Anda di halaman 1dari 20

Makalah Arsitekstur Pertamanan

SEJARAH MUNCULNYA ARSITEKSTUR TAMAN DARI BENUA


AMERIKA DAN BENUA ASIA

Disusun

Oleh

Kelompok 1

Ekawati : 1404101050057

Mulia Saputri :1404101050063

Nurul Fitri Ramadhani :1404101050058

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM - BANDA ACEH
2017
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

A. Pengertian Arsitekstur Lansekap

Arsitektur lanskap atau seni taman adalah ilmu yang mempelajari tentang
seni, perencanaan, perancangan, manajemen, perawatan, dan perbaikan tanah dan
perancangan konstruksi buatan-manusia skala besar. Ruang lingkup dari profesi
ini termasuk desain arsitektural, perencanaan lokasi, pengembangan estate,
restorasi lingkungan, perencanaan kota, perencanaan taman dan rekreasi,
perencanaan regional, perencanaan ruang, dan perawatan sejarah. Arsitek lanskap
dianggap merupakan sebuah profesi yang setara dengan dokter dan pengacara,
karena mereka membutuhkan pengajaran khusus dan lisensi profesional, seperti
yang dibutuhkan oleh pekerja profesional lainnya.
Lanskap, sering diberi pengertian oleh ahli geografi dengan bentang alam
atau kenampakan di atas permukaan bumi termasuk komponen penyusun hasil
kegiatan dan pengaruh manusia. Pengertian ini memberikan suatu indikasi bahwa
cakupan dari bentang alam terdiri atas elemen fisik, elemen biotis dan elemen dari
hasil budidaya manusia. Bentang alam ini dapat ditetapkan berdasar batas-batas
yang diinginkan. Ini berarti bahwa lanskap dapat ditetapkan dalam dimensi skala
makro, meso dan dapat pula dalam dimensi mikro. Oleh karena itu sangat luasnya
pengertian lanskap, maka penulis, termasuk Zonneveld dan Foreman (1990),
lanskap diberikan pengertian, termasuk hal-hal sebagai berikut :

1. Lanskap selalu terdiri atas hasil dari proses alam dan buatan manusia
dalam jangka waktu tertentu, saat ini dan pada waktu yang lalu.
2. Lanskap selalu berubah dari waktu ke waktu. Tetapi perubahannya tidak
dalam tingkat yang sama. Perubahan ada yang secara gradual tetapi ada
perubahan yang tiba-tiba karena suatu bencana alam. Apabila terjadi
perubahan yang mendadak pasti akan terjadi proses pemulihan yang
terjadi secara perlahan hingga mencapai keseimbangan baru.
Keseimbangan ini dapat ditandai dari parameter fisik, kimia dan biologik.
Meskipun dinamika lanskap ini terjadi kadang-kadang tidak terduga, tetapi
dalam waktu tertentu dapat diprediksi seperti proses suksesi atau proses
degradasi.
3. Lanskap merupakan sistem terbuka. Sistem ini sangat dipengaruhi oleh
faktor-faktor eksternal. Lanskap dapat dipahami dengan memperhatikan
daur materi, aliran energi dan organisma.
4. Lanskap sangat beraneka ragam (heterogeneous) dalam susunan horizontal
dan vertikal. Dalam aspek vertikal dapat diketemukan pada lapisan yang
ada di atmosfer, tegakan hutan dan lapisan tanah. Sementara susunan
horizontal dapat diketemukan batas-batas land from (bentuk lahan), land
unit (unit lahan) dan land use (penggunaan lahan).

Dalam skala makro, lanskap dapat ditetapkan mulai dari puncak gunung
hingga batas cakrawala di mana perairan laut sebagai batas, atau daratan dengan
batas garis pantai. Lanskap yang demikian ini adalah lanskap dalam perspektif
geomorfologi. Tetapi lanskap dapat pula, ditetapkan dalam skala meso yaitu suatu
kota atau pedesaan. Sementara dalam skala mikro, bentang alam dapat ditetapkan
dalam batas seuatu kawasan. Apabila diperhatikan, pada hakekatnya bentang alam
dalam skala makro merupakan permukaan bumi. Secara fisik, permukaan bumi ini
terdiri atas darat, udara dan laut. Ketiga komponen tersebut disebut fisiografi. Jadi
fisiografi adalah permukaan bumi yang terdiri atas darat, udara dan laut (Lobeck,
1939). Ketiga komponen permukaan bumi ini, dipelajari dalam ilmu yang
berbeda. Komponen daratan dipelajari dalam ilmu geomorfologi, udara dipelajari
dalam ilmu meteorologi, dan komponen laut dipelajari dalam ilmu oseanologi.

B. Sejarah perkembangan Arsitekstur Lansekap

Pada periode sebelum tahun 1800, sejarah arsitektur lanskap sebagian


besar berupa perencanaan dan penerapan desain kebun untuk rumah keluarga
ningrat, istana, properti kerajaan, bangunan ibadah dan religi, pusat pemerintahan.
Contoh pekerjaan arsitektur lanskap besar dalam sejarah adalah karya André Le
Nôtre di Vaux-le-Vicomte dan karya di Palace of Versailles untuk raja Louis XIV.
Orang pertama yang menuliskan pembuatan lanskap di atas kertas adalah Joseph
Addison pada tahun 1712. Istilah landscape architecture ditemukan oleh Gilbert
Laing Meason pada tahun 1828 dan mulai digunakan sebagai sebuah istilah dalam
bidang pekerjaan oleh Frederick Law Olmsted pada tahun 1858 di Amerika,
setelah dia bersama Calvert Vaux menghasilkan karya Central Park, New York.
Sejak itu Olmsted menyebut dirinya sebagai Landscape Architect (sebelumnya
dikenal sebagai Rural Embellisher). Contoh aplikasi ilmu dari Arsitektur Lanskap
yang mungkin sudah biasa terdengar adalah perencanaan ruang terbuka hijau
(RTH), manajemen kawasan konservasi hutan alam, konservasi kawasan
mangrove, dan taman-taman lingkungan. Arsitektur Lanskap itu menata suatu
lanskap yang ukurannya tergantung luasan yang akan dikaji. Lanskap yang
dibahas dalam ilmu ini dapat berupa luasan mikro, meso hingga makro. Contoh
dari lanskap mikro adalah pekarangan rumah, lanskap meso contohnya taman-
taman lingkungan, dan lanskap makro contohnya adalah hutan kota dan taman
nasional.
Jika dikaji lebih dalam, maka aspek dari keilmuan Arsitektur Lanskap
dapat menjadi ilmu terapan yang lebih spesifik lagi, terutama dalam aspek
cakupan kawasannya. Contoh pengembangan dari ilmu Arsitektur Lanskap:

 Streetscape, yaitu lanskap/pemandangan di sepanjang koridor jalan, jalan


yang alami dengan jalur hijaunya, contohnya adalah high way, median
jalan, traffic island.
 Cityscape, yaitu lanskap di kawasan kota yang didominasi oleh area
terbangun.
 Ruralscape, yaitu lanskap di daerah pedesaan di mana lanskap alami dan
lanskap pertanian merupakan pemandangan dominan.

Periode Perkembangan Taman

Periode Primitif , pola tergantung alam terutama magic menggunakan batu atau
kayu yang memiliki aspek ritual bebentuk asli atau dipahat.

Periode Antik-Klasik, Terjadi pada masa sebelum masehi. Taman pada periode
ini ditandai dengan pola simetris dan tertutup. Tanaman yang digunakan adalah
tanaman yang dapat dimakan atau dikonsumsi hasilnya serta untuk bahan baku
obat (herbal) dan aromaterapi (parfum). Contoh taman pada periode antik: Taman
Babylonia, Taman Mesir, Taman Persia dan Taman Periode Klasik (Taman
Yunani dan Taman Romawi).

Periode Medieval (abad 7-15), Belangsung sekitar abad ke 7 sampai abad ke 15.
Berhubungan erat dengan perkembangan agama Kristen (Umat Nasrani). Ciri
periode ini adalah Monastert Garden atau Cloister Garden dan memiliki seni
bangunan model Gothik. Taman pada periode ini ditandai dengan pola taman
berbentuk simetrik dan tertutup sama halnya dengan pola taman periode antik atau
klasik. Tanaman yang digunakan adalah tanaman untuk obat (herbal) untuk
konsumsi dengan tanaman hias, seperti tanaman bunga untuk ritual (upacara) dan
bersifat simbolik. Contoh taman pada periode abad pertengahan: Taman Bunga
Madonna Lily merupakan Lambang Bunda Maria.

Periode Renaissance (abad 15-20), Periode ini berlangsung sekitar abad ke 15


sampai abad ke 20 masehi, terutama di benua Eropa. Periode ini merupakan
penghidupan kembali bentuk-bentuk dan aspirasi klasik. Kata Renaissance jika
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti Lahir Kembali. Taman pada
periode ini ditandai dengan pola taman berbentuk simetrik dan geometrik tetapi
sudah agak terbuka elemen utamanya, berupa air sebagai elemen bentuk kolam
dan bentuk lain dengan tanaman yang digunakan, yaitu berupa bentuk hutan atau
kelompok tanaman. Contoh taman pada periode Renaissance: Taman Italia,
Taman Perancis dan Taman Inggris.

