Anda di halaman 1dari 8

BIODIESEL

I. PEMBAHASAN
1.2. Definisi dan Fungsi Biodiesel

Biodiesel adalah bahan bakar cair hasil panen yang terbuat dari berbagai
sumber tanaman berkembang lokal yang dapat diperbarui, serta dari minyak goreng
daur ulang dan lemak hewani. (Rodica Capriţă:2005) Yang mana minyak tersebut
harus memiliki kadar FFA < 2%
Biodiesel sendiri berfungsi sebagai bahan bakar alternative dari solar. Bahan
yang digunakan ialah minyak goreng, KOH, dan methanol teknis. Pada setiap
percobaanya memiliki komposisi yang berbeda.

1.3. Perbandingan Komposisi Percobaan Pertama (perbandingan dengan


kelompok lain)

Pada praktikum ini dilakukkan 2 kali percobaan. Pada percobaan awal yang
didapatkan kelompok kami didapatakan komposisi bahan sebagai berikut :

KELOMPOK MINYAK NaOH KOH METHANOL KETERANGAN


1 250 gram 2.5 gram 187 gram
2 250 gram 2.5 gram 180 gram Minyak Sania
3 - - -
4 250 gram 2.56 gram 37.5 gram
5 250 gram 2,5 gram 187.19 gram

Untuk kelompok 3, data tidak dapat dicantumkan karena belum di uji


viskositasnya. Dari kelompok kami (5), perbandingan KOH teknisnya ialah 1% dari massa
minyak dan perbandingan antara mol alkohol dengan minyak ialah 1:6. Alasan menggunakan
komposisi antara minyak dan alcohol dikarenakan menurut literature semakin besarnya
perbandingan reaktan (methanol:minyak) yang digunakan dalam reaksi maka konversinya
semakin besar.(Dwi Martutik,dkk:2008).

Apabila kita bandingkan dengan kelompok lain khususnya pada kelompok 4,


komposisi dari methanol yang digunakan berbeda, yaitu 1/5 dari jumlah methanol kelompok
kami (5). Atau komposisi yang mereka gunakan ialah (minyak:methanol) 8:1 (perbandingan
massa), sedangkan kelompok 2 perbandingan yang digunakam sama dengan kelompok kami.
1.4.Perbandingan Perbandingan Komposisi Percobaan Kedua (perbandingan
dengan kelompok lain)
Mari kita bandingkan dengan percobaan kedua dengan variable komposisi bahan
yang berbeda, dan berikut rinciannya:

KELOMPOK MINYAK NaOH KOH METHANOL KETERANGAN


1 - - -
2 250 gram 2.5 gram 180 gram Minyak kelapa
3 - - -
4 251 3.01 gram
5 100 gram 2 gram 74 gram KOH non teknis

Pada percobaan kedua (kelompok 5) ini minyak yang digunakan lebih sedikit
sedangkan KOH yang digunakan semakin banyak yaitu 2% dari massa minyak.
Begitu pula dengan methanol yang digunakan perbandingannya tetap namun
perhitungan yang digunakan menggunakan berat molekul dari methanol sendiri,
sedangkan percobaan pertama berat molekul yang digunakan adalah molekul
ethanol.

