PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dampak anemia bagi remaja putri antara lain cepat lelah, menurunnya
daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi, menurunnya kebugaran tubuh,
konsentrasi dan prestasi belajar. Selain itu juga dapat menurunkan sistem
kekebalan tubuh serta mengganggu pertumbuhan fisik. Anemia pada remaja
putri tidak hanya berdampak pada saat itu saja tetapi juga akan berdampak
pada saat kehamilan seperti abortus, pendarahan saat melahirkan serta
melahirkan bayi BBLR.(Krummer, 2006).
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum :
Untuk mengetahui hubungan asupan zat gizi dan siklus menstruasi
dengan status anemia pada remaja putri di Panti Sosial Bina Anak dan
Remaja Palembang.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui status anemia pada remaja putri di Panti Sosial
Bina Anak dan Remaja Palembang.
b. Untuk mengetahui asupan zat gizi (energi, protein, zat besi, vitamin C
dan vitamin A) pada remaja putri di Panti Sosial Bina Anak dan
Remaja Palembang.
c. Untuk mengetahui lama menstruasi pada remaja putri di Panti Sosial
Bina Anak dan Remaja Palembang.
d. Untuk mengetahui hubungan asupan zat gizi dengan status anemia
pada remaja putri di Panti Sosial Bina Anak dan Remaja Palembang.
e. Untuk mengetahui hubungan lama menstruasi dengan status anemia
pada remaja putri di Panti Sosial Bina Anak dan Remaja Palembang.
D. Hipotesa
1. Ada hubungan asupan zat gizi dengan status anemia pada remaja putri
di Panti Sosial Bina Anak dan Remaja Palembang.
2. Ada hubungan lama menstruasi dengan status anemia pada remaja
putri di Panti Sosial Bina Anak dan Remaja Palembang.
E. Manfaat Penelitian
1. Peneliti
Penulis dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
penelitian dibidang Gizi Masyarakat, sekaligus sebagai media untuk
menerapkan ilmu yang telah didapatkan di bangku perkuliahan.
2. Akademik
Dapat dijadikan sebagai informasi bagi pendidikan terutama di
bidang Gizi Masyarakat serta dapat dijadikan sebagai bahan referensi
bagi penelitian selanjutnya.
3. Masyarakat
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada
masyarakat tentang hubungan asupan zat gizi dan lama menstruasi
dengan status anemia pada remaja putri di Panti Sosial Bina Anak dan
Remaja Palembang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Remaja
Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan
manusia. Masa ini merupakan masa peralihan atau peralihan dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa. Remaja digolongkan menjadi 3 golongan,
yaitu : remaja awal (13-14 tahun), remaja tengah (15-17 tahun) dan remaja
akhir (18-21 tahun). (Dr. Suparyanto, 2011)
a. Karakteristik Remaja
Masa remaja dimulai dari perubahan fisik yang cepat,
pertambahan berat dan tinggi badan yang sangat cepat, perubahan
bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti
pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan
dalamnya suara. Pada perkembangan ini, kemandirian akan tercapai
dan identitas mulai menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan
idealistis). (Wikipedia, 2012).
b. Kesehatan Remaja
Remaja putri memiliki risiko sepuluh kali lebih besar untuk
menderita anemia dibandingkan dengan remaja putra. Hal ini
dikarenakan remaja putri mengalami menstruasi setiap bulannya dan
sedang dalam masa pertumbuhan sehingga membutuhkan asupan zat
besi yang lebih banyak. Selain itu, ketidakseimbangan asupan zat gizi
juga menjadi penyebab anemia pada remaja. Remaja putri biasanya
sangat memperhatikan bentuk tubuh, sehingga banyak yang
membatasi konsumsi makanan dan banyak pantangan terhadap
makanan. Masalah kesehatan remaja berawal dari usia dini. Remaja
yang memiliki gejala sisa penyakit dan malnutrisi di usia dini akan
menjadi beban di usia remaja. Mereka yang memiliki gejala tersebut
tidak akan tumbuh dengan normal dan akhirnya menjadi remaja yang
kurang produktif. (Arisman,2003).
