Anda di halaman 1dari 15

Bagian kesatu

Bab 1: Konsep Didaktik

A. PENGERTIAN, FUNGSI, DAN MANFAAT DIDAKTIK


1. Manusia dan Pengajaran
Menurut pengertian umum, sekolah adalah sebagai tempat mengajar dan belajar (school is
building or institusional for teaching and learning ). Masyarakat tradisional pada tidak
membutuhkan sekolah. Akan tetapi lambat laun seiring kemajuan zaman maka kemudian
masyarakat merasa perlu mendirikan sekolah diluar keluarga dan masyarakat itu sendiri . Banyak
faktor-faktor yang telah mendorong berdirinya lembaga pendidikan lembaga pendidikan (sekolah).
Faktor-faktor ini adalah sebagai berikut.
1) Orang-orang tua menyadari bahwa anak-anak mereka perlu memiliki pengetahuan yang
tingkaatn nya melebihi pengetahuan dan pengalaman orang tua sendiri.
2) Umumnya orang tua bekerja dan memiliki berbagai kesibukan untuk kehisupan keluarganya.
3) Lambat laun masyarakat menjadi maju.
4) Pertambahan penduduk menjadi faktor yang besar pula pengaruhnya.
5) Para ahli pendidikan tidak tinggal diam, mereka mengadakan serangkaian penelitian dan
percobaan dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
2. Istilah dan Pembatasan Didaktik
Kata didaktik atau didactic sampai sekarang digunakan oleh guru-guru kita. Isilah didaktik
berasal dari kata didakco, didaskein, artinya saya mengajar atau jalan pelajaran, bahkan ada yang
menyebutkanya sebagai ilmu tentang mengajar dan belajar.
3. Fungsi Didaktik
Fungsi didaktik dapat ditinjau dari dua segi, yang pertama ialah dari segi ilmu dan yang kedua
dari segi alat atau media.
a. Fungsi Didaktik dari Segi Ilmu
Ilmu didaktik merupakan cabang ilmu pendidikan yang sekarang telah berkembang sebgaai
ilmu yang telah berdiri sendiri. Perkembangan didaktik yang pesat, bukan saja mendoronfg
kemajuan pengajaran, akan tetapi telah memberikan bahan-bahan yang lebih lengkap bagi ilmu
pendidikan.
b. Fungsi Didaktik dari Segi Alat
Sebagai alat didaktik berfungsi dalam masyarakat, budaya dan teknologi. Perkembangan
budaya memerlukan ilmu didaktik. Penyajian seni-seni kreasi budaya dan khalayak akan lebih
menarik dan mudah dipahami oleh para penontonnya, apabila penyajian itu dilakyukan sesuai
dengan petunjuk-petunjuk didaktik.
4. Manfaat Didaktik
Didalam masyarakat, ilmu didaktiksangat banyak digunakan ornag, kendati pun mungkin
mereka tidak menyadari bahwa yang digunakannya itu adalah didaktik. Contoh-contohnya cukup
banyak, misalnya seorang lurah memberikan penjelasan kepada masyarakat desa tentang Bimas,
Ipeda, Keluarga berencana, PKK dan lain sebagainya.

Apa sebab didaktik itu sangat berguna:

a. Didaktik memberikan petunjuk tentang membuat perencanaan.


