Anda di halaman 1dari 4

Suku Jawa

Suku Jawa – Suku jawa merupakan suku terbesar yang mendiami wilayah Indonesia.
Keberadaan suku ini bukan hanya di pulau Jawa tetapi juga menyebar merata di seluruh
Nusantara.

Suku jawa terkenal dengan keramahtamahan dan kehalusannya. Adat istiadat jawa sangat banyak
dan beragam. Masyarakat jawa biasanya masih mempercayai mitos-mitos dan legenda leluhur.

Asal Usul Suku Jawa

Peradaban jawa termasuk maju, ini dibuktikan dengan adanya kerajaan-kerajaan besar yang
berada di tanah jawa beserta warisannya yang masih dapat dilihat hingga kini. Contohnya adalah
kerajaan Mataram, Majapahit dan sebagainya, lalu ada candi Borobudur, Prambanan, Mendut
dan lain-lain. Asal-usul suku jawa sendiri memiliki beberapa teori sebagai berikut:

1. Babad Tanah Jawa

Sejarah Masyarakat jawa menurut Babad Tanah Jawa yaitu berasal dari kerajaan Kling. Pada
masa itu kerajaan Kling sedang berada dalam situasi yang kacau akibat dari perebutan
kekuasaan. Kemudian salah satu pangeran Kling yang tersisih pergi meninggalkan kerajaan
tersebut bersama dengan para pengikutnya yang setia.

Pangeran Kling mengembara hingga ia menemukan sebuah pulau terpencil yang belum
berpenghuni. Mereka bahu-membahu membangun pemukiman, dan akhirnya mereka juga
mendirikan sebuah kerajaan yang diberi nama Javacekwara. Keturunan pangeran inilah yang
dianggap sebagai nenek moyang suku jawa menurut Babad Tanah Jawa.

2. Surat Kuno Keraton Malang

Menurut surat kuno ini menyebutkan bahwa asal-usul penduduk jawa berasal dari kerajaan Turki
pada tahun 450 SM. Sang Raja mengirim rakyatnya untuk mengembara dan membangun daerah
kekuasaan mereka yang belum dihuni. Migrasi ini dilakukan secara bergelombang selama
beberapa waktu.

Akhirnya utusan raja tersebut sampai di sebuah tanah yang subur, banyak ditemukan aneka
bahan pangan. Tidak sulit untuk beradaptasi dan membangun pemukiman di sana. Semakin lama
semakin banyak gelombang migrasi yang datang. Pulau asing tersebut akhirnya diberi nama
tanah jawi oleh orang-orang yang datang, karena disana banyak ditemukan tanaman jawi.

3. Tulisan Kuno India

Berdasarkan tulisan kuno india menyebutkan bahwa pada jaman dulu beberapa pulau di
kepulauan Nusantara menyatu dengan daratan Asia dan Australia. Pada suatu waktu terjadilah
musibah sehingga menyebabkan meningkatnya permukaan air laut. Beberapa daratan terendam
air hingga akhirnya memisahkan pulau—pulau tersebut dari daratan utama.

Tulisan kuno tersebut juga menyebutkan seorang pengembara yang bernama Aji Saka. Ia
mengembara ke beberapa penjuru dan akhirnya menemukan pulau Jawa. Menurut tulisan kuno
ini, Aji Saka adalah orang pertama yang menginjakkan kaki di bumi Jawa. Ia dan pengikutnya
dianggap sebagai nenek moyang suku jawa saat ini.

4. Pendapat Arkeolog

Menurut ahli arkeologi asal-usul penduduk jawa tak terlepas dari asal-usul orang Indonesia itu
sendiri. Para arkeolog yakin bahwa nenek moyang suku jawa berasal dari penduduk pribumi. Hal
ini diperkuat dengan ditemukannya fosil manusia purba Pithecanthropus Erectus dan juga Homo
Erectus.

Eugene Dubois yang merupakan seorang ahli anatomi yang berasal dari Belanda menemukan
sebuah fosil Homo erectus. Penemuan tersebut bertempat di Trinil pada tahun 1891. Fosil Homo
erectus tersebut lebih dikenal dengan sebutan manusia Jawa.

Kemudian dilakukan perbandingan antara DNA pada fosil manusia kuno tersebut dengan suku
jawa pada masa kini. Hasil yang didapat cukup menarik, bahwa DNA tersebut tidak memiliki
perbedaan yang jauh satu sama lain. Hal tersebut akhirnya dipercayai oleh beberapa ahli
arkeologi sebagai teori asal-usul keberadaan suku jawa.

5. Pendapat Sejarawan

Para sejarawan memiliki pendapat berbeda mengenai asal-usul suku jawa. Von Hein Geldern
menyebutkan bahwa telah terjadi migrasi penduduk dari daerah Tiongkok bagian selatan atau
yang biasa disebut Yunan di kepulauan Nusantara. Migrasi ini terjadi dimulai dari jaman
neolitikum 2000 SM sampai jaman perunggu 500 SM secara besar-besaran dan bertahap
menggunakan perahu cadik.

Menurut Dr.H.Kern yang mengungkapkan penelitiannya pada tahun 1899, menyebutkan bahwa
bahasa daerah di Indonesia mirip satu sama lain. Kemudian ia menarik kesimpulan jika bahasa
tersebut berasal dari akar rumpun yang sama yaitu rumpun Austronesia. Hal inilah yang
menguatkan Geldern tentang teorinya mengenai asal-usul suku jawa dan bangsa Indonesia.

Kebudayaan Suku Jawa

Suku Jawa memiliki kebudayaan yang menarik sekali untuk dikunjungi. Dari kebudayaan yang
ada semua mungkin sudah banyak orang yang mengetahuinya mengingat Suku Jawa merupakan
salah satu Suku terbesar di Indonesia. Adapun kebudayaan suku jawa itu sendiri adalah sebagai
berikut:

1. Wayang Kulit

Wayang Kulit merupakan salah satu kebudayaan suku jawa yang dipercaya telah dikembangkan
oleh wali Songo. Wali Songo merupakan tokoh-tokoh yang menyebarkan agama islam di pulau
Jawa. Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang menggunakan beberapa alat, seperti wayang,
batang pisang untuk menancapkan, kain putih dan lampu sorot.

Permainan wayang dilakukan selama semalam suntuk. Pertunjukan ini disertai dengan musik
gamelan khas jawa dan juga penyanyi sinden. Cerita wayang itu sendiri berkisah mengenai
pelajaran dalam kehidupan. Misalnya Mahabrata dan Ramayana yang telah dimodifikasi sesuai
dengan kultur Jawa.

2. Senjata Tradisional

Senjata khas yang digunakan oleh orang Jawa berupa keris. Keris merupakan pusaka yang sangat
penting yang juga dipercaya memiliki kesaktian. Keris dibuat oleh para Mpu yang ditempa serta
diberi mantra-mantra. Salah satu keris yang melegenda ialah keris Mpu Gandring dalam cerita
Ken Arok.

3. Seni Musik
Suku Jawa memiliki musik tradisional yang dihasilkan oleh gamelan. Gamelan digunakan oleh
wali songo pada zaman dahulu untuk menyebarkan agama islam. Gamelan merupakan gabungan
dari beberapa alat musik seperti kendang, gong, kenong, bonang, kempul, gambang, slenthem
dan lain-lain.

4. Seni Tari

Tari tradisional Jawa amat beragam. Tari-tarian ini ada yang berupa gerakan lemah gemulai, dan
ada juga yang memiliki gerakan yang tangkas. Biasanya tari-tarian Jawa tak terlepas dari unsur
magis. Beberapa tarian Jawa itu seperti sintren, bedhaya, kuda lumping, reog dan lainnya. Tari-
tarian ini biasa diiringi musik gamelan dan seruling.

5. Bahasa Dan Aksara

Masyarakat Jawa biasa menggunakan bahasa jawa dalam percakapan sehari-hari. Bahasa jawa
sendiri mempunyai beberapa tingkatan tergantung dari dengan siapa percakapan itu berlangsung.

Tingkatan tersebut yaitu “ ngoko” yang merupakan bahasa sedikit kasar yang digunakan kepada
seseorang yang tingkatannya berada dibawah, kemudian “krama madya” yaitu bahasa jawa yang
digunakan kepada orang yang sederajat, dan “krama inggil” yaitu bahasa yang digunakan kepada
orang yang lebih tua atau dihormati.

Aksara Jawa memiliki 20 buah huruf yaitu ha, na, ca, ra, ka, da, ta, sa, wa, la, pa, dha, ja,ya, nya,
ma, ga, ba, tha, nga. Artinya adalah ada dua utusan yang setia saling bertarung sama-sama
saktinya dan sama-sama matinya.

6. Falsafah Hidup

Falsafah yang dianut orang Jawa merupakan pedoman hidup bagi masyarakat. Beberapa
diantaranya yaitu “urip iku urup” hidup itu harus bermanfaat, “mangan ora mangan sing penting
kumpul” kebersamaan merupakan hal penting dan lain-lain.
7. Budaya Kejawen

Merupakan suatu budaya yang sangat melekat dalam masyarakat jawa. Ajaran ini merupakan
gabungan dari adat istiadat, budaya, pandangan sosial dan filosofis orang Jawa. Ajaran kejawen
hampir mirip seperti agama yang mengajarkan spiritualitas masyarakat Jawa kepada
Penciptanya.

Demikianlah berbagai macam teori yang disebutkan mengenai asal-usul suku jawa. Tak dapat
dipungkiri bahwa suku jawa memang memiliki sejarah yang panjang serta kebudayaan yang
mengagumkan. Sebagai bangsa Indonesia hendaklah kita untuk mengetahui dari sejarah yang
membentuk diri kita saat ini.

Anda mungkin juga menyukai