2. Anemia
Anemia merupakan keadaan di mana masa eritrosit atau masa
hemoglobin yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan
oksigen bagi tubuh.(Handayani,2008). Anemia defisiensi zat besi adalah
masalah kesehatan masyarakat yang sangat serius, berpengaruh pada
perkembangan fisik dan psikis, prilaku dan kerja. Anemia ini merupakan
masalah gizi yang paling lazim di dunia karena lebih dari 700 juta manusia
terjangkit penyakit ini. Anemia mempunyai tanda dan gejala seperti kulit
dan konjungtiva pucat, lemah, nafas pendek, dan nafsu makan hilang.
(WHO,1989).
a. Klasifikasi Anemia
Menurut WHO (1989), Secara morfologis, anemia dapat
dikelompokkan menjadi 3, antara lain ;
1) Makrositik
Anemia makrositik adalah suatu keadaan dimana ukuran sel
darah merah bertambah besar dan jumlah hemoglobin tiap sel
juga bertambah. Ada dua jenis anemia makrositik, yaitu anemia
megaloblastik dan non – megaloblastik. Anemia megaloblastik
disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 dan asam folat atau
gangguan sintesis DNA. Sedangkan non – megaloblastik
disebabkan oleh eritropoesis yang dipercepat dan peningkatan
luas permukaan membran.
2) Mikrositik
Anemia mikrositik adalah suatu keadaan dimana
mengecilnya ukuran sel darah merah yang disebabkan oleh
defisiensi zat besi, gangguan sintesis globin, porfirin dan hem
serta gangguan metabolisme zat besi.
3) Normositik
Pada anemia normositik tidak terjadi perubahan ukuran sel
darah merah, tetapi disebabkan oleh kehilangan darah yang parah,
meningkatnya volume plasma darah secara berlebihan, penyakit
hemolitik, dll.
b. Penyebab Anemia
Menurut Patrick Davey (2005), ada beberapa hal yang dapat
menyebabkan anemia pada remaja, antara lain ;
1) Infeksi kronis yang disebabkan oleh parasit seperti kecacingan.
2) Kekurangan asupan zat gizi seperti energi, protein, zat besi,
vitamin C, vitamin A dan asam folat.
3) Malabsorbsi seperti asupan zat besi non-hem tanpa vitamin C
sehingga menghambat penyerapan zat besi.
4) Siklus menstruasi panjang.
5) Obat sitotoksik, seperti ; antasida ( Maalox untuk konstipasi,
Mylanta untuk mengurangi gejala kelebihan asam lambung, dll )
yang akan menyebabkan berkurangnya penyerapan zat
besi.(Richard, 1984).
c. Hemoglobin
1) Pengertian Hemoglobin
Hemoglobin adalah Metaloprotein (protein yang
mengandung zat besi) didalam sel darah merah yang berfungsi
sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, pada
mamalia dan hewan lainnya. Hemoglobin juga pengusung karbon
dioksida kembali menuju paru-paru untuk dihembuskan keluar
tubuh.(Wikipedia).
2) Fungsi Hemoglobin
Hemoglobin mempunyai peran mengangkut oksigen dalam
darah ke jaringan tubuh. (dr. Brahm, 1996)
Kelompok Hb ( gram/100 ml )
Dewasa :
Wanita 12
Wanita Hamil 11
Anak :
6 bulan s/d 6 tahun 11
6 tahun s/d 14 tahun 12
a. Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi seseorang menurut FAO/WHO (1985) adalah
konsumsi energi yang berasal dari makanan yang diperlukan untuk
menutupi pengeluaran energi untuk melakukan berbagai
aktifitas.(Almatsier,2001).
b. Sumber Energi
Energi banyak terdapat di berbegai bahan makanan, antara lain ;
padi – padian, umbi – umbian, kacang – kacangan dan biji – bijian.
a. Fungsi Protein
Menurut Sunita Almatsier (2001), protein mempunyai fungsi antara lain
1) Pertumbuhan dan pemeliharaan sel tubuh.
