PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan dan manfaat
Tujuan dibentuknya makalah ini bertujuan untuk :
1. Agar mengetahui bagaimana proses kanker payudara
2. Mengetahui faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya kanker payudara
3. Mengetahui tanda dan gejala yang dapat dilihat dari penderita kanker payudara
4. Mengetahui tentang pengobatan kanker payudara primer
5. Mengetahui komplikasi penyakit dari kanker payudara
6. Dan mengetahui diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada penderita kanker
payudara
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Kanker endometrial, ovarium, atau kanker kolon.
Akan tetapi, hanya 25% wanita yang mengalami kanker payudara mempunyai
beberapa faktor risiko ini. Karena itu satu faktor risiko yang paling penting adalah
sangat sederhana yaitu seorang wanita. Beberapa penelitian telah menunjukkan
hubungan diet diantara masukkan tinggi lemak, kegemukan, dan terjadinya kanker
payudara, tetapi hubungan ini belum diciptakan secara pasti.
4
Mammografi biasanya menjadi tahap pertama yang dilakukan untuk
mengevaluasi dugaan adanya benjolan payudara. Ini juga efektif dalam skrinning
wanita asimtomatis untuk kanker payudara fase awal. Mammografi telah menemukan
kanker in situ yang begitu kecil yang tidak dapat di deteksi dengan pemeriksaan fisik.
Dengan catatan, kanker payudara in situ dipercayai hampir 100% dapat sembuh.
American Cancer Society merekomendasikan bahwa wanita yang menjalani skrinning
mammografi pada usia 40 tahun; wanita 40 sampai 49 dianjurkan menjalani
mammografi setiap 1-2 tahun; dan setelah usia 50, wanita asimtomatik harus
menjalani mammografi setiap tahun. Benjolan payudara yang mencurigakan diperiksa
dengan cara berbeda yang meliputi biopsi dengan jarum subkutan, aspirasi dengan
jarum, dan biopsi eksisi atau insisi. Karena diagnostik patologis kanker payudara telah
dibuat, direkomendasikan bahwa tumor itu dievaluasi mengenai adanya berbagai
reseptor tumor. Ini membantu dalam memperkirakan keagresifan tumor itu dan
responnya terhadap pengobatan. Hal ini meliputi reseptor estrogen (ER) dan reseptor
progesteron (PR). Wanita dengan tumor ER- dan PR-positif mempunyai risiko
kekambuhan rendah daripada wanita dengan tumor ER- dan PR-negatif. Selain itu,
ER-positif sering berarti wanita tersebut lebih mungkin berespons terhadap
pengobatan hormonal dan kemoterapi daripada wanita dengan tumor ER- dan PR-
negatif. Tumor kanker payudara juga dilakukan esai terhadap kandungan asam
deoksiribonukleat (DNA) seluler dan fraksi fase S. Jumlah DNA abnormal dalam sel
disebut aneuploidi dan menunjukkan suatu tumor agresif, sama persentasenya dari sel
pada fase-S.
Prediktor penting dari kekambuhan adalah apakah atau tidak ada keterlibatan
nodus limfa. Jika diseksi nodus limfa aksilaris dilakukan dan tidak ada nodus limfa
positif, wanita tersebut mempunyai kesempatan 35% terhadap kekambuhan selama 10
trahun. Ketika 1 sampai 3 nodus limfa positif ia mempunyai kemungkinan laju
kekambuhan dalam sepuluh tahun sebesar 50%. Empat sampai sepuluh nodus limfa
positif diperkiraan akan kambuh lagi dalam sepuluh tahun sekitar 70%. Lebih dari 11
nodus limfa positif diperkiraan akan kambuh lagi dalam sepuluh tahun sekitar 82%.
Berbagai pemeriksaan tambahan dilakukan saat menegakkan diagnosa tetapi biasanya
meliputi daerah lengkap, pemeriksaan fungsi hati, sinar x dada, dan penilai tumor
seperti CEA. LASA-P dan/atau CA 15-3. Pentahapan kanker payudara meliputi skan
tulang dan skan hepar jika ada indikasi secara klinis.
2.6 Pengobatan Kanker Payudara Primer
5
Pengobatan kanker payudara di dasarkan atas tahap penyakit dan beberapa faktor lain.
Wanita saat ini mempunyai lebih banyak pilihan dalam pengobatan kanker payudara
daripada sebelumnya. Pengobatan kanker payudara biasanya meliputi kombinasi
pembedahan, kemoterapi, dan terapi radiasi. Peran dari setiap modalitas pengobatan
pada kanker payudara akan dibicarakan berikut ini.
2.7 Pembedahan
Biopsi biasanya jenis pembedahan pertama bagi seorang wanita dengan
kanker payudara yang akan dilakukan. Tujuan dari melakukan biopsi ini adalah untuk
menentukan bila ada massa malignansi dan jenis kanker payudara tersebut. Seringkali,
wanita tersebut diberi pilihan tentang tindakan biopsi yang dilakukan sebagai
prosedur satu tahap atau prosedur dua tahap. Prosedur satu tahap dilakukan dengan
anestesi umum dengan potongan beku cepat. Bila potongan beku ini memperlihatkan
malignansi, ahli bedah melakukan mastektomi jika tepat. Prosedur satu tahap ini
memungkinkan biopsi dan pembedahan dilakukan dengan anestesi umum yang
memerlukan waktu untuk penyembuhan. Dalam prosedur dua tahap, biopsi biasanya
dilakukan dengan anestesi lokal, dan wanita tersebut dipulangkan ke rumah. Karena
hasil biopsi sudah ada dokter memberitahukan pasien dan keluarga tentang
pengobatan yang dianjurkan. Pendekatan ini memungkinkan pasien dan keluarganya
mempunyai waktu untuk mempertimbangkan pilihan dan menerima diagnosa dan
kemungkinan kehilangan payudara sebelum pembedahan mayor dilakukan. Selain itu,
pendekatan ini memungkinkan wanita untuk mengungkapkan pilihan kedua jika
diinginkan. Prosedur dua tahap ini merupakan pendekatan yang lazim diambil saat ini.
Tahap awal kanker payudara seringkali dapat sembuh total dengan hanya
pembedahan saja. Kecenderungan sekarang adalah untuk melakukan pembedahan
konservasi payudara pada wanita dengan penyakit tahap awal, jika mungkin.
Peningkatan pada pendekatan ini berhubungan dengan bagian penelitian sekarang
yang menunjukkan kesamaan bertahan hidup dan laju kekambuhan penyakit bagi
wanita dengan penyakit tahap awal yang mengalami prosedur pengangkatan sebagian
payudara disamping modifikasi mastektomi radikal. Satu prosedur pengangkatan
sebagian payudara adalah mastektomi segmental (lumpektomi) yang diikuti dengan
radiasi payudara. Wanita dengan penyakit tahap 0 (kanker in situ), dan penyakit tahap
6
1 saat tumornya kecil, dan biasanya ditangani dengan mastektomi segmental dengan
diseksi nodus aksilaris yang diikuti dengan radiasi payudara. Mastektomi segmental
melibatkan pengangkatan tumor dan porsi jaringan sekitar untuk menjamin tumor
tersebut bebas marjin. Karena tujuan utama dari mastektomi segmental adalah
kosmetik, beberapa wanita dengan payudara kecil atau tergantung pada lokasi
tumor—dapat mencapai hasil secara kosmetik dengan mastektomi radikal
dimodifikasi dengan rekontruksi daripada dengan mastektomi segmental.
Wanita dengan penyakit tahap 1 (tumor lebih besar), tahap 2 dan tahap 3
biasanya diatasi dengan mastektomi radikal dimodifikasi. Prosedur ini melibatkan
pengangkatan en bloc payudara, otot minor pektoralis, dengan intervensi limfatik dan
sampling terhadap nodus limfa aksilaris. Dalam beberapa kasus bedah rekontruksi
dilakukan pada saat bersamaan. Mastektomi radikal Halston, bila langkah utama
pengobatan kanker payudara telah dibatalkan digantikan dengan tindakan yang lebih
konservatif. Pasien dengan penyakit lokal tahap lanjut dapat diatasi dengan
mastektomi sederhana sebagai tindakan nyaman meskipun kontrol terhadap penyakit
tidak mungkin dilakukan.
2.8 Terapi Radiasi
Terapi radiasi dapat digunakan sebagai pengobatan primer untuk kanker payudara
tahap 1 dan 2. Laju bertahan hidup dapat dibandingkan dengan penanganan
pembedahan. Ini tidaklah mengherankan karena dua-duanya dipertimbangkan sebagai
bentuk pengobatan lokal. Sebagai terapi lokal tindakan ini tidak berdampak pada
adanya mikrometastase yang jauh tetapi tidak secara klinis dapat terdeteksi pada
waktu diagnosis. Keuntungan radiasi primer kemungkinan baik kontrol tumor lokal
maupun pemeliharaan payudara. Iradiasi ajufan terhadap payudara , setelah
mastektomi segmental (lumpektomi) untuk penyakit tahap awal, adalah standar
perawatan yang direkomendasikan. Kombinasi dari radiasi eksternal dosis rendah dan
implan 192Ir membantu meminimalkan kekambuhan fraktur iga akibat-radiasi dan
pneumonitis radiasi. Terapi radiasi dapat juga digunakan untuk mengatasi kanker
payudara terinflamasi sebelum diberikan kemoterapi. Selain itu, terapi radiasi
mungkin juga digunakan untuk mengatasi penyakit yang kambuh secara lokal, untuk
menangani fungsi ovarium, dan untuk pengatasi dari gejala metastase penyakit. Efek
samping yang segera tampat pada radiasi ini adalah reaksi kulit. Fraktur tulang korsal
pneumonitis adalah efek lanjut. Limfedema mungkin juga tampak jika aksila terpajan
penyinaran radiasi tersebut.
7
2.9 Kemoterapi
Kemoterapi yang menggunakan agen antineoplasma dan obat hormonal
memegang peran penting dalam pengobatan kanker paru. Peran dari agen ini cepat
berubah sama cepatnya dengan peningkatan pemahaman tentang kanker payudara dan
biologi tumor. Kepentingan darin utama peran agen-agen antineoplastik pada kanker
payudara primer adalah pemahaman bahwa banyak pasien pada waktu didiagnosis
telah mengalami penyakit mikrometastasis yang tidak dapat dideteksi secara klinis
oleh metode yang ada. Kemungkinan bahwa penyakit metastasis menjadi bukti secara
klinis dapat diprediksi melalui karakteristik dari tumor primer yang mengikut aturan,
status reseptor-hormon. Karakteristik patologis, tipe histologis dan status nodus limfe
aksilaris.
Pada tahun 1985 dan lagi pada tahun 1990 National Institutes of Health
mensponsori Consensus Development Conference on Adjuvant Chemotherapy and
Endocrine Therapy for Breast Cancer. Tabel berikut ini merupakan ringkasan dari
penatalaksanaan kemoterapi/endokrin yang direkomendasikan dari kedua konferensi
tersebut juga mengikuti penelitian saat ini.
Semua rekomendasi umu dapat dimodifikasi oleh faktor risiko lainnya (seperti
ukuran tumor primer, derajat histologis, aneuploid, indeks proliferatif dan reseptor-
hormonal.
Kemoterapi ajufan untuk kanker payudara melibatkan kombinasi obat multipel
ysng lebih efektif daripada terapi dosis tunggal. Kombinasi yang paling sering
dianjurkan disebut CMF dan meliputi siklosofamid (Cytoxan), metotrexat, fluorasi (5-
FU) dengan atau tanpa tamoksifen. Variasi dari kombinasi ini menggantikan
doksorubsin (Adriamycin) untuk metotrexat dan secara luas disebut CAF. Apakah
kombinasi ini yang paling efektif untuk terapi ajufan, masih kontroversial. Regimen-
regimen ini biasanya diberikan selama 3-6 bulan. Kombinasi kemoterapi dan hormon-
hormon seperti tamoksifen dapat meningkatkan laju respon tetapi belum
menunjukkan secara bermakna peningkatan laju bertahan hidup. Pemberian bersama
kemoterapi dengan iradiasi pada payudara dapat mengakibatkan efek samping dan
toksisitas yang lebih menonjol.
8
0 (biasanya tidak Tidak direkomendasikan Tidak direkomendasikan
dievaluasi
1: Kemoterapi ajufan, Tamoksifen kemungkinan
kemungkinan dengan terapi ajufan
tamoksifen
2A +/- Kemoterapi ajufan Tamoksifen untuk reseptor-
HR* ditambah kemoterapi
ajufan jika HR* negatif.
2B +/- Kemoterapi ajufan Tamoksifen untuk reseptor-
HR* ditambah kemoterapi
ajufan jiika HR* ngatif.
3A + Kemoterapi ajufan Kemoterapi ajufan
Pada tumor yang lebih besar, kemoterapi dapat diberikan pada praoperasi untuk
mengecilkan tumor, membuatnya lebih mudah untuk direseksi melalui pembedahan.
9
dengan kecepatan pertumbuhan tumor lebih besar dibandingkan dengan wanita
pascamenopause yang mengalami penyakit lebih lamban.
Peran dari transplantasi sumsum tulang pada wanita dengan kanker payudara masih
belum dipastikan dengan jelas. Percobaan secara klinik masih sedang berjalan untuk
menentukan kefektifannya dan pada tahap apa seorang wanita harus menjalani
transplantasi. Selain itu, penggunaan batang sel perifer dengan pengambilan telah
meningkat dan mungkin berperan penting dalam mengatasi kanker payudara.
Nemyuk mayor pengobatan untuk penyakit metastatik adalah terapi endokrin yang
diikuti dengan pembedahan, tetapi radiasi, dan/atau kemoterapi. Terapi endokrin
dimasa lalu telah melibatkan terapi albatif seperti melalui prosedur pembedahan
adrenalektomi dan hipofisektomi. Pembedahan ooforektomi atau radiasi ovarium
adalah pengobatan efektif serupa dengan laju respons kira-kira 32%. Pada penyakit
metastatik, hormon diindikasikan jika tumor adalah ER- positif dan tidak mudah
diatasi dengan pembedahan ataupun terapi radiasi.
Agen spesifik meliputi estrogen (dietilstilbestrol), progestin (megestrol asetat),
androgen (fluoksimesteron), kortikosteroid (prednison), dan antiestrogen
(Tamoksifen). Wanita yang mulai mendapatkan tamoksifen harus diperhatikan
mengenai adanya reaksi seperti terbakar. Selama reaksi mungkin ada peningkatan
nyeri pada tulang dan tumor itu sendiri dan pembesaran ukuran dari tumor tersebut.
Ini biasanya merupakan efek yang hanya kira-kira dua minggu terakhir; tetapi penting
bahwa wanita tersebut meneruskan tamoksifen karena ini adalah efek samping dan
bukan merupakan indikasi yang menyatakan respons obat yang kurang pada terapi.
Pemberikan, dan/atau peningkatan, obat-obat nyeri dan mengizinkan pasien untuk
meneruskan pengobatan adalah vital.
Terapi radiasi dapat juga digunakan untuk mencegah tanda dan gejala dari
metastase tumor. Ini terutama bermanfaat dalam menghilangkan nyeri karena
metastase tulang. Terapi radiasi juga memegang peranan penting dalam pengobatan
paliatif dari metastase otak.
2.11 Terapi Penelitian
Agen-agen penelitian sedang diteliti untuk pengobatan pada kanker payudara meliputi
alkeran, vindesine, derivat platinum, amonafid, Trimexate, dan penggunaan agen
biologis seperti interleukin-2 dan interferon. Berbagai kombinasi baru juga sedang
diteliti. Hal ini meliputi terapi kemoimunoterapi, terapi kemohormonal, dan analog
hormon hipotalmik seperti buserelin dan leuprolide.
10
2.12 Komplikasi penyakit
1. Ansietas b.d ancaman yang dirasakan pada diri sendiri karena diagnosis kanker
payudara dan pengobatan yang tidak pasti
Batasan karakteristik:
Pasien mengungkapkan perasaan tidak menentu, ketakutan, khawatir, tidak bisa
tidur dan gelisah.
11
Pasien dapat berperan serta dalam mengambil keputusan tentang pengobatan
kanker payudara
Aktifitas Rasional
Beritahu pasien/keluarga Pemberitahuan
mengenai sumber – sumber terhadap sumber –
dukungan masyarakat yang sumber yang ada di
ada untuk wanita dengan komunitas
kanker payudara
Ajarkan pentingnya Evaluasi yang teratur
12
mengikuti jadwal perlu untuk
pengobatan yang telah mengidentifikasi
ditentukan untuk evaluasi berulangnya kanker
rutin secara dini
Ajarkan pentingnya Wanita yang
melakukan sadari pada terdiagnosa kanker
payudara yang masih ada payudara mempunyai
resiko lebih tinggi
terhadap
perkembangan
payudara pada
payudara yang masih
ada
Evaluasi:
Aktifitas Rasional
Anjurkan pasien untuk Meningkatkan penerimaan
mengungkapkan perasaannya terhadap perubahan yang
tentang diagnosa kanker terjadi
payudara, pengobatan dan
dampak yang diharapkan atas
gaya hidup
13
Evaluasi perasaan pasien Meningkatkan kesadaran
mengenai kehilangan diri pasien
payudara pada identitas
seksual, hubungan, dan citra
tubuh.
Berikan kesempatan pasien Memungkinkan pasien
terhadap rasa berduka atau mendapatkan waktu untuk
kehilangan payudara menghadapi kehilangan
Izinkan pasien untuk Meningkatkan koping. Ini
mengungkapkan emosi adalah reaksi normal
negatifnya seperti marah. terhadap kehilangan
Aktifitas Rasional
Anjurkan komunikasi terbuka Meningkatkan koping
pasien dan keluarga
antara pasien dan keluarga
atas kehilangan payudara dan
dampak penyakitnya
Anjurkan mengunjungi orang Dapat mengatasi masalah
yang telah mempunyai akan meningkatkan
masalah yang sama dengan koping
kemampuan koping yang baik
Evaluasi:
1. Keletihan b.d proses penyakit kanker payudara, anemia berkaitan dengan terapi
radiasi, dan radiasi itu sendiri.
14
Batasan Karakteristik:
Pasien menyatakan rasa aneh, lelah, dan/atau kehilangan energi; dipsnea saat
latihan; tidak mampu melakukan fungsi dalam kehidupan sehari-hari.
2. Risiko terhadap Kerusakan Integritas Kulit b.d efek samping dari terapi radiasi
Batasan Karakteristik:
Reaksi kulit seperti kulit kering, eritema yang biasanya terjadi 7-10 hari setelah
pengobatan dimulai; kurus sehubungan dengan penurunan berat badan dari
penyakit dan/atau pengobatannya.
KIK : Penyuluhan-Prosedur/Pengobatan
Aktifitas Rasional
Kaji pengetahuan mengenai Memberikan informasi
perencanaan penanganan terapi untuk mengembangkan
radiasi dan efek samping yang perencanaan pengobatan
mungkin. berdasarkan kebutuhan
pasien.
Beritahu pasien dan keluarga Memungkinkan pasien
mengenai kapan pengobatan dan keluarga untuk
tersebut akan dimulai baik jam, merencanakan aktivitas
tanggal, lamanya pengobatan dan harian atau diantara
tujuan pengobatan. pengobatan tersebut.
Instruksikan pasien/keluarga atas Meningkatkan
tindakan-tindakan yang mereka penatalaksanaan
dapat menggunakan untuk perawatan diri sendiri
menangani kemungkinan efek
samping yang timbul dari terapi
radiasi dada
Berikan informasi tertulis tentang Bahan tertulis merupakan
pengobatan terapi radiasi dan penguatan terhadap
tindakan-tindakan perawatan diri. informasi yang diberikan
secara verbal.
15
Evaluasi :
1. Kurang pengetahuan b.d kemoterapi, efek samping, dan penatalaksanaan efek samping
tersebut.
Batasan Karakteristik:
Pasien mengeluh kurang informasi atau menanyakan beberapa pertanyaan tentang
kemoterapi, efek samping, dan bagaimana mengatasi efek samping ini.
2. Risiko terhadap infeksi b.d kerusakan jaringan yang cepat akibat kemoterapi karena
pecahnya sel hematopouetik yang mengakibatkan imonosupresif.
Batasan Karakteristik:
Munculnya granulositopenia dimana jumlah granulosit absolut (AGC) dibawah 1000
sel/mm3.
4. Risiko nyeri b.d mual dan muntah karena kemoterapi dan/atau ansietas berkaitan
dengan pengobatan.
Batasan Karakteristik
Pasien mengungkapkan nyeri atau tidak nyaman, menangis, diaforesis; tekanan darah
meningkat dan/atau nadi meningkat.
16
5. Perubahan perfusi jaringan, kardiopulmonal b.d kerusakan pada kardiomiopati karena
adriamycine dan/atau siklofosfamid dosis tinggi.
