (100%) memilih alat

kontrasepsi lain (suntik, pil, implant, kondom), alasan responden takut

karena mendengar pengalaman pengguna AKDR yang kebetulan

mengalami komplikasi yang pada akhirnya Ibu menggunakan kontrasepsi

jenis lain tanpa memikirkan kondisi dan efek samping, Ibu tidak tau

manfaat dan cara penggunaan alat kontrasepsi AKDR, Ibu beranggapan

bahwa alat kontrasepsi AKDR sakit, mahal dan tidak efektif. Sedangkan

dari 1 responden (100%) memilih alat kontrasepsi AKDR, hal ini

dikarenakan ibu ingin menjaga jarak kelahiran anak-anaknya.

Berdasarkan tabulasi silang antara pengetahuan dan penggunaan

alat kontrasepsi dalam rahim tampak bahwa dari 40 ibu akseptor KB aktif

tidak menggunakan alat kontrasepsi AKDR terdapat 31 orang dengan

pengetahuan kurang, 8 orang pengetahuan cukup. Kondisi ini menunjukkan

bahwa masih terdapat ibu dengan pengetahuan kurang dan cukup, sehingga

hal ini menyebabkan kurangnya pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi

AKDR. Dengan pengetahuan dan informasi yang kurang akan

mempengaruhi pemilihan alat kontrasepsi pada responden

Hasil penelitian pada tabel 4 menunjukan bahwa dari 40 responden

yang diteliti, yang memiliki pengetahuan baik berjumlah 1 responden

(100%), hal ini menunjukkan bahwa responden belum mengetahui tentang

pentingnya penggunaan kontrasepsi AKDR karena salah satu kelebihan


dari penggunaan kontrasepsi AKDR adalah tidak perlu mengingat

penggunaannya seperti kontrasepsi suntikan ataupun pil Kemudian

responden yang memiliki pengetahuan kategori cukup yang berjumlah 8

responden (100%), responden yang memiliki pengetahuan kurang

berjumlah 31 responden (100%) hal ini menunjukkan bahwa responden

belum memahami tentang pentingnya penggunaan AKDR.

Masih kurangnya sosialisasi kepada masyarakat tentang

kontrasepsi AKDR. Keadaan tersebut dapat berhubungan dengan

Pemilihan Kontrasepsi AKDR pada peserta KB aktif. Bagaimana seorang

ibu dapat memilih kontrasepsi AKDR jika masih kurang memahami

tentang kontrasepsi AKDR.

Pengetahuan tentang penggunaan kontrasepsi AKDR yang masih

kurang dapat disebabkan oleh rasa takut untuk menggunakan AKDR. Hal

ini disebabkan oleh kemauan responden untuk menggunakan kontrasepsi

tersebut masih asing. Hal ini disebabkan oleh kurangnya informasi dari

petugas kesehatan tentang pentingnya menggunakan AKDR.

Berdasarkan hasil uji statistik chi-square menunjukkan adanya

hubungan antara tingkat pengetahuan dengan rencana Penggunaan

kontrasepsi AKDR. Adanya hubungan ini menunjukkan bahwa

pengetahuan merupakan dasar dari seseorang dalam melakukan tindakan,

responden yang memiliki pengetahuan baik maka ia mengetahui pemilihan

dan penggunaan alat kontrasepsi AKDR.


Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Paragra (2017)

menyimpulkan Ada Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang

kontrasepsi AKDR dengan minat pemakaian kontrasepsi AKDR.

Pengetahuan seseorang bisa didapatkan dari berbagai sumber yaitu

informasi (media, penyuluhan), pengalaman seseorang. Sumber informasi

yang kurang dan jarang mendapatkan penyuluhan dari tenaga kesehatan

sehingga responden kurang mengetahui tentang AKDR.

Pengetahuan baik membuat seseorang yakin dalam memilih

sesuatu. Dan diharapkan dengan pengetahuan yang baik akan membuat

seseorang tau terhadap sesuatu menjadi baik pula. Olehnya diharapkan

kepada pihak Puskesmas agar meningkatkan penyuluhan tentang

pentingnya penggunaan AKDR pada akseptor KB sehingga program

pemerintah dapat tercapai.

Untuk mengetahui pengetahuan ibu dengan penggunaan AKDR di

wilayah kerja Puskesmas Sidodadi Bengkulu Tengah digunakan uji

Continuity Correctione. Berdasarkan Hasil uji Continuity Correction

diperoleh nilai 2 = 40,000 dengan p value = 0,000< α (0,05), jadi

signifikan, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan

yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan penggunaan alat

kontrasepsi dalam rahim.

Keeratan hubungan pengetahuan ibu dengan penggunaan AKDR di

wilayah kerja Puskesmas Sidodadi Bengkulu Tengah dilihat dari Hasil uji

Contingency Coefficient dengan kategori hubungan kuat. Semakin kecil


nilai C maka semakin kurang erat hubungan antara kedua variabel. Artinya

pengetahuan merupakan faktor dominan yang mempengaruhi ibu dalam

penggunaan alat kotrasepsi AKDR.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan sikap ibu dengan

pemilihan AKDR di wilayah kerja Puskesmas Ujung karang Bengkulu

Tengah, dapat disimpulkan bahwa :

1. Dari 40 sampel terdapat 97,5% menggunakan alat kontrasepsi lain (suntik,

pil, implant, kondom) dan 2,5% menggunakan alat kontrasepsi AKDR.

2. Dari 40 sampel terdapat 77,5% pengetahuan kurang, 20% pengetahuan

cukup, 2,5% pengetahuan baik tentang penggunaan AKDR

3. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan penggunaan

AKDR dengan kategori kuat.

B. Saran

1. Bagi Puskesmas Sidodadi Bengkulu Tengah

Meningkatkan kemudahan akses untuk mendapatkan informasi dan

keinginan untuk berpartisipasi dalam penggunaan alat kontrasepsi dalam

rahim, mengedukasi suami untuk mengizinkan istrinya untuk

menggunakan alat kontrasepsi AKDR dan terus melaksanakan promosi

program KB dengan cara pemasangan spanduk, poster dan dengan cara

memberikan penyuluhan kepada masyarakat baik melalui petugas

puskesmas maupun bidan desa dengan cara dari rumah ke rumah atau pada

saat ibu PUS berkunjung ke puskesmas dan pada saat melakukan


posyandu, kelas ibu balita maupun kelas ibu hamil. Serta dapat pula

melaksanakan program pemasangan alat kontrasepsi AKDR gratis bagi ibu

yang ingin menjaga jarak kelahiran maupun jumlah anaknya. Digunakan

untuk perbaikan program promkes alat kontrasepsi ke masyarakat.

2. Bagi STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu

Kepada seluruh mahasiswa sebagai calon tenaga kesehatan yang

akan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat terutama

berkaitan dengan pengetahuan tentang alat kontrasepsi terutama tentang

alat kontrasepsi AKDR agar lebih meningkatkan pengetahuan melalui

pembelajaran pada saat perkuliahan.

3. Bagi Peneliti Lain

Dapat dijadikan bahan referensi dan acuan dan meneliti masalah

keluarga berencana dengan menganalisis faktor lain yang belum diteliti

dalam penelitian ini seperti faktor pengetahuan, paritas dan lain-lain

sehingga akan menambah pengetahuan yang berhubungan dengan

pemilihan kontrasepsi AKDR. Serta dapat dijadikan bahan untuk

pengembangan penelitian berikutnya yang berhubungan dengan

kontrasepsi AKDR.

Anda mungkin juga menyukai