Anda di halaman 1dari 11

A.

Penelitian Deskriptif
1. Pengertian Penelitian Deskriptif.
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
mengumpulkan informasi mengenai suatu status gejala yang ada yaitu
keadaan gejala menurut apa adannya pada saat penelitian dilakukan tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi. Dalam penelitian deskriptif tidak diperlukan adminitrasi dan
pengontrolan terhadap perlakuan.
Penelitian deskriptif merupakan penelitian bukan eksperimen, karena
tidak di maksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya
menggambarkan “apa adanya” tentang suatu variable, gejala, atau
keadaan. Memang ada kalanya dalam penelitian mungkin juga
membuktikan dugaan tetapi tidak terlalu lazim. Umumnya bahwa
penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis.
Ada beberapa macam penelitian yang dapat dikategorikan sebagai
penelitian deskriptif, yaitu penelitian survei (survey studies), studi kasus
(case studies), penelitian perkembangan (developmental studies),
penelitian tindak lanjut (follow-up studies), analisis dokumen
(documentary analysis), dan penelitian korelasional (carelational studies).
Dalam penelitian deskriptif, setelah data dari seluruh responden atau
sumber data lain terkumpul maka selanjutnya akan dilakukan analisis
data. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data
berdasarkan variabel dan jenis responden, menyajikan data tiap variabel
yang diteliti, melkukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah,
dan melakukan perhitungan untuk menguji yang telah diajukan. Untuk
merumuskan penelitian yang tidak merumuskan hipotesis, langkah
terakhir tidak dilakukan.

Akan dijelaskan lebih khusus mengenai teknik analisis data penelitian


deskriptif, yang dapat dianalisis dengan du acara, yakni dengan analisis
statisti dan non statistik.
Teknik analisis data penelitian deskriptif yang bersifat statistic adalah
analisis data dengan teknik statistic deskriptif. Sementara teknik analisis
data deskriptif yang bersifat non statistic dapat dibedakan menjadi dua
macam, yakni analisis data dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif
dan analisis data dengan teknik analisis deskriptif kualitatif.
B. Langkah-Langkah Analisis Data.
Setelah data terkumpul dari hasil pengmpulan data, maka data perlu segera
digarap oleh staf peneliti, khususnya yang bertugas mengelola data. Di
dalam buku-buku lain sering disebut pengelolaan data. Ada yang
menyebut data Reparation, ada pula data analisis.
Secara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi tiga langkah, yaitu:
persiapan, Tabulasi, Dan penerapan data sesuai dengan pendekatan
penelitian.
a. Persiapan
Apa yang dilakukan dalam langkah persiapan ini adalah memilih atau
menyortir data sedemikian rupa sehingga hanya data terpakai saja yang
tertinggal.
b. Tabulasi.
c. Penerapan Data Sesuai Dengan Pendekatan Penelitian.
Maksud rumusan yang dikemukakan dalam bagian ini adalah
pengelolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus
atau aturan-aturan yang ada, sesuai dengan pendekatan penelitian atau
aturan-aturan yang ada, sesuai dengan pendekatan penelitian atau
desain yang diambil.

C. Pengertian Penelitian Survey


Menurut Zikmund (1997) “metode penelitian survey adalah satu bentuk
teknik penelitian di mana informasi dikumpulkan dari sejumlah sampel
berupa orang, melalui pertanyaan-pertanyaan”, menurut
Gay & Diehl (1992) “metode penelitian survey merupakan metode yang
digunakan sebagai kategori umum penelitian yang menggunakan
kuesioner dan wawancara”, sedangkan menurut Bailey (1982)“metode
penelitian survey merupakan satu metode penelitian yang teknik
pengambilan datanya dilakukan melalui pertanyaan – tertulis atau lisan”.
Menurut Singarimbun dan Effendi (1989), penelitian survey adalah
penelitian yang mengambil sample dari satu populasi dan menggunakan
kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok.
Menurut Daniel dalam Balipaper (2010) , Survei merupakan pengamatan
atau penyelidikan yang kritis untuk mendapatkan keterangan yang baik
terhadap suatu persoalan tertentu di dalam daerah atau lokasi tertentu atau
suatu studi ekstensif yang dipolakan untuk memperoleh informasi-
informasi yang dibutuhkan.
Dapat diakatakan bahwa Metode survei adalah penyelidikan yang
diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan
mencari keterangan-keterangan secara factual, baik tentang institusi sosial,
ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah. Metode
survey membedah dan menguliti serta mengenal masalah-masalah serta
mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktik-praktik yang
sedang berlangsung.
Dalam metode survei juga dikerjakan evaluasi serta perbandingan-
perbandingan terhadap hal-hal yang telah dikerjakan orang dalam
menangani situasi atau masalah yang serupa dan hasilnya dapat digunakan
dalam pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa mendatang.
Penyelidikan dilakukan dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah
individu atanu unit, baik secara sensus atau dengan mengunakan sample.
Unit yang digunakan dalam metode survei cukup besar.
Penelitian survey digunakan untuk melakukan penarikan kesimpulan
secara umum(generalisasi) dari sampel yang ditentukan. Dalam penelitian
ini sampel berfungsi sebagai penduga terhadap populasi penelitian. Pada
umumnya, penelitian survey menggunakan data yang erlatif banyak dan
besar, walaupun bukan keharusan(cik Hasan Bisri, 1995:55) penelitian
dengan menggunakan survey merupakan penyelidikan dengan gerak ke
arah meluas dan merata. Karena sampel besar yang dihadapi dalam satu
masa tertentu, maka penelitian ini menghasilkan data kuantitatif yang
menggambarkan secara umum keadaan sampel yang yang diselidiki.

