Anda di halaman 1dari 5

KEPEMIMPINAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM

oleh Ikhsan Dwitama1

Dalam kehidupan ini Allah SWT. telah menciptakan berbagai kenikmatan yang sangat
melimpah di segala penjuru di muka bumi. Berbagai kenikmatan itu terdiri dari dua jenis yang
utama yaitu berbentuk fisik dan berbentuk nonfisik. Kenikmatan fisik adalah kenikmatan yang
dapat kita rasakan dan terlihat secara kasat mata antara lain pepohonan, manusia, hewan,
lautan, pantai, gunung api, dan perbukitan. Sedangkan kenikmatan nonfisik adalah kenikmatan
yang dapat kita rasakan namun tidak terlihat secara kasat mata antara lain udara, iman, dan
islam. Kenikmatan – kenikmatan tersebut Allah ciptakan agar kita sebagai hambanya mengerti
dan menjadikan kenikmatan itu sebagai pelajaran di muka bumi. Hal ini digambarkan dengan
jelas pada firman Allah SWT sebagai berikut
“Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam
enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari padanya
seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at. Maka Apakah kamu tidak
memperhatikan” (As-Sajadah 32 : 4)
Allah SWT telah menggambarkan kehidupan kita dalam kitab yang terpelihara yaitu Lauhul
Mahfudz. Segala takdir dan perjalanan kehidupan dunia sudah tergambar dengan jelas dalam
kitab yang terpelihara tersebut. Perjalanan kehidupan dunia cukup dinamis jika disimak dari
seluruh paradigma sejarah dan penjelasan Al-Quran dari kondisi umat – umat terdahulu.
Kehidupan dunia yang dinamis juga dimaksudkan agar manusia mengambil pelajaran dari sejarah
– sejarah umat terdahulu. Umat manusia juga harus senantiasa melakukan yang terbaik dan
melakukan perubahan ke arah yang lebih baik agar nasib suatu umat manusia dapat berubah ke
arah yang lebih baik. Sebagaimana firman Allah SWT. Dalam Al-Qur’an sebagai berikut :
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka
mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain
Dia” (Ar-Rad: 11)
Perubahan yang Allah SWT. firmankan dalam ayat tersebut adalah sebuah perubahan yang
dilakukan dan hanya bertujuan untuk menggapai ridha Allah SWT. Hal ini merupakan perwujudan
akan bentuk penghambaan dan penyerahan diri secara total atas segala perintah dan larangan-
Nya. Perubahan yang dilakukan bisa berbentuk dua hal yaitu perubahan dalam segi jasmani serta
segi rohani. Perubahan dalam segi jasmani dapat dilakukan dengan menciptakan pola hidup sehat
semata – mata ikhlas demi beribadah kepada Allah SWT. Pola hidup sehat yang berkelanjutan
akan menciptakan insan yang tangguh dan kuat sehingga meminimalisir kemungkinan ancaman –
ancaman penyakit yang semakin hari semakin beragam. Dari segi rohani, masing – masing
individu dapat melakukan perubahan diri melalui kegiatan menuntut ilmu serta merutinkan
ibadah baik ibadah wajib maupun sunnah. Dengan menuntut ilmu, masing – masing pribadi dapat
memanfaatkan ilmu untuk membuka wawasan baru dan membuktikan ayat – ayat Allah SWT di
dunia. Pembuktian ayat – ayat Allah SWT. serta menuntut ilmu merupakan dua komponen
terpenting yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Seperti peribahasa “semakin berisi
padi, akan semakin merunduk”, sebagai individu yang semakin paham maka dapat meningkatkan
rasa cinta kita kepada Allah SWT. Meningkatkan rasa cinta juga dapat dilakukan dengan
merutinkan ibadah keseharian kita serta meningkatkan silaturahmi dengan sesama. Semakin kita

