Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sel kanker dapat bersifat agresif (tumbuh dan membelah melampaui batas normal),
invasif (invasi dan merusak jaringan disekitar), dan atau metastatik (menyebar ke lokasi
yang lain dalam tubuh). Ketiga sifat sel kanker inilah yang membedakannya dengan
tumor jinak. Tumor jinak biasanya pertumbuhannya terbatas (self limited) dan tidak
menginvasi atau metastasis (meskipun beberapa tumor jinak dapat berkembang menjadi
ganas). Kanker dapat mengenai orang pada semua usia tetapi resiko biasanya meningkat
seiring dengan peningkatan umur (Wikipedia, 2007).
Kanker biasanya digolongkan berdasarkan jaringan darimana sel tersebut berasal dan
juga bisa dengan kemiripannya dengan sel normal. Ini berarti secara lokasi dan histologi.
Diagnosis definitif memerlukan pemeriksaan histologi dari biopsi jaringan. Perkembangan
kanker berbeda tergantung tipe, lokasi dan stadium (Wikipedia, 2007).
Setiap tahunnya di diagnosis 183.000 kasus baru kanker payudara di Amerika Serikat;
hanya kira-kira 1000 dari kasus ini adalah pria. Bukan hanya kanker payudara saja lebih
banyak mengenai wanita daripada pria, tetapi juga diantara wanita, ini adalah kanker
paling utama. Pada usia 85 tahun satu dari sembilan wanita akan mengalami kanker
payudara. Kanker payudara adalah jenis kanker kedua penyebab kematian karena kanker
pada wanita, dengan perkiraan 46.000 meninggal pada tahun 1994. Akan tetapi yang bisa
bertahan hidup sampai mencapai lebih dari lima tahun sejak awal di diagnosis kanker
payudara ini cukup besar, sekitar 93%. Jika kanker telah menyebar secara regional saat di
diagnosis, kemampuan bertahan hidup selama 5 tahun sebesar 72% dan untuk seseorang
dengan metastase yang luas saat di diagnosis, kemampuan hidupnya hanya 18%.
Berdasarkan data tersebut maka kami mahasiswa keperawatan akan membahas kanker
payudara .
1.2 Rumusan Masalah
1) Bagaimana pengertian dari kanker payudara?
2) Apa saja faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya kanker payudara?
3) Bagaimana tanda dan gejala yang dapat dilihat dari penderita kanker payudara?
4) Bagaimana Pengobatan Kanker Payudara Primer?
5) Apa saja komplikasi penyakit yang terjadi selain kanker payudara?
6) Bagaimana diagnosa keperawatanya?

1
1.3 Tujuan dan manfaat
Tujuan dibentuknya makalah ini bertujuan untuk :
1. Agar mengetahui bagaimana proses kanker payudara
2. Mengetahui faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya kanker payudara
3. Mengetahui tanda dan gejala yang dapat dilihat dari penderita kanker payudara
4. Mengetahui tentang pengobatan kanker payudara primer
5. Mengetahui komplikasi penyakit dari kanker payudara
6. Dan mengetahui diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada penderita kanker
payudara

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kanker Payudara


• Kanker payudara adalah kanker pada jaringa payudara, penyakit ini berupa neoplasma
ganas yang berasa dari parenkim, pertumbuhan jaringan payudara abnormal yang tidak
mengikuti jaringan disekitarnya tumbuh infiltrative dab destruktif, serta dapat
bermetastase (Reksoprojo,1995). penyakit tumor ganas di seluruh jaringan payudara
kecuali jaringan kulit payudara yang dapat menyebar (metastasis) ke organ-organ yang
lain dan menyebabkan kematian.
Setiap tahunnya di diagnosis 183.000 kasus baru kanker payudara di Amerika
Serikat; hanya kira-kira 1000 dari kasus ini adalah pria. Bukan hanya kanker payudara
saja lebih banyak mengenai wanita daripada pria, tetapi juga diantara wanita, ini
adalah kanker paling utama. Pada usia 85 tahun satu dari sembilan wanita akan
mengalami kanker payudara. Kanker payudara adalah jenis kanker kedua penyebab
kematian karena kanker pada wanita, dengan perkiraan 46.000 meninggal pada tahun
1994. Akan tetapi yang bisa bertahan hidup sampai mencapai lebih dari lima tahun
sejak awal di diagnosis kanker payudara ini cukup besar, sekitar 93%. Jika kanker
telah menyebar secara regional saat di diagnosis, kemampuan bertahan hidup selama 5
tahun sebesar 72% dan untuk seseorang dengan metastase yang luas saat di diagnosis,
kemampuan hidupnya hanya 18%.

2.2 Faktor-Faktor Risiko


Faktor risiko untuk kanker payudara meliputi :
 Usia diatas 40 tahun.
 Ada riwayat kanker payudara pada individu atau keluarga.
 Menstruasi pada usia yang muda/usia dini.
 Menopause pada usia lanjut.
 Tidak mempunyai anak atau mempunyai anak pertama pada usia lanjut.
 Pendidikan lebih tinggi dan/atau status sosial ekonomi yang lebih tinggi.
 Penggunaan estrogen eksogen jangka panjang dan progestin. Terpajan pada
radiasi pengionisasi berlebihan.
 Riwayat penyakit fibrokistik.