D. Tujuan Penelitian Survey.


1. untuk mencari informasi factual secara detail, yang mencandra
gejala yang ada.
2. Untuk mengidentifikasi masalah untuk mendapatkan justifikasi
keadaan dan kegiatan yang sedang berjalan.
3. Untuk mengetahui hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang yang
menjadi sasaran penelitian dalam memecahkan masalah, sebagai
bahan penyusun terencana dan pengambilan keputusan di masa
mendatang.

E. Prinsip-Prinsip Penelitian Survey


Penelitian survey dapat digunakan untuk maksud ialah:
1. Survei untuk tujuan eksplorasi atau penjajagan. Dalam hal ini, peneliti
tidak memiliki hipotesis atas permasalahan yang akan dipecahkan melalui
survei yang dilakukaannya. Sebagai contoh pada saat pemerintah
mengeluarkan kebijakan tentang kurikulum baru maka peneliti dapat
melakukan survey eksplorasi untuk mengetahui sikap guru terhadap
kurikulum baru tersebut. Peneliti juga dapat melakukan survey eksplorasi
terhadap keputusan pemerintah menetapkan standar pendidikan yang baru
selain kurikulum.
2. penelitian survei juga ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan
dalam kondisi tertentu. Misalnya, survei untuk mendeskripsikan seberapa
jauh kurikulum baru telah terimplementasi di lapangan, termasuk di
dalamnya deskripsi tentang usaha-usaha yang telah dilakukan oleh
pemerintah untuk mengawal kurikulum baru tersebut.
3. penelitian survei untuk mencari penjelasan atau eksplanasi atas suatu
keadaan. Seperti penelitian untuk mencari faktor-faktor yang menjadi
peneyebab terjadinya anak putus sekolah, atau penyebab terjadinya
kegagalan dalam mencapai prestasi dalam ujian nasonal. Dalam hal ini,
apeneliti akan menghimpun bukti empiric tentang variable-variabel yang
diduga menjadi penyebab tersebut.
4. penelitian survei untuk tujuan mengevaluasi keberhasilan program
(efektifitas dan efisiensinya). Dalam hal ini dapat pula untuk mencari
umpan balik sebagai dasar perbaikan terhadap program yang sedang
berjalan (formatif) atau mencari umpan balik untuk mengambil keputusan
apakah program perlu dievisi/diganti jika akan dilaksanakan kembali
(sumatif). Seberapa jauh program Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
sebagai suatu bentu desentralisasi dan otonomi pendidikan sudah dapat
berjalan akan data dijawab melalui penelitian survei evaluatif.
5. penelitian survei juga dapat untuk menggali prediksi atas suatu kebijakan
yang akan diterapkan. Seperti adanya kebijakan akan diterapkannya
kurikulum baru, akan dapat digali pendapat umum mengenai seberapa jauh
kemungkinan keberhasilannya.
6. penelitian survei untuk membuat proyeksi ke depan. Misal dengan adanya
kurikulum baru yang menurut penjelasannya sudah dikurangi muatan jam
pertemuannya, apakah menjadikan peserta didik dapat meraih hasil yang
lebih baik.
7. penelitian survei untuk tujuan operasional. Misalnya, survei untuk
menggali berbagai faktor yang akan mendukung dan menghambat
penerapan suatu kebijakan baru, bagaimana jalannya kebijakan tersebut
dan bagaimana hasil yang akan dicapai.
8. penelitian survei untuk mengembangkan indikator sosial secara berkala.
Seperti survei untuk menentukan indicator pemerataan pendidikan,
indikator tingkat pencapaian prestasi siswa secara nasional (Subali, 2010).
F. Jenis- Jenis Penelitian Survey.
berdasarkan konteks pendidikan dan tingkah laku, penelitian survey minimal
dapat dikelompokkan menjadi lima macam yaitu (Sukardi, 2007):

