Anda di halaman 1dari 11

GAMBARAN PEMILIHAN KONTRASEPSI INTRA

UTERINE DEVICE (IUD) PADA PASANGAN USIA


SUBUR (PUS) DI DESA SIDOREJO SLEMAN
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
Siti Noor Hasanah
201510104326

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA DIV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2017
GAMBARAN PEMILIHAN KONTRASEPSI INTRA
UTERINE DEVICE (IUD) PADA PASANGAN USIA
SUBUR (PUS) DI DESA SIDOREJO SLEMAN
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
Siti Noor Hasanah
201510104326

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA DIV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2017
GAMBARAN PEMILIHAN KONTRASEPSI INTRA
UTERINE DEVICE (IUD) PADA PASANGAN USIA
SUBUR (PUS) DI DESA SIDOREJO SLEMAN
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar


Sarjana Sains Terapan
Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun oleh:
Siti Noor Hasanah
201510104326

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA DIV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2017
GAMBARAN PEMILIHAN KONTRASEPSI INTRA
UTERINE DEVICE (IUD) PADA PASANGAN USIA
SUBUR (PUS) DI DESA SIDOREJO SLEMAN
YOGYAKARTA1
Siti Noor Hasanah2, Indriani3
sitinoorhasanah93@gmail.com

ABSTRACT

Indonesia merupakan Negara ke 4 dengan jumlah penduduk terbanyak setelah China,


India dan Amerika. Alat kontrasepsi MKJP seperti IUD bertujuan untuk menurunkan
angka kelahiran di Indonesia dengan memotivasi PUS dan WUS berusia tua ≥ 35
tahun yang telah memiliki 2 orang yang masih hidup. Data dari Profil Kesehatan
DIY tahun 2015, Kabupaten Sleman menempati urutan paling terendah dalam
penggunaan IUD dari seluruh Kabupaten yang ada di Provinsi DIY yaitu sebanyak
6,7%. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran pemilihan kontrasepsi
Intra Uterine Device (IUD) pada PUS tahun di Desa Sidorejo Sleman. Jenis
penelitian ini adalah deskriptif. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 105 responden
dengan tekhnik pengambilan sampel Cluster Sampling. Alat pengumpulan data
menggunakan kuisioner. Analisis data menggunakan analisis statistic descriptive.
Hasil penelitian: Prevalensi akseptor KB terbanyak adalah suntik 39 orang (37,1%),
IUD hanya 29 orang (27,6%). Responden mayoritas berumur 36-40 tahun 24 orang
(22,9%), pendidikan terbanyak SMA 64 orang (61%), pekerjaan mayoritas IRT 73
orang (69,5%). Berdasarkan variabel pengetahuan mayoritas dalam kelompok
pengetahuan kurang yaitu 92 orang (87,6%). Dimana sebagian besar tidak
mengetahui tentang manfaat dan efeksamping IUD. Variabel dukungan suami
mayoritas mendapat dukungan 63 orang (60%). Variabel sumber infomasi,
responden sebagian besar mendapakan informasi dari tenaga kesehatan yaitu 99
orang (94%). Persepsi responden sebagian besar positif yaitu 101 orang (96,2%)
dimana responden mengatakan keraguan terhadap keamanan IUD 71 orang (67%)
dan persepsi tentang agama 63 orang (60%). Penelitian lebih lanjut dibutuhkan
dengan monitoring dan evaluasi kader dalam mensosialisasikan sejauh mana dampak
dan manfaat kontrasepsi IUD
Kata Kunci : Keluarga Berencana,IUD, pengetahuan, dukungan suami,
Sumber informasi, persepsi

