Ringkasan Buku Dimyanti
Ringkasan Buku Dimyanti
Cetakan : kelima
Kata Pengantar
Daftar Isi
s.d 77
: Bab III Motivasi Belajar h. 78 s.d 111
: Bab VI Konsep Dasar Evaluasi Belajar dan Pembelajaran h. 190 s.d 233
BAB II
DESKRIPSI BUKU
Dalam Buku Belajar dan Pembelajaran karangan Dr. Dimyati dan Drs. Mudjiono
membahas secara terperinci mengenai Belajar dan Pembelajaran. Di dalam buku ini
membahas mengenai hakikat belajar dan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dan
asas pembelajaran, motivasi belajar, pendekatan CBSA dan pendekatan
keterampilan proses dalam pembelajaran, pendekatan pembelajaran, konsep dasar
evaluasi belajar dan pembelajaran, masalah-masalah belajar, serta pembelajaran
dan pengembangan kurikulum.
Buku ini sangat membantu terutama untuk seorang pendidik dan peserta didik, agar
mengetahui bagaimana menjadi seorang pendidik yang profesional dan menjadi
seorang peserta didik yang tepat dengan upaya pencapaian suatu tujuan yang
terarah dan lebih baik.
Pembahasan pada Bab I ini, tentang Hakikat Belajar dan Pembelajaran Belajar
merupakan kegiatan orang sehari-hari. Kegiatan belajar tersebut dapat dihayati
(dialami) oleh orang yang sedang belajar. Di samping itu, kegiatan belajar juga
dapat diamati oleh orang lain. Kegiatan belajar yang berupa perilaku kompleks
tersebut telah lama menjadi objek penelitian ilmuan. Kompleksnya perilaku belajar
tersebut menimbulkan berbagai teori belajar.
Belajar yang terjadi pada individu merupakan perilaku kompleks, tindak interaksi
antara pendidik dan peserta didik yang bertujuan. Oleh karena berupa akibat
interaksi, maka belajar dapat didinamiskan. Pendinamisasi belajar terjadi oleh
pelaku belajar dan lingkungan pendidik. Dnamika penddik yang bersifat internal,
terkait dengan peningkatan hierarki ranah-ranah kognitif, afektif, maupun
spikomotorik, semuanya itu terkait dengan tujuan pembelajaran. Sedangkan
dinamisasi dari luar dapat berasal dari guru atau peserta didik di lingkungannya.
Usaha guru mendinamisasikan belajar tersebut berkenaan dengan kesiapan siswa
menghadapi bahan belajar, penciptaan suasana belajar yang menyenangkan,
mengoptimalkan media dan sumber belajar, dan memaksimalkan peran sebagai
pendidik.
C. Pembahasan Bab II
Pada bab ini, tentang Prinsip-prinsip Belajar dan Asas Pembelajaran. Para ahli telah
meneliti gejala-gejala dari berbagai sudut pandang ilmu. Mereka telah menemukan
teori-teori dan prinsip-prisip belajar. Di antara prinsip-prinsip belajar yang penting
berkenaan dengan, (1) perhatian dan motivasi belajar siswa, (2) keaktifan belajar,
(3) keterlibatan dalam belajar, (4) pengulangan belajar, (5) tantangan semangat
belajar, (6) pemberian balikan dan penguatan belajar, dan (7) adanya perbedaan
individual dalam perilaku belajar. Perhatian dapat memperkuat kegiatan belajar,
menggiatkan perilaku untuk mencapai sasaran belajar.
Belajar memang bersifat individual, oleh karena itu belajar berarti suatu keterlibatan
langsung atau pemerolehan pengalaman individual yang unik. Belajar juga tidak
terjadi sekaligus, tetapi akan berlangsung penuh pengulangan berkali-kali,
bersinambungan, tanpa henti. Belajar yang berarti terjadi bila bahan belajar tersebut
menantang siswa. Belajar juga menjadi terarah bila ada balikan dan penguatan dari
pendidik. Belajar yang telah direkayasa secara pedagogi oleh guru, hasil belajar
akan terpengaruh oleh kararteristik psikis, kepribadian, dan sifat-sifat individual
pendidik.
Pada Bab III ini mengenai Motivasi Belajar, perilaku belajar dilakukan oleh pendidik.
Pada diri pendidik terdapat kekuatan mental penggerak belajar. Kekuatan mental
yang berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita itu disebut motivasi
belajar. Komponen utama motivasi tersebut adalah kebutuhan, dorongan, dan
tujuan pendidik. Motivasi belajar sangat penting dipahami oleh siswa maupun guru.
