Dalam kehidupan ini Allah SWT. telah menciptakan berbagai kenikmatan yang sangat
melimpah di segala penjuru di muka bumi. Berbagai kenikmatan itu terdiri dari dua jenis yang
utama yaitu berbentuk fisik dan berbentuk nonfisik. Kenikmatan fisik adalah kenikmatan yang
dapat kita rasakan dan terlihat secara kasat mata antara lain pepohonan, manusia, hewan,
lautan, pantai, gunung api, dan perbukitan. Sedangkan kenikmatan nonfisik adalah kenikmatan
yang dapat kita rasakan namun tidak terlihat secara kasat mata antara lain udara, iman, dan
islam. Kenikmatan – kenikmatan tersebut Allah ciptakan agar kita sebagai hambanya mengerti
dan menjadikan kenikmatan itu sebagai pelajaran di muka bumi. Hal ini digambarkan dengan
jelas pada firman Allah SWT sebagai berikut
“Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam
enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari padanya
seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at. Maka Apakah kamu tidak
memperhatikan” (As-Sajadah 32 : 4)
Allah SWT telah menggambarkan kehidupan kita dalam kitab yang terpelihara yaitu Lauhul
Mahfudz. Segala takdir dan perjalanan kehidupan dunia sudah tergambar dengan jelas dalam
kitab yang terpelihara tersebut. Perjalanan kehidupan dunia cukup dinamis jika disimak dari
seluruh paradigma sejarah dan penjelasan Al-Quran dari kondisi umat – umat terdahulu.
Kehidupan dunia yang dinamis juga dimaksudkan agar manusia mengambil pelajaran dari sejarah
– sejarah umat terdahulu. Umat manusia juga harus senantiasa melakukan yang terbaik dan
melakukan perubahan ke arah yang lebih baik agar nasib suatu umat manusia dapat berubah ke
arah yang lebih baik. Sebagaimana firman Allah SWT. Dalam Al-Qur’an sebagai berikut :
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka
mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain
Dia” (Ar-Rad: 11)
Perubahan yang Allah SWT. firmankan dalam ayat tersebut adalah sebuah perubahan yang
dilakukan dan hanya bertujuan untuk menggapai ridha Allah SWT. Hal ini merupakan perwujudan
akan bentuk penghambaan dan penyerahan diri secara total atas segala perintah dan larangan-
Nya. Perubahan yang dilakukan bisa berbentuk dua hal yaitu perubahan dalam segi jasmani serta
segi rohani. Perubahan dalam segi jasmani dapat dilakukan dengan menciptakan pola hidup sehat
semata – mata ikhlas demi beribadah kepada Allah SWT. Pola hidup sehat yang berkelanjutan
akan menciptakan insan yang tangguh dan kuat sehingga meminimalisir kemungkinan ancaman –
ancaman penyakit yang semakin hari semakin beragam. Dari segi rohani, masing – masing
individu dapat melakukan perubahan diri melalui kegiatan menuntut ilmu serta merutinkan
ibadah baik ibadah wajib maupun sunnah. Dengan menuntut ilmu, masing – masing pribadi dapat
memanfaatkan ilmu untuk membuka wawasan baru dan membuktikan ayat – ayat Allah SWT di
dunia. Pembuktian ayat – ayat Allah SWT. serta menuntut ilmu merupakan dua komponen
terpenting yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Seperti peribahasa “semakin berisi
padi, akan semakin merunduk”, sebagai individu yang semakin paham maka dapat meningkatkan
rasa cinta kita kepada Allah SWT. Meningkatkan rasa cinta juga dapat dilakukan dengan
merutinkan ibadah keseharian kita serta meningkatkan silaturahmi dengan sesama. Semakin kita
1
Seorang mahasiswa tingkat S1 program studi manajemen konsentrasi syariah dengan nomor pokok
mahasiswa 120310100127
2. Kepemimpinan Pribadi
Kepemimpinan pribadi merupakan sebuah sikap seorang pemimpin sampai
sejauh mana individu tersebut mampu mengendalikan dirinya sendiri. Hal ini
sangat diperlukan agar masing – masing individu mampu mencapai tujuannya
masing – masing sehingga berkontribusi dalam mencapai tujuan masyarakat luas
secara keseluruhan. Salah satu karakter kepemimpinan pribadi adalah dengan
berpikir jauh kedepan dan memikirkan hasil akhir terlebih dahulu dibandingkan
cara – cara memulainya. Karakter ini diperlukan untuk membangun sebuah visi dan
misi pribadi sehingga individu memiliki tujuan yang jelas dan dapat tercapai oleh
kemampuan yang dimiliki masing – masing pribadi. Karakter lain yang perlu dimiliki
adalah sikap pengendalian diri dan sikap produktif. Sikap pengendalian diri
diperlukan untuk mengukur kesesuaian, efektivitas dan efisiensi segala proses yang
dilakukan. Sehingga dalam waktu – waktu selanjutnya dapat diambil sebuah
tindakan terbaik untuk menjamin pengembangan diri serta mendisplinkan diri
sebagai proses untuk mencapai visi misi pribadi. Sikap selanjutnya yang harus
dimiliki adalah sikap produktif. Sikap produktif harus ditanam dalam diri atas setiap
aktivitas hidup sehingga seluruh aktivitas yang dijalani tidak hanya bermanfaat
untuk diri sendiri melainkan bermanfaat untuk individu lain juga. Semakin
produktif diri kita, maka semakin besar kontribusi diri terhadap beberapa aspek
kehidupan.
7. Pembaharuan diri
Pembaharuan diri merupakan salah satu perwujudan prinsip kaizen, sebuah
prinsip budaya yang berasal dari Jepang, yang mensyaratkan individu untuk
senantiasa memperbaiki diri secara berkesinambungan. Prinsip ini harus dimiliki
oleh seorang pemimpin agar terus memperbaiki diri atas kesalahan atau menerima
gagasan – gagasan baru yang dapat dimanfaatkan demi kemashlahatan umat.