G. Survey Catatan.
Jenis survey ini sering disebut survey of records, karena dalam kegiatan
penelitian ini banyak menggunakan sumber-sumber yang berupa catata atau
informasi nonreaksi. Dalam penelitian nonreaksi ini, penelitian ini biasanya
tidak banyak melibatkan jawaban langsung dari subjek orang atau subjek
yang diteliti. Survey model catatan ini mempunyai keuntungan dibanding
model lainnya, yaitu bahwa objektivitas informasi yang diperolah lebih
objektif dan bisa dipertanggungjawabkan. Disamping itu, survey
menggunakan sumber catatan ini mempunyai kelebihan, termasuk:
 Catatan merupakan sumber informasi yang tidak dapat bereaksi
terhadap perlakuan yang diterima yang berasal dari peneliti,
 Sumber-sumber yang ada, murah dan tidak berpindah-pindah tempat,
sehingga lebih cepat diakses
 Catatan yang ada memungkinkan dilakukan perbandingan secara
historis adan dilakukan secara analisis kecenderungan dari suatu
keadaan ke keadaan lain yang berbeda, dan
 Jika catatan tepat dan up to date, mereka dapat menjadi acuan
perbandingan yang sangat baik.

Adapun kelemahan yang dimiliki oleh penelitian survey catatan diantaranya


adalah sebagai berikut:
 Peneliti terhalang dengan sumber catatan yang memiliki
sifatconfidential atau rahasia Negara, kelompok, atau mungkin juga
pribadi.
 Sumber-sumber catatan mungkin sekali tidak lengkap, tidak tepat, dan
obsolete atau kadaluwarsa
 Adanya aturan untuk usia suatu catatan dapat diketahui public sehingga
membuat perbandingan tidak valid, misalnya catatan higky secretnegara
maka baru se5telah masa 30 tahun, rahasia negara tersebut dapat
dubuka untuk diketahui public.
 Catatan dapat menyebabkan salah persepsi, utamanya jika peneliti tidak
menerangkan bagaimana catatan dikumpulkan dan diadministrasi
 Tujuan pencatatan biasanya tidak berhubungan dengan kegiatan survey.
Oleh karena itu, peneliti menyeleksi bagian informasi yang relevan dan
menganalisisnya dengan menggunakan teknik yang tepat.
 Catatan pada umumnya hanya berupa informasi factual yang masih
memerlukan kajian lebih lanjut guna mencapai kebermaknaannya.