3
 Kanker endometrial, ovarium, atau kanker kolon.

Akan tetapi, hanya 25% wanita yang mengalami kanker payudara mempunyai
beberapa faktor risiko ini. Karena itu satu faktor risiko yang paling penting adalah
sangat sederhana yaitu seorang wanita. Beberapa penelitian telah menunjukkan
hubungan diet diantara masukkan tinggi lemak, kegemukan, dan terjadinya kanker
payudara, tetapi hubungan ini belum diciptakan secara pasti.

2.3 Jenis Kanker Payudara


Ada beberapa jenis kanker payudara. Jenis yang paling umum adalah karsinoma
duktus infiltrasi yang berjumlah kira-kira 70-80% dari semua jenis kanker payudara
ini. Jenis karsinoma lainnya adalah medularis, mukosa, koloid, lobular invasif. Juga
dimasukkan dalam kelompok ini adalah penyakit Paget, kanker payudara terinflamasi,
dan karsinoma lobaris in situ. Daerah kanker payudara yang paling umum adalah
daerah quadran luar atas payudara dan di bawah puting susu.

2.4 Tanda dan Gejala


Fase awal kanker payudara asitomatik (tanpa ada tanda dan gejala). Tanda dan
gejala yang paling umum adalah benjolan atau penebalan pada payudara.
Kebanyakan, kira-kira 90% ditemukan oleh wanita itu sendiri. Akan tetapi
kebanyakan ditemukan secara kebetulan, tidak dengan pemeriksaan payudara sendiri
(sadari), karena itu yayasan kanker menekankan pentingnya deteksi dini dengan
sarari. Mayoritas benjolan yang ditemukan bukan merupakan kanker payudara. Hanya
25% dari semua benjolan itu ditemukan ganas.
Tanda dan gejala lanjut dari kanker payudara meliputi kulit cekung (lesung),
retraksi atau deviasi puting susu, dan nyeri, nyeri tekan, atau rabas khususnya
berdarah, dari puting. Kulit Peau d’orange, kulit tebal dengan pori-pori menonjol
sama dengan kulit jeruk, dan/atau ulserasi pada payudara, keduanya merupakan tanda
lanjut dari penyakit. Jika ada keterlibatan modul, mungkin menjadi keras, pembesaran
nodus limfa aksilaris membesar dan/atau nodus supraklavikula teraba pada daerah
leher. Tanda dan gejala dari metastate yang luas meliputi nyeri pada bahu, pinggang,
punggung bagian bawah, atau pelvisl; batuk menetap; anoreksia atau berat badan
menurun; gangguan pencernaan; penglihatan kabur; dan sakit kepala.
2.5 Diagnosis

4
Mammografi biasanya menjadi tahap pertama yang dilakukan untuk
mengevaluasi dugaan adanya benjolan payudara. Ini juga efektif dalam skrinning
wanita asimtomatis untuk kanker payudara fase awal. Mammografi telah menemukan
kanker in situ yang begitu kecil yang tidak dapat di deteksi dengan pemeriksaan fisik.
Dengan catatan, kanker payudara in situ dipercayai hampir 100% dapat sembuh.
American Cancer Society merekomendasikan bahwa wanita yang menjalani skrinning
mammografi pada usia 40 tahun; wanita 40 sampai 49 dianjurkan menjalani
mammografi setiap 1-2 tahun; dan setelah usia 50, wanita asimtomatik harus
menjalani mammografi setiap tahun. Benjolan payudara yang mencurigakan diperiksa
dengan cara berbeda yang meliputi biopsi dengan jarum subkutan, aspirasi dengan
jarum, dan biopsi eksisi atau insisi. Karena diagnostik patologis kanker payudara telah
dibuat, direkomendasikan bahwa tumor itu dievaluasi mengenai adanya berbagai
reseptor tumor. Ini membantu dalam memperkirakan keagresifan tumor itu dan
responnya terhadap pengobatan. Hal ini meliputi reseptor estrogen (ER) dan reseptor
progesteron (PR). Wanita dengan tumor ER- dan PR-positif mempunyai risiko
kekambuhan rendah daripada wanita dengan tumor ER- dan PR-negatif. Selain itu,
ER-positif sering berarti wanita tersebut lebih mungkin berespons terhadap
pengobatan hormonal dan kemoterapi daripada wanita dengan tumor ER- dan PR-
negatif. Tumor kanker payudara juga dilakukan esai terhadap kandungan asam
deoksiribonukleat (DNA) seluler dan fraksi fase S. Jumlah DNA abnormal dalam sel
disebut aneuploidi dan menunjukkan suatu tumor agresif, sama persentasenya dari sel
pada fase-S.
Prediktor penting dari kekambuhan adalah apakah atau tidak ada keterlibatan
nodus limfa. Jika diseksi nodus limfa aksilaris dilakukan dan tidak ada nodus limfa
positif, wanita tersebut mempunyai kesempatan 35% terhadap kekambuhan selama 10
trahun. Ketika 1 sampai 3 nodus limfa positif ia mempunyai kemungkinan laju
kekambuhan dalam sepuluh tahun sebesar 50%. Empat sampai sepuluh nodus limfa
positif diperkiraan akan kambuh lagi dalam sepuluh tahun sekitar 70%. Lebih dari 11
nodus limfa positif diperkiraan akan kambuh lagi dalam sepuluh tahun sekitar 82%.
Berbagai pemeriksaan tambahan dilakukan saat menegakkan diagnosa tetapi biasanya
meliputi daerah lengkap, pemeriksaan fungsi hati, sinar x dada, dan penilai tumor
seperti CEA. LASA-P dan/atau CA 15-3. Pentahapan kanker payudara meliputi skan
tulang dan skan hepar jika ada indikasi secara klinis.
2.6 Pengobatan Kanker Payudara Primer
5
Pengobatan kanker payudara di dasarkan atas tahap penyakit dan beberapa faktor lain.
Wanita saat ini mempunyai lebih banyak pilihan dalam pengobatan kanker payudara
daripada sebelumnya. Pengobatan kanker payudara biasanya meliputi kombinasi
pembedahan, kemoterapi, dan terapi radiasi. Peran dari setiap modalitas pengobatan
pada kanker payudara akan dibicarakan berikut ini.

