Disusun oleh :
Kelas 1-S
Kelompok 10
1. Syahronih (3102160486)
2. Yanuar Prabowo (3102160175)
3. Yoan Agustin (3102160087)
Program Diploma I
2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dewasa ini , perdagangan internasional adalah suatu hal mutlak yang tidak
dapat dielakan oleh suatu negara dibelahan bumi manapun. Dalam perdagangan
internasional tentunya sangat membutuhkan sistem transportasi dan distribusi.
Kadang , suatu barang harus melewati berbagai negara terlebih dahulu sebelum
sampai ke negara tujuan. Setiap negara yang dilewati pastinya memiliki otoritas
kepabeanan. Dan seperti yang kita ketahui , bahwa setiap barang/produk yang
melewati suatu negara/ daerah pabean harus dikenakan atas pungutan bea masuk dan
pajak. Maka dapat disimpulkan dari pernyataan diatas, apabila barang impor/ekspor
yang harus melewati berbagai negara atau dikatakan transit, bea masuk dan pajak
tentunya akkan berganda. Hal ini tentunya akan memberatkan pihak pengirim..
Kemudian mucullah Konferensi yang diselenggarakan pada bulan November 1975 di
bawah naungan Komisi Ekonomi PBB untuk Eropa (UNECE) yang menghasilkan
TIR Konvensi 1975 yang mulai berlaku pada tahun 1978. Dengan konferensi tersebut
maka lahirlah TIR System.
2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud TIR System ?
b. Apa pilar yang mendasari TIR System ?
c. Apa manfaat dari TIR System ?
3. Tujuan
a. Memenuhi tugas mata kuliah Teknis Perdagangan Internasional
b. Untuk mengetahui lebih rinci mengenai salah satu system terbaru dalam bidang
kepabeanan dan cukai dunia yang belum diterapkan di Indonesia
c. Untuk menambah ilmu pengetahuan dalam bidang kepabeanan dan cukai
BAB II
PEMBAHASAN
A. TIR System
Sistem transportasi dirancang untuk semaksimal mungkin memfasilitasi
pergerakan barang dalam perdagangan internasional dan serta untuk memberikan
keamanan dan jaminan. Untuk sistem yang berfungsi sebagai pelayanan , penting
bahwa formalitas yang harus dipenuhi tidaklah terlalu memberatkan baik untuk
pejabat Bea Cukai maupun untuk operator transportasi dan agen mereka. Oleh karena
itu, keseimbangan harus dicapai antara persyaratan otoritas Bea Cukai di satu sisi dan
dari operator transportasi di sisi lain.
Pada umumnya saat barang melintasi wilayah dari satu atau lebih dengan
menggunakan sebuah transportasi internasional melalui jalur darat, maka otoritas Bea
Cukai di setiap Negara akan menerapkann kontrol dan prosedur nasional. Ini
bervariasi di setiap negara bagian, tapi sering melibatkan pemeriksaan beban pada
setiap perbatasan nasional dan pengenaan persyaratan keamanan nasional (jaminan,
obligasi, deposito tugas, dll) untuk menutupi bea masuk dan pajak sementara barang
dalam transit yang melalui setiap wilayah. Langkah-langkah ini, diterapkan di
masing-masing negara transit, menyebabkan cukup banyaknya biaya, penundaan dan
gangguan terhadap transportasi internasional.
