Ringkasan Buku Oemar
Ringkasan Buku Oemar
Kedua pandangan ini sangat berbeda jauh, akan tetapi kita dapat menarik kesimpulan, bahwa
pengetahuan itu dapat bersumber dari salah satu proses berkelanjutan, tegasnya pengalaman yang
diperoleh melalui panca indera diolah oleh kreasi pemikiran manusia, kemudian dinyatakan dalam
bentuk pengetahuan. A.S Hornby, cs. Mengemukakan bahwa: science the knewledge arranged in an
orderly manner, especially knowledge of the way in which one event causes another (Ilmu adalah
pengetahuan yang disusun dengan cara tertentu, terutama pengetahuan tentang jalannya suatu
kejadian/peristiwa yang emnyebabkan kejadian atau peristiwa lainnya.
Di dalam ilmu pengetahuan, kita mengenal berbagai macam metode berfikir, yaitu :
a) Metode berfikir
b) Metode berfikir deduktif
c) Metode berfikir generalisasi
d) Metode berfikir kausalitas
e) Metode pemecahan masalah (problem solving)
f) Metode berfikir logis sistematis
5. Sistematika Didaktik
Didaktik sebagai ilmu pendidikan praktis. Ilmu pendidikan adalah ilmu yang tertua
diantara ilmu-ilmu lainnya. Pendidikan berasal dari kata mendidik. Mendiidk artinya
membimbing anak menuju ke arah kedewasaan. Mengajar adalah mendidik dan mendidik adalah
mengajar.
a. Pembagianm didaktik gaya lama
Menurut pandangan lama, didaktik terbagi atas didaktik umum dan didaktik khusus.
b. Pembagian didaktik gaya baru.
Sesuai dengan kemajuan ilmu pendidikan yang emikian pesatnya maka ilmu didaktik
(ilmu mengajar) juga berkembang dengan pesat pula.
6. Metode Pendekatan Didaktis
Yang dimaksud dengan metode pendekatan ialah cara atau prosedur mendekati suatu
persoalan. Metode dianggap benar dipandang dari sudut tinjauannya sendiri-sendiri. Metode
pendekatan ilmiahada bermacam-macam yakni sebagai berikut.
a) Pendekatan biologis (biological aproach.
b) Pendekatan psikologis (psychological approach).
c) Pendekatan fenomenologis (phenomenological aprproach).
d) Pendekatan situsional-kondisional (situsational-conditional approach=sikon).
e) Pendekatan fungsional (functional approach).
f) Pendekatan ekologis (ecological approach).
7. Sumber-Sumber Bahan bagi Didaktik
Kendatipun didaktik adalah suatu ilmu yang berdiri sendiri, namun tidak dapat
dilepaskan dengan ilmu-ilmu lainnya. Akan tetapi justru melalui kerja sama timbal balik antara
didaktik dan ilmu-ilmu lainnya itu yang menyebabkan eksistensi didaktik selaku ilmu menjadi
lebih kukuh dan mampu berkembang lebih luas. Diantara ilmu-ilmu yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
a) Filsafat pendidikan
b) Ilmu pendidikan
c) Psikologi perkembangan
d) Psikologi belajar
e) Administrasi pendidikan
f) Sosiologi
g) Antropologi budaya
h) Ilmu manajemen
i) Ilmu hukum
j) Penelitian dan statistik
BAB 2
A. PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
Dalam proses pengajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang vital. Dalam uraian
terdahulu telah ditegaskan, bahwa mengajar adalah proses membimbing kegiatan belajar,
bahwa kegiatan belajar hanya bermakna apabila terjadi kegiatan belajar murid.
1. Pengertian Belajar
Dalam uraian ini kita akan berkenalan dengan beberaa perumusan saja, guna
melengkapi dan memperluas pandangan kita tentag mengajar.
BAB 3
BAB 4
PENGEMBANGAN KURIKULUM
BAB 5
BAB 6
BAB 7
TENAGA KEPENDIDIKAN
(GURU)
A. PROFESI GURU
1. Gambaran Seorang Guru
Sebelum ia memulai tuganya sebagi seorang guru, ia harus mempelajari lebih
dahulu kurikulum sekolah itu dan emmahami semua program pendidikan yang telah
dialksanakan.
a. Jabatan guru memerlyukan keahlian khusus
b. Syarat-syarat menajdi guru
c. Guru harus memiliki keahlian sebagai seorang guru
d. Guru harus mampu mempunyai keahlian yang baik dan terintegrasi
e. Guru harus memiliki mental yang sehat
f. Guru harus berbadan sehat
g. Guru harus memiliki pemahaman dan pengetahuan yang luas
h. Guru harus seoarang warga negara yang baik
i. Pendidikan guru berlangsung seumur hidup
2. Peranana Seorang Guru
a. Guru sebagai pengajar(teacher as instruktur)
b. Guru sebagai pembimbing (teacher as consellor)
c. Guru sebagai Ilmuwan (teacher as scienstist)
d. Guru seorang pribadi (teacher as person)
B. TANGGU NG JAWAB
1. Guru harus menuntut murid-murid belajar
2. Turut serta membina kurikulum sekolah
3. Melakukan pembinaan terhadap diri siswa ( Kepribadian,Watak, dan Jasmaniah)
4. Memberikan bimbingan kepada murid
5. Melakukan diagnosis atas kesulitan-kesulitan belajar dan mengandalkan penelitian atas
kemajuan belajar.