Periode Modern (Natural/Romantic) (18-20)


berawal di Inggris karena kesadaran manusia harus menyatu dengan alam yang
kemudian berkembang pesat di Amerika dan Australia.

Periode Modern (>20), Dimulai pada abad 20 masehi dengan bentuk taman yaitu
mempertimbangkan unsur manusia sebagai pengguna taman dan disesuaikan
dengan lingkungan sekitarnya. Termasuk dalam kategori taman berskala manusia.
Contoh taman pada periode Modern: Taman Rumah Tinggal, Taman Kota, Taman
Lingkungan dan Taman Bermain Anak-Anak.
II. PEMBAHASAN

A. Sejarah Munculnya Arsitektur Taman dari Benua Asia

a) Jepang (Asia Timur)


 Taman batu Jepang atau taman Zen
Taman jenis ini tidak menggunakan air. Lanskap alam dilukiskan
dengan batu dan pasir yang melambangkan kolam dan aliran air. Orang yang
melihat diminta untuk berimajinasi bahwa hamparan pasir
berwarna putih dan kerikil adalah permukaan air. Jembatan dibangun untuk
memberi kesan ada aliran air di bawahnya. Pola-pola pada hamparan pasir ditata
dengan penggaruk bambu untuk melambangkan aliran air. Taman ini bersifat
abstrak, dan terutama berkembang di kuil-kuil Zen pada zaman
Muromachi sehingga juga dikenal sebagai taman Zen.
Meskipun demikian, taman batu sudah merupakan salah satu bagian dari
beberapa gaya taman Jepang dari zaman-zaman sebelumnya, misalnya di taman
gaya kaiyū dan taman gaya shinden-zukuri yang dibangun di rumah kediaman
resmi daimyo. Setelah meningkatnya kepopuleran taman batu pada zaman
Muromachi, taman batu Jepang diterima sebagai salah satu gaya taman Jepang.
Berbeda dari gaya dan model taman Jepang lainnya, taman batu Jepang sama
sekali tidak memerlukan air. Oleh karena itu, taman batu memungkinkan orang
membuat taman Jepang di tempat sulit air.

Gambar 1. Taman Batu


Menurut sejarah taman batu Jepang yang ditulis oleh Matsu Yoshikawa
dokumen tertua mengenai taman Jepang yang pertama adalah "pulau" yang
dibangun Soga no Umako di tepi Sungai Asuka pada masa
pemerintahan Maharani Suiko (sekitar 620). Berdasarkan ide tersebut, di rumah
kediamannya, Pangeran Kusakabe membangun taman untuk menggambarkan
lanskap alam yang terdiri dari pulau berukuran sedang, jembatan, kolam, dan
pantai berbatu-batu.

 Taman shinden-zukuri

Taman ini berasal dari Dinasti Tang yang kemudian diperkenalkan di


Jepang pada masa Heian. Taman dibangun dihalaman tengah kediaman
bangsawan yang dibangun dengan gaya arsitektural shinden-zukuri. Adapun
taman yang mewakili shinden-zukuri ini ialah shinesn-en dan taman daikkaui-ji di
Kyoto.

 Sejarah taman jepang

Dalam bahasa Jepang, istilah taman (teien) terdiri dari dua aksara kanji,
niwa dan sono. Istilah niwa mengacu kepada lahan berkerikil untuk melakukan
kegiatan sehari-hari dan upacara keagamaan, dan sono mengacu kepada lahan
pertanian dan sawah berpengairan. Orang zaman Jōmon menamakan lahan tempat
mereka melakukan kegiatan, upacara keagamaan, dan mengumpulkan makanan
sebagai niwa. Benda-benda yang ada di lahan tersebut, seperti pohon, batu besar,
air terjun, dan kerikil di pantai sering kali dipercaya sebagai benda sakral yang
dihuni oleh arwah suci. Pasir, kerikil, atau batu dipakai untuk menandai tanah
yang dipercaya sebagai tempat sakral untuk berdoa. Batu-batu di laut dan gunung
dipercaya dihuni atau digunakan kami ketika turun dari langit (iwakura). Susunan
batu digunakan untuk menandai tempat suci (altar) yang disebut iwasaka.