2. Statistik Inferensial
Adalah teknik statistik yang berhubungan dengan analisis data untuk
penarikan kesimpulan atas data. Teknik statistik inferensial berhubungan
dengan pengolahan statistik sehingga dengan menggunakan hasil analisis
tersebut kita dapat menarik kesimpulan atas karakteristik populasi
a. Parametrik
Statistik parametrik adalah cabang ilmu statistik inferensial yang
digunakan untuk menganalisis data-data yang memiliki sebaran normal
saja. Diartikan pula ilmu statistik yang berhubungan dengan inferensi
statistik yang membahas parameter-parameter populasi; jenis data interval
atau rasio; distribusi data normal atau mendekati normal (Asep, tt).
Statistik parametrik tidak dapat dipergunakan sebagai metode statistik
apabila data yang akan dianalisis tidak menyebar secara normal. Dengan
kata lain, data yang ingin di analisis harus ditransformasikan terlebih
dahulu. Transformasi yang dimaksud adalah data ubah mengikuti sebaran
normal. Transformasi dapat dilakukan dengan mengubah data ke dalam
bentuk logaritma natural, menggunakan operasi matematik (membagi,
menambah, atau mengali dengan bilangan tertentu), dan mengubah skala
data dari nominal menjadi interval. Spesifikasi ini disebabkan karena
metode statistik parametrik memiliki tingkat akurasi ketepatan yang lebih
tinggi dibandingkan statistik non parametrik (akan dijelaskan selanjutnya).
Untuk itulah penyajian data dengan sebaran normal harus dilakukan untuk
mendapatkan analisis data yang akurat. Contoh statistik parametrik yaitu
Normalitas, Homogenitas, Uji T, dan Anava.
b. Non-parametrik
Statistik nonparametrik disebut juga statistik bebas sebaran. Statistik
nonparametrik tidak mensyaratkan bentuk sebaran parameter populasi.
Statistik nonparametrik dapat digunakan pada data yang memiliki sebaran
normal atau tidak. Statistik nonparametrik biasanya digunakan untuk
melakukan analisis pada data nominal atau ordinal. Keunggulan dari
statistik nonparametrik yaitu, tidak membutuhkan asumsi normalitas;
secara umum metode statistik non-parametrik lebih mudah dikerjakan dan
lebih mudah dimengerti jika dibandingkan dengan statistik
parametrik karena ststistika non-parametrik tidak membutuhkan
perhitungan matematik yang rumit seperti halnya statistik parametrik;
statistik non-parametrik dapat digantikan data numerik (nominal) dengan
jenjang (ordinal); kadang-kadang pada statistik non-parametrik tidak
dibutuhkan urutan atau jenjang secara formal karena sering dijumpai hasil
pengamatan yang dinyatakan dalam data kualitatif; pengujian hipotesis
pada statistik non-parametrik dilakukan secara langsung pada pengamatan
yang nyata. Walaupun pada statistik non-parametrik tidak terikat pada
distribusi normal populasi, tetapi dapat digunakan pada populasi
berdistribusi normal. Contoh statistik nonparametrik yaitu Kolerasi
Spearman (Spearman Rank Order Correlation) dan Chi Square.
Berbeda halnya dengan analisis data kualitatif. Data yang diperoleh dari
berbagai sumber dalam penelitian kualitatif dapat menggunakan teknik
pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi) dan dilakukan
secara terus-menerus sampai datanya jenuh (dapat disimpulkan).
Pengamatan yang terus-menerus menghasilkan variasi data yang tinggi.
Oleh karena itu sering mengalami kesulitan dalam proses menganalisanya.
Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis
berdasarkan data yang diperoleh selanjutnya dikembangkan pola hubungan
tertentu atau menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang telah
dirumuskan maka selanjutnya mencari data lagi secara terus-menerus agar
dapat digeneralisasikan apakah hipotesis diterima atau ditolak berdasarkan
data valid yang telah terkumpul. Ketika hipotesis diterima berdasarkan
data yang terkumpul maka hipotesis dapat berkembang menjadi teori.
Menurut Sugiyono, analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan
sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai
di lapangan.
 Analisis sebelum di lapangan
Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti
memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi
pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk
menentukan fokus penelitian. Namun demikian fokus penelitian
ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti
masuk dan selama di lapangan.
 Analisis selama di lapangan model Miles and Huberman
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan
data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah
melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila
jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum
memuaskan, maka peneiti akan melanjutkan pertanyaan lagi,
sampai tahap tertentu sehingga diperoleh data yang dianggap
kredibel. Miles and Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya
sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction,
data display, dan conclusion drawing/verification.
c. Data Reduction (Reduksi Data)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan,
makin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan makin banyak,
kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui
reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya
dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya
bila diperlukan.
d. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data di reduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data. Kalau dalam penelitian kuantitatif penyajian data ini dapat dilakukan
dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya. Melalui
penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola
hubungan, sehingga akan semakin mudah difahami.
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian
kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
e. Conclusion Drawing/verification
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti
yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung
oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke
lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel.
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin
juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan
masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah penelitian berada di lapangan.
3. Analisis data selama di lapangan model Spradley
Menurut Spradley, proses penelitian kualitatif setelah memasuki
lapangan, dimulai dengan menetapkan seseorang informan kunci “key
informant” yang merupakan informan yang berwibawa dan dipercaya
mampu “membukakan pintu” kepada peneliti untuk memasuki obyek
penelitian. Setelah itu peneliti melakukan wawancara kepada informan
tersebut, dan mencatat hasil wawancara. Selanjutnya, perhatian peneliti
pada obyek penelitian dan memulai mengajukan pertanyaan deskriptif,
dilanjutkan dengan analisis terhadap hasil wawancara. Berdasarkan hasil
dari analisis wawancara selanjutnya peneliti melakukan analisis domain.
Pada langkah selanjutnya peneliti sudah menentukan fokus, dan
melakukan analisis taksonomi. Berdasarkan hasil analisis taksonomi,
selanjutnya peneliti mengajukan pertanyaan kontras, yang dilanjutkan
dengan analisis komponensial. Hasil dari analisis komponensial,
selanjutnya peneliti menemukan tema-tema budaya. Berdasarkan temuan
tersebut, selanjutnya peneliti menuliskan laporan penelitian etnografi.
Jadi proses penelitian berangkat dari yang luas, kemudian memfokus,
dan meluas lagi. Terdapat tahapan analisis data yang dilakukan dalam
penelitian kualitatif, yaitu analisis domain, taksonomi, dan komponensial,
analisis tema kultural.

Anda mungkin juga menyukai