Anda di halaman 1dari 6

Indeks Pembangunan Manusia Indonesia dari tahun ke tahun meningkat, walaupun saat ini

Indonesia masih berada pada ranking 108 dari 187 negara di dunia. Pembangunan manusia pada

dasarnya adalah upaya untuk memanusiakan manusia kembali. Adapun upaya yang dapat

ditempuh harus dipusatkan pada seluruh proses kehidupan manusia itu sendiri, mulai dari bayi

dengan pemberian ASI dan imunisasi hingga lanjut usia, dengan memberikan jaminan sosial.

Kebutuhan-kebutuhan pada setiap tahap kehidupan harus terpenuhi agar dapat mencapai

kehidupan yang lebih bermartabat.

Seluruh proses ini harus ditunjang dengan ketersediaan pangan, air bersih, sanitasi, energi dan

akses ke fasilitas kesehatan dan pendidikan, jelas Menkes Prof. Dr. dr. Nila F. Moeleok, Sp.M(K)

saat Jumpa Pers Awal Tahun tentang program kerja Kemenkes, di Jakarta (3/2).

Dalam rangka mendorong pembangunan manusia secara menyeluruh, perlu perhatian pada

kesehatan sejak dini atau sejak Balita. Kita lihat bahwa sangat penting untuk melakukan investasi

yang tepat waktu agar pertumbuhan otak anak sampai usia 5 tahun dapat berjalan dengan baik,

untuk menghindari loss generation, terang Menkes.

Ditegaskan, salah satu ancaman serius terhadap pembangunan kesehatan, khususnya pada kualitas

generasi mendatang, adalah stunting. Dimana rata-rata angka stunting di Indonesia sebesar 37.2%.

Menurut standar WHO, persentase ini termasuk kategori berat.

Menkes juga mencermati angka kejadian pernikahan dini yang masih cukup tinggi dan kerentanan

remaja pada perilaku seks berisiko serta HIV/AIDS khususnya pada kelompok usia produktif.
Kematian ibu juga menjadi tantangan dari waktu ke waktu. Ada berbagai penyebab kematian ini

baik penyebab langsung maupun tidak langsung, maupun faktor penyebab yang sebenarnya berada

di luar bidang kesehatan itu sendiri, seperti infrastruktur, ketersedian air bersih, transportasi, dan

nilai-nilai budaya. Faktor-faktor non-kesehatan inilah yang justru memberikan pengaruh besar

karena dapat menentukan berhasil tidaknya upaya penurunan angka kematian ibu, ungkap

Menkes.

Guna mengurangi dampak kesehatan seperti contoh di atas, Kemenkes menyelenggarakan

Program Indonesia Sehat sebagai upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang berperilaku

sehat, hidup dalam lingkungan sehat, serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu

untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Program Indonesia Sehat terdiri atas 1) Paradigma Sehat; 2) Penguatan Pelayanan Kesehatan

Primer; dan 3) Jaminan Kesehatan Nasional. Ketiganya akan dilakukan dengan menerapkan

pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko (health risk).

Paradigma sehat menyasar pada 1) penentu kebijakan pada lintas sektor, untuk memperhatikan

dampak kesehatan dari kebijakan yang diambil baik di hulu maupun di hilir, 2) Tenaga kesehatan,

yang mengupayakan agar orang sehat tetap sehat atau tidak menjadi sakit, orang sakit menjadi

sehat dan orang sakit tidak menjadi lebih sakit; 3) Institusi Kesehatan, yang diharapkan penerapan

standar mutu dan standar tarif dalam pelayanan kepada masyarakat, serta 4) Masyarakat, yang

merasa kesehatan adalah harta berharga yang harus dijaga.


Kementerian Kesehatan akan melakukan penguatan pelayanan kesehatan untuk tahun 2015-2019.

Penguatan dilakukan meliputi 1) Kesiapan 6.000 Puskesmas di 6 regional; 2) Terbentuknya 14 RS

Rujukan Nasional; serta Terbentuknya 184 RS Rujukan regional.

Khusus untuk daerah terpencil dan sangat terpencil, di bangun RS kelas D Pratama dengan

kapasitas 50 Tempat Tidur untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan rujukan. Pada regional

Papua akan didirikan 13 Rumah Sakit Pratama. Sementara pada Regional Sumatera, Jawa, Bali-

Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi akan didirikan 55 Rumah Sakit Pratama.

Menkes menjelaskan, Kementerian Kesehatan telah melakukan implementasi e-catalogue pada

pengadaan obat dan alat kesehatan di lingkup Satuan Kerja Pemerintah. Hal ini telah dimulai sejak

tahun 2013 untuk obat, dan awal tahun 2014 untuk alkes. Ini merupakan wujud nyata tindak lanjut

arahan Presiden RI agar pengadaan barang/jasa di lingkup Pemerintah dilakukan secara elektronik.

Kartu Indonesia Sehat (KIS)

KIS yang diluncurkan tanggal 3 November 2014 merupakan wujud program Indonesia Sehat di

bawah Pemerintahan Presiden Jokowi. Program ini 1) menjamin dan memastikan masyarakat

kurang mampu untuk mendapat manfaat pelayanan kesehatan seperti yang dilaksanakan melalui

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan; 2) perluasan

cakupan PBI termasuk Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Bayi Baru Lahir

dari peserta Penerima PBI; serta 3) Memberikan tambahan Manfaat berupa layanan preventif,

promotif dan deteksi dini dilaksanakan lebih intensif dan terintegrasi.


Pertemuan Antar Menteri

Dalam mensinergikan program kesehatan dengan program pembangunan di kementerian lain,

Menteri Kesehatan telah melakukan beberapa pertemuan dengan Menteri Kebinet Kerja.

Pertemuan dilakukan sejak akhir tahun 2014 dan masih berlangsung hingga saat ini.

Tanggal 23 Desember 2014 Menkes bertemu dengan Mendagri. Ini merupakan pertemuan pertama

antar Menteri Kabinet Kerja. Hasil pertemuan kedua Menteri adalah Mensosialisasikan JKN

melalui asosiasi kepala daerah; Memperkuat pembekalan teamwork Nakes yang akan ditempatkan

di daerah untuk menyeimbangkan pelayanan promotif-preventif dan kuratif-rehabilitatif;

Memperbanyak Puskesmas Bergerak untuk pelayanan kesehatan di daerah terpencil; Prioritas

pembangunan Puskesmas di 50 wilayah; Membuat surat edaran kepada kepala daerah untuk

mendukung peraturan pemerintah terkait Standar Pelayanan Mutu (SPM) bidang kesehatan; dan

Integrasi data administrasi kependudukan.

Tanggal 31 Desember 2014 Menkes bertemu dengan Menkominfo. Hasil pertemuan menyepakati

Penguatan SPGDT dengan layanan satu nomor panggil 119 serta Pelaksanaan assessment oleh

Kemenkominfo terhadap berbagai aplikasi yang ada di Kemenkes.

Pada tanggal 2 Januari 2015 Menkes melakukan rapat koordinasi dengan Menteri Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Hasil pertemuan adalah Menyiapkan

infrastruktur pendukung (bangunan fisik, jalan, air bersih, sarana komunikasi); Sistem keamanan

secara khusus untuk wilayah perbatasan terkait dengan pergerakan manusia, hewan, barang,

penyakit; dan Khusus untuk wilayah transmigrasi baru mempertimbangkan juga bidang usaha

kecil yang terjamin dan sehat.


Tanggal 5 Januari 2015, Menkes bertemu dengan Menteri Perdagangan. Hasil pertemuan adalah

Mempromosikan jamu sebagai warisan budaya Indonesia baik di dalam negeri maupun luar negeri;

Mendukung perlindungan masyarakat untuk produk makanan import; Mendukung pengaturan

bahan berbahaya untuk makanan dan minuman; Meningkatkan koordinasi perdagangan barang

dan jasa dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Pada tanggal 8 Januari 2015 Menkes melakukan Rapat Koordinasi dengan Menteri Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat, dengan hasil yaitu Membangun akses masyarakat ke fasilitas

pelayanan Kesehatan Primer; Meningkatkan pembangunan saranan air bersih dan sanitasi untuk

masyarakat; Membangun perumahan untuk tenaga kesehatan; Mengintegrasikan pembangunan

kawasan kumuh dengan program Kesehatan (Air bersih, STBM dan PHBS); dan Target kolaborasi

dilaksanakan dalam 5 tahun ke depan,

Tanggal 27 Januari 2015 Menkes bertemu dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Adapun

hasil pertemuan adalah Menyusun materi PHBS untuk guru sebagai agent of change;

Merevitalisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS); Menghidupkan kembali program Pemberian

Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) melalui gerakan sarapan pagi; Membangun paket

kegiatan rutin anak sekolah berupa Membaca, Olah raga, menyanyi lagu daerah dan piket

membersihkan lingkungan sekolah; serta Kegiatan akan dimulai dengan tahun ajaran baru

2015/2016: Menyusun peraturan tentang pendirian SMK dan bidang penjurusannya.

Nusantara Sehat (NS)

Sebagai bagian dari penguatan pelayanan kesehatan primer untuk mewujudkan Indonesia Sehat

Kemenkes membentuk program Nusantara Sehat (NS). Di dalam program ini dilakukan
peningkatan jumlah, sebaran, komposisi dan mutu Nakes berbasis pada tim yang memiliki latar

belakang berbeda mulai dari dokter, perawat dan Nakes lainnya (pendekatan Team Based).

Program NS tidak hanya berfokus pada kegiatan kuratif tetapi juga pada promitif dan prefentif

untuk mengamankan kesehatan masyarakatdan daerah yang paling membutuhkan sesuai dengan

Nawa Cita membangun dari pinggiran.

Anda mungkin juga menyukai