PENDAHULUAN Keluarga Berencana pada Pasangan Usia


Latar Belakang Subur yang bertujuan untuk mencegah
Keluarga Berencana merupakan kehamilan. (BKKBN, 2014).
upaya mengatur kelahiran anak, jarak Indonesia merupakan Negara ke
dan usia ideal melahirkan, mengatur 4 dengan jumlah penduduk terbanyak
kehamilan, melalui promosi, setelah China, India dan Amerika
perlindungan, dan bantuan sesuai dengan Serikat. Jumlah penduduk Indonesia
hak reproduksi untuk mewujudkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik
keluarga yang berkualitas. Salah satu tahun 2014 adalah 259 juta jiwa dengan
upaya untuk meningkatkan kualitas laju pertumbuhan penduduk sebesar
penduduk yaitu mengatasi pertumbuhan 1,49% per tahun. Program KB adalah
penduduk, dengan menetapkan program bagian yang terpadu (integral) dalam
program pembangunan Nasional dan No Kontraseps Frekuensi %
bertujuan untuk ikut serta menciptakan i (n=105)
kesejahteraan penduduk Indonesia, untuk
mencapai keseimbangan yang baik 1 Suntik 39 37.1
(BPS, 2015). 2 IUD 29 27.6
Dibandingkan dengan Negara 3 Pil KB 16 15.2
ASEAN lainnya, Total Fertility Rate
(TFT) di Indonesia masih menempati 4 Kondom 16 15.2
peringkat kelima paling rendah setelah 5 Implan 3 2.9
Brunei 2,5. Proporsi pengguna IUD saat 6 Lainnya 2 1.9
ini terendah di Kalimantan Tengah
(1,06%), pengguna IUD tertinggi saat ini Total 105 100.0
Bali (26,11%), sedangkan di Yogyakarta Sumber: Data Primer 2017
penggunaan IUD sebanyak 17,19% dari Berdasarkan tabel 4.1 tersebut tentang
491.700 PUS. Kondisi ini berbanding jenis kontrasepsi responden didapatkan
terbalik dengan jumlah PUS yang hasil bahwa sebagian besar responden
menggunakan KB suntik yaitu 37,48%. menggunakan kontrasepsi suntik yaitu
Pemerintah melalui Badan sebanyak 39 responden (37,1%).
Kependudukan dan Keluarga Berencana 1. Gambaran Karakteristik
(BKKBN) telah menerapkan program Responden Pemilihan Kontrasepsi
Keluarga Berencana (KB) yang dimulai IUD di Desa Sidorejo Sleman
sejak tahun 1970 (BKKBN, 2015). Karakteristik responden yang diteliti
Data dari Profil Kesehatan DIY meliputi umur responden, pendidikan
tahun 2015, Kabupaten Sleman terakhir responden, pekerjaan
menempati urutan paling terendah dalam responden yang dijelaskan pada tabel
penggunaan IUD dari seluruh Kabupaten berikut ini:
yang ada di Provinsi DIY yaitu sebanyak Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi
6,7%. Data di wilayah kerja Puskesmas Karakteristik Responden di Desa
Godean II Desa Sidorejo merupakan Sidorejo Wilayah Kerja Puskesmas
desa dengan akseptor alat kontrasepsi Godean II Sleman Tahun 2017
IUD terendah yaitu sebesar 13,5% dari
529 pasangan usia subur dengan No Karakterist Frekuensi %
akseptor AKDR sebanyak 71 ibu. ik (n=105)
METODE PENELITIAN 1 Umur
Jenis penelitian ini adalah 20-25
deskriptif dengan pendekatan cross 11 10.5%
Tahun
sectional. Populasi dalam penelitian ini
adalah 529 responden dan sampel 105 26-30
20 19.0%
responden dengan menggunakan tekhnik Tahun
sampel Cluster Sampling. Data yang 31-35
23 21.9%
diambil menggunakan data sekunder dan Tahun
primer dengan alat pengumpulan data 36-40
24 22.9%
menggunakan kuesioner. Tahun
HASIL DAN PEMBAHASAN 41-45
Pemilihan Kontrasepsi 16 15.2%
Tahun
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi
diatas 45
Jenis Kontrasepsi Responden di Desa 11 10.5%
Tahun
Sidorejo Wilayah Kerja Puskesmas
Godean II Sleman Tahun 2017
2 Pendidikan kontrasepsi, semakin bertambah
Tidak usia istri maka pemilihan alat
1 1.0% kontrasepsi yang memiliki
Sekolah
SD 5 4.8% tingkat efektifitas lebih tinggi
yaitu menggunakan metode
SMP 13 12.4% kontrasepsi jangka panjang. Jenis
SMA 64 61.0% kontrasepsi harus
PT 22 21.0% mempertimbangkan usia
3 Pekerjaan akseptor, bila usia lebih dari 35
IRT 73 69.5% tahun memiliki peluang 10 kali
lebih besar menggunakan MKJP
Pegawai
17 16.2% termasuk IUD dibanding wanita
Swasta
yang berusia 15-19 tahun.
PNS/TNI/Pol b. Tingkat Pendidikan
4 3.8%
ri Dari 105 responden
Wiraswasta 2 1.9% didapatkan hasil bahwa sebagian
Lainnya 9 8.6% besar responden berpendidikan
Total 105 100.0% SMA yaitu sebanyak 64
responden (61,0%). Pendidikan
Sumber: Data Primer 2017
selanjutnya adalah Perguruan
a. Umur
Tinggi (21,0%), SMP (12,4%),
Dari total responden yang
SD (4,8%), Tidak Sekolah
berjumlah 105 orang, mayoritas
(1,0%). Pengguna kontrasepsi
berumur 36-40 tahun (22,9%).
IUD di Desa Sidorejo mayoritas
Diukuti setelah itu usia 31-35
berpendidikan SMA sebanyak 15
tahun (21,9%), 26-30 tahun
orang dan 9 orang berpendidikan
(19,0%), 41-45 tahun (15,2%),
Perguruan Tinggi.
20-25 tahun (10,5%) dan diatas
Tingkat pendidikan sangat
45 tahun (10,5%). Pengguna
mempengaruhi bagaimana
kontrasepsi IUD di Desa Sidorejo
seseorang bertindak dan mencari
mayoritas berusia >30 tahun
penyebab serta solusi dalam
sebanyak 23 orang dan hanya 6
hidupnya. Oleh karena itu orang
orang yang berusia <30 tahun.
yang berpendidikan akan lebih
Umur seseorang dapat
mudah menerima gagasan baru.
mempengaruhi kecocokan dan
Demikian pula halnya dengan
aksesbilitas metode-metode
menentukan pola perencanaan
kontrasepsi tertentu. Masa
keluarga dan pola dasar
reproduksi merupakan masa aktif
penggunaan kontrasepsi serta
digunakan untuk kebutuhan
peningkatan kesejahteraan
seksual, sehingga mereka
keluarga (Manuaba, 2010).
memerlukan metode yang efektif
Penelitian Copollo (2011) di
yang digunakan untuk menunda
Kenya, tingkat pendidikan ibu
kehamilan, mengatur kehamilan
dengan pemakaian kontrasepsi
dan menjarangkannya (Finer &
modern mempunyai hubungan
Philbin, 2012).
yang signifikan. Ibu
Penelitian Nasution (2011)
berpendidikan lebih tinggi
berpendapat bahwa perempuan
cenderung lebih memilih
berusia lebih dari 30 tahun lebih
menggunakan metode
banyak memilih menggunakan
kontrasepsi modern dengan
AKDR. Usia berpengaruh
terhadap pemilihan alat
efektifitas yang lebih tinggi Hasil pengukuran pengetahuan
(Copollo,2011). kontrasepsi IUD menggunakan
c. Pekerjaan kuesioner didapatkan hasil sebagai
Hasil analisis data berikut:
karakteristik responden Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi
berdasarkan pekerjaan diketahui Pengetahuan Kontrasepsi IUD di
responden terbanyak adalah yang Desa Sidorejo Wilayah Kerja
bekerja sebagai Ibu Rumah Puskesmas Godean II Sleman Tahun
Tangga (IRT) sebanyak 73 2017
responden (69,5%). Pengguna No Pengetahu Frekuensi %
kontrasepsi IUD di Desa Sidorejo an (n=105)
mayoritas bekerja sebagai IRT