Elemen dasar, prinsip, dan tema-tema untuk taman sudah dikenal orang
Jepang sejak zaman Heian. Buku-buku klasik mengenai pertamanan hingga kini
masih dijadikan pedoman sewaktu membangun taman Jepang. Buku pertamanan
tertua di Jepang adalah Sakuteiki (Catatan Membuat Taman) yang ditulis pada
pertengahan zaman Heian. Pengarangnya diperkirakan bernama Tachibana no
Toshitsuna. Dalam Sakuteiki, prinsip-prinsip pertamanan dari Cina disesuaikan
dengan estetika dan kondisi alam di Jepang. Konsep-konsep dalam Sakuteiki
antara lain diterapkan di taman lumut Saihō-ji di Kyoto. Tidak seperti halnya
buku pertamanan dari zaman sesudahnya, Sakuteiki hanya berisi teks dan tidak
dilengkapi ilustrasi. Di antara buku pedoman pertamanan dari zaman yang lebih
modern terdapat buku yang diperkirakan ditulis tahun 1466, Sanzui Narabi ni
Nogata no Zu (Ilustrasi untuk Merancang Lanskap Gunung dan Air) dan
Tsukiyama Teizōden (Catatan Pembangunan Taman Bukit Buatan) terbitan tahun
1735.

 Elemen Dasar Taman Jepang

Elemen dasar pad ataman yang ada di Jepang adalah :

a. Air : Elemen dasar dalam taman Jepang adalah air, batu, dan tanaman.
Selain sebagai sumber kehidupan, air digunakan untuk menyucikan benda
dari dunia profan sebelum memasuki kawasan sakral. Air dialirkan dari
sungai untuk membuat kolam dan air terjun.
b. Tanaman : Bertolak belakang dari batu yang melambangkan keabadian,
pohon, perdu, bambu, rumpun bambu, lumut, dan rumput adalah benda
hidup yang tumbuh seiring dengan musim sebelum menjadi tua dan mati.
Bertolak belakang dengan taman gaya Eropa yang berfokus pada warna-
warni semak dan bunga, taman di kuil Zen hanya berupa hamparan pasir.
Taman rumah teh hanya menggunakan tanaman berdaun hijau dan pohon
maple yang daunnya menjadi merah di musim gugur. Perbedaan antara
lereng gunung, padang rumput, dan lembah dinyatakan dalam pemakaian
berbagai macam spesies pohon dan perdu yang dipotong dan dipangkas
hingga menyerupai berbagai bentuk. Pohon dan perdu juga dipakai sebagai
penghubung antardua lokasi pemandangan di dalam taman. Bukit-bukit
buatan dibangun dari gundukan tanah.
c. Batu : Batu-batu disusun untuk menyerupai bentuk-bentuk alam seperti
pegunungan, air terjun, dan pemandangan laut, dan dipilih berdasarkan
bentuk, ukuran, warna, dan tekstur. Batu adalah elemen terpenting dalam
taman karena dapat dipakai untuk melambangkan pegunungan, garis
pantai, dan air terjun. Batu untuk taman berasal dari pegunungan, pinggir
laut, atau pinggir sungai, dan digolongkan menjadi tiga jenis: batuan
sedimen, batuan beku, dan batuan malihan. Batuan sedimen biasanya
memiliki permukaan yang halus dan bulat karena terkikis air. Batuan
seperti ini dipasang di pinggir kolam dan sebagai batu pijakan di jalan
setapak. Batuan beku berasal dari gunung berapi dan biasanya memiliki
bentuk dan tekstur yang kasar. Batu seperti ini dipakai sebagai batu
pijakan atau sebagai elemen yang menonjol, misalnya diletakkan untuk
melambangkan puncak gunung. Batuan malihan adalah batu keras yang
biasanya dipasang di sekeliling air terjun atau aliran air. Batu potong dari
batuan sedimen juga populer untuk membangun jembatan, wadah batu
berisi air, dan lentera batu.
d. Pagar : Di taman rumah teh dan taman Jepang model kolam di tengah
(shisen kaiyū), pagar dan bangunan gerbang merupakan elemen penting
dalam lanskap. Pagar secara garis besar terdiri dari pagar hidup (ikigaki)
dari tanaman perdu yang dipangkas dan pagar buatan dari kayu atau
bambu. Pagar hidup berfungsi sebagai pembatas, penghalang pandangan,
pelindung dari angin, api, dan debu, serta penghambat suara. Pagar bambu
tembus cahaya (sukashigaki) disusun dari batang-batang bambu yang
lebar-lebar jaraknya hingga pemandangan di balik pagar masih terlihat.
Sebaliknya, pagar pembatas (shaheigaki) dibangun dari susunan bambu
yang rapat dan membatasi pemandangan di baliknya.Di dalam taman tidak
digunakan dinding dari tanah yang dikeraskan, kayu, atau batu. Dinding
hanya dipakai sebagai dinding luar pembatas taman.
e. Lentera : Lentera (tōrō) berasal dari tradisi Cina untuk menyumbangkan
lentera ke kuil Buddha. Sejak zaman Heian, lentera juga disumbangkan ke
kuil Shinto untuk penerangan di malam hari dan sebagai hiasan. Lentera
batu mulai dijadikan dekorasi standar di taman rumah teh sejak zaman
Muromachi.Setelah menjadi mode di taman-taman rumah teh, lentera batu
akhirnya dipasang di berbagai taman Jepang karena keindahan dan
kegunaannya.
f. Wadah Air : Wadah batu berisi air (tsukubai) adalah perlengkapan
standar taman rumah teh. Air dari tsukubai dipakai untuk mencuci tangan
tamu sebelum mengikuti upacara minum teh. Tradisi menyediakan wadah
batu berisi air di taman rumah teh berasal dari tradisi menyediakan wadah
batu berisi air dalam agama Buddha dan Shinto. Sebelum berdoa di kuil,
orang berkumur dan membersihkan diri dengan air dari wadah batu yang
disebut chōzubachi. Wadah batu yang diletakkan di tanah disebut tsukubai
chōzubachi (disingkat tsukubai) karena orang yang mengambil air harus
berjongkok (tsukubau). Setelah banyak dipasang di taman-taman, tsukubai
akhirnya dijadikan perlengkapan standar di taman-taman rumah teh.