2) Pembentukan ikatan – ikatan esensial tubuh seperti protein
apoferitin sebagai salah satu penyusun hemoglobin.
3) Mengatur keseimbangan air.
4) Memelihara netralitas tubuh.
5) Pembentukan antibodi.
6) Mengangkut zat – zat gizi.
7) Sumber energi.
b. Sumber Protein
Menurut Sunita Almatsier (2001), sumber protein terdiri dari 2
yaitu yang berasal dari hewani dan nabati. Protein hewani seperti
daging, ikan, telur dan susu. Sedangkan protein nabati seperti tempe
dan tahu. Protein hewani merupakan sumber yang baik, baik dari
jumlah maupun mutu.
6. Vitamin C
Vitamin C adalah suatu zat gizi yang luar biasa, dikenal sebagai
suatu senyawa utama tubuh yang dibutuhkan dalam berbagai proses
penting, seperti : pembentukan kolagen, kartinin pengangkut lemak,
hormon adrenalin dan kortison, pengangkut elektron untuk berbagai
reaksi enzimatik, pelindung integritas pembuluh darah, pembuat gusi
sehat, pelindung radiasi pengatur tingkat kolesterol, pendetoksifikasi
radikal bebas, senyawa antibaketia dan antivirus, serta pemacu imunitas.
(Sandra,1991).
a. Fungsi Vitamin C
Menurut Asmadi (2008), vitamin C mempunyai fungsi antara lain ;
1) Untuk zat pereduksi reaksi hidroksilasi.
2) Untuk sintesis hormon adrenal.
3) Untuk fungsi leukosit, metabolisme tirosin, dan asam folat.
4) Untuk membantu hepar menetralisir racun.
5) Untuk mencegah kanker.
6) Untuk zat antioksidan.
Sedangkan menurut Sediaoetama (2004), vitamin C berfungsi
untuk membantu penyerapan zat besi dan membantu pembentukan
kolagen.
b. Sumber Vitamin C
Vitamin C banyak terdapat di daun singkong, daun katuk, daun
pepaya, jambu, pepaya, jeruk, nanas, dan lain – lain.(Almatsier,2001).
7. Vitamin A
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama kali ditemukan.
Secara luas, vitamin Amerupakan nama generik yang menyatakan semua
retinoid dan prekursor/ provitamin A karetonoid yang mempunyai aktifitas
sebagai retinol.(Almatsier,2001).
a. Fungsi Vitamin A
Menurut Sunita Almatsier (2001), vitamin A mempunyai peran
dalam fungsi faal tubuh, seperti ;
1) Penglihatan.
2) Diferensiasi sel.
3) Fungsi kekebalan.
4) Pertumbuhan dan perkembangan.
5) Reproduksi.
6) Pencegahan kanker dan penyakit jantung.
7) Pembentukan sel darah merah.
b. Sumber Vitamin A
Vitamin A terdapat di pangan hewani sedangkan karoten
terdapat di pangan nabati. Sumber vitamin A antara lain ; hati, kuning
telur, susu dan mentega. Sedangkan sumber karoten antara lain ;
sayuran berwarna kuning tua, buah berwarna kuning-
jingga.(Almatsier,2001).
8. Menstruasi
Haid (menstruasi) ialah perdarahan yang siklik dari uterus sebagai tanda
bahwa alat kandungan menunaikan faalnya. Panjang siklus haid ialah jarak
antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid yang baru. Hari
mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Panjang siklus haid
yang normal atau siklus dianggap sebagai siklus yang klasik ialah 28 hari,
tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga
pada wanita yang sama. Juga pada kakak beradik bahkan saudara kembar,
siklusnya selalu tidak sama. Lebih dari 90% wanita mempunyai siklus
menstruasi antara 24 sampai 35 hari. Lama haid biasanya antara 3 – 6 hari,
ada yang 1 – 2 hari dan diikuti darah sedikit sedikit kemudian, dan ada yang
sampai 7 – 8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama haid itu tetap.
(Speroff,1996).
Status
Anemia
Lama
Menstruasi
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Variabel Dependent : Status anemia
Indenpendent : Asupan zat gizi (Energi, Protein, Zat Besi, Vitamin
C dan Vitamin A) dan Lama Menstruasi
2. Definisi Operasional
Status Anemia
Adalah keadaan anemia berdasarkan keadaan hb dibandingkan dengan
standar yang telah ditentukan.
Cara Pengukuran : Metode Otomatic
Alat ukur : Hbmeter
Skala pengukuran : Ordinal
Hasil ukur : a. Anemia ( < 12 g%) (Depkes RI,1999)
b. Normal ( ≥ 12 g%)
Asupan Energi
Kadar zat besi dalam makanan yang dikonsumsi pada waktu makan antara
lain sarapan, makan siang dan makan malam serta makanan selingan
selama 3 hari berturut – turut.
Cara Pengukuran : Recall 3 x 24 jam dengan metode wawancara,
kemudian hasil recall dihitung dengan
menggunakan DKBM dan hasilnya dibandingkan
dengan Angka Kecukupan Gizi ( AKG )
Alat ukur : Form recall
Skala Pengukuran : Ordinal
Hasil Ukur : a. Baik ( ≥ 80% AKG)
b. Kurang ( < 80% AKG)
Asupan Protein
Kadar zat besi dalam makanan yang dikonsumsi pada waktu makan antara
lain sarapan, makan siang dan makan malam serta makanan selingan
selama 3 hari berturut – turut.
Cara Pengukuran : Recall 3 x 24 jam dengan metode wawancara,
kemudian hasil recall dihitung dengan
menggunakan DKBM dan hasilnya dibandingkan
dengan Angka Kecukupan Gizi ( AKG )
Alat ukur : Form recall
Skala Pengukuran : Ordinal
Hasil Ukur : a. Baik ( 50 g – 57 g)
b. Kurang ( < 50 g) (AKG,2005)
Asupan Vitamin A
Kadar zat besi dalam makanan yang dikonsumsi pada waktu makan antara
lain sarapan, makan siang dan makan malam serta makanan selingan
selama 3 hari berturut – turut.
Cara Pengukuran : Recall 3 x 24 jam dengan metode wawancara,
kemudian hasil recall dihitung dengan
menggunakan DKBM dan hasilnya dibandingkan
dengan Angka Kecukupan Gizi ( AKG )
Alat ukur : Form recall
Skala Pengukuran : Ordinal
Hasil Ukur : a. Baik ( ≥ 600 RE)
b. Kurang (< 600 RE) (AKG,2005)
Lama Menstruasi
Banyaknya hari remaja putri mengalami menstruasi setiap bulannya.
Cara Pengukuran : Skor 1 jika lama hari menstruasi termasuk kategori
normal (4 – 7 hari) dan jika lama hari menstruasi
termasuk tidak normal dimana masih
dikategorikan lagi menjadi pendek (< 4 hari) dan
panjang (> 7 hari) diberi skor 2 dan 0.
Alat ukur : Kuesioner
Skala Pengukuran : Ordinal
Hasil Ukur : a. Normal (4 - 7 hari)
b. Tidak normal pendek (< 4 hari) dan panjang
(> 7 hari).(Dianawati,2003).
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilakukan di Panti Sosial Bina Anak dan Remaja
Palembang. Penelitian ini akan dilaksanakan selama 10 hari, terhitung mulai
dari tanggal 27 Februari 2012 sampai dengan 7 Maret 2012.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan rancangan
penelitian cross sectional yaitu antara variabel bebas ( asupan zat gizi dan lama
menstruasi) dengan variabel terikat ( status anemia ) diukur pada waktu yang
bersamaan.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang berjumlah 30 orang remaja
di Panti Bina Anak dan Remaja Palembang dengan kriteria sebagai berikut
Jenis kelamin wanita
Usia 13 – 16 tahun
Remaja putri yang tinggal di panti sosial tersebut
Sehat
Bersedia diambil darahnya untuk dilakukan pemeriksaan darah
D. Pengumpulan Data
1. Data primer
Data identitas sampel
Data asupan zat gizi
Data recall 3 x 24 jam
Data lama menstruasi
Data status anemia remaja putri di Panti Sosial Bina Anak dan Remaja
Palembang
2. Data Sekuder
Data mengenai gambaran umum panti sosial dan literatur – literatur
yang mendukung.
1. Editing Data
Data yang diperoleh diteliti kembali apakah sudah cukup baik untuk
diproses lebih lanjut.
2. Coding Data
Semua hasil jawaban yang ada kemudian diklasifikasikan dalam
bentuk ringkas dengan menggunakan kode – kode.
3. Entry Data
Memindahkan data dari formulir recall yang sudah diberi kode ke
bentuk sorting card.
5. Cleaning Data
Setelah pemasukan data selesai, dilakukan proses untuk menguji
kebenaran data sehingga dapat masuk benar-benar bebas dari kesalahan.
Analisis Data
1. Analis Univariat
Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan seluruh variabel untuk
mendapatkan gambaran atau karakteristik sampel dengan cara membuat
tabel distribusi frekuensi yang terdiri dari :
Data status anemia
Data asupan zat gizi
Data lama menstruasi
2. Analisis Bivariat
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel
independen dengan dependen. Untuk melihat adanya hubungan antara dua
variabel tersebut digunakan uji chi square yaitu untuk menguji kemaknaan
dengan tingkat kepercayaan 95% dengan menggunakan komputer.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
1. Pengertian
Panti Sosial Bina Anak dan Remaja (PSBAR) mempunyai tugas
memberikan pelayanan dan rehabilitas sosial yang meliputi : pembinaan
fisik, sosialisasi serta pembinaan lanjutan bagi para anak dan remaja
perempuan, terlantar, miskin, kurang mampu aktif dalam kehidupan
masyarakat.
2. Sejarah
Panti Sosial Bina Anak dan Remaja (PSBAR) Palembang yang
didirikan pada tahun 2004 dengan luas areal ± 4.470 m2 adalah satu –
satunya panti asuhan di kota Palembang yang memberikan pelayanan
rehabilitas dan pendidikan bagi anak – anak remaja serta bertanggung
jawab langsung kepada Dinas Sosial Kota Palembang.
b. Tugas
Panti Sosial Bina Anak dan Remaja (PSBAR) mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas Dinas Sosial Kota Palembang pada
tingkat operasional yang meliputi pembinaan fisik, mental, sosial,
merubah sikap dan tingkah laku pelatihan dan sosialisasi serta
penyaluran ke masyarakat dan lapangan kerja.
c. Fungsi
Panti Sosial Bina Anak dan Remaja (PSBAR) mempunyai
fungsi antara lain :
1). Identifikasi, observasi, seleksi dan penerimaan calon klien
2). Konsultasi
3). Pengungkapan dan pemahaman masalah serta penyusunan rencana
pembinaan dan bimbingan
4). Pelayanan, penampungan, pengasramaan, dan perawatan
5). Pembinaan fisik dan mental kerohanian
6). Bimbingan sosial secara individu, kelompok dan masyarakat
7). Pemberian latihan keterampilan
8). Pelaksanaan usaha – usaha penyaluran kembali kepada keluarga
dan masyarakat
9). Pembinaan lanjutan
b. Peralatan
1). Buku perpustakaan SD/SMP/SMA
2). Kesenian
3). Alat – alat olahraga seperti tennis meja, volley ball, dan badminton
Jumlah
Status Anemia
n %
Anemia (< 12 g/dl) 26 86,7
Normal ( ≥ g/dl) 4 13,3
Total 30 100,0
Sumber : Data Primer, 2012
2. Asupan Energi
Asupan energi pada remaja putri di Panti Sosial Bina Anak dan
Remaja dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini :
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Asupan Energi
Remaja Putri Panti Sosial Bina Anak Dan Remaja
Jumlah
Asupan Energi
n %
Baik ( ≥ 80%) 7 23,3
Kurang (< 80%) 23 76,7
Total 30 100
Sumber : Data Primer, 2012
Jumlah
Asupan Protein
n %
Baik (50 – 57 g) 6 20
Kurang (< 50 g) 24 80
Total 30 100,0
Sumber : Data Primer, 2012
Jumlah
Asupan Zat Besi
n %
Baik ( ≥ 26 g) 7 23,3
Kurang (< 26 g) 23 76,7
Total 30 100,0
Sumber : Data Primer, 2012
Jumlah
Asupan Vitamin C
n %
Baik (65 – 75 g) 4 13,3
Kurang (< 75 g) 26 86,7
Total 30 100,0
Sumber : Data Primer, 2012
6. Asupan Vitamin A
Asupan vitamin A pada remaja putri di Panti Sosial Bina Anak dan
Remaja dapat dilihat pada tabel 8 dibawah ini :
Tabel 8
Distribusi Frekuensi Asupan Vitamin A
Remaja Putri Panti Sosial Bina Anak Dan Remaja
Jumlah
Asupan Vitamin A
n %
Baik ( ≥ 600 RE) 8 6,7
Kurang ( < 600 RE) 22 73,3
Total 30 100,0
Sumber : Data Primer, 2012
Jumlah
Lama Menstruasi
n %
Normal ( 4 – 7 hari) 19 63,3
Pendek (< 4 Hari) 11 36,7
Total 30 100,0
Sumber : Data Primer, 2012
Status Anemia
Asupan Energi Anemia Normal Total
n % n %
Baik ( ≥ 80%) 4 57,14 3 42,85 7
Kurang (< 80%) 22 95,65 1 4,34 23
Total 26 86,66 4 13,33 30
p hitung = 0,031 p tabel = 0,05
Sumber : Data Primer, 2012
Status Anemia
Asupan Protein Anemia Normal Total
n % n %
Baik (50 – 57 g) 3 50,00 3 50,00 6
Kurang (< 50 g) 23 95,83 1 4,16 24
Total 26 86,66 4 13,33 30
p hitung = 0,018 p tabel = 0,05
Sumber : Data Primer, 2012
Status Anemia
Asupan Zat Besi Anemia Normal Total
n % n %
Baik ( ≥ 26 g) 4 57,14 3 42,85 7
Kurang (< 26 g) 22 95,65 1 4,34 23
Total 26 86,66 4 13,33 30
p hitung = 0,031 p tabel = 0,05
Sumber : Data Primer, 2012
Status Anemia
Asupan Vitamin C Anemia Normal Total
n % n %
Baik ( 65 – 75 g) 1 25,00 3 75,00 4
Kurang ( < 65 g) 25 96,15 1 3,84 26
Total 26 86,66 4 13,33 30
p hitung = 0,04 p tabel = 0,05
Sumber : Data Primer, 2012
Status Anemia
Asupan Vitamin A Anemia Normal Total
n % n %
Baik ( ≥ 600 RE) 5 62,5 3 37,5 8
Kurang (< 600 RE) 21 95,45 1 4,54 22
Total 26 86,66 4 13,33 30
p hitung = 0,048 p tabel = 0,05
Sumber : Data Primer, 2012
Status Anemia
Lama Menstruasi Anemia Normal Total
n % n %
Normal (4 – 7 hari) 19 100,00 0 0 19
Pendek (< 4 hari) 7 63,63 4 36,36 11
Total 26 86,66 4 13,33 30
p hitung = 0,012 p tabel = 0,05
Sumber : Data Primer, 2012
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Panti Sosial
Bina Anak dan Remaja Palembang tahun 2012, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Berdasarkan status anemia menunjukkan bahwa dari 30 remaja putri
di Panti Sosial Bina Anak dan Remaja, 26 remaja putri (86,7%) dalam
kategori anemia sedangkan 4 remaja putri (13,3%) dalam kategori
normal.