1
Seorang mahasiswa tingkat S1 program studi manajemen konsentrasi syariah dengan nomor pokok
mahasiswa 120310100127

IKHSAN DWITAMA / 120310100127 / MANAJEMEN UNPAD


bergerak ke arah sana, maka semakin terwujudlah perubahan hidup yang mampu untuk
menggapai ridha Allah semata .
Perubahan – perubahan yang terjadi dapat dilakukan melalui dua cara yang utama yaitu
dengan melakukan perubahan secara sendiri dan perubahan secara bersama – sama. Perubahan
secara sendiri dan secara bersama – sama secara langsung berawal dari keinginan serta
keterpaksaan pribadi untuk berubah. Ketika masing – masing pribadi telah meneptakan hati
untuk berubah maka perubahan perlahan dilakukan secara individual. Setelah perubahan
dilakukan secara individual maka langkah selanjutnya adalah dengan mencari teman atau
kelompok yang ingin berubah bersama serta memiliki kesamaan visi untuk mencapai tujuan yang
sama. Perubahan secara berkelompok mampu membentuk sebuah kekuatan baru yang tidak
dianggap remeh oleh masyarakat.
Salah satu contoh perubahan yang baik dan komprehensif, dapat tecermin dari kisah
Rasulullah SAW. yang senantiasa menerapkan prinsip perubahan secara berkelanjutan dimulai
dengan menguatkan kemampuan diri lalu menyampaikan serta mengajak orang sekitar untuk
bersama – sama berubah menuju kebaikan. Rasulullah SAW. merupakan salah satu inspirator
perubahan yang benar – benar dipersiapkan oleh rencana indah dari Allah SWT. semenjak umur
beliau masih kecil. Ketika beliau masih kecil Allah SWT. berkehendak untuk menguji beliau
melalui kematian beberapa pilar penting keluarganya seperti ibu, ayah, dan kakek. Saat remaja
beliau melakukan perdagangan bersama pamannya sehingga beliau mampu mempelajari
interaksi publik, melakukan kegiatan ekonomi, dan mempelajari kondisi masyarakat Arab saat itu.
Semakin hari semakin waktu timbul kegelisahan dalam diri akan kondisi masyarakat Arab yang
saat itu sangatlah jauh dari kehidupan syariah, sehingga beliau memiliki keinginan untuk
melakukan perubahan. Setelah Allah SWT. mengangkat beliau sebagai seorang Rasul, maka beliau
turun ke masyarakat dan mengajak untuk bersama – sama berubah untuk menggapai ridha Allah
SWT. Tentu perjuangan yang beliau lakukan sangatlah menantang, berbagai ancaman,
penyiksaan, pemboikotan, bahkan peperangan menghiasi perjalanan perjuangan beliau selama
hayatnya. Ikhtiar dan usaha yang dilakukan Rasulullah SAW. ternyata menghasilkan kehidupan
masyarakat madani yang sesuai dengan prinsip – prinsip Islam.
Dari contoh diatas dapat disimpulkan bahwa perubahan yang baik adalah perubahan yang
dilakukan secara bersama – sama dan dilakukan secara konsisten serta bertahap. Perubahan
secara bersama – sama mampu menciptakan perubahan yang terstruktur dan komprehensif
sehingga mampu menghasilkan perubahan yang baik serta mampu bertahan hingga akhirnya
kelak. Perubahan yang bersifat revolusioner umumnya tidak mampu bertahan dalam waktu yang
cukup lama karena pondasi dasar nilai dari perubahan tidak mengakar kuat kepada masyarakat.
Perubahan yang revolusioner diterapkan dengan penuh keterpaksaan sehingga hubungan timbal
balik antara individu dan perubahan adalah terpaksa bukan karena kebutuhan. Padahal salah satu
ciri perubahan yang baik adalah ketika individu berubah karena keinginan bukan keterpaksaan.
Semakin kuat keinginan individu untuk berubah maka akan muncul semangat positif dalam diri
individu serta semakin besar rahmat Allah SWT. untuk mendorong individu berubah.
Sebagai upaya untuk mendorong perubahan yang lebih masif dan komprehensif
dibutuhkan salah seseorang dari individu – individu tersebut untuk memimpin dan mengarahkan
individu untuk mencapai perubahan yang diinginkan. Individu yang memimpin haruslah mampu
membangun kesamaan visi dan semangat untuk senantiasa bergerak menebar semangat positif.
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT. dalam Al-Qur’an sebagai berikut
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di bumi". Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu
dengan berkata): "Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang
akan membuat bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal kami sentiasa