b) Singapur (Asia Tenggara)

1. Sejarah Arsitektur Pertamanan di Singapura

Dalam penataan kota Singapura, pemerintah Singapura secara serius,


profesional dan konsisten menerapkan pembangunan berkelanjutan, tanpa
penggusuran yang membabi buta. Pemerintah Singapura tahu betul bagaimana
mengelola dan memelihara Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk kepentingan
warga. Melalui Urban Redevelopment Authority (URA), disusun Rencana Induk
RTH (The Parks and Waterbodies Plan) yang komposisinya adalah RTH 19%,
perkantoran 17%, infrastruktur 15%, perumahan 12%, dan lain-lain (lahan hijau
cadangan) 37%. Luas RTH yang dikelola adalah 9.053,7 ha, meliputi taman 1.763
ha, hutan kota 2.979 ha, jalur hijau 2.390 ha, lahan hijau cadangan 1.871 ha,
taman kompleks istana dan parlemen 42 ha, taman bangunan pemerintah 8,7 ha.
Transparansi dan akuntabilitas pengelolaan RTH merupakan kunci
keberhasilan pembangunan kota taman Singapura. Dalam laporan
tahunan NParks yang dibuat sangat menarik penuh foto, grafik, dan tabel yang
komunikatif, serta dapat diakses publik secara bebas, terbuka, serta gratis, kita
dapat mengetahui rencana program pembangunan RTH jangka panjang,
menengah, dan pendek, kekurangan, dan keberhasilan program yang dicapai per
tahun, komposisi dan luasan komponen RTH terkini, hingga laporan keuangan
dengan gamblang. Bahkan, sejak September 2002, para stakeholder RTH telah
membentuk The Park Watch yang bertujuan memberdayakan masyarakat dalam
pembangunan dan pengelolaan RTH secara bersama dan sederajat.
Ketersediaan ruang teduh mendorong sebagian besar warga kota rela
berjalan kaki dari rusun ke berbagai tempat tujuan dengan nyaman dan aman,
dalam lingkungan kota yang benar-benar asri, sejuk, dan segar. Jalur pedestrian
saling menyambung tidak terputus. Sesudah ruang kota terbentuk kawasan teduh
(shaded-area) yang menyambung tak terputus, barulah pada dekade 80-an
meningkat pembuatan kawasan berwarna-warni (colorfull-area), seperti di
sepanjang jalan menuju Bandara Changi ke pusat kota. Kini, memasuki abad ke-
21, Pemerintah Singapura mengembangkan konsep lanskap vertikal (skyrise
greenery) yang dicanangkan langsung oleh Goh Chok Tong (2002), dengan
mewajibkan pembangunan taman gantung (roof garden) di atap-atap gedung-
gedung pemerintah, hotel, apartemen, hingga rusun. Teknik pemeliharaan pohon
di beberapa daerah diciptakan lorong pohon, di mana tajuk saling bertemu tetapi
tak menghalangi arus lalu lintas.

2. 3 Bangunan Populer di Singapura

a. Marina Bay Sands


Dalam beberapa tahun terakhir, pemandangan kota Singapore telah
didominasi oleh Marina Bay Sands yang bisa langsung dikenali, sebuah proyek
arsitektur yang dikepalai oleh Moshe Safdie yang terinspirasi oleh setumpuk
kartu. Dengan tiga menara berbeda yang terhubung pada bagian atas pada
ketinggian 200 meter oleh Skypark seluas 9.941 meter persegi, MBS dianggap
sebagai salah satu proyek pembangunan yang paling menantang di dunia. Infinity
Pool (Kolam Renang Tanpa Batas), dengan luas 1.296 meter persegi, merupakan
kolam renang luar ruangan terbesar pada ketinggian tersebut dan kunjungan ke
Singapore tidaklah lengkap tanpa berfoto di tepi kolam tersebut, dengan
pemandangan kota sebagai latar belakangnya.

