Disusun Oleh :
Dea Zahira Dini Maziya
No/Kelas : 6/VII F
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Hasil
Kebudayaan Hindu Budha.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Hasil Kebudayaan Hindu
Budha.ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca. kk
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah ..................................................................................................... 1
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Arus lalu lintas perdagangan dan pelayaran berlangsung melalui jalur darat dan laut. Salah
satu jalur lalu lintas lautyang dilewati India-Cina adalah Selat Malak. Indonesia yang terletak di jalur
posisi silang dua benua dan dua samudera, serta berada di dekat Selat Malaka menjadi serin
dikunjungi oleh bangsa-bangsa asing seperti dari India dan Persia. Munculnya pedagang-pedagang
dari negara lain membuat pelabuhan yang ada di Indonesia menjadi ramai dan kegiatan ekonomi
meningkat.
iv
BAB II
PEMBAHASAN
Hasil kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa Hindu- Buddha beragam bentuknya, ada yang
berbentuk bangunan (candi), seni patung (arca-arca), seni pahat dan ukir (relief), serta sastra (kitab-
kitab) dan tradisi-tradisi.
1. Candi Borobudur
v
2. Candi Prambanan
Candi umumnya berbentuk bangunan yang tinggi dengan tiga bagian. Bagian bawah merupakan
lambang bhurloka (alam manusia), bagian tengah menggambarkan bhuvarloka (alam kematian), dan
bagian atap melambangkan swarloka (alam para dewa).
Candi-candi yang ada di Indonesia memiliki corak berbeda. Candi-candi yang ada di Jawa Tengah
bagian utara biasanya berbentuk melingkar, di mana candi-candi kecil melingkari candi utama yang
besar. Ini menggambarkan susunan masyarakat yang menempatkan raja sebagai pusat kekuasaan. Ini
dapat dipahami, mengingat kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah bagian utara umumnya merupakan
kerajaan Hindu.
Candi-candi yang ada di Jawa Tengah bagian selatan umumnya memiliki ukuran yang sama besar,
tidak ada candi yang besar maupun tingginya melebihi yang lain. Ini menggambarkan susunan
masyarakat demokratis yang menempatkan raja dan masyarakat lainnya setara. Hal ini merupakan
karakter agama Buddha yang tidak menganut sistem kasta.
Candi-candi di Jawa Timur biasanya menempatkan candi utama yang besar di belakang candi-candi
yang lebih kecil. Hal ini menggambarkan kedudukan raja sebagai pemersatu masyarakat. Candi tidak
hanya terdapat di pulau Jawa namun juga terdapat di pulau-pulau lain. Misalnya, candi Muara Takus
yang terdapat di Sumatra.
Candi Hindu
vi
Candi Bima (Dieng-Jateng)
Candi Gatotkaca (Dieng-Jateng)
Candi Gunung Wukir (Jawa Tengah)
Candi Prambanan (Yogyakarta)
Candi Sambisari (Yogyakarta)
Candi Kedulan Kalasan-Yogyakarta)
Candi Kimpulan (Sleman-Yogyakarta)
Candi Barong (Prambanan-Yogyakarta)
Candi Ijo (Yogyakarta)
Candi Gebang (Sleman-Yogyakarta)
Candi Asu (Magelang-Jateng)
Candi Penataran (Blitar-Jatim)
Candi Kidal (Malang-Jatim)
Candi Jawi (Pasuruan-Jatim)
Candi Jago (Malang-Jatim)
Candi Singhasari (Malang-Jatim)
Candi Surawana (Kediri-Jatim)· Trowulan (Mojokerto-Jatim)
Candi Ceto (Karanganyar-Jateng)
Candi Sukuh (Karanganyar-Jateng)
Candi Gedong Songo (Ambarawa-Jateng)
Candi Bojongmenje (Bandung-Jabar)
Candi Losari (Magelang-Jateng)
Candi Gunungsari (Magelang-Jateng)
Candi Pringapus (Temanggung-Jateng)
Candi Liyangan (Temanggung-Jateng)
Candi Morangan (Sleman-Yogyakarta)
Candi Abang (Sleman-Yogyakarta)
Candi Budha
vii
Candi Sewu (Prambanan-Yogyakarta)
3. Yupa/Prasasti
Yupa/Prasasti, Sumber:anangpaser.files.wordpress.com
Yupa/prasasti adalah tugu batu yang berfungsi sebagai tugu peringatan. Yupa/Prasasti menggunakan
aksara Pallawa atau bahasa Sanskerta dan menjadi sumber utama bagi para ahli dalam
menginterpretasikan sejarah Kerajaan-kerajaan pada masa Hindu-Buddha.
Kerajaan Kutai
No Nama Prasasti
Kerajaan Tarumanegara
2. 1. Prasasti Ciaruteun ,
3. Prasasti Jambu,
4. Prasasti Tugu,
5. Prasasti Lebak,
viii
6. Prasasti Muara Cianten,
Kerajaan Sriwijaya
Mataram Kuno
4. 1. Prasasti Canggal
6. Prasasti Hampran
8. Prasasti Sojomerto
3. Prasasti Limas
4. Prasasti Sirahketing
5. Prasasti Wurara
6. Prasasti Semengka
7. Prasasti Silet
ix
9. Prasasti Gandhakuti
6. 1. Prasasti Wurara,
Singhasari
7. Prasasti Balawi,
Prasasti Marobong,
Prasasti Kusmala
Kerajaan Majapahit
8. 1. Tiga buah prasasti dari masa pemerintahan Jayanegara yaitu Prasasti Tuhanaru(tahun 1322),
Prasasti Blambangan, Prasasti Blitar (tahun 1324).