IKHSAN DWITAMA / 120310100127 / MANAJEMEN UNPAD


bertasbih dengan memujiMu dan mensucikanMu?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku
mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya" (Al-Baqarah :30)
Pengangkatan manusia sebagai khalifah dimuka bumi tiada lain tiada bukan hanyalah
untuk menjalankan dan menegakkan perintah Allah SWT. di muka bumi. Allah SWT. telah
mengatur seluruh aspek kehidupan ini dengan sempurna dan komprehensif. Salah satu
pengaturan aspek kehidupan dengan sempurna dan komprehensif ini dapat dilihat dari hal – hal
terkecil seperti sejak bangun tidur dengan berdoa terlebih dahulu hingga mengucapkan kalimat
tahmid, takbir, dan tahlil menjelang tidur. Selama kehidupan itulah setan akan senantiasa
menggangu manusia agar jauh dari perintah Allah SWT. Oleh karena itu tugas manusia sebagai
khalifah sangatlah mulia karena menegakkan tiang agama Allah SWT. Sebuah tugas yang tidak
dapat dianggap remeh mengingat kemashlahatan yang dapat ditimbulkannya hingga beberapa
generasi mendatang.
Menurut Stephen B.Covey, terdapat beberapa faktor penting yang menentukan kebiasaan
– kebiasaan baik seorang pemimpin yang dapat berdampak kepada kesuksesannya. Faktor –
faktor penting terebut antara lain adalah sebagai berikut :
1. Proaktif
Proaktif merupakan salah satu sikap keaktifan individu terhadap respon atau
upaya yang dilakukan dalam menghadapi setiap dinamika kehidupan yang terjadi
disekitarnya. Keaktifan individu atas setiap respon dan upaya yang terjadi
merupakan salah satu implementasi dari fungsi keputusan pribadi bukan oleh
kondisi. Hal ini mengandung pengertian bahwa dalam melakukan kegiatan yang
proaktif, masing – masing individu harus mempertimbangkan secara benar – benar
setiap upaya dan respon yang terjadi disekitar sebelum individu tersebut
mengambil tindakan. Sehingga ketika tindakan yang dilakukan oleh individu dapat
bermanfaat dan tepat sasaran sebagai bentuk respon dan upaya dari masing –
masing pribadi. Ketika tindakan tidak sesuai, maka akan terdapat beberapa sumber
daya yang tidak efektif penggunaannya.
Sikap proaktif dapat dimunculkan oleh masing – masing individu berdasarkan
pengalaman, kreativitas, dan sikap pribadi. Aspek pengalaman merupakan guru
terbaik bagi individu dalam bertindak terutama dalam menyangkut pengetahuan
dan kebiasaan terdahulu. Pengalaman mampu memberikan sedikit gambaran akan
keputusan yang dapat diambil berdasarkan pengalaman yang sudah terjadi. Selain
pengalaman, aspek kreativitas juga berpengaruh terhadap sikap proaktif individu.
Salah satu ciri orang kreatif adalah mampu untuk menciptakan pendekatan –
pendekatan unik dalam melaksanakan sesuatu hal. Bahkan orang kreatif sudah
mampu memikirkan beberapa langkah lebih jauh dibandingkan individu lain.
Sehingga orang kreatif akan semakin reaktif dan proaktif dalam menyikapi
dinamika kehidupan yang terjadi. Aspek terakhir yang berpengaruh adalah sikap
pribadi. Sikap pribadi dapat dicerminkan dengan kebiasaan – kebiasaan sehari –
hari seperti sikap malas, rajin, bersemangat, inisiatif, teliti, dan berbagai sikap
lainnya. Salah satu contoh ketika pribadi tersebut malas menghadapi perubahan,
maka individu tersebut tidak akan bersikap proaktif terhadap perubahan yang
terjadi.
Salah satu pendekatan proaktif yang dapat dilakukan oleh seorang individu
adalah dengan menggunakan beberapa cara seperti menjaga komitmen diri,
mengakui langsung kesalahan dan mengoreksi diri, serta belajar dari kisah – kisah
sukses. Menjaga komitmen diri sangatlah penting dalam menjaga konsistensi sikap
diri yang proaktif kepada lingkungan masyarakat. Komitmen akan berpengaruh
terhadap integritas diri yang tergambar dari tingkat kepercayaan masyarakat.

IKHSAN DWITAMA / 120310100127 / MANAJEMEN UNPAD


Semakin rendah integritas diri, dapat dipastikan kepemimpinan kita akan
ditinggalkan oleh masyarakat karena masyarakat sudah tidak percaya lagi dengan
hal apapun yang dilakukan. Selain itu introspeksi diri dan belajar dari kesalahan
merupakan salah satu elemen penting dalam memperbaiki diri serta menjalankan
kehidupan yang berkelanjutan.

2. Kepemimpinan Pribadi
Kepemimpinan pribadi merupakan sebuah sikap seorang pemimpin sampai
sejauh mana individu tersebut mampu mengendalikan dirinya sendiri. Hal ini
sangat diperlukan agar masing – masing individu mampu mencapai tujuannya
masing – masing sehingga berkontribusi dalam mencapai tujuan masyarakat luas
secara keseluruhan. Salah satu karakter kepemimpinan pribadi adalah dengan
berpikir jauh kedepan dan memikirkan hasil akhir terlebih dahulu dibandingkan
cara – cara memulainya. Karakter ini diperlukan untuk membangun sebuah visi dan
misi pribadi sehingga individu memiliki tujuan yang jelas dan dapat tercapai oleh
kemampuan yang dimiliki masing – masing pribadi. Karakter lain yang perlu dimiliki
adalah sikap pengendalian diri dan sikap produktif. Sikap pengendalian diri
diperlukan untuk mengukur kesesuaian, efektivitas dan efisiensi segala proses yang
dilakukan. Sehingga dalam waktu – waktu selanjutnya dapat diambil sebuah
tindakan terbaik untuk menjamin pengembangan diri serta mendisplinkan diri
sebagai proses untuk mencapai visi misi pribadi. Sikap selanjutnya yang harus
dimiliki adalah sikap produktif. Sikap produktif harus ditanam dalam diri atas setiap
aktivitas hidup sehingga seluruh aktivitas yang dijalani tidak hanya bermanfaat
untuk diri sendiri melainkan bermanfaat untuk individu lain juga. Semakin
produktif diri kita, maka semakin besar kontribusi diri terhadap beberapa aspek
kehidupan.