2.7 Pembedahan
Biopsi biasanya jenis pembedahan pertama bagi seorang wanita dengan
kanker payudara yang akan dilakukan. Tujuan dari melakukan biopsi ini adalah untuk
menentukan bila ada massa malignansi dan jenis kanker payudara tersebut. Seringkali,
wanita tersebut diberi pilihan tentang tindakan biopsi yang dilakukan sebagai
prosedur satu tahap atau prosedur dua tahap. Prosedur satu tahap dilakukan dengan
anestesi umum dengan potongan beku cepat. Bila potongan beku ini memperlihatkan
malignansi, ahli bedah melakukan mastektomi jika tepat. Prosedur satu tahap ini
memungkinkan biopsi dan pembedahan dilakukan dengan anestesi umum yang
memerlukan waktu untuk penyembuhan. Dalam prosedur dua tahap, biopsi biasanya
dilakukan dengan anestesi lokal, dan wanita tersebut dipulangkan ke rumah. Karena
hasil biopsi sudah ada dokter memberitahukan pasien dan keluarga tentang
pengobatan yang dianjurkan. Pendekatan ini memungkinkan pasien dan keluarganya
mempunyai waktu untuk mempertimbangkan pilihan dan menerima diagnosa dan
kemungkinan kehilangan payudara sebelum pembedahan mayor dilakukan. Selain itu,
pendekatan ini memungkinkan wanita untuk mengungkapkan pilihan kedua jika
diinginkan. Prosedur dua tahap ini merupakan pendekatan yang lazim diambil saat ini.
Tahap awal kanker payudara seringkali dapat sembuh total dengan hanya
pembedahan saja. Kecenderungan sekarang adalah untuk melakukan pembedahan
konservasi payudara pada wanita dengan penyakit tahap awal, jika mungkin.
Peningkatan pada pendekatan ini berhubungan dengan bagian penelitian sekarang
yang menunjukkan kesamaan bertahan hidup dan laju kekambuhan penyakit bagi
wanita dengan penyakit tahap awal yang mengalami prosedur pengangkatan sebagian
payudara disamping modifikasi mastektomi radikal. Satu prosedur pengangkatan
sebagian payudara adalah mastektomi segmental (lumpektomi) yang diikuti dengan
radiasi payudara. Wanita dengan penyakit tahap 0 (kanker in situ), dan penyakit tahap
6
1 saat tumornya kecil, dan biasanya ditangani dengan mastektomi segmental dengan
diseksi nodus aksilaris yang diikuti dengan radiasi payudara. Mastektomi segmental
melibatkan pengangkatan tumor dan porsi jaringan sekitar untuk menjamin tumor
tersebut bebas marjin. Karena tujuan utama dari mastektomi segmental adalah
kosmetik, beberapa wanita dengan payudara kecil atau tergantung pada lokasi
tumor—dapat mencapai hasil secara kosmetik dengan mastektomi radikal
dimodifikasi dengan rekontruksi daripada dengan mastektomi segmental.
Wanita dengan penyakit tahap 1 (tumor lebih besar), tahap 2 dan tahap 3
biasanya diatasi dengan mastektomi radikal dimodifikasi. Prosedur ini melibatkan
pengangkatan en bloc payudara, otot minor pektoralis, dengan intervensi limfatik dan
sampling terhadap nodus limfa aksilaris. Dalam beberapa kasus bedah rekontruksi
dilakukan pada saat bersamaan. Mastektomi radikal Halston, bila langkah utama
pengobatan kanker payudara telah dibatalkan digantikan dengan tindakan yang lebih
konservatif. Pasien dengan penyakit lokal tahap lanjut dapat diatasi dengan
mastektomi sederhana sebagai tindakan nyaman meskipun kontrol terhadap penyakit
tidak mungkin dilakukan.
2.8 Terapi Radiasi
Terapi radiasi dapat digunakan sebagai pengobatan primer untuk kanker payudara
tahap 1 dan 2. Laju bertahan hidup dapat dibandingkan dengan penanganan
pembedahan. Ini tidaklah mengherankan karena dua-duanya dipertimbangkan sebagai
bentuk pengobatan lokal. Sebagai terapi lokal tindakan ini tidak berdampak pada
adanya mikrometastase yang jauh tetapi tidak secara klinis dapat terdeteksi pada
waktu diagnosis. Keuntungan radiasi primer kemungkinan baik kontrol tumor lokal
maupun pemeliharaan payudara. Iradiasi ajufan terhadap payudara , setelah
mastektomi segmental (lumpektomi) untuk penyakit tahap awal, adalah standar
perawatan yang direkomendasikan. Kombinasi dari radiasi eksternal dosis rendah dan
implan 192Ir membantu meminimalkan kekambuhan fraktur iga akibat-radiasi dan
pneumonitis radiasi. Terapi radiasi dapat juga digunakan untuk mengatasi kanker
payudara terinflamasi sebelum diberikan kemoterapi. Selain itu, terapi radiasi
mungkin juga digunakan untuk mengatasi penyakit yang kambuh secara lokal, untuk
menangani fungsi ovarium, dan untuk pengatasi dari gejala metastase penyakit. Efek
samping yang segera tampat pada radiasi ini adalah reaksi kulit. Fraktur tulang korsal
pneumonitis adalah efek lanjut. Limfedema mungkin juga tampak jika aksila terpajan
penyinaran radiasi tersebut.
7
2.9 Kemoterapi
Kemoterapi yang menggunakan agen antineoplasma dan obat hormonal
memegang peran penting dalam pengobatan kanker paru. Peran dari agen ini cepat
berubah sama cepatnya dengan peningkatan pemahaman tentang kanker payudara dan
biologi tumor. Kepentingan darin utama peran agen-agen antineoplastik pada kanker
payudara primer adalah pemahaman bahwa banyak pasien pada waktu didiagnosis
telah mengalami penyakit mikrometastasis yang tidak dapat dideteksi secara klinis
oleh metode yang ada. Kemungkinan bahwa penyakit metastasis menjadi bukti secara
klinis dapat diprediksi melalui karakteristik dari tumor primer yang mengikut aturan,
status reseptor-hormon. Karakteristik patologis, tipe histologis dan status nodus limfe
aksilaris.
Pada tahun 1985 dan lagi pada tahun 1990 National Institutes of Health
mensponsori Consensus Development Conference on Adjuvant Chemotherapy and
Endocrine Therapy for Breast Cancer. Tabel berikut ini merupakan ringkasan dari
penatalaksanaan kemoterapi/endokrin yang direkomendasikan dari kedua konferensi
tersebut juga mengikuti penelitian saat ini.
Semua rekomendasi umu dapat dimodifikasi oleh faktor risiko lainnya (seperti
ukuran tumor primer, derajat histologis, aneuploid, indeks proliferatif dan reseptor-
hormonal.
Kemoterapi ajufan untuk kanker payudara melibatkan kombinasi obat multipel
ysng lebih efektif daripada terapi dosis tunggal. Kombinasi yang paling sering
dianjurkan disebut CMF dan meliputi siklosofamid (Cytoxan), metotrexat, fluorasi (5-
FU) dengan atau tanpa tamoksifen. Variasi dari kombinasi ini menggantikan
doksorubsin (Adriamycin) untuk metotrexat dan secara luas disebut CAF. Apakah
kombinasi ini yang paling efektif untuk terapi ajufan, masih kontroversial. Regimen-
regimen ini biasanya diberikan selama 3-6 bulan. Kombinasi kemoterapi dan hormon-
hormon seperti tamoksifen dapat meningkatkan laju respon tetapi belum
menunjukkan secara bermakna peningkatan laju bertahan hidup. Pemberian bersama
kemoterapi dengan iradiasi pada payudara dapat mengakibatkan efek samping dan
toksisitas yang lebih menonjol.

Tabel 1 : Rekomendasi Pengobatan Ajufan Umum untuk Kanker Payudara


Status tahap nodus Wanita premenopause Wanita pasca-menopause

8
0 (biasanya tidak Tidak direkomendasikan Tidak direkomendasikan
dievaluasi
1: Kemoterapi ajufan, Tamoksifen kemungkinan
kemungkinan dengan terapi ajufan
tamoksifen
2A +/- Kemoterapi ajufan Tamoksifen untuk reseptor-
HR* ditambah kemoterapi
ajufan jika HR* negatif.
2B +/- Kemoterapi ajufan Tamoksifen untuk reseptor-
HR* ditambah kemoterapi
ajufan jiika HR* ngatif.
3A + Kemoterapi ajufan Kemoterapi ajufan

Pada tumor yang lebih besar, kemoterapi dapat diberikan pada praoperasi untuk
mengecilkan tumor, membuatnya lebih mudah untuk direseksi melalui pembedahan.

2.10 Pengobatan Penyakit Metastatik


Kira-kira 50% wanita dengan kanker payudara akan mengalami penyakit
metastase, beberapa ditemukan saat didiagnosis. Daerah metastase yang paling umum
dan sering meliputi tulang, hepar, jaringan lunak, paru dan/atau susunan saraf pusat
(SSP). Walaupun kemoterapi dan terapi hormonal efektif dalam menghilangkan gejala
metastase kanker payudara, penanganan itu tampaknya tidak memperlihatkan adanya
pengaruh terhadap peningkatan harapan hidup. Kemoterapi dengan reseptor negatif.
Wanita pasca-menopause dengan kanker payudara metastase yang mempunyai
reseptor hormon positif mungkin berespons pada terapi hormonal tunggal.
Kemoterapi tunggal seperti CMF atau CAF dengan/atau tanpa prednison seringkali
mengakibatkan laju respons 50-70%, berakhir 9-12 bulan. Akan tetapi hanya 10
sampai 20% dari respons ini adalah responden komplet.
Agen-agen yang digunakan sebagai terapi sekunder, meliputi mitoksantron;
adriamycin dosis rendah; mingguan atau secara kontinu; nalvelbine; Mitocymin-C;
dan Taxol. Secara umum wanita pramenopause lebih sering berespons dibandingkan
dengan wanita pascamenopause terhadap kemoterapi. Ini mungkin disebabkan wanita
pramenopause secara khas mengalami perkembangan penyakit yang lebih agresif

9
dengan kecepatan pertumbuhan tumor lebih besar dibandingkan dengan wanita
pascamenopause yang mengalami penyakit lebih lamban.
Peran dari transplantasi sumsum tulang pada wanita dengan kanker payudara masih
belum dipastikan dengan jelas. Percobaan secara klinik masih sedang berjalan untuk
menentukan kefektifannya dan pada tahap apa seorang wanita harus menjalani
transplantasi. Selain itu, penggunaan batang sel perifer dengan pengambilan telah
meningkat dan mungkin berperan penting dalam mengatasi kanker payudara.
Nemyuk mayor pengobatan untuk penyakit metastatik adalah terapi endokrin yang
diikuti dengan pembedahan, tetapi radiasi, dan/atau kemoterapi. Terapi endokrin
dimasa lalu telah melibatkan terapi albatif seperti melalui prosedur pembedahan
adrenalektomi dan hipofisektomi. Pembedahan ooforektomi atau radiasi ovarium
adalah pengobatan efektif serupa dengan laju respons kira-kira 32%. Pada penyakit
metastatik, hormon diindikasikan jika tumor adalah ER- positif dan tidak mudah
diatasi dengan pembedahan ataupun terapi radiasi.
Agen spesifik meliputi estrogen (dietilstilbestrol), progestin (megestrol asetat),
androgen (fluoksimesteron), kortikosteroid (prednison), dan antiestrogen
(Tamoksifen). Wanita yang mulai mendapatkan tamoksifen harus diperhatikan
mengenai adanya reaksi seperti terbakar. Selama reaksi mungkin ada peningkatan
nyeri pada tulang dan tumor itu sendiri dan pembesaran ukuran dari tumor tersebut.
Ini biasanya merupakan efek yang hanya kira-kira dua minggu terakhir; tetapi penting
bahwa wanita tersebut meneruskan tamoksifen karena ini adalah efek samping dan
bukan merupakan indikasi yang menyatakan respons obat yang kurang pada terapi.
Pemberikan, dan/atau peningkatan, obat-obat nyeri dan mengizinkan pasien untuk
meneruskan pengobatan adalah vital.
Terapi radiasi dapat juga digunakan untuk mencegah tanda dan gejala dari
metastase tumor. Ini terutama bermanfaat dalam menghilangkan nyeri karena
metastase tulang. Terapi radiasi juga memegang peranan penting dalam pengobatan
paliatif dari metastase otak.
2.11 Terapi Penelitian
Agen-agen penelitian sedang diteliti untuk pengobatan pada kanker payudara meliputi
alkeran, vindesine, derivat platinum, amonafid, Trimexate, dan penggunaan agen
biologis seperti interleukin-2 dan interferon. Berbagai kombinasi baru juga sedang
diteliti. Hal ini meliputi terapi kemoimunoterapi, terapi kemohormonal, dan analog
hormon hipotalmik seperti buserelin dan leuprolide.
10
2.12 Komplikasi penyakit

Komplikasi kanker payudara metastatik meliputi metastase tulang. Jika


metastaseitu ke tulang belakang mungkin terjadi kompresi medullaspinalis. Metastase
otak terjadi pada kira – kira 30% wanita dengan metastatik. Ini dapat mengganggu
baik secara fisik ataupun secara psikologis bagi pasien dan keluarga. Limfedema
kronis mungkin menjadi masalah jika tumor kambul lagi pada aksila atau sebagai
komplikasi dari diseksi limfa aksila dan terapi radiasi pada aksila.

2.13 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan umum yang berhubungan dengan perawatan pada


semua klien kanker payudara

1. Ansietas b.d ancaman yang dirasakan pada diri sendiri karena diagnosis kanker
payudara dan pengobatan yang tidak pasti
Batasan karakteristik:
Pasien mengungkapkan perasaan tidak menentu, ketakutan, khawatir, tidak bisa
tidur dan gelisah.

2. Berduka antisipasi b.dhilangnya payudara, kesehatan, dan harapan hidup.


Batasan karakteristik:
Pasien mengeluh atau mengungkapkan ekspresi perasaan sedih atau kehilangan
atau kekhawatiran berlebihan terhadap kemungkinan kehilangan pekerjaan,
penhasilan atau hidup.

3. Perubahan pola seksualitas b.ddampak kehilangan payudara atau proses penyakit


terhadap hubungan seksual
Batasan karakteristik:
Pasien mengatkan adanya perubahan pada pola seksual atau hubungan seksual
berkaitan dengan dampak kehilangan payudara

4. Kurang pengetahuan b.d kanker payudara dan pengobatan


Batasan karakteristik:
Pasien bertanya tentang kanker payudara dan pengobatannya
Kriteria hasil:

11
Pasien dapat berperan serta dalam mengambil keputusan tentang pengobatan
kanker payudara

Penyuluhan proses penyakit


Aktifitas Rasional

Kaji pengetahuan Memberikan informasi


pasien/keluarga mengenai untuk menyusun rencana
kanker payudara dan penyuluhan secara
anjuran pengobatannya individual

Jelaskan patofisiologi dari Meningkatkan


kanker payudara sesuai pemahaman mengenai
kebutuhan proses penyakit

Hindari pemberian janji- Keyakinan yang kosong


janji yang tidak mungkin meminimalkan
kepentingan dari
kepribadian pasien

Diskusikan mengenai Meningkatkan diskusi


pilihan terapi/pengobatan terbuka, melakukan
pengambilan keputusan
yang tepat

Instruksi, informasi, demonstrasi

Aktifitas Rasional
Beritahu pasien/keluarga Pemberitahuan
mengenai sumber – sumber terhadap sumber –
dukungan masyarakat yang sumber yang ada di
ada untuk wanita dengan komunitas
kanker payudara
Ajarkan pentingnya Evaluasi yang teratur

12
mengikuti jadwal perlu untuk
pengobatan yang telah mengidentifikasi
ditentukan untuk evaluasi berulangnya kanker
rutin secara dini
Ajarkan pentingnya Wanita yang
melakukan sadari pada terdiagnosa kanker
payudara yang masih ada payudara mempunyai
resiko lebih tinggi
terhadap
perkembangan
payudara pada
payudara yang masih
ada

Evaluasi:

 Mampu mengidentifikasi jenis kanker dan rasional pengobatannya


 Menjelaskan kemungkinan efek samping dari pengobatan dan tindakan – tindakan
perawatan diri
 Mendemonstrasikan sadari secara tepat

5. Gangguan citra tubuh b.dkehilangan payudara


Batasan Karakteristik:
Pasien mengungkapkan masalahnya kehilangan tentang payudara
Kriteria Hasil:
Pasien mampu mengatasi kehilangan payudaranya

Kik: peningkatan citra tubuh

Aktifitas Rasional
Anjurkan pasien untuk Meningkatkan penerimaan
mengungkapkan perasaannya terhadap perubahan yang
tentang diagnosa kanker terjadi
payudara, pengobatan dan
dampak yang diharapkan atas
gaya hidup

13
Evaluasi perasaan pasien Meningkatkan kesadaran
mengenai kehilangan diri pasien
payudara pada identitas
seksual, hubungan, dan citra
tubuh.
Berikan kesempatan pasien Memungkinkan pasien
terhadap rasa berduka atau mendapatkan waktu untuk
kehilangan payudara menghadapi kehilangan
Izinkan pasien untuk Meningkatkan koping. Ini
mengungkapkan emosi adalah reaksi normal
negatifnya seperti marah. terhadap kehilangan

Peningkatan citra tubuh

Aktifitas Rasional
Anjurkan komunikasi terbuka Meningkatkan koping
pasien dan keluarga
antara pasien dan keluarga
atas kehilangan payudara dan
dampak penyakitnya
Anjurkan mengunjungi orang Dapat mengatasi masalah
yang telah mempunyai akan meningkatkan
masalah yang sama dengan koping
kemampuan koping yang baik

Evaluasi:

 Mengidentifikasi sumber – sumber di komunitas yang potensial untuk memenuhi


kebutuhan akan pengobatan kanker payudara dan dukungan hidup

6. Nyeri b.dtrauma pembedahan


Batasan karakteristik:
Pasien mengeluh nyeri pada daerah pembedahan, peningkatan nadi, percepatan
pernapasan, dan tekanan darah

Diagnosa Keperawatan esensial yang berhubungan dengan terapi radiasi

1. Keletihan b.d proses penyakit kanker payudara, anemia berkaitan dengan terapi
radiasi, dan radiasi itu sendiri.

14
Batasan Karakteristik:
Pasien menyatakan rasa aneh, lelah, dan/atau kehilangan energi; dipsnea saat
latihan; tidak mampu melakukan fungsi dalam kehidupan sehari-hari.

2. Risiko terhadap Kerusakan Integritas Kulit b.d efek samping dari terapi radiasi
Batasan Karakteristik:
Reaksi kulit seperti kulit kering, eritema yang biasanya terjadi 7-10 hari setelah
pengobatan dimulai; kurus sehubungan dengan penurunan berat badan dari
penyakit dan/atau pengobatannya.

3. Kurang pengetahuan b.d terapi radiasi pada kanker payudara


Batasan Karakteristik:
Pasien mengeluh kurang pengetahuan dan/atau mengajukan beberapa pertanyaan
tentang penanganan terapi radiasi yang akan dilakukan.
Kriteria Hasil:
Pasien dapat mendiskusikan efek samping yang mungkin dari penatalaksanaan
radiasi dada dan bagaimana mengatasinya jika hal tersebut terjadi.

KIK : Penyuluhan-Prosedur/Pengobatan

Aktifitas Rasional
Kaji pengetahuan mengenai Memberikan informasi
perencanaan penanganan terapi untuk mengembangkan
radiasi dan efek samping yang perencanaan pengobatan
mungkin. berdasarkan kebutuhan
pasien.
Beritahu pasien dan keluarga Memungkinkan pasien
mengenai kapan pengobatan dan keluarga untuk
tersebut akan dimulai baik jam, merencanakan aktivitas
tanggal, lamanya pengobatan dan harian atau diantara
tujuan pengobatan. pengobatan tersebut.
Instruksikan pasien/keluarga atas Meningkatkan
tindakan-tindakan yang mereka penatalaksanaan
dapat menggunakan untuk perawatan diri sendiri
menangani kemungkinan efek
samping yang timbul dari terapi
radiasi dada
Berikan informasi tertulis tentang Bahan tertulis merupakan
pengobatan terapi radiasi dan penguatan terhadap
tindakan-tindakan perawatan diri. informasi yang diberikan
secara verbal.

15
Evaluasi :

 Pasien menyatakan kemungkinan efek samping dan teknik penatalaksanaan


perawatan diri untuk efek samping.
 Pasien menerima pengobatan terapi radiasi sesuai anjuran dokter.
 Pasien mampu mengidentifikasi perubahan yang harus dilaporkan pada tim
kesehatan dengan segera.

Diagnosa Keperawatan esensial yang berhubungan dengan kemoterapi

1. Kurang pengetahuan b.d kemoterapi, efek samping, dan penatalaksanaan efek samping
tersebut.
Batasan Karakteristik:
Pasien mengeluh kurang informasi atau menanyakan beberapa pertanyaan tentang
kemoterapi, efek samping, dan bagaimana mengatasi efek samping ini.

2. Risiko terhadap infeksi b.d kerusakan jaringan yang cepat akibat kemoterapi karena
pecahnya sel hematopouetik yang mengakibatkan imonosupresif.
Batasan Karakteristik:
Munculnya granulositopenia dimana jumlah granulosit absolut (AGC) dibawah 1000
sel/mm3.

3. Risiko terhadap cedera b.d trombositopenia karena kemoterapi


Batasan Karakteristik:
Munculnya trombositopenia dengan jumlah trombosit dibawah 50.000 sel/mm3,
mudah timbul/laserasi, atau perubahan.

4. Risiko nyeri b.d mual dan muntah karena kemoterapi dan/atau ansietas berkaitan
dengan pengobatan.
Batasan Karakteristik
Pasien mengungkapkan nyeri atau tidak nyaman, menangis, diaforesis; tekanan darah
meningkat dan/atau nadi meningkat.

16
5. Perubahan perfusi jaringan, kardiopulmonal b.d kerusakan pada kardiomiopati karena
adriamycine dan/atau siklofosfamid dosis tinggi.
Batasan Karakteristik:
Fraksi injeksi menurun, kelemahan, keletihan dan mengakibatkan penurunan
kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari.

6. Perubahan Nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d Mual, muntah, stomatitis, dan
diare karena obat kemoterapi 5-fluorourasil, siklofosfamide, adryamicin, tamoksifen.
Batasan Karakteristik:
Berat badan menurun, anokresia, mual, muntah, dan diare.