1.5. Pengaruh Bahan Terhadap Hasil Percobaan


Dari data data diatas maka kita dapat kita lihat pengaruhnya dan dibandingkan
dengan literatur, dan dibawah ini ialah penjabarannya.
1.5.1. Pengaruh Jumlah methanol
Pada percobaan 1 dan 2 perbandingan mol minyak dan ethanol yang
digunakan tiap kelompok berbeda-beda, namun di percobaan pertama, 3
kelompok menggunakan komposisi yang sama yaitu 1:6 untuk
perbandingan minyak : methanol. Sedangkan kelompok 4 perbandingan
minyak:methanol ialah 8:1. Namun hasil yang didapakan pada kelompok
4 kurang maksimal. Sedangkan pada percobaan kedua komposisi yang
digunakan kelompok 5 dan 2 sama, sedangkan kelompok 4 berubah
menjadi 3:1 (minyak:metanol) namun hasil yang didapatkan gagal. Dari
sini dapat kita lihat perbandingan mol minyak : ethanol yang 1:6, hasil
yang didapatkan baik. Hal ini menurut Menurut literature Rasio molar
antara alkohol dengan minyak sangat mempengaruhi dengan metil ester
yang dihasilkan Semakin banyak jumlah alkohol yang digunakan maka
konversi ester yang dihasilkan akan bertambah banyak. Perbandingan
molar antara alkohol dan minyak nabati yang biasa digunakan dalam
proses industri untuk mendapatkan produksi metil ester yang lebih besar
dari 98% berat adalah 6 : 1 (M.Farizal,dkk:2013). Dan menurut literature
lain Rasio molar alkohol terhadap trigliserida adalah salah satu variabel
terpenting yang mempengaruhi hasil biodiesel. Rasio molar alkohol yang
diterima terhadap trigliserida adalah 6: 1 ((Rodica Capriţă:2005)
1.5.2. Pengaruh jenis dan jumlah katalis
Pada percobaan pertama katalis yang digunakan oleh 3 kelompok ialah
KOH,sedangkan kelompok 2 menggunakan NaOH namun jumlahnya
semua 1%. Untuk percobaan kedua 2 kelompok menggunakan NaOH, dan
1 kelompok menggunakan KOH non teknis, dengan komposisi kelompok
semua berbeda beda. Menurut literatur Katalis berfungsi untuk
mempercepat reaksi dan menurunkan energi aktivasi sehingga reaksi dapat
berlangsung pada suhu kamar sedangkan tanpa katalis reaksi dapat
berlangsung pada suhu 250°C, katalis yang biasa digunakan dalam reaksi
transesterifikasi adalah katalis basa seperti kalium hidroksida (KOH) dan
natrium hidroksida (naoh). Reaksi transesterifikasi dengan katalis basa
akan menghasilkan konversi minyak nabati menjadi metil ester yang
optimum (94% - 99%) dengan jumlah katalis 0,5% – 1,5% bb minyak
nabati (M.Farizal,dkk:2013). Namun yang mebedakan disini ialah
kereaktifannya, menurut Farid Maulana, bahwa dimana penggunaan
katalis NaOH jauh lebih reaktif bila dibandingkan dengan menggunakan
katalis KOH, hal ini disebabkan karena logam Natrium (Na) memiliki
kereaktifan yang lebih tinggi dibandingkan Kalium (K). (2011)
1.6. Pengaruh Proses Terhadap Hasil Percobaan
Proses yang terjadi pada pembuatan biodiesel ini reaksinya dinamakan reaksi
transesterifikasi
Sebagaimana reaksi berikut

Dan berikut beberapa faktor proses yang mempengaruhi hasil biodiesel.

1.6.1. Pengaruh Pengadukan/ Mixing


A. Penjelasan waktu mixing percobaan 1
Pada percobaan pertama ini waktu yang dibutuhkan saat mixing juga
cukup lama yaitu 90 menit. Dengan ada pemaksimalan waktu pencampuran maka
akan memeperngaruhi hasil dari biodiesel nanti. Dengan adanya mixing dengan
waktu yang cukup lama dapat kita lihat hasilnya seperti gambar berikut.

BIODIESEL

GLISEROL

Dari gambar diatas percobaan pertama kelompok (5) memastikan bahwa lapisan atas
merupakan biodiesel dan lapisan bawah ialah gliserol dan hal ini sesuai dengan literature
yaitu terbentuk dua lapisan atas dan bawah dilanjutkan dengan melakukan pemisahan lapisan
atas (biodiesel) dari lapisan bawah (gliserol). (Rhesa,dkk:2012)

Untuk kelompok 4, mereka melakukan pengadukan selama 90 menit. Sedangkan


untuk kelompok 1&2 melakukan pengadukan selama 75 menit. Hal ini akan mempengaruhi
biodiesel yang dihasilkan.
B. Penjelasan Waktu Mixing Percobaan 2

Sedangkan percobaan kedua pada kelompok 5 pengadukan hanya dilakukan


45 menit sehingga didapatkan hasil seperti berikutDari percobaan kedua tidak
didapatkan hasil yang memuaskan karena minyak dan methanol tidak tercampur
sempurna seperti gambar dibawah ini.

Seharusnya lapisan atas ialah biodiesel namun pada lapisan atas, saat kami
lakukan pencucian langsung berubah warna menjadi keruh seperti susu. Sehingga dari

METHANOL

MINYAK

situ kami memastikan bahwa bahan yang kamu campurkan belum tercampur
sempurna, dan dengan memastikan lagi bahwa produk tersebut belum tercampur. Kami
tetap melakukan pencucian, namun terhadap lapisan bawah yang kemungkinan ialah
minyak. Sedangkan pada kelompok 2 dan 4 ialah 75 menit.