2. Berdasarkan asupan energi menunjukkan bahwa dari 30 remaja putri
di Panti Sosial Bina Anak dan Remaja, 23 remaja putri (76,7%) asupan
energinya dalam kategori kurang sedangkan 7 remaja putri (13,3%)
asupan energinya dalam kategori baik.
3. Berdasarkan asupan protein menunjukkan bahwa dari 30 remaja putri
di Panti Sosial Bina Anak dan Remaja, 24 remaja putri (80%) asupan
proteinnya dalam kategori kurang sedangkan 6 remaja putri (20%)
asupan proteinnya dalam kategori baik.
4. Berdasarkan asupan zat besi menunjukkan bahwa dari 30 remaja putri
di Panti Sosial Bina Anak dan Remaja, 23 remaja putri (76,7%) asupan
zat besinya dalam kategori kurang sedangkan 7 remaja putri (23,3%)
asupan zat besinya dalam kategori baik.
5. Berdasarkan asupan vitamin C menunjukkan bahwa dari 30 remaja
putri di Panti Sosial Bina Anak dan Remaja, 26 remaja putri (86,7%)
vitamin C-nya dalam kategori kurang sedangkan 4 remaja putri
(13,3%) asupan vitamin C-nya dalam kategori baik.
6. Berdasarkan asupan vitamin A menunjukkan bahwa dari 30 remaja
putri di Panti Sosial Bina Anak dan Remaja, 22 remaja putri (73,3%)
asupan vitamin A-nya dalam kategori kurang sedangkan 8 remaja putri
(6,7%) asupan vitamin A-nya dalam kategori baik.
7. Berdasarkan lama menstruasi menunjukkan bahwa dari 30 remaja
putri di Panti Sosial Bina Anak dan Remaja, 11 remaja putri (36,7%)
lama menstruasinya dalam kategori tidak normal (pendek) sedangkan
19 remaja putri (63,3%) lama menstruasinya dalam kategori normal.
8. Ada hubungan asupan energi dengan status anemia pada remaja putri
di Panti Sosial Bina Anak dan Remaja (p hitung = 0,031).
9. Ada hubungan asupan protein dengan status anemia pada remaja putri
di Panti Sosial Bina Anak dan Remaja (p hitung = 0,018).
10. Ada hubungan asupan zat besi dengan status anemia pada remaja putri
di Panti Sosial Bina Anak dan Remaja (p hitung = 0,031).
11. Ada hubungan asupan vitamin C dengan status anemia pada remaja
putri di Panti Sosial Bina Anak dan Remaja (p hitung = 0,04).
12. Ada hubungan asupan vitamin A dengan status anemia pada remaja
putri di Panti Sosial Bina Anak dan Remaja (p hitung = 0,048).
13. Ada hubungan lama menstruasi dengan status anemia pada remaja
putri di Panti Sosial Bina Anak dan Remaja (p hitung = 0,012).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Panti Sosial
Bina Anak dan Remaja Palembang tahun 2012, dapat diberikan saran
sebagai berikut :
1. Untuk menurunkan prevalensi anemia pada remaja putri di Panti Sosial
Bina Anak dan Remaja perlu dilakukan penyuluhan tentang anemia
yang dilakukan petugas puskesmas bekerja sama dengan pihak panti
sebagai penyelenggara makanan. Seperti penyuluhan mengenai
makanan apa saja yang dianjurkan, dibatasi dan dihindari.
2. Pihak puskesmas (dokter, petugas gizi) bekerja sama dengan pihak
panti dalam pemberian tablet Fe kepada remaja putri di Panti Sosial
Bina Anak dan Remaja, serta menganjurkan kepada remaja putri untuk
mengkonsumsi tablet Fe secara teratur sebelum atau sesudah
menstruasi.