sebanyak 14 orang dan pegawai 1 Baik 0 0%
swasta sebanyak 6 orang. 2 Cukup 13 12,4%
Jenis pekerjaan seseorang 3 Kurang 92 87,6%
menentukan gaya hidup serta Total 1054 100.0%
kebiasaan dari individu. Sumber: Data Primer 2017
Pekerjaan memiliki peranan yang Berdasarkan tabel 4.3 tersebut
cukup erat dengan pemikiran dan tentang pengetahuan kontrasepsi
keputusan yang harus dilakukan. IUD didapatkan hasil bahwa
Jenis pekerjaan menyangkut sebagian besar responden memiliki
berat dan ringannya kategori pengetahuan yang kurang terhadap
pekerjaan mempengaruhi jenis kontrasepsi IUD yaitu sebanyak 92
pemakaian kontrasepsi yang responden (87,6%). Pengguna
digunakan. Anggapan kontrasepsi IUD di Desa Sidorejo
kontrasepsi yang kurang aman mayoritas berpengetahuan kurang.
bagi pekerja keras karena akan Hanya 10% yang mengetahui tentang
menimbulkan efek samping manfaat dan hanya 12% yang
menyebabkan penggunaan mengetahui tentang efek samping
kontrasepsi tertentu. dari IUD.
Penelitian Bernadus (2013) di Pengetahuan merupakan salah
Puskesmas Jailolo Manado yang satu faktor yang mendasari terjadinya
dimana sebagian besar responden perilaku kesehatan pada seseorang.
tidak bekerja atau sebagai IRT Pengetahuan merupakan hasil tahu
(54,2%), yang memilih IUD dan ini terjadi setelah orang
sebanyak 28,8 % dan non IUD melakukan penginderaan terhadap
71,2 %. Penelitian Endang (2007) objek tertentu (Notoatmodjo, 2011).
di RSU Pandan Arang, Boyolali Pengetahuan tentang
menyebutkan bahwa bekerja atau pengendalian kelahiran dan keluarga
tidak bekerja, tidak berencana merupakan prasyarat dari
mempengaruhi seseorang penggunaan metode kontrasepsi yang
akseptor dalam pemilihan tepat dengan cara yang efektif dan
kontrasepsi, khususnya AKDR, efisien. Melalui pengetahuan yang
sebab kontrasepsi ini tidak baik tentang kontrasepsi, tentu dapat
mempengaruhi aktifitas sehari- memberikan peluang untuk dapat
hari. memilih kontrasepsi dengan baik dan
2. Gambaran Pengetahuan benar sesuai dengan tujuan ber-KB
Responden Pemilihan Kontrasepsi (BKKBN, 2015).
IUD di Desa Sidorejo Sleman Anisa (2011) berpendapat bahwa
pengalaman juga guru yang paling
baik, sebab pengalaman dapat sebagai pengambil keputusan dalam
digunakan sebagai upaya tindakan pasangan atau wanita
memperoleh pengetahuan dan (Dewi, 2013).
menyebutkan bahwa manusia telah Samira (2013) dalam
mampu menggunakan penalarannya penelitiannya tentang akseptor
dalam memperoleh pengetahuan. kontrasepsi di Desa Peunyerat
Penelitian Arini (2015) di Puskesmas Kecamatan Raya Banda Aceh
Polokarto Kabupaten Sukoharjo sebanyak 66,7% suami memberikan
mendapatkan hasil bahwa mayoritas dukungan dalam pemilihan
responden memiliki pengetahuan kontrasepsi. Hal ini menunjukkan
kurang tentang IUD yaitu sebanyak bahwa dukungan suami
32 orang (61,5%). mempengaruhi pemilihan metode
3. Gambaran Dukungan Suami kontrasepsi.
Pemilihan Kontrasepsi IUD di 4. Gambaran Sumber Informasi
Desa Sidorejo Sleman Pemilihan Kontrasepsi IUD di
Hasil pengukuran dukungan Desa Sidorejo Sleman
suami menggunakan kuesioner Hasil pengukuran paparan sumber
didapatkan hasil sebagai berikut: informasi menggunakan kuesioner
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi didapatkan hasil sebagai berikut:
Dukungan Suami di Desa Sidorejo Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi
Wilayah Kerja Puskesmas Godean II Paparan Sumber Informasi di Desa
Sidorejo Wilayah Kerja Puskesmas
No Dukungan Frekuensi %
Godean II Sleman Tahun 2017
Suami (n=105)
No Paparan Frekuensi %
1 Ada
63 60% sumber (n=105)
dukungan
informasi
2 Tidak ada
42 40% 1 Tenaga 99 94%
dukungan
Kesehatan
Total 105 100.0%
2 Teman/tet 84 80%
Sleman Tahun 2017 angga
Sumber: Data Primer 2017
Berdasarkan tabel 4.4 tersebut 3 Media 79 75%
tentang dukungan suami didapatkan Elektronik
hasil bahwa dari 105 responden yang 4 Keluarga/s 75 71%
paling banyak adalah yang uami
mendapatkan dukungan suami yaitu 5 Media 66 63%
sebanyak 63 responden (60,0%) dan Cetak
tidak mendapat dukungan sebanyak Sumber: Data Primer 2017
42 responden (40%). Pengguna Dari 4 jenis sumber informasi
kontrasepsi IUD di Desa Sidorejo mengenai IUD yang paling banyak
mayoritas mendapatkan dukungan terakses oleh responden berasal dari
dari suami sebanyak 21 orang, hanya tenaga kesehatan (94%), teman atau
8 orang yang tidak mendapatkan tetangga (80%), media elektronik
dukungan suami untuk penggunaan (75%) dan keluarga/suami (71%).
kontrasepsi IUD. Pengguna kontrasepsi IUD di Desa
Dukungan suami merupakan Sidorejo mendapatkan paparan
salah satu variabel sosial budaya sumber informasi yang tinggi yaitu
yang sangat berpengaruh terhadap 23 orang dan hanya 6 orang paparan
pemilihan alat kontrasepsi bagi istri. sumber informasi yang sedang.
Budaya patrilineal menjadikan pria
Mayoritas mendapatkan informasi IUD yang memperlihatkan aurat.
IUD dari tenaga kesehatan Sebanyak 33% individu masih
Paparan sumber informasi menyaatakan ketidakamanan dalam
menjadi indikasi bagi banyak pemasangan IUD.
sedikitnya pengetahuan yang dapat Belum terbiasanya masyarakat
diakses oleh individu. Semakin setempat dalam penggunaan
banyak individu terpapar kontrasepsi IUD bisa terjadi akibat
pengetahuan dari berbagai sumber salah persepsi atau pandangan-
informasi, hal itu akan semakin pandangan subyektif seperti IUD
menguatkan pengetahuannya dapat mempengaruhi keamanan dan
(Rogers, 2008). kenyamanan dalam hubungan
Dalam penelitian Marikar dkk., seksual. Sikap dan pandangan negatif
(2015) bahwa paparan sumber masyarakat juga berkaitan dengan
informasi berhubungan dengan pengetahuan dan pendidikan
kecenderungan penggunaan AKDR seseorang (Erfandi, 2008). Berbeda
di Puskesmas Tuminting Kota dengan hasil penelitian Fitriani
Manado. Dalam studi ini juga (2015) di Desa Wonokupang
ditemukan bahwa ibu di perkotaan Kabupaten Sidoarjo menunjukkan
memiliki kecenderungan bahwa sebagian besar responden
menggunakan AKDR yang lebih mempunyai persepsi negatif tentang
tinggi dibandingkan ibu di pedesaan IUD yaitu sebanyak 22 orang
karena ibu di perkotaan memiliki (61,1%).
akses informasi dan lebih banyak SIMPULAN DAN SARAN
terpapar informasi mengenai AKDR Simpulan
dari berbagai sumber. IUD berada dalam urutan kedua
5. Gambaran Persepsi Individu setelah suntik dengan mayoritas
Pemilihan Kontrasepsi IUD di pengetahuan kurang pada indikator
Desa Sidorejo Sleman manfaat dan efek samping IUD.