b. Didaktik memberikan petunjuk tentang bagaimana cara membuat tujuan-tujuan yang diingginkan.
c. Didaktik memberikan petunjuk tentang bagaimana cara menyampaikan pengalaman dan
pengetahuan dengan cara yang efektif.
d. Didaktik memberikan petunjuk tentang cara-cara mempelajari sesuatu dengan berhasil.
e. Didaktik memberikan petunjuk tentang bagaimana cara mengadakan penilaian secara efektif.
f. Didaktik memeberikan petunjuk tentang bagaimana cara membuat sesuatu program yang
sistematis.
g. Didaktik memberikan petunjuk tentang bagaimana cara mnegadakan pengumpulan informasi
yang diperlukan.
h. Didaktik memberikan petunjuk bagaimana menyelenggarakan peragaan atau cara menggunakan
audio visual aids.
i. Didaktik memberikan petunjuk tentang bagaimana cara bermasyarakat.
j. Didaktik memebrikan petunjuk tentang bagaimana cara menyelenggarakan petunjuk seni budaya.
k. Didaktik memebrikan petunjuk tantang bagaimana cara berkomunikasi dan berinteraksi dalam
bermasyarakat.
l. Didaktik memberikan petunjuk tentang apa yang perlu dilakukan oleh masyarakat dan orang tua
guna membantu berhasilnya pekerjaan sekolah.

Demikian lah manfaat didaktif ternyata cukup luas.

B. DIDAKTIK SEBAGAI SUATU ILMU


1. Pengertian Ilmu
Ilmu bersumber dari salah satu alternatif sumber sesuai dengan kategori teoritis, yaitu sebagai
berikut,
a) Pengetahuan yang bersumber dari pengalaman yang masuk melalui panca indera dan, melalui mata
telinga, hidung dan kulit.
b) Pengetahuan yang bersumber dari hasil pemikiran manusia tentang dunia ini.

Kedua pandangan ini sangat berbeda jauh, akan tetapi kita dapat menarik kesimpulan, bahwa
pengetahuan itu dapat bersumber dari salah satu proses berkelanjutan, tegasnya pengalaman yang
diperoleh melalui panca indera diolah oleh kreasi pemikiran manusia, kemudian dinyatakan dalam
bentuk pengetahuan. A.S Hornby, cs. Mengemukakan bahwa: science the knewledge arranged in an
orderly manner, especially knowledge of the way in which one event causes another (Ilmu adalah
pengetahuan yang disusun dengan cara tertentu, terutama pengetahuan tentang jalannya suatu
kejadian/peristiwa yang emnyebabkan kejadian atau peristiwa lainnya.

Jenis-jenis ilmu terdiri dari 4 cabang yakni:

a. Natural (physical) science, yakni pengetahuan tentang alam.


b. Sosial science, yakni pengetahuan manusia tentang cara manusia bertingkah
c. Pure science, yakni pengetahuan yang diperolah drai berfikir dan kebenaran-kebenaran
sesungguhnya, seperti matematika.
d. Exact science, yakni pengetahuan yang dapat diperoleh melalui pengetahuan.

2. Didaktik adalah suatu ilmu


Untuk meninjau apakah didaktik suatu ilmu atau bukan maka perlu kita lhat dari beberapa
kriteria tersebut.
(1) Apa yang menjadi objek didaktik?
(2) Bagaimana logika berfikir didaktik?
(3) Bagaimana bentuk sistematika didaktik?
(4) Dari mana sumber bahan-bahan didaktik?
3. Objek Didaktik
Setiap ilmu mempunyai objek tertentu yang menjadi pokok peninjauannya, misalnya:
- Filsafat objeknya adlah manusia
- Psikologi objeknya ialah tingkah laku manusia.
- Sosiologi objeknya ialah masyarakat.
- Ilmu ekonomi objeknya ialah kegiatan-kegiatan ekonomi, dan sebagainya.
4. Logika Berfikir Didaktik

Di dalam ilmu pengetahuan, kita mengenal berbagai macam metode berfikir, yaitu :

a) Metode berfikir
b) Metode berfikir deduktif
c) Metode berfikir generalisasi
d) Metode berfikir kausalitas
e) Metode pemecahan masalah (problem solving)
f) Metode berfikir logis sistematis
5. Sistematika Didaktik
Didaktik sebagai ilmu pendidikan praktis. Ilmu pendidikan adalah ilmu yang tertua
diantara ilmu-ilmu lainnya. Pendidikan berasal dari kata mendidik. Mendiidk artinya
membimbing anak menuju ke arah kedewasaan. Mengajar adalah mendidik dan mendidik adalah
mengajar.
a. Pembagianm didaktik gaya lama
Menurut pandangan lama, didaktik terbagi atas didaktik umum dan didaktik khusus.
b. Pembagian didaktik gaya baru.
Sesuai dengan kemajuan ilmu pendidikan yang emikian pesatnya maka ilmu didaktik
(ilmu mengajar) juga berkembang dengan pesat pula.
6. Metode Pendekatan Didaktis
Yang dimaksud dengan metode pendekatan ialah cara atau prosedur mendekati suatu
persoalan. Metode dianggap benar dipandang dari sudut tinjauannya sendiri-sendiri. Metode
pendekatan ilmiahada bermacam-macam yakni sebagai berikut.
a) Pendekatan biologis (biological aproach.
b) Pendekatan psikologis (psychological approach).
c) Pendekatan fenomenologis (phenomenological aprproach).
d) Pendekatan situsional-kondisional (situsational-conditional approach=sikon).
e) Pendekatan fungsional (functional approach).
f) Pendekatan ekologis (ecological approach).
7. Sumber-Sumber Bahan bagi Didaktik
Kendatipun didaktik adalah suatu ilmu yang berdiri sendiri, namun tidak dapat
dilepaskan dengan ilmu-ilmu lainnya. Akan tetapi justru melalui kerja sama timbal balik antara
didaktik dan ilmu-ilmu lainnya itu yang menyebabkan eksistensi didaktik selaku ilmu menjadi
lebih kukuh dan mampu berkembang lebih luas. Diantara ilmu-ilmu yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
a) Filsafat pendidikan
b) Ilmu pendidikan
c) Psikologi perkembangan
d) Psikologi belajar
e) Administrasi pendidikan
f) Sosiologi
g) Antropologi budaya
h) Ilmu manajemen
i) Ilmu hukum
j) Penelitian dan statistik
BAB 2

BELAJAR DAN TEORI BELAJAR

A. PRINSIP-PRINSIP BELAJAR

Dalam proses pengajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang vital. Dalam uraian
terdahulu telah ditegaskan, bahwa mengajar adalah proses membimbing kegiatan belajar,
bahwa kegiatan belajar hanya bermakna apabila terjadi kegiatan belajar murid.

1. Pengertian Belajar

Dalam uraian ini kita akan berkenalan dengan beberaa perumusan saja, guna
melengkapi dan memperluas pandangan kita tentag mengajar.

2. Belajar adalah suatu Proses


Belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan.
3. Belajar dengan Jalan Mengalami
Pengalaman adalah sebagai sumber pengetahuan dan keterampilan bersiat pendidikan,
yang merupakan salah satu kesatuan disekitar tujuan murid, pengalaman pendidikan bersifat
kontiniu dan interaktif, membantu integrasi pribadi murid.
4. Pengalaman Pribadi dan Pengalaman Bangsa
Pengalaman pribadi ialah pengalaman-pengalaman yang diperoleh dan dimiliki oleh
perorangan.
5. Hasil dan Bukti Belajar ialah Adanya Perubahan Tingkah Laku
Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada
seseorang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi
mengerti.
6. Ciri-ciri Belajar
William Burton menyimpulkan uraiannya yang cukup panjang tentang prinsip-prinsip
belajar sebagai berikut
1. Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan melampaui (under goingI).
2. Proses itu melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata pelajaran-mata
pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu.
3. Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan murid.
4. Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid sendiri yang
mendorong motivasi yang kontiniu
5. Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh hereditas dan lingkungan.
6. Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materi dipengarhi oleh perbedaan-
perbedaan individual dikalangan murid-murid.
7. Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman-pengalaman dan hasil-
hasil yang diinginkan disesuaikan engan kematangan murid.
8. Proses belajar yang baik apabila murid mengetahui status dan kemajuan.
9. Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur.
10. Hasil-hasil belajat secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi dapat
didiskusikan secