A. Hasil Penelitian
a. Gambaran Geografis
dataran rendah yang beriklim tropis dengan curah hujan cukup dan
batasan wilayah :
b. Gambaran Demografis
2. Jalannya Penelitian
Mei sampai tanggal 21 Juni 2019. Langkah awal yang dilakukan oleh peneliti
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 160 orang dan bertanya ke bidan
accidental sampling.
Setelah proses pengisian ceklist selesai, selanjutnya dilakukan proses
a. Analisis Univariat
Tabel 2.
Tabel 3.
b. Analisis Bivariat
AKDR dan (0%) memilih alat kontrasepsi AKDR. dari 8 ibu yang
AKDR dan (0%) memilih alat kontrasepsi AKDR. Sedangkan dari 1 ibu
Tengah.
Keeratan hubungan pengetahuan sikap ibu dengan penggunaan
m−1 2−1 1
dengan nilai Cmax= √ √ √
m
=
2
=
2 = 0,707, dimana m adalah
nilai terkecil dari baris atau kolom. Karena nilai C=0,707 sama dengan
B. Pembahasan
alat kontrasepsi dalam rahim, ibu lebih suka memakai alat kontasepsi yang
memilih alat kontrasepsi AKDR hal ini dikarenakan ibu ingin menjaga
jarak kelahiran anaknya dan juga umur dan ibu sudah memiliki anak lebih
dari satu dan ibu juga sudah berumur >30 tahun sehingga ibu lebih
Bengkulu Tengah
informasi yang didapat, tidak didukung suami bahkan juga ketakutan yang
berlebihan terhadap AKDR karena mitos yang dipercayai ibu. Selain itu
dalam rahim (AKDR) yaitu pada umumnya untuk wanita usia produktif <
35 tahun dimana fase ini disebut fase menjarangkan kehamilan sehingga
ibu lebih memilih kontrasepsi yang mempunyai sifat refersible artinya bila
akseptor lepas dari kontrasepsi, bisa hamil lagi dan efektif artinya bila
masih sedikit ibu yang menggunakan alat kontrasepsi AKDR. Hal ini
efektif dan dukungan dari suami yang membuat ibu yakin untuk memilih
AKDR, Selain itu usia juga mempengaruhi pilihan ibu terhadap AKDR
yaitu paada usia > 35 tahun disebut mengakhiri kehamilan maka ibu lebih
adanya pengaruh faktor pekerjaan ibu pada ibu yang bekerja akan
memiliki sedikit waktu luang untuk melakukan kontrol rutin KB, sehingga
ibu memilih alat kontrasepsi dengan jangka waktu yang lama dan tidak
perlu melakukan kontrol rutin setiap bulan seperti KB Pil dan Suntik,
kontrasepsi.
pendidikan jangka pendek, karena perubahan sikap dan prilaku dalam ber
KB adalah cara memahami pentingnya Ber KB. Oleh sebab itu melalui
(suntik, pil, implant, kondom) hal ini dikarenakan responden memilih alat
jenis lain tanpa memikirkan kondisi dan efek samping, Ibu tidak tau
bahwa alat kontrasepsi AKDR sakit, mahal dan tidak efektif. Sedangkan
alat kontrasepsi dalam rahim tampak bahwa dari 40 ibu akseptor KB aktif
bahwa masih terdapat ibu dengan pengetahuan kurang dan cukup, sehingga
kurang dapat disebabkan oleh rasa takut untuk menggunakan AKDR. Hal
tersebut masih asing. Hal ini disebabkan oleh kurangnya informasi dari
wilayah kerja Puskesmas Sidodadi Bengkulu Tengah dilihat dari Hasil uji
A. Kesimpulan
B. Saran
puskesmas maupun bidan desa dengan cara dari rumah ke rumah atau pada
kontrasepsi AKDR.