Hasil pengukuran persepsi individu Sosialisasi dari sisi agama dan tingkat
menggunakan kuesioner didapatkan keamanan masih perlu ditingkatkan.
hasil sebagai berikut: Tenaga kesehatan berperan penting
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi dalam promosi kesehatan terutama KB
Persepsi Individu di Desa Sidorejo (IUD). Sumber informasi mayoritas dari
Wilayah Kerja Puskesmas Godean II tenaga kesehatan tetapi program terbaru
Sleman Tahun 2017 tentang Kampung KB belum berjalan.
No Persepsi Frekuensi % Saran
Individu (n=105) Diharapkan kepada pemerintahan
setempat, tenaga kesehatan, tokoh
1 Positif 101 96,2% masyarakat, kader dan para warga untuk
2 Negatif 4 3,8% lebih komunikatif dan berpartisipasi
Total 105 100.0% bekerjasama dalam pembangunan dan
Sumber: Data Primer 2017 menjalankan program Kampung KB
Pada penelitian ini sebagian besar serta memberikan sosialisasi KB secara
responden memiliki persepsi positif rutin atau tentang kesehatan lainnya pada
tentang IUD sebanyak 101 responden saat acara PKK dan pertemuaan lainnya
(96,2%). Hanya 3,8% responden saja guna tercapainya kesejahteraan
yang memiliki persepsi negatif. Dari kesehatan bersama.
analisis butir pertanyaan tentang DAFTAR PUSTAKA
persepsi individu, 40% masih Badan Pusat Statistik (BPS). (2016).
menganggap tabu dalam pemasangan Kepadatan Penduduk menurut
Kabupaten/ Kota di Erfandi. (2008). Metode AKDR / IUD.
D.I.Yogyakarta,2011-1015. Diakses melalui
https://yogyakarta.bps.go.id/Subj http://puskesmas-oke.com
ek/view/id/12#subjekViewTab3|a tanggal 28 Januari 2017.
ccodion-daftar-subjek1. Finer, L.B., & Philbin, J. M. (2012).
Diperoleh tanggal 5 Februari Trends In Ages At Key
2016. Reproductive Transitions In The
BKKBN. (2014). KB sebagai Suatu United States, 1951-2010.
Kebutuhan. Diakses melalui Women’s Health Issue: Official
http://gemapria.bkkbn.go.id Publication of the Jacobs Institute
tanggal 2 Maret 2016. of Women’s Health 24(3).
_______. 2015. Situasi dan Analisis Marikar, A.P.K., Kundre, R., Bataha, Y.
Keluarga Berencana. Jakarta: (2015). Faktor-faktor yang
BKKBN. Berhubungan dengan Minat Ibu
Bobak, Lowdermik & Jensen. (2005). Terhadap Alat Kontrasepsi
Buku Ajar Keperawatan Dalam Rahim (AKDR) di
Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC. Puskesmas Tuminting Kota
Copollo, D.A. (2011). Modernization Manado. Jurnal Keperawatan
and Contraception in Kenya from 3(2): 1-6.
1998 to 2008-2009(dissertation). Notoatmodjo, S. (2011). Promosi
University of Texas at Arlington: Kesehatan dan Perilaku
Texas. Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Agama RI (2006). Al- Rogers, E. (2008). Difussion of
Quran Tajwid dan Terjemahan. Innovation 6th Edition. New
Jakarta Timur: Maghfirah York: Simon and Schusters.
Pustaka. Samira, S.A. (2013). Faktor – Faktor
Dewi, F. (2013). Faktor-Faktor yang yang Berhubungan dengan
Berhubungan dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi
Penggunaaan Alat Kontrasepsi oleh PUS di Desa Peunyerat
Dalam Rahim (AKDR) di Kecamatan Banda Raya Banda
Wilayah Kerja Puskesmas Aceh. STIKes U’Budiyah Banda
Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Aceh.
Timur. UIN Syarif Hidayatullah:
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai