Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah besar untuk negara-negara didunia adalah jumlah penduduk yang

terus meningkat, khususnya negara berkembang. Menurut Word Health

Organization (WHO, 2014) penggunaan AKDR kategori percent of coupel

worldwide yaitu sebesar 25% berdasarkan negara pengguna kontrasepsi AKDR

yaitu, Asia sebesar 27%, Europe (17,1%), Afrika (15,4%), Latin Amerika (9,6%),

North Amerika (6,1%), Oceania (1,8%), 2015 (13,7%). Dengan persentase

penggunaan KB aktif diberbagai Negara, seperti Afrika (27,6%), Asia (61,6%),

Amerika latin (67,0%) dan (67,0%) Karibia. (Nora, 2017).

Hasil Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) 2017, Keluarga Berencana

dan Pembangunan Keluarga (KKBPK), Status pemakaian kontrasepsi dan jenis

kontrasepsi yang dipakai wanita kawin 15-49 th di Indonesia tidak pakai alat/cara

Kb 36,4%, Pakai alat/cara KB 63,6% terdiri dari suntik KB 29,0%, Pil 12,2 %,

Implant 4,7%, AKDR 4,7%, Senggama terputus 4,2%, MOW 3,7%, MOP 0,2%,

Kondom 2,5%, Pantang Berkala 1,9%. (SDKI, 2017)

Cakupan peserta KB baru dan KB aktif di Indonesia pada tahun 2017

dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 37.338.265. Peserta KB

aktif sebesar 23.606.218 meliputi suntik sebanyak 62,777%, pil KB sebanyak

17,24%, kondom sebanyak 1,22%, implant sebanyak 6,99%, AKDR sebanyak


7,15%, Metode Operasi Wanita (MOW) sebanyak 2,78%, Metode Operasi Pria

(MOP) sebanyak 0,53%. (Kemenkes RI, 2017).

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) merupakan pilihan yang tepat,

sebab alat kontrasepsi ini memiliki efektivitas yang tinggi dalam mencegah

kehamilan yaitu dengan metode jangka panjang, tidak mengganggu kesuburan

serta praktis dalam penggunaannya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

dalam memilih metode ini yaitu antara lain takut terhadap efek samping,

pengetahuan yang kurang, pendidikan yang rendah, malas dan risih terhadap alat

kontarepsi tersebut. (Marmi, 2016).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mularsih (2018), judul “

Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Suami dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim (AKDR)”. Rendahnya ibu yang menggunakan kontrasepsi AKDR

tidak terlepas dari rendahnya pengetahuan ibu tentang kontrasepsi AKDR.

Penggunaan kontrasepsi metode AKDR akan lebih banyak apabila banyak PUS

yang memiliki pengetahuan yang baik tentang definisi AKDR, mekanisme kerja,

indikasi, keuntungan, efek samping dan kontra indikasinya.

Menurut data dari Provinsi Bengkulu tahun 2017 terdapat 322.323 PUS

(Pasangan Usia Subur) yang menggunakan kontrasepsi sebanyak 232.002

Pengguna kontrasepsi terbanyak adalah KB suntik 66,18%, pil 17,71%, AKDR

3,5%, implant 13,95%, kondom 1,88%, kontap wanita 1,49%, kontap pria 0,38%.

(Dinkes Provinsi Bengkulu, 2017)

Berdasarkan data yang diperoleh di Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu

Tengah pada tahun 2018, dari 20 Puskesmas terdapat Puskemas yang terendah
pemakaian AKDR yang pertama Puskesmas Bentiring dengan pemakaian AKDR

sebanyak 1 orang, urutan kedua Puskesmas Aturan Mumpo dengan pemakaian

AKDR sebanyak 2 orang, urutan ketiga Puskesmas Lubuk Unen dengan

pemakaian AKDR sebanyak 3 orang, urutan keempat Puskesmas Sekayun dengan

pemakaian AKDR sebanyak 4 orang, urutan kelima Puseksmas Taba Lagan

dengan pemakaian AKDR sebanyak 5 orang, urutan keenam Puskesmas

Srikuncoro dengan pemakaian sebanyak 8 orang, urutan ketujuh Puskesmas Rena

Kandis dengan pemakaian AKDR sebanyak 10 orang, urutan kedelapan

Puskesmas Pematang Tiga dengan pemakaian sebanyak 12 orang, urutan

kesembilan Puskesmas Sukarami dengan pemakaian AKDR sebanyak 15 orang,

urutan kesepuluh Puskesmas Sidodadi dengan pemakaian AKDR sebanyak 31

orang. (Dinkes Benteng, 2018)

Berdasarkan data dari Puskesmas Sidodadi hasil pelayanan Peserta KB

Aktif yaitu sebanyak 984 orang. Rincian hasil pelayanan Peserta KB adalah

sebagai berikut : sebanyak 56 orang peserta AKDR, 11 orang peserta Kondom,

52 orang peserta Implant, 696 orang peserta Suntikan, dan 169 orang peserta Pil.

(Puskesmas Sidodadi, 2018).

Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 1

Maret 2019 di wilayah kerja Puskesmas Sidodadi kepada 10 orang akseptor KB,

mengatakan tidak tahu tentang manfaat dan cara penggunaan alat kontrasepsi

AKDR serta takut akan pemasangan alat kontrasepsi AKDR. Ibu beranggapan

bahwa alat kontrasepsi AKDR sakit, mahal dan tidak efektif , 6 orang yang

menggunakan KB suntik, 3 orang menggunakan KB pil dan 1 orang


menggunakan AKDR. Menurut petugas kesehatan Puskesmas Sidodadi

mengatakan bahwa ibu lebih memilih alat kontrasepsi lainnya, dan presentase

penggunaan alat kontrasepsi AKDR merupakan yang terendah dari alat

kontrasepsi lainnya.

Berdasarkan data diatas jenis alat kontrasepsi yang paling sedikit

digunakan adalah AKDR, padahal jenis alat kontrasepsi AKDR merupakan

pilihan yang tepat, sebab alat kontrasepsi ini memiliki efektivitas yang tinggi

dalam mencegah kehamilan yaitu dengan metode jangka panjang, tidak

mengganggu kesuburan serta praktis dalam penggunaannya maka perlu untuk

meneliti “Hubungan Pengetahuan ibu dengan penggunaan alat kontrasepsi AKDR

di wilayah kerja Puskesmas Sidodadi Kabupaten Bengkulu Tengah”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang diatas masalah dalam penelitian ini

adalah “Apakah ada hubungan pengetahuan ibu dengan penggunaan alat

kontrasepsi AKDR di wilayah kerja Puskesmas Sidodadi Kabupaten Bengkulu

Tengah?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mempelajari hubungan

pengetahuan ibu dengan penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim


(AKDR) di wilayah kerja Puskesmas Sidodadi Kabupaten Bengkulu

Tengah

2. Tujuan Khusus :

a. Untuk mengetahui distribusi frekwensi penggunaan alat kontrasepsi

dalam rahim (AKDR) di wilayah kerja Puskesmas Sidodadi Kabupaten

Bengkulu Tengah

b. Untuk mengetahui distribusi frekwensi pengetahuan diwilayah kerja

Puskesmas Sidodadi Kabupaten Bengkulu Tengah

c. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan penggunaan alat

kontrasepsi dalam rahim (AKDR) diwilayah Puskesmas Sidodadi

Kabupaten Bengkulu Tengah.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas Sidodadi

Diharapkan pihak Puskesmas dapat memberikan penyuluhan

mengenai penggunaan macam-macam KB dan kegunaannya bagi

akseptor KB dengan penyuluhan dan menyebarkan leafleat sehingga

masyarakat mengerti manfaat serta efek samping dari penggunaan KB

yang akan atau telah digunakan.

2. Bagi STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat serta sebagai bahan

masukkan dan informasi untuk melengkapi referensi kepustakaan


sehingga dapat menunjang pengetahuan dan wawasan mahasiswi serta

dapat melakukan penelitian lebih lanjut.

3. Bagi Peneliti Lain.

Dengan dilakukannya penelitian ini peneliti dapat mengetahui

mengenai penggunaan KB dan peneliti mengharapkan agar peneliti

selanjutnya dapat mengembangkan hasil penelitian ini lebih lanjut

dengan variable-variabel yang berbeda.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Kontrasepsi AKDR

a. Pengertian AKDR

Alat Kontrasepsi dalam rahim (AKDR) adalah suatu alat

kontrasepsi modern yang telah dirancang sedemikian rupa (baik bentuk,

ukuran, bahan dan masa aktif fungsi kontrasepsinya) yang dimasukkan

kedalam rahim yang sangat efektif, revesibel dan berjangka panjang dan

dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif sebagai suatu usaha

pencegahan kehamilan. (Marmi, 2016).

Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya

kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan

sel sperma. Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya

kehamilan, yang bersifat sementara dan bersifat permanen. (Marmi, 2016)

Alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) adalah alat kontrasepsi

yang oleh masyarakat awam biasa disebut spiral. Sesuai dengan namanya

AKDR, alat ini dapat dipakai dalam rahim. Sejak metode AKDR

dikenalkan banyak orang menggunakan untuk program pengaturan

jumlah anak dalam keluarga karena relative aman, mudah dan murah.

Pengguna alat kontrasepsi ini tidak perlu mengulang pemakaian setiap

kali, sehingga tidak merepotkan. AKDR tidak mengandung zat-zat


hormonal yang dapat memepengaruhi keseimbangan tubuh (Sulistyawai,

2012).

b. Keuntungan dan kerugian

Menurut Marmi, (2016) keuntungan menggunakan AKDR adalah

sebagai berikut:

1) Keuntungan

a) Keuntungan AKDR non hormonal

(1) Sebagai kontrasepsi efektivitassnya sangat tinggi. Sangat

efektif 0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun

( 1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan)

(2) AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan

(3) Metode jangka panjang

(4) Sangat efektif karena tidaak perlu lagi mengingat-ingat

(5) Tidak mempengaruhi hubungan seksual

(6) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu

takut untuk hamil

(7) Tidak ada efek samping hormonal dengaan Cu AKDR (Cu

T-380A)

(8) Tidak mempengaruhi kualitas ASI

(9) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudaah

abortus

(10) Dapat digunakan sampai menopause

(11) Tidak ada interaksi dengan obat-obat.


b) Keuntungan AKDR hormonal

(1) Mengurangi volume darah haid dan mengurangi

disminorrhoe

(2) Untuk mencegah adhesi dinding-dinding uterus

2) Kerugian

a) Kerugian AKDR non hormonal

(1) Perubahan siklus haid

(2) Haid lebih lama dan lebih banyak.

(3) Perdarahan (spotting) antar mensstruasi.

(4) Disaat haid lebih sakit

(5) Merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah

pemasaangan.

(6) Perporasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan

benar).

(7) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS

(8) Tidak baik digunakan paada perempuan dengan IMS atau

perempuan yang sering berganti pasangan.

(9) Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri.

(10) Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena

fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan normal.

b) Kerugian AKDR Hormonal

(1) Jauh lebih mahal.

(2) Harus diganti setelah 18 bulan


(3) Lebih sering menimbulkan perdarahan mid-siklus dan

perdarahan bercak (spotting).

(4) Insiden kehamilan ektopik lebih tinggi.

c. Indikasi

Indikasi menurut Saifudin (2014), indikasi digunakannya AKDR

pada ibu adalah sebagai berikut.

1) AKDR (Cu T-380A)

a) Penderita tumor jinak payudara

b) Epilepsi

c) Malaria

d) Tekanan darah tinggi

e) Penyakit tiroid

f) Setelah kehamilan ektopik

g) Penderita DM

2) AKDR/iud dan Progesasert

a) Usia produktif

b) Keadaan nullipara

c) Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang.

d) Menyusui yang menginginkan menggunakan alat kontrasepsi.

e) Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya.

f) Resiko rendah dari IMS

g) Tidak menghendaki metode hormonal

h) Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari.


i) Perokok

j) Sedang memakai antibiotic atau anti kejang

k) Gemuk ataupun kurus

l) Sedang menyusui.

d. Kontra Indikasi

Menurut Saifudin (2014), kontraindikasi digunakannya AKDR

pada ibu adalah sebagai berikut:

1) Sedang hamil (diketahui hamil atau kemungkinan hamil)

2) Perdarahan vagina yang tidak diketahui.

3) Sedang menderita infeksi alat genital.

4) Tiga bulan terakhir sedang mengalami abortus.

5) Kelainan bawaan uterus abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat

memepengaruhi cavum uteri.

6) Penyakit trofoblas yang ganas.

7) Diketahui menderita TBC pelvic.

8) Kanker alat genital.

9) Ukuran rahim yang kurang 5 cm.

c. Penanganan efek samping.

Menurut Marmi, (2016), penanganan efek samping yang umum

dan permasalahan yang lain.

1) Amenore

Periksa apakah sedang hamil, apabila tidak jangan lepas

AKDR, lakukan konseling dan selidiki penyebab amenore apabila


diketahui. Apabila hamil, jelaskan dan sarankan untuk melepas

AKDR, bila tali tak terlihat dan kehamilan kurang dari 13 minggu.

Apabila benang tidak terlihat atau kehamilan lebih dari 13 minggu,

AKDR jangan dilepas. Apabila Klien sedang hamil dan ingin

mempertahankan kehamilannya tanpa melepas AKDR jelaskan ada

resiko kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan atau infeksi

serta perkembangan kehamilan harus lebih diamati dan diperhatikan.

2) Kejang

Pastikan dan tegaskanlah adanya Penyakit Radang Panggul

dan penyebab lain dari kejang. Tanggulangi penyebabnya apabila

ditemukan. Apabila tidak ditemukan penyebabnya beri analgesic

untuk sedikit meringankan. Apabila klien mengalami kejang yang

berat, lepaskan AKDR dan bantu klien menentukan metode

kontrasepsi lain.

3) Perdarahan pervaginan yang hebat dan tidak teratur

Pastikan dan tegasakan adanya infeksi pelvik dan kehamilan

ektopik. Apabila tidak ada kelainan patologis, perdarahan

berkelanjutan serta perdarahan hebat, lakukan konseling dan

pemantauan. Beri ibu proven (800 mg, 3x sehari selama 1 minggu)

untuk mengurangi perdarahan dan berikan tablet besi (1 tablet setiap

hari selama 3 bulan)


4) Benang yang hilang pastikan adanya kehamilan atau tidak

Tanyakan apakah AKDR terlepas, apabila tidak hamil dan

AKDR tidk terlepas, berikan kondom, periksa talinya didalam

saluran endoservik dan kavum uteri (apabila memungkinkan adanya

peralatan dan tenaga terlatih) setelah masa haid berikutnya. Apabila

tidak ditemukan rujuk kedokter, lakukan X-ray atau pemeriksaan

ultrasound. Apabila tidak hamil AKDR yang hilang tidak ditemukan,

pasanglah AKDR baru atau bantulah klien menentukan metode lain.

5) Adanya penegeluaran cairan dari vagina

Lepaskan AKDR apabila ditemukan menderita atau sangat

dicurigai menderita gonorhoe atau infeksi klmidal, lakukan

pengobatan yang memadai. Bila PRP obati dan lepas AKDR sesudah

48 jam. Apabila AKDR dikeluarkan beri metode lain sampai

masalahnya teratasi.

f. Jenis AKDR

Menurut Hartanto (2014), AKDR digolngkan menjadi 2 yaitu Un-

Medicated AKDR dan Medicated AKDR.

1) Un-Medicated (AKDR yang tidak mengandung obat) Lippes loop

diperkenalkan pada aawal 1960 an dan dianggap sebagai AKDR

standar, terbuat dari polyethylene (suatu plastic secara biologic). Ada

empat macam AKDR Lippes Loop yaitu:

a) Lippes Loop A: Panjang 26,2 mm, lebar 22,2 mm, benang biru.

b) Lippes Loop B: Panjang 25,2 mm, lebar 27,4 mm, benang hitam.
c) Lippes Loop C: Panjang 27,5 mm, lebar 30 mm, benang kuning.

d) Lippes Loop D: Panjang 27,5 mm, lebar 30 mm, benang putih

Lippes Loop dapat dibiarkan in-utero untuk selama-lamanya sampai

menapouse, sepanjang tidak ada keluhan atau persoalan bagi

aksptornya.

2) Medicated AKDR (AKDR yang mengandung obat)

Termasuk jenis ini antara lain copper AKDR dan AKDR yang

mengandung hormon.

a) Copper AKDR

(1) Cu T-380 A = Para Gard: Panjang 36 mm, lebar 32 mm, 314

mm kawat Cu pada batang vertical, 2 selubung Cu seluas

masing-masing 33 mm pada masing-masing lengan horizonat.

Daya kerja : 8 tahun (FDA: 10 tahun)

(2) Cu T-200B: Panjang 36 mm, lebar 32 mm, mengandung 200

mm Cu, ujung bagian bawah batang AKDR berbentuk bola.

Daya kerja: 3 tahun.

(3) ML Cu 250: luas permukaan kawat Cu 220 mm, benang ekor 2

lembar berwaarna hitam atau tidak berwarna. Daya kerja: 3

tahun. Ada tiga bentuk ML Cu-250: standar, short, mini.

(4) ML Cu 375 mm luas permukaan kawat Cu, benang ekor 2

lembar, berwarna hitam atau tidak berwarna. Daya kerja 5

tahun. Ada tiga bentuk ML Cu 375: standar short, SL.


(5) Nova T = Novagard: panjang 32 mm. lebar 32 mm, 200 mm

luas permukaan Cu dengan inti Ag didalam kawat Cu nya.

Daya kerja: 5 tahun.

b) AKDR yang mengandung hormone

AKDR yang mengandung hormone yaitu progestasert-T

= Alza T, yang memiliki panjang 36 mm, lebar 32 mm, dengan 2

lembar benang ekor warna hitam. Progestasert-T = Alza T

mengandung 38 mg progesterone per hari. Daya kerja: 18 bulan.

Gambar : 1. Jenis-jenis AKDR, Marmi, 2016


g. Mekanisme Kerja AKDR

Menurut Hartanto (2014) AKDR akan berada dalam uterus,

bekerja terutama mencegah terjadinya pembuahan (fertilisasi) dengan

menghalangi bersatunya ovum dengan sperma, mengurangi jumlah sperma

yang mencapai tuba falopi dan menonafktifkan sperma. Adapun beberapa

mekanisme cara kerja AKDR sebagai berikut :

1) Timbulnya reaksi radang lokal didalam cavum uteri sehingga

implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu.

2) Produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan

terhambatnya implantasi.

3) Gangguan/terlepasnya blastocyst yang telah berimlantassi didalam

endometrium.

4) Pergerakan ovum yang bertambah cepat didalam tuba fallopi.

5) Immobilisasi spermatozoa saat melewati cavum uteri.

g. Efek Samping

Menurut Marmi, (2016), kemungkinanan terjadinya kehamilan,

ekspulsi dan beberapa efek samping lain hendaknya kepada pasien.

Ekspulsi biasanya terjadi pada 3-6 bulan pertama, yang dapat berupa

sebagian atau seluruh AKDR, ekspulsi dapat diketahui pasien pada waktu

memperhatikan darah haidnya.

1) Efek samping ringan

Nyeri pada waktu pemasangan, kalau nyeri sekali dapat dilakukan

anastesi paraservikal.
a) Kejang Rahim, terutama pada bulan-bulan pertama, hal ini dapat

diatasi dengan memberikan spasmolitikum atau pemakaiaan

AKDR yang lebih kecil ukurannya.

b) Nyeri pelvik, pemberian spasmolitikum dapat mengurangi keluhan

ini.

c) Pingsan dapat terjadi pada klien dengan predisposisi umtuk

keaadaan ini dapat diberikan atropine sulpat sebelum pemasangan,

untuk mengurangi fruktualitas bradikardi dan reflex vasovagal.

2) Efek samping serius

a) Pervorasi uterus, dalam keadaan ini AKDR harus dikeluarkan

melalui laparaskopi atau laparotomy.

b) Infeksi pelviks, infeksi ringan umumnya dapat diobati dengan

antibiotic, jika infeksinya berat hendaknya dibuat biakan dan uji

kepekaan dari daerah endoserviks.

c) Endometritis, dengan gejala keputihan yang berbau, dispareuni,

metroragia dan menoragia. Lebih lanjut menjadi parametritis,

pembentukan abses pelviks dan peritonitis.

g. Prosedur Pemasangan

Prosedur Pemasangan menurut Varney (2014) digunakan AKDR

pada ibu adalah sebagai berikut.

1) Informed Consent

Pastikan bahwa wanita yang menginginkan pemasangan AKDR tidak

sedang hamil.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

3) Lakukan pemeriksaan bimanual

4) Pasang speculum dan sesuaikan untuk mendapatkan ruang pandang

terluas sehingga memudahkan pemasangan AKDR.

5) Membersihkan serviks secara menyeluruh dengan antiseptic

6) Memasukan tenakulum dan jepit porsio kearah jam 11 atau jam 13.

7) Mengukur kedalaman uterus dengan menggunakan sonde uterus.

8) Memasukkan AKDR sesuai dengan macam alatnya. Lepaskan AKDR

dalam bidang trasverse dari kavum uteri pada posisi setinggi mungkin

difundus uteri.

9) Keluarkan tabung inseternyaa.

10) Periksa dan gunting benang ekor AKDR sampai 2-3 cm dari ostium

uteri eksternum.

11) Lepaskan tenakulum dan speculum.

j. Pemeriksaan Lanjutan ( follow-up )

Setelah proses pemasangan AKDR , akseptor dapat memperoleh

manfaat perlindungan sampai 5 tahun kedepan. Namun selama perjalanan

penggunaanAKDR diharapkan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan

untuk memastikan AKDR bekerja dengan benar dan tidak menimbulkan

komplikasi. Adapun waktu-waktu yang ditentukan antara lain :

1) Satu bulan setelah pemasangan.

2) Tiga bulan kemudian.

3) Setiap 6 bulan berikutnya.


4) Satu tahun sekali.

5) Bila terlambat haid 1 minggu.

6) Bila terjadi perdarahan banyak dan tidak teratur (Marmi, 2016).

2. Pengetahuan

a. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan

terjadi melalui panca indera manusia, yakni: indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2015)

b. Proses terbentuknya Pengetahuan

Menurut Rogers dalam Notoatmodjo (2015) mengungkapkan

bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, didalam diri orang

tersebut terjadi proses berurutan yaitu:

1) Kesadaran (Awareness) di mana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

2) Meras Tertarik (Interest) terhadap stimulus atau objek tersebut. Di sini

sikap subjek sudah mulai timbul.

3) Coba-coba (Trial), di mana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu

sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

4) Adaptasi (Adaption), di mana subjek telah berperilaku baru sesuai

dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus


c. Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan menurut Bloom dalam Notoatmodjo (2015) adalah:

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh

sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real

(sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya

dalam konteks atau situasi yang lain.


4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di

dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama

lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,

seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,

memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi

yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari

subjek penelitian

d. Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara memperoleh penegetahuan menurut Notoatmodjo (2015)

adalah sebagai berikut:


1) Cara Tradisional untuk memperoleh pengetahuan

Cara ini dipakai untuk memperoleh kebenaran pengetahuan,

sebelum diketemukannya metode ilmiah atau metode penemuan

secara sistimatik dan logis. Cara penemuan pengetahuan ini antara

lain:

2) Cara coba-salah (Trial anda Errror)

Cara ini telah dipakai oleh orang sebelum adanya kebudayaan,

bahkan mungkin sebelum adanya peradapan. Pada waktu itu

seseorang apabila menghadapi persoalan aatau masaalah, upaya

pemecahannya dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam

memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak

berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua

ini gagal pula, maka dicoba kembali dengan kemungkinan ketiga dan

seterusnya, sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. Itulah

sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal

atau salah) atau metode coba-salah/coba-coba.

3) Cara kekuasaan atau otoritas

Dari sejarah kita ketahui dan kita pelajari bahwa kekuasaan

raja zaman dulu adalah mutlak, sehingga apapun yang keluar dari

mulut raja adalah kebenaran yang mutlak dan harus diterima oleh

masyarakat atau rakyatnya. Kebiasaan-kebiasaan ini seolah-olah

diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber

pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat


baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintah dan

sebagainya. Dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh

berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas

pemerintah, otoritas atau kekuasaan ahli ilmu pengetahauan.

2) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman

itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengatahuan. Oleh

sebab itu pengalaman pribadi pun digunakan sebagai upaya memproleh

pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi,

maka untuk memecahkan masalah lain yang sama, orang dapat pula

menggunakan cara tersebut.

3) Melalui jalan pintas

Induksi dan dedukasi pada dasarnya merupakan cara melahirkan

pemikiran secara tidak langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang

dikemukakan, kemudian dicari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu

kesimpulan itu melalui pertanyaan-pertanyaan khusus kepada yang umum

dinamakan induksi. Sedangkan dedukasi adalah pembuatan kesimpulan

dari pertanyaan-pertanyaan umum kepada yang khusus.

4) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini

lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian

ilmiah” atau lebih popular disebut metodologi pengetahuan. Cara ini mula-
mula dikembangkan oleh Francis Balon (1561-1626) ia adalah seorang

tokoh yang mengembangkan metode berfikir induktif. Menurut Deobold

Van Dollen bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan

mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatan-pencatatan

terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya.

Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok, yakni:

a) Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul pada

saat dilakukannya pengamatan.

b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul

saat dilakukan pengamatan.

c) Gejala yang muncul secara gravitasi, yaitu gejala-gejala yang berubah-

ubah pada kondisi-kondisi tertentu.

e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2015). Beberapa faktor yang

mempengaruhi pengetahuan, yaitu:

1) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri mupun orang

lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas

pengetahuan seseorang.

2) Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang.

secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan


mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan

seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.

3) Keyakinan

Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanya

pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa mempengaruhi

pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun

negatif.

4) Fasilitas

Fasilitas-fasilitas sebagi sumber informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang, misalnya radio, televise, majalah, koran dan

buku.

5) Penghasilan

Pengahasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan

seseorang. Namun bila sesorang berpenghasilan cukup besar maka dia

akan mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas

sumber informasi.

6) Sosial Budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap

sesuatu.

f. Mengukur tingkat Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari objek
penelitian atau responden. Pengetahuan menurut Arikunto (2010), tingkat

pengetahuan setelah dilakukan pengukuran dibagi menjadi:

1) Pengetahuan baik, bila responden menjawab pertanyaan dengan benar

76-100 % dari pertanyaan yang diajukan.

2) Pengetahuan cukup, bila responden dapat menjawab 56-75 % dari

pertanyaan yang diajukan.

3) Pengetahuan kurang , bila menjawab < 56 % dari pertanyaan yang

diajukan.

3. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Penggunaan AKDR

Pengetahuan yang salah tentang AKDR Menurut Everett, Kurangnya

pengetahuan pada calon akseptor sangat berpengaruh terhadap pemakaian

kontrasepsi AKDR. Dari beberapa temuan fakta memberikan implikasi

program, yaitu manakala pengetahuan dari wanita kurang maka penggunaan

kontrasepsi terutama AKDR juga menurun. (Marmi, 2016).

Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang alat kontrasepsi AKDR

dan berbagai anggapan yang salah tentang metode AKDR antara lain bahwa

pemasangan AKDR memerlukan biaya yang mahal, dapat menimbulkan

ketidak nyamanan saat berhubungan seksual, dan AKDR merupakan suatu

hal yang menakutkan karena memasukkan benda asing kedalam alat

genetalianya menyebabkan keikutsertaan akseptor yang menggunakan

AKDR masih rendah. (Mularsih, 2018)


Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan

preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun demikian tidak

selalui diakui demikian. Dalam memilih suatu metode, wanita harus

menimbang berbagai faktor, termasuk status kesehatan mereka, efek

samping potensial suatu metode, konsekwenssi terhadap kehamilan yang

tidak didinginkan, kerja sama pasangan dan norma budaya mengenai

kemampuan mempunyai anak (Maryani, 2014).

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui panca indera manusia, yakni: indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2015). Pengetahuan tentang

kontrasepsi AKDR mempengarui pola pikir ibu dalam memilih kontrasepsi

apakah sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya, dan salah satu refleksinya

dapat berbentuk minat pada pemakaian kontrasepsi AKDR sebelum ke fase

pemilihan AKDR sebagai alat kontrasepsinya. (Marmi, 2016).

B. Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Pengetahuan Penggunaan AKDR

Gambar 2 : Kerangka konsep

C. Definisi Operasioanl
Tabel 1. Definisi Operasional Variabel

N Variabel Definisi Cara Alat Hasil Ukur Skala


o Operasional Ukur Ukur Ukur
Variabel
Dependent
1 Penggunaa Pilihan Pengisian koesio 0 : jenis Nomina
n AKDR kontrasepsi koesioner ner l
yang kontrasepsi
digunakan lain
oleh ibu yang (suntik,
dipasang pil,
dalam rahim. mplant,
kondom).
1 : AKDR
Varibel
Independen
2 t Pengetahuan Pengisian koesio 0 :Kurang, Oridinal
Pengetahua Ibu mengenai Koesione ner (Bila
n kontrasepsi r menjawab
AKDR, benar <
meliputi 56%.)
pengertian, 1 : Cukup,
Cara kerja, ( Bila ibu
Indikasi, menjawab
kontra benar 56-
indikasi, 75%)
kuntungan 2 : Baik,
AKDR, (Bila
kekurangan ibu
AKDR, menjawab
Efektivitas, >
Pemasangan, 75%).
efek samping,
dan
komplikasi
D. Hipotesis Penelitian

Ho : Tidak terdapat hubungan pengetahuan ibu dengan penggunaan

Kontrasepsi AKDR di wilayh kerja Puskesmas Sidodadi Kabupaten

Bengkulu Tengah.

Ha : Terdapat hubungan pengetahuan ibu dengan penggunaan kontrasepsi

AKDR di wilayah kerja Puskesmas Sidodadi Kabupaten Bengkulu

Tengah.

Anda mungkin juga menyukai