6. Meyelenggarakan penelitian
7. Mengenal masyarakat d an ikut serta aktif
8. Menghayati, mengamalkan, dan mengamankan pancasila
9. Turut serta membantu terciptannya kesatuan dan persatuan bangsa dan perdamaian
dunia
10. Tnaggung jawab meningkatkan guru yang profesional
11. Turut menyukseskan pembangunan.
1. Memberi guru pemahamn yang lebih jelas tenatng tujuan pendidikan sekolah dan
hubungannya dengan pengajaran yang dialksanakan untuk mencapai tujuan
2. Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pengajarannya terhadap
pencapaian tujuan pendidikan.
3. Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pengajaran yang diberikan dan prosedur
yang dipergunakan
4. Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan murid, minat-minat
murid, dan mendorong motivasi belajar.
IMPLEMENTASI PENGAJARAN
Faktor siswa didik justru menjadi unsur yang menentukan berhasil atau tidaknya pengajaran
yang di sampaikan oleh guru. Tokoh pendidikan yang memulai pandangan baru ini, antara lain
: Dr. Ovide Dicroly, yang terkenal dengan pengajaran berdasarkan “pusat minat” anak makan,
pakaian, permainan/bekerja. Kemudian menyusul tokoh pendidikan lainnya seperti Dr. John
Dewey, yang terkenal dengan pengajaran proyeknya”, yang berdasarkan pada masalah yang
menarik minat siswa , system persekolahan lainnya. Sehingga sejak itu pula para ahli
berpendapat, bahwa tingkah laku manusia di dorong oleh motif-motif tertentu, dan perbuatan
belajar akan berhasil apabila didasarkan pada motivasi yang ada pada murid.
Adanya berbagai temuan dan pendapat pada gilirannya menyebabkan pandangan anak (siswa)
berubah. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar
sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Kalaulah dalam pengajaran tradisional asas aktivitas
juga dilaksanakan namun aktivitas tersebut bersifat semu (aktivitas semu). Pengajaran modern
tidak menolak seluruhnya pendapat tersebut namun lebih menitikberatkan pada asas aktivitas
sejati. Anak (siswa) belajar sambil bekerja. Dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan,
pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang
bermakna untuk hidup di masyarakat.
Guru sewajarnnya memperhatikan cara belajar yang dilakukan oleh individu disamping
memperhatikan bahan belajar dan kegiatan-kegiatan belajar. Untuk mencapai tingkat
pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan pada diri siswa maka guru harus
memperhatikan keadaan individu, seperti minat, kemampuan , dan latar belakangnya. Di sisi
lain guru merancang kegiatan-kegiatan belajar dan bahan pengajaran yang serasi dengan
keadaan tadi. Jangan sampai kegiatan dan bahan-bahan belajar justru menimbulkan rasa takut
atau mematikan minat para siswa secara perorangan.
BAB 13 PENGAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN
Jan Ligthart terkenal dengan (Pengajaran Alam Sekitar). Menurut tokoh ini pendidikan
sebaiknya disesuaikan dengan keadaan alam sekitar. Alam sekitar (Millieu) adalah segala
sesuatu yang ada di sekitar kita. Pengajaran berdasarkan alam sekitar akan membantu anak
didik untuk menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekitarnya. Ovide Decroly dikenal dengan
teorinya, bahwa “Sekolah adalah dari kehidupan dan untuk kehidupan”. Dikemukakan, bahwa
“ bawalah kehidupan ke dalam sekolah agar kelak anak didik dapat hidup di masyarakat” .
pandangan tersebut menggambarkan bahwa lingkungan merupakan dasar
pendidikan/pengajaran yang penting, bahkan dengan dasar ini dapat dikembangkan suatu
model persekolahan yang berorientasi pada lingkungan masyarakat.
BAGIAN KEEMPAT
Suatu pusat belajar modular di kelas dapat di tentukan sebagai wahana yang menyediakan
pengalaman yang bersifat self contained dan self directed di mana para siswa berinteraksi
dengan material (bahan pelajaran) dan memperoleh balikan langsung tentang belajar tersebut.
Ada berbagai rumusan tentang pengajaran berdasarkan inkuiri, antara yang satu dengan lainnya
berbeda secara gradual. Di antara rumusan itu adalah: “Diskover terjadi bila individu terlibat,
terutamadalam proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip”(Robert
B.Sund, 1973, hlm. 62-63). Rumusan ini menggambarkan, bahwa diskover dilakukan melalui
proses mental, yakni observasi, klasifikasi , pengukuan, prediksi, penentuan, dan inferi.
Pengajaran ingkuiri dibentuk atas dasar discoveri, sebab seorang siswa harus menggunakan
kemampuannya berdicoveri dan kemampuaj lainnya. Dalam inkuiri, seseorang bertindak
sebagai seorang ilmuan, melakukan eksperimen, dan mampu melakukan proses mental
berinkuiri, adalah sebagai berikut.