Di depan pintu the shoppes marina bay sands terdapat Rain Oculus. Rain
oculus adalah sebuah ornamen bangunan Karya Ned Khan yang dapat
menciptakan gerakan pusaran air jika hujan turun diatasnya. Didepannya
terbentang teras yang luas disebut EVENT PLAZA. Event plaza adalah teater
terbuka yang merupakan area untuk konser, teater maupun opera. Tidak jauh dari
marina Bay terdapat taman Gardens by the Bay yang menawarkan pemandangan
pantai yang luar biasa.

Destinasi holtikultura pemenang penghargaan ini, mencakup 101 hektar


lahan reklamasi, dan terdiri dari dua area utama - Bay South Garden dan Bay East
Garden. Bay South Garden adalah kebun raya terbesar di antara semuanya.
Terinspirasi oleh anggrek, desainnya mirip dengan bunga kebanggaan nasional,
Vanda 'Miss Joaquim'. Bay East Garden untuk suasana piknik yang sempurna
dengan rumput yang subur dan pohon palem tropis. Salah satu yang unik
di Gardens by the Bay adalah Cloud Forest. Dengan taman-taman di dalamnya,
gunung setinggi 35 meter diselimuti kabut dan tanaman yang rimbun mengelilingi
air terjun dalam ruangan tertinggi di dunia.

b. Esplanade - Theatres on the Bay


Esplanade – Theatres on the Bay adalah salah satu icon negara Singapura.
Letaknya persis bersebelahan dengan Patung Merlion yang berada di Merlion
Park. Ini adalah salah satu pusat seni tersibuk di dunia, dibuka resmi pada tanggal
12 Oktober 2002. Esplanade bertujuan untuk menjadi pusat seni pertunjukan bagi
semua kalangan, dan program-programnya menjangkau ke ragam audiens yang
luas. Susunan programnya mencakup segala genre, termasuk musik, tari, teater
dan seni visual, dengan fokus khusus pada budaya Asia. Agar pusat seni tetap
dingin di suhu tropis, lebih dari 7.000 keping penahan matahari dari aluminium
bersama dengan rangka penutup berlapis glazur ganda dipasang pada rangka
penopang baja untuk membentuk penutup yang menjadikan pusat seni ini sebuah
ikon arsitektur mempesona, di depan cakrawala kota Singapura. Penutup
berbentuk duri itu akhirnya menjadi nama sebutan yang populer berdasarkan buah
favorit masyarakat lokal, Durian.

Konsep bangunan ini, ada yg mengatakan menyerupai sepasang mata facet


belalang dengan ide kelopak terbuka sebagai bukaan terhadap cahaya, bila
diperlukan. Bagian main entrance di luar bangunan, berupa plaza yang cukup luas
dengan pendukung berupa landscape & water feature dengan beberapa elemen
estetika. Kolam reflecting dengan konsep sama tinggi dengan plaza & air yang
tenang, membuat suasana menjadi nyaman. Terdapat lampu hias dengan special
lighting berbentuk bola yang diletakkan secara acak.

c. Hotel Raffles

Kembali ke tahun 1887, Raffles Hotel merupakan monumen sekaligus lembaga


dari sekian banyak yang ada seluruh dunia. Salah satu bangunan era kolonial yang
paling khas di Singapura, dibangun oleh pengusaha Armenia terkenal, Sarkies
bersaudara, dan dianggap sebagai tempat kelahiran koktail Singapore Sling yang
terkenal sedunia. Dirancang oleh arsitek Regent Alfred John Bidwell dari Swan
dan Maclaren, bangunan utama dari Raffles Hotel rampung pada 1899. Bangunan
ini bertahan dari perang dan dideklarasikan sebagai monumen nasional pada tahun
1987.
B. Sejarah Munculnya Arsitektur Taman dari Benua Amarika

a) Amerika

 National Park

National Park adalah taman milik Nasional di negara bagian yang


sifatnya untuk presentasi dan konservasi, karena obyek–obyeknya yang
mengagumkan dan merupakan alam yang tidak akan terjamah manusia.
Didaerah ini tidak diperkenankan untuk memasang pipa-pipa, tegangan tinggi,
karena daerah ini harus benar-benar representatip.

Obyek-obyek berupa:

a. Fauna atau flora atau keduanya


b. Peristiwa-peristiwa geoligi
c. Pemandangan yang indah
d. Suatu yang monumental
e. Daerah yang mempunyai hubungan dengan segi kehidupan manusia
f. Peristiwa-peristiwa air, gletser dan sebagainya.