Menurut M. faizal bahwa Semakin lama waktu reaksi semakin banyak produk yang
dihasilkan karena keadaan ini akan memberikan kesempatan terhadap molekul-molekul
reaktan untuk bertumbukan satu sama lain. Namun setelah kesetimbangan tercapai
tambahan waktu reaksi tidak mempengaruhi reaksi, melainkan dapat menyebabkan
produk berkurang karena adanya reaksi balik, yaitu metil ester terbentuk menjadi
trigliserida.(2013). Dan menurut sumber lain produktivitas ester maksimum sebesar
98% dicapai pada waktu reaksi 90 menit. (Andi:2006)

1.6.2. Pengaruh Suhu

Suhu yang digunakan dari 3 kelompok ialah 60°C, sedangkan dari


kelompok 4 suhu 61,5°C. Alasan mengapa digunakan suhu tersebut dikarenakan
menurut jurnal semakin tinggi suhu yang diberikan maka akan semakin
meningkatkan hasil.( Shivia,dkk: 2014) Namun, menurut salah satu sumber buku
suhu pada reaksi transesterifikasi harus selalu dibawah titik didih methanol
(65°C). Yang fungsinya untuk menjaga konsentrasi alkohol dan katalis serta
waktu reaksi tetap untuk mengoptimalkan suhu reaksi. Dan pada suhu 60°C
menunjukkan produktivitas ester yang maksimal. Sehingga suhu reaksi ditetapkan
60°C.

1.7. Hasil Percobaan

Untuk mengetahui lebih spesifik bahwa hasil dari dua percobaan tersebut adalah
biodiesel atau bukan maka kita cek viskositasnya pada suhu 40, yang mana sebagai
berikut

PERCOBAAN KELOMPOK VIKOSITAS DENSITAS


1 1 4.9248 0.85 g/cm3
2 - -
1 2 4.2427 0.832 g/cm3
2 4.02272 0.8436 g/cm3
1 3 - -
2 - -
1 4 1.42614 0.85015
2 - -
1 5 5,5404 mm2/s 0.851 g/cm3
2 8,5158 mm2/s 0,865 g/cm3

Dari data diatas dapat kita banding kan dengan literature,

(SNI 7182:2015)
Dari pernyataan diatas dapat dilihat, bahwa pada percobaan 2 kelompok 5 , hasil
yang didapatkan bukanlah biodiesel melainkan masih dalam bentuk minyak, dapat
kita lihat menurut jurnal dari Warsito (2013) bahwa massa jenis minyak goreng yang
baik ialah 860 – 910 kg/m3. Factor dari kegagalan pada percobaan 2 ialah waktu
pengadukan yang kurang lama, menurut literature semakin lama waktu reaksi maka
konversi yang dihasilkan semakin besar. (Dwi Martutik,dkk:2008). Sedangkan pada
kelompok 4 viskositas nya dibawah standar yang jelas bukanlah biodiesel. Karena
pemanasan yang dilukakan belum memenuhi waktu yang cukup usai pencucian.
Dan untuk kelompok 2 densitas yang dimiliki apabila dilihat oleh literature SNI
maka tidak sesuai

1.8. Faktor yang mempengaruhi Viskositas Dan Densitas Biodiesel


Suhu mempengahuhi viskositas dan densitas, karena viskositas dan densitas
merupakan dua parameter fisis penting yang mempengaruhi pemanfaatan biodiesel
sebagai bahan bakar. Suhu proses pembuatan biodiesel mempengaruhi viskositas dan
densitas sebuah biodiesel, semakin tinggi suhu semakin rendah viskositasnya dan
densitasnya .
Keberadaan air yang berlebihan dapat menyebabkan sebagian reaksi dapat
berubah menjadi reaksi sabun atau saponifikasi yang akan menghasilkan sabun,
sehingga meningkatkan viskositas, terbentuknya gel dan dapat menyulitkan
pemisahan antara gliserol dan Biodiesel.

Dari data yang didapatkan maka hasil tersebut tidak dapat dibuat grafik dengan
pembanding apapun

II. KESIMPULAN
1. Bahwa yang mempengaruhi tebentuknya biodiesel ialah waktu pengadukan, terutama
komposisi bahan yang tepat, dimana yang paling utama dalam proses biodiesel adalah
proses transesterifikasi.
2. Dengan semakin banyaknya perbandingan methainol dari pada minyak maka persen
konversi akan semakin lebih besar.
3. Sehingga pada percobaan ini didapatkan biodiesel pada percobaan awal yaitu
densitasnya 0.851 gram/mL. dan viskositasnya 5,5404 mm2/s

Anda mungkin juga menyukai