Sebagai kekuatan mental, motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
motivasi primer dan motivasi sekunder. Adapun sifat motivasi dibedakan menjadi
motivasi internal dan eksternal. Di samping itu ada ahli yang membedakan adanya
motivasi intrinsic dan ekstrinsik. Maslow dan Rogers misalnya, mengakui pentingnya
motivai intrinsic dan ekstrinsik bagi acara pembelajaran. Adanya pandangan
beberapa ahli yang menekankan segi-segi tertentu pada motivasi tersebut justru
mengisyaratkan guru bertindak taktik dan kreatif dalam mengelola motivasi belajar
siswa. Motivasi belajar dihayati, dialami, dan merupakan kekuatan mental pendidik
dalam belajar. Dari siswa, motivasi tersebut perlu dihidupkan terus untuk mencapai
hasil belajar yang optimal dan dijadikan dampak pengiring, yang selanjutnya
menimpulkan program belajar sepanjang hayat, sebagai berwujudan emansipasi
kemandirian tersebut terwujud dalam cita-cita atau aspirasi siswa, kemampuan
siswa, kondisi siswa, kemampuan siswa mengatasi kondisi lingkungan negative,
dan dinamika siswa dalam belajar. Dari sisi guru, motivasi belajar pada pendidik
berada pada lingkup program dan tindak pembelajaran. Oleh karena itu guru
berpeluang untuk meningkatkan, mengembangkan, dan memelihara motivasi
belajar dengan optimalisasi (1) terapan prinsip belajar, (2) dinamisasi perilaku
pribadi siswa seutuhnya, (3) pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa, (4)
aspirasi dan cita-cita, serta (5) tindakan pembelajaran sesuai rekayasa pedagogi.
Dengan demikian, motivasi belajar pada siswa, yang harus diidentifikasi oleh guru,
seyogyanya dikelola dalam acara pembelajaran.
E. Pembahasan Bab IV
Evaluasi berarti sebagai proses sistematis menetapkan nilai tentang sesuatu hal,
seperti objek, proses, unjuk kerja, kegiatan, hasil, tujuan atau hal lain, berdasarkan
kriteria tertentu melalui penilaian. Evaluasi belajar adalah proses penentuan
pemerolehan hasil belajar berdasarkan kriteria tertentu. Evaluasi pembelajaran
adalah proses penentuan nilai tentang proses pembelajaran berdasarkan kriteria
tertentu. Dalam penentuan nilai tersebut orang dapat melakukan pengukuran,
pembandingan, penilaian, dan kemudian keputusan penilaian. Evaluasi bersifat
berkesinambungan, dari tahap satu ke tahap lain selama jenjang pendidikan atau
sepanjang hayat.
1) Kebenaran
2) Keterandalan
3) Kepraktisan
Hasil kegiatan evaluasi hasil belajar berfungsi untuk (1) diagnostik dan
pengembangan, (2) seleksi, (3) kenaikan peringkat belajar, dan (4) penempatan
siswa. Adapun sasaran evaluasi hasil belajar berorientasi pada perbaikan atau
peningkatan kemampuan pada ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotor siswa.
Evaluasi pembelajaran memiliki fungsi dan tujuan, sasaran, dan prosedur tertentu.
Pada umumnya fungsi dan tujuan evaluasi pembelajaran berorientasi pada
pengembangan pembelajaran dan akreditasi. Adapun sasaran evaluasi
pembelajaran tertuju pada tujuan pembelajaran, dinamika pembelajaran,
pengelolaan pembelajaran, dan kurikulum.
1) Penyusunan rancangan
2) Penyusunan instrumen
3) Pengumpulan data
4) Analisis data
Interaksi belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa sebagai pelajar dengan guru
sebagai pembelajar dapat menimbulkan masalah-masalah belajar. Dari sisi siswa
yang bertindak belajar akan menimbulkan masalah-masalah intern belajar. Dari sisi
guru, yang memusatkan perhatian pada siswa yang belajar maka akan muncul
faktor-faktor ekstern yang memungkinkan terjadinya belajar.
Faktor intern yang dialami dan dihayati oleh siswa meliputi hal-hal seperti:
b) Motivasi belajar
c) Konsentrasi belajar
i) Cita-cita siswa
Faktor-faktor intern ini akan menjadi masalah sejauh siswa tidak dapat
menghasilkan hasil belajar yang lebih baik.
c) Kebijakan penilaian
e) Kurikulum sekolah
Dari sisi guru sebagai pembelajar maka peranan guru dalam mengatasi masalah-
masalah ekstern belajar merupakan prasyarat terlaksananya siswa dapat belajar.
Para ahli seperti Zais, Winecoff, Bondi, Tanner & Tanner telah mempelajari
kurikulum. Mereka mengemukakan prinsip dan teori yang berbeda-beda. Meskipun
demikian mereka juga mengemukakan hal-hal yang serupa. Mereka
mengemukakan arti kurikulum sebagai: jalan meraih ijazah, mata pelajaran dan isi
pelajaran, rencana kegiatan pembelajaran, hasil belajar yang direncanakan, dan
pengalaman belajar.
Guru sebagai pembelajar mengetahui kondisi, situasi, dan bertanggung jawab atas
tercapainya hasil belajar. Pada sisi lain guru juga bertanggung jawab atas
keberlakuan dalam pembangunan kurikulum. Oleh karena itu, sewajarnya guru
berperan optimal dalam pengembangan kurikulum. Peran guru dalam
pengembangan kurikulum terwujud dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
Perumusan tujuan khusus pengajaran, Perencanaan kegiatan pembelajaran yang
efektif, Pelaksanaan program pembelajaran dalam pembelajaran sesungguhnya.