2. Prasasti Kudadu
3. Prasasti Sumkarta
4. Prasasti Langgaran
x
C. Kitab Dan Karya Sastra
Masa Hindu dan Buddha meninggalkan beberapa kitab yang isinya beragam. Ada yang berisi cerita,
berita sejarah, atau dongeng-dongeng. Isi kitab umumnya berbentuk syair. Kitab-kitab tersebut
antara lain:
xi
f) Kitab Sorandaka, menceritakan Pemberontakan Sora
g) Kitab Usana Jawa, menceritakan penaklukan Bali oleh Gajah Mada dan Arya Damar
D. ARCA
Arca, Sumber:http://1.bp.blogspot.com/
Arca merupakan batu yang dipahat hingga membentuk manusia atau binatang. Biasanya, dibuat
untuk menggambarkan orang-orang atau dewa-dewa tertentu. Beberapa arca hasil kebudayaan
Hindu-Buddha antara lain arca Syiwa, Brahma, Wisnu, Buddha, dan Dhyani Boddhisatwa.
F. Relief
Relief, Sumber:http://i0.wp.com/
Relief merupakan pahatan tulisan atau gambar yang biasanya terdapat pada dinding candi. Beberapa
relief ada yang menceritakan pengalaman hidup raja dan para dewa Hindu atau Buddha.
xii
F. Tradisi dan Kebudayaan
Tradisi, Sumber:http://www.telusurindonesia.com/
1. Ngaben, merupakan upacara pembakaran mayat pada masyarakat Hindu di Bali. Upacara
Ngaben dimaksudkan untuk mengembalikan manusia kepada asalnya.
2. Nyepi merupakan upacara keagamaan masyarakat Hindu. Nyepi memiliki tujuan untuk
mengoreksi diri dan mawas diri terhadap perilaku yang telah diperbuat setahun yang lalu. Nyepi
dilakukan dengan berdiam diri di rumah tanpa melaksanakan kegiatan apapun sesuai dengan aturan
dalam upacara nyepi. Nyepi dilakukan untuk memperingati tahun baru Saka.
3. Galungan merupakan hari raya umat Hindu Dharma yang dilakukan setiap 210 hari sekali,
jatuh pada hari Rabu Kliwon, dua kali dalam satu tahun.
4. Kuningan merupakan hari raya umat Hindu Dharma yang dilakukan dua minggu setelah hari
Raya Galungan.
5. Sadranan dilakukan oleh masyarakat Hindu dengan membawa sesajian kuburan atau
tempat-tempat keramat.
6. Kesodo merupakan upacara yang dilakukan oleh masyarakat Hindu di Tengger, Jawa Timur.
Kesodo merupakan upacara mempersembahkan sesaji ke kawah Gunung Bromo.
xiii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil kebudayaan pada masyarakat Indonesia saat masa Hindu - Buddha sanagta beragam bentuknya,
seperti berbentuk bangunan megah (candi), seni pahat patung (arca-arca), seni pahat serta ukir pada
dinding batu (relief), serta bentuk sastra (kitab-kitab) dan tradisi-tradisi.
Candi biasanya berbentuk sebuah bangunan yang cukup tinggi dengan 3 (tiga) bagian. Bagian paling
bawah adalah lambang dari bhurloka artinya alam manusia, pada bagian tengah melambangkan
bhuvarloka artinya alam kematian, dan pada bagian atap menggambarkan swarloka artinya alam para
dewa.
Yupa/prasasti adalah tugu batu yang berfungsi sebagai tugu peringatan. Yupa/Prasasti menggunakan
aksara Pallawa atau bahasa Sanskerta dan menjadi sumber utama bagi para ahli dalam
menginterpretasikan sejarah Kerajaan-kerajaan pada masa Hindu-Buddha.
Kitab dan Karya sastra. Masa Hindu dan Buddha meninggalkan beberapa kitab yang isinya beragam.
Ada yang berisi cerita, berita sejarah, atau dongeng-dongeng.
Arca Arca merupakan batu yang dipahat hingga membentuk manusia atau binatang. Biasanya, dibuat
untuk menggambarkan orang-orang atau dewa-dewa tertentu. Beberapa arca hasil kebudayaan Hindu-
Buddha antara lain arca Syiwa, Brahma, Wisnu, Buddha, dan Dhyani Boddhisatwa.
Relief merupakan pahatan tulisan atau gambar yang biasanya terdapat pada dinding candi. Beberapa
relief ada yang menceritakan pengalaman hidup raja dan para dewa Hindu atau Buddha.
Tradisi atau Kebiasaan seperti ngaben, nyepi, Galungan, Kuningan, Sadranan serta Kesodo.
xiv