Kemudian mucullah Konferensi yang diselenggarakan pada bulan November
1975 di bawah naungan Komisi Ekonomi PBB untuk Eropa (UNECE) menghasilkan
TIR Konvensi 1975 yang mulai berlaku pada tahun 1978. Konvensi Kepabeanan dan
Transportasi Barang Internasional di bawah naungan TIR carnets (TIR, 1975) adalah
salah satu konvensi transportasi internasional yang paling sukses dan sejauh ini hanya
satu satunya sistem transit kepabeanan yang berlaku di dunia. Untuk saat ini, ia
memiliki 69 Pihak, termasuk Uni Eropa. Ini mencakup seluruh Eropa dan menjangkau
ke Afrika Utara dan dekat dengan Timur Tengah. Lebih dari 35.000 operator
berwenang untuk menggunakan sistem TIR dan sekitar 3 juta angkutan TIR
dioperasikan per tahun
Ide di belakang Konvensi TIR dan transit telah membentuk sistem dasar bagi
banyak angkutan daerah, baik secara langsung dan tidak langsung, memberikan
kontribusi untuk fasilitasi transportasi internasional, terutama transportasi jalur
internasional, tidak hanya di Eropa dan Timur Tengah, tetapi juga di bagian lain
dunia, seperti Afrika dan Amerika Latin.
TIR merupakan singkatan dari Transports Internationaux Routiers, salah satu
kemitraan publik-swasta PBB yang paling sukses. Di bawah mandat PBB, IRU
mengelola rantai jaminan internasional, memproduksi dan mendistribusikan TIR
carnets melalui asosiasi anggota IRU, mengelola IT dan proses administrasi, dan
mengembangkan sumber daya baru dan inovatif dan layanan yang bekerja dengan dan
bersama TIR untuk membantu memfasilitasi perdagangan dan angkutan barang.
Sekertariat TIR berada di Genewa Swiss dimana Miodrag Pesut adalah sekertaris dari
TIR.
Berikut adalah beberapa konvensi yang membahas tentang TIR system :
1. Convention concerning Customs Facilities for Touring
2. Additional Protocol to the Convention concerning Customs Facilities for
Touring, relating to the importation of tourist publicity documents and
material
3. Customs Convention on the Temporary Importation of Private Road Vehicles
4. Customs Convention on the International Transport of Goods under Cover of
TIR Carnets (TIR Convention), of 1959
5. Customs Convention on the International Transport of Goods under Cover of
TIR Carnets (TIR Convention), of 1975
6. Customs Convention on the Temporary Importation for Private Use of Aircraft
and Pleasure Boats
7. Customs Convention on the Temporary Importation of Commercial Road
Vehicles
8. International Convention to Facilitate the Crossing of Frontiers for Passengers
and Baggage carried by Rail
9. International Convention to Facilitate the Crossing of Frontiers for Goods
Carried by Rail
10. Customs Convention concerning Spare Parts Used for Repairing Europ
Wagons
11. Customs Convention on Containers, of 1956
12. Customs Convention on Containers, of 1972
13. European Convention on Customs Treatment of Pallets Used in International
14. International Convention on the Harmonization of Frontier Controls of Goods
15. Convention on Customs Treatment of Pool Containers Used in International
Transport
Keberhasilan lanjutan dari sistem transit TIR Bea Cukai dapat dijelaskan oleh
fitur-fitur khusus dari TIR yang menawarkan operator transportasi dan Bea Cukai
dengan otoritas yang sederhana, fleksibel, hemat biaya dan aman.
Selain itu dilihat dari sisi keamanan karena kendaraan/ kontainer ditutup
dengan segel bea cukai, maka para pejabat perbatasan tahu bahwa kargo belum
dirusak di sepanjang perjalanannya. Mereka dapat yakin bahwa apa yang ada di
kendaraan/kontainer tersebut sama persis dengan apa yang ada di TIR Carnet.
Keuntungan dalam hal keamanan selanjutnya yaitu Petugas bea cukai dapat
memeriksa validitas dari TIR Carnet setiap saat, dengan Real-Time SafeTIR melalui
portal IRU. Hal ini membuat TIR System menjadi cara paling aman dan paling dapat
diandalkan dalam mengangkut barang ke seluruh dunia, dengan kepastian hukum
yang berasal dari TIR Konvensi PBB dan jaminan keuangan internasional IRU.