3. Membuat Skala Prioritas


Skala prioritas diperlukan oleh masing – masing individu agar membantu
individu untuk menyusun prioritas – prioritas kegiatan yang harus dilakukan.
Kendala yang dihadapi masa kini adalah ketidakmampuan individu untuk
menyeleksi dan memilih beberapa aktivitas yang sebenarnya lebih penting
dibandingkan dengan aktivitas lainnya. Namun akibat tidak tahu dan tidak berpikir
secara jangka panjang, beberapa individu salah mengambil keputusan dalam
memprioritaskan sesuatu. Setidaknya ada tiga langkah yang harus dilakukan dalam
individu dalam mengelola prioritasnya yaitu prioritaskan, kelola sekitar prioritas,
dan disiplinkan dirimu sendiri. Langkah – langkah tersebut terangkum dalam
pembentukan skala prioritas seperti dengan yang digambarkan oleh tabel berikut :

Penting Tidak Penting


Urgen
Tidak Urgen

Langkah selanjutnya adalah dengan mengelompokkan aktivitas – aktivitas kita


berdasarkan faktor – faktor tersebut. Dengan melakukan pengelompokkan

IKHSAN DWITAMA / 120310100127 / MANAJEMEN UNPAD


aktivitas, kegiatan – kegiatan yang dilakukan sehari – hari akan semakin efektif dan
efisien.

4. Berpikir menang dan positif


Salah satu sikap yang dilakukan pemimpin – pemimpin sukses adalah dengan
senantiasa berpikir menang dan positif dalam menjalankan setiap kegiatan dalam
hidup. Berpikir menang dan positif mampu membentuk tubuh untuk
menghilangkan energi – energi negatif seperti penyakit, sikap tidak produktif, dan
berbagai sikap negatif lainnya. Selain itu berpikir menang dan positif akan
meringankan nafsu dan pikiran kita sehingga kita dapat berpikir lebih jernih dan
keputusan yang diambil akan lebih tepat penggunaannya.

5. Berusaha mengerti terlebih dahulu


Berusaha mengerti lebih dahulu merupakan sikap proaktif dalam memahami
lingkungan sebelum mengambil keputusan – keputusan yang berdampak kepada
lingkungan itu sendiri. Sikap ini diperlukan dalam membentuk sebuah pemahaman
diri akan kondisi lingkungan yang terjadi sehingga mampu menghasilkan sebuah
aktivitas efektif yang muncul dari keputusan pribadi yang benar. Sikap ini mampu
meminimalisasi kemungkinan kegagalan keputusan yang diambil serta membantu
individu untuk beradaptasi sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan.

6. Wujudkan kerjasama yang kreatif


Kerjasama merupakan sikap saling membantu dan sikap saling mengarahkan
satu sama lain untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Sikap ini diperlukan
terutama dalam lingkungan masyarakat yang memiliki masalah cukup kompleks
sehingga membutuhkan sumber daya yang tidak sedikit untuk menyelesaikannya.
Sesuai dengan prinsip perubahan yang harus bermula dari keinginan pribadi, maka
seorang pemimpin harus mampu mewujudkan kerjasama yang kreatif. Kerjasama
ini merupakan sebuah perwujudan dari proses optimalisasi minat dan bakat yang
dimiliki oleh masing – masing individu serta menampung aspirasi masing – masing
individu. Dengan proses tersebut, masing – masing individu akan memiliki
perasaan kepemilikan yang baik sehingga dorongan untuk bekerjasama lebih besar
dan lebih ikhlas untuk menjalankannya.

7. Pembaharuan diri
Pembaharuan diri merupakan salah satu perwujudan prinsip kaizen, sebuah
prinsip budaya yang berasal dari Jepang, yang mensyaratkan individu untuk
senantiasa memperbaiki diri secara berkesinambungan. Prinsip ini harus dimiliki
oleh seorang pemimpin agar terus memperbaiki diri atas kesalahan atau menerima
gagasan – gagasan baru yang dapat dimanfaatkan demi kemashlahatan umat.

IKHSAN DWITAMA / 120310100127 / MANAJEMEN UNPAD

Anda mungkin juga menyukai