Daerah-daerah yang mempunyai potensi-potensi seperti tersebut diatas


menjadi incaran bagi National Park. Orang yang melandasi ide ini adalah
Olmsted, yang sekaligus menyarankan agar perlindungan semacam ini
dimasukkan dalam peraturan federal atau peraturan negara bagian. Hal ini
disadari oleh Olmsted karena negara kapitalis dapat menguasai tanah seluas-
luasnya, sehingga timbul National Park dan State Park di Amerika Serikat yang
merupakan sumbangan monumental dari Omsted terhadap negara.

 State Park

State Park adalah taman yang dikelola oleh negara bagaian masing-
masing yang berfungsi sebagai tempat rekreasi juga olah raga dan camping,
pada tempat-tempat tertentu, yang tidak menimbulkan kebakaran dan untuk
kegiatan-kegiatan camping ini disediakan fasilitas berupa : lokasi, tempat
parkir, tenda, tempat memasak, listrik dan lobang-lobang sanitasi. Kegiatan
camping dilakukan pada musim panas, yang harus diorganisir oleh suatu
badan misalnya anak-anak sekolah yang dididik untuk sadar ligkungan. Stae Park
mempunyai dasar hukum sehingga dapat menguasi daerah-daerah rawan yang
dinamakan hazard area, berupa tanah yang mudah longsor pada musim semi, baik
jalurnya maupun daerah-daerah yang longsor.

Daerah-daerah yang berbahaya ini tidak boleh digunakan untuk


kegiatan- kegiatan sosial ekonomi, dengan maksud untuk melindungi manusia
terhadap bencana alam.

Obyek-obyek State Park berupa :

a. Daerah bekas perkebunan


b. Hutan-hutan produksi
c. Daerah perkebunan
d. Daerah dekat danau yang menurut penilaian National Park dapat dijadkan
tempa-tempat rekreasi.
e. Bekas daerah pertambangan sebagai museum alam
f. Sungai-singai kecil juga dapat dijadikan State Park selama tidak
mengganggu sungai besar.
Sejarah landscape architecture (arsitektur pertamanan) sebagai suatu
profesi di Amerika mulai berkembang dengan perencanaan Central Park, New
York dalam tahun 1857. Tuntutan dari taman telah menciptakan suatu profesi dari
kemampuan orang dalam mempertemukan problem-problem dari berbagai
keahlian didalam desain. Didalam waktu yang singkat profesi ini meluas dengan
mengikutsertakan berbagai jasa-jasa yang sebelumnya kurang penting terhadap
desain lain. Pendiri ini adalah Frederick Law Olmsted. Selain Central Park
Olmsted mendesain beberapa taman antara lain : Prospek Park, Brooklyn tahun
1868, Back Bay Fens di Boston tahun 1879 dan Franklin Park tahun 1858.
Disamping Olmsted usaha yang sama dilakukan oleh seorang pastor Horace
Bushnell, Hasford, Connecticut tahun 1858.

Olmsted melihat pertumbuhan kota-kota yang tanpa bentuk, akibat


pertumbuhan penduduk emigran yang menggunakan tanah yang buruk dan kurang
tepat. Dari kacamata sosial dia melihat kehancuran moral dalam tubuh
masyarakat akibat perbudakan.Sebagai seorang petani memanfaatkan desain
lanskap sebagai satuan suatu pemecahan penyakit. Taman-taman perkotaan
merupakan bantuan dalam pembaharuan sosial, merubah kejemuan penghuni kota
untuk berhubungan dengan alam. Olmsted melihat bahwa kota-kota hendaknya
direncakan untuk sedikitnya dua generasi mendatang, mempertahankan ruang
pernafasan yang memadai secara kontinyu harus diperbaharui. Sikapnya dalam
perencanaan taman yang terpadu dan luas diugkapkan dalam buku Publik
Park and Enlargement of Towns tahun 1870.
Penampilan Olmset yang pertama adalah dalam desain Central Park
di New York yang dimenangkan dalam suatu kompetisi Tahun 1859.
Disamping masih banayak lagi desain- desain tamannya di beberapa kota-kota
lainnya, namun yang lebih penting adalah pandangan dan pemikirannya
yang kreatif di dalam pekerjaan sebuah kota. Kesadaran akan penting dan
manfaatnya daerah-daerah sumber alam potensial , daerah-daerah rawan dan
daerah yang belum terjamah oleh pembangunan, bagi kelangsungan dan
keseimbangannya hidup manusia dan alam berikut flora-faunanya, maka
dilakukan usaha-usaha pencegahan terhadap kerusakan akibat perluasan
pembangunan.