D. TIR CARNET
TIR Carnet terdiri dari halaman sampul , voucher dan counterfoils. , dua set di
dalam, mewakili fungsi penting dari TIR Carnet sehubungan dengan Kontrol yang
akan dilakukan oleh otoritas Bea dan untuk pengoperasian jaminan sistem. Satu set
terdiri dari dua voucher dan dua counterfoils digunakan di setiap negara di mana TIR
dilakukan. Setiap TIR Carnet memiliki nomor referensi unik. Sebuah TIR Carnet
mungkin memiliki 4, 6, 14, atau 20 voucher, sebagai salah satu pasangan voucher
digunakan per negara. Jumlah voucher menunjukkan jumlah negara transit, termasuk
negara keberangkatan dan negara tujuan. misalnya carnet 20-voucher dapat digunakan
untuk transportasi TIR hingga 10 negara..
TIR Carnet yang sah menyandang nama, stampel dan tanda tangan organisasi
internasional dan pihak-pihak dari asosiasi penerbitan dan sepatutnya diisi-oleh
operator transportasi itu sendirisebagai bukti keberadaan dan keabsahan jaminan. The
TIR Carnet tetap berlaku sampai selesainya transportasi TIR di Bea Cukai kantor
tujuan akhir.
E. Jaminan Internasional
Semua asosiasi penjaminan nasional merupakan rantai jaminan
menghubungkan semua negara TIR. satu-satunya rantai jaminan yang ada dan
berfungsi dengan baik dikelola oleh International Road Transport Union (IRU) di
Jenewa (Swiss), sebuah organisasi non-pemerintah yang mewakili kepentingan
operator transportasi jalan di seluruh dunia. Rantai jaminan didukung oleh beberapa
asuransi internasional yang besar perusahaan dan diawasi oleh Badan Eksekutif TIR
(TIRExB).
Jumlah maksimum yang disarankan untuk diklaim dari setiap asosiasi nasional
terbatas pada $ US 50.000 atau Euro 60.000 untuk setiap TIR Carnet tergantung pada
negara.
1. Penerimaan dari Konvensi TIR harus sesuai dengan hukum nasional di suatu
negara tersebut
2. Mengirimkan perwakilan instrumen di Kantor Hukum PBB di New York
PENUTUP
1. Kesimpulan
TIR merupakan singkatan dari Transports Internationaux Routiers. Suatu sistem
yang lahir dari Konferensi yang diselenggarakan pada bulan November 1975 di bawah
naungan Komisi Ekonomi PBB untuk Eropa (UNECE) yang menghasilkan TIR
Konvensi 1975 yang mulai berlaku pada tahun 1978.
TIR ini merupakan sistem dengan fitur-fitur khusus yang menawarkan operator
transportasi dan Bea Cukai dengan otoritas yang sederhana, fleksibel, hemat biaya dan
aman. TIR merupakan sistem yang memberikan kemudahan bagi operator transportasi
yang mengirimkan barang melewati berbagai negara/transit. Dengan adanya TIR System
ini , operator transportasi hanya perlu menggunakan satu dokumen yaitu TIR Carnet,
selain itu operator transportasi tidak perlu membayar bea masuk dan pajak di setiap
otoritas bea dan cukai negara transit. Selain itu dengan menggunakan sistem TIR,
keamanan barang terjamin , karena telah dijamin dengan kepastian hukum yang berasal
dari TIR Konvensi PBB dan jaminan keuangan internasional IRU.
2. Saran
a) Demikian paper ini kami buat, menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata
sempurna, dan banyak terdapat kesalahan, kedepannya kami akan lebih berusaha
lagi dalam pengerjaan makalah atau paper seperti ini.
b) Kami juga meminta maaf yang sebesar-besarnya karena dalam paper ini terdapat
banyak kesalahan dan kami meminta saran dan kritik yang membangun tentang
paper ini sehingga dapat menjadi koreksi bagi kami agar menjadi lebih baik lagi.
REFERENSI