7. Risiko terhadap Perubahan Membran Mukosa Oral b.d Kerusakan pada pemecahan sel
yang sangat cepat dari mukosa akibat obat kemoterapi 5-fluorourasil, siklofasfamid,
adriamyein.
Batasan Karakteristik:
Nyeri/tidak nyaman pada mulut, lidah seperti berlapis, stomatitis, lesi pada mulut atau
ulkus mulut.

8. Risiko trauma b.d Kerusakan hepar karena metotreksat terutama terapi dosis tinggi.
Batasan Karakteristik:
Adanya penigkatan tes fungsi hepar (LFT) yang mungkin terjadi 1-10 hari pasca-RX,
dengan terapi dosis tinggi (500 mg/m2) dan kebutuhan terhadap leukovorin; tampak
kuning;risiko hepatotoksik meningkat saat diberikan agen hepatotosiklainyan seperti
alkohol; peningkatan LFT yang menetap pasca-pengebotan.
Kriteria Hasil:
Hepatotosik akan dapat diidentifikasi secra dini.

KIK: Penatalaksanaan Obat- Obatan

Aktivitas Rasional

Dapatkan data dasar mengenai Mengetahui data dasr


LFT sebelum pemberian obat. fungsi hepar.
Beritahu dokter jika fungsi hepar Meningkatkan
ini meningkat. pencegahan terhadap
toksisitas hepar.
Berikan metotreksat dengan dosis Meningkatkan

17
yang tepat, lakukan “double pencegahan terhadap
check” terhadap dosis obat hepatotosik.
tersebut.
Pantau tanda adanya Mengembangkan
hepatotoksisitas selama identifikasi dini terhadap
pemberian terapi metotreksat. toksisitas.
Pantau LFT selama terapi. Mengembangkan
identifikasi terhadap
hepatotoksik.
Berikan leukovorin sesuai Leukovorin digunakan
kebutuhan. sebagai penyelamat untuk
melengkapi “folate pool”
yang diturunkan dengan
dosis tinggi dari
metotreksat.
Ajarkan pasien pengenai Mencegah toksisitas yang
pentingnya menelan obat berat dari metotreksat.
penyelamat leukovorin saat yang
tepat dengan terapi dosis tinggi.
Intruksikan akan perlunya Meningkatkan kepatuhan
pemeriksaan LFT. dengan pelayanan Evaluasi
keseatan.
:
 Hepatotosik dapat dicegah melalui pemberian leukovorin atau hepetotosik itu
dapat teridentifikasi secara dini dan penangannan dapat dilakukan juga secara
dini.

Diagnosa Keperawatan Esensial yang Berhubungan Dengan terapi Hormonal

1. Risiko terhadap Disfungsi Seksual b.d Efek samping tamoksifen.


Batasan Karakteristik:
Menstruasi tidak teratur, terasa panas, kerusakan atau kelainan atau perdarahan vagina,
atau mengeluh khawatir atas menurunnya fungsi reprosuksi atau perubahan pola
seksual.
Kriteria Hasil:
Mengidentifikasi strategi untuk mengatasi penurunan seksual.

KIK: Konseling Seksual

Aktivitas Rasional
Kembangkan hubungan terapeutik Meningkatkan suasana yang
yang menjamin privasi dan rasa memungkinkan pasien untuk
percaya dari pasien. mengekspresikan perasaannya.
Gali dengan pasien atau Memberikan informasi penting
pasangannya mengenai masalah untuk membantu pasien dalam
reproduksi dan pola seksual dan merencanakan metode untuk
dampak tamoksifen yang mungkin mengatasi perubahan-perubahan

18
mereka telh dapatkan. yang mungkin terjadi.
Diskusi strategi untuk Meningkatkan kesehatan seksual
menyelesaikan kesehatan seksual dan kesehatan reproduksi.
dan kesehatan reproduksi.
Izinkan atau bantu pasien untuk Meningkatkan ventilasi perasaan.
mengungkapkan perasaan berduka
atau marah terhadap perubahan-
perubahan tersebut.
Gunakan teknik-teknik humor Meningkatkan koping dengan
sesuai kebutuhan untuk permasalahan yang kadang tidak
menggalihkan atau menurunkan menyenangkan (tidak merasa
ansietas dan perasaan malu. nyaman).

Evaluasi:

Pasien atau pasangan mendemostrasikan kemampuan untuk mengatasi kelainan


fungsi atau penurunan fungsi seksual dan reproduksi.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kanker payudara adalah jenis kanker kedua penyebab kematian karena
kanker pada wanita, dengan perkiraan 46.000 meninggal pada tahun 1994.
Akan tetapi yang bisa bertahan hidup sampai mencapai lebih dari lima tahun
sejak awal di diagnosis kanker payudara ini cukup besar, sekitar 93%. Jika
kanker telah menyebar secara regional saat di diagnosis, kemampuan bertahan
hidup selama 5 tahun sebesar 72% dan untuk seseorang dengan metastase yang
luas saat di diagnosis, kemampuan hidupnya hanya 18%.

20

Anda mungkin juga menyukai