Ruang-ruang terbuka yang semula hanya berupa pulau-pulau kehijauan


kecil yang terpisah dan bagian struktur kota, telah berkembang menjadi suatu
rangkaian sistem taman dalam program pembangunan perkotaan, baik dalam
skala urban, metropolitan, negara bagian atau nasional. Bentuk status urban
park bergantung dari kewenangan pihak pengelola. Dari serangkaian sistem
taman- taman di Amerika berkaitan dengan berbagai usaha preservasi,
konservasi, reservasi, rekreasi, dan olah raga, pengembangan ilmu pengetahuan,
dan pendidikan, terhadap berbagai bentuk sumber dan potensi alamiah tempat
daerah jalur bersejarah dan daerah rekreasi.

b) Brazil

 Sejarah Arsitektur Lansekap di Brazil

Pada pertengahan abad ke-20 (sekitar tahun1930an-1960an), Brazil


menjalani masa pembangunan cukup pesat dan menjadi salah satu dari negara
yang paling modern di dunia meskipun bukan menjadi bagian dari kategori negara
maju˗ karena memiliki visi dan ide tentang membangun peradaban modern setelah
mengalami periode kolonialisasi oleh Portugis selama tiga abad (tahun 1552-
1889).
Salah satu yang menjadi penanda pembangunan Brazil khususnya di
kawasan perkotaan adalah dengan dibangunnya kawasan ibu kota di Brasilia pada
1957. Pada saat itu, pembangunan arsitektur modernis menjadi ciri utama setelah
periode Estado Novo, terutama pada masa pemerintahan populis Juscelino
Kubitscheck. Kawasan tersebut memiliki ciri lanskap arsitektur tata ruang khas
modernisme yang digarap oleh Lucio Costa, seorang perencana kota. Ide untuk
memindahkan ibu kota dari Rio de Jeneiro ke pusat kawasan bagi rakyat Brazil
bermula dari konstitusi republikan pertama di tahun 1891.

Tata ruang yang ada pada saat itu tidak terlepas dari konteks ideologi yang
berkembang yaitu pengaruh politik kiri, seperti gedung-gedung yang didesain oleh
arsitek Oscar Niemeyer yang memenangi kontes untuk proyek perkotaan. Pada
tahun 1960, kota Brasilia diresmikan dan ditetapkan sebagai World Heritage
Site oleh UNESCO pada tahun 1987.

 Taman Jardim Botânico de Curitiba – Brazil

Juga dikenal sebagai "Botanico Jardim Fanchette Rischbieter", Taman


Raya Curitiba adalah kebun yang terletak di kota Curitiba, ibukota negara bagian
Paraná, dan kota terbesar di Brasil selatan. Merek dagang taman botani Curitiba
adalah dibuat dalam gaya taman Perancis. Taman indah ini telah menjadi pusat
daya tarik para turis yang berkunjung ke Brazil.

Sebagai tambahan, taman tersebut juga telah menjadi bagian dari sebuah
kampus bernama Federal University of Paraná. Setelah di portal masuk, taman
luas dalam gaya Prancis di tengah-tengah air mancur dapat dilihat, serta air terjun
dan danau, dan rumah kaca utama 458 meter persegi, yang penampungan di
interior, salinan karakteristik dari tanaman tropis daerah. Ini gulungan karpet yang
keluar dari bunga ke kanan pengunjung di pintu masuk. Untuk semakin
menambah keindahan dari taman, di dalam taman juga dibuat air mancur, air
terjun, dan juga sejumlah danau.
C. Perbedaan Arsitektur Pertamanan di Negara Asia dengan Negara
Amerika

Dapat kita lihat taman di Negara jepang selalu memasukkan unsur-unsur


keagamaan Shinto didalamnya, dimana selalu ada patung-patung, kendi-kendi
berisi air, kuil-kuil dan batu-batuan sebagai jalan setapak. Sedangkan untuk taman
di Negara Singapura ,lebih bersifat modern. Hal ini disebabkan karena budaya
Singapura yang bekas jajahan inggris , sehingga banngunan- bangunan dan bentuk
arsitektur lansekapnya bersifat modern dan bergaya eropa. Namun semuanya
dikemas dalam bentuk yang ramah lingkungan.
Untuk taman-taman dibenua amerika lebih bersifat simetris atau mengikuti
bentuk geografi alam. Taman di Amerika dan di Brazil sifatnya hamper sama
yaitu sebagai tempat pelestarian lingkungan yang multifungsi sebagai area hijau
dan juga tempat wisata. Perbedaan lainnya dapat dilihat dari warna bangunan ,
dimana bangunan pertamanan di Negara-negara Asia lebih bewarna dibandingkan
bangunan-bangunan di Negara-negara benua Amerika yang warnanya lebih netral
dan monoton.

Anda mungkin juga menyukai