Batasan Karakteristik:
Fraksi injeksi menurun, kelemahan, keletihan dan mengakibatkan penurunan
kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari.
6. Perubahan Nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d Mual, muntah, stomatitis, dan
diare karena obat kemoterapi 5-fluorourasil, siklofosfamide, adryamicin, tamoksifen.
Batasan Karakteristik:
Berat badan menurun, anokresia, mual, muntah, dan diare.
7. Risiko terhadap Perubahan Membran Mukosa Oral b.d Kerusakan pada pemecahan sel
yang sangat cepat dari mukosa akibat obat kemoterapi 5-fluorourasil, siklofasfamid,
adriamyein.
Batasan Karakteristik:
Nyeri/tidak nyaman pada mulut, lidah seperti berlapis, stomatitis, lesi pada mulut atau
ulkus mulut.
8. Risiko trauma b.d Kerusakan hepar karena metotreksat terutama terapi dosis tinggi.
Batasan Karakteristik:
Adanya penigkatan tes fungsi hepar (LFT) yang mungkin terjadi 1-10 hari pasca-RX,
dengan terapi dosis tinggi (500 mg/m2) dan kebutuhan terhadap leukovorin; tampak
kuning;risiko hepatotoksik meningkat saat diberikan agen hepatotosiklainyan seperti
alkohol; peningkatan LFT yang menetap pasca-pengebotan.
Kriteria Hasil:
Hepatotosik akan dapat diidentifikasi secra dini.
Aktivitas Rasional
17
yang tepat, lakukan “double pencegahan terhadap
check” terhadap dosis obat hepatotosik.
tersebut.
Pantau tanda adanya Mengembangkan
hepatotoksisitas selama identifikasi dini terhadap
pemberian terapi metotreksat. toksisitas.
Pantau LFT selama terapi. Mengembangkan
identifikasi terhadap
hepatotoksik.
Berikan leukovorin sesuai Leukovorin digunakan
kebutuhan. sebagai penyelamat untuk
melengkapi “folate pool”
yang diturunkan dengan
dosis tinggi dari
metotreksat.
Ajarkan pasien pengenai Mencegah toksisitas yang
pentingnya menelan obat berat dari metotreksat.
penyelamat leukovorin saat yang
tepat dengan terapi dosis tinggi.
Intruksikan akan perlunya Meningkatkan kepatuhan
pemeriksaan LFT. dengan pelayanan Evaluasi
keseatan.
:
Hepatotosik dapat dicegah melalui pemberian leukovorin atau hepetotosik itu
dapat teridentifikasi secara dini dan penangannan dapat dilakukan juga secara
dini.
Aktivitas Rasional
Kembangkan hubungan terapeutik Meningkatkan suasana yang
yang menjamin privasi dan rasa memungkinkan pasien untuk
percaya dari pasien. mengekspresikan perasaannya.
Gali dengan pasien atau Memberikan informasi penting
pasangannya mengenai masalah untuk membantu pasien dalam
reproduksi dan pola seksual dan merencanakan metode untuk
dampak tamoksifen yang mungkin mengatasi perubahan-perubahan
18
mereka telh dapatkan. yang mungkin terjadi.
Diskusi strategi untuk Meningkatkan kesehatan seksual
menyelesaikan kesehatan seksual dan kesehatan reproduksi.
dan kesehatan reproduksi.
Izinkan atau bantu pasien untuk Meningkatkan ventilasi perasaan.
mengungkapkan perasaan berduka
atau marah terhadap perubahan-
perubahan tersebut.
Gunakan teknik-teknik humor Meningkatkan koping dengan
sesuai kebutuhan untuk permasalahan yang kadang tidak
menggalihkan atau menurunkan menyenangkan (tidak merasa
ansietas dan perasaan malu. nyaman).
Evaluasi:
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kanker payudara adalah jenis kanker kedua penyebab kematian karena
kanker pada wanita, dengan perkiraan 46.000 meninggal pada tahun 1994.
Akan tetapi yang bisa bertahan hidup sampai mencapai lebih dari lima tahun
sejak awal di diagnosis kanker payudara ini cukup besar, sekitar 93%. Jika
kanker telah menyebar secara regional saat di diagnosis, kemampuan bertahan
hidup selama 5 tahun sebesar 72% dan untuk seseorang dengan metastase yang
luas saat di diagnosis, kemampuan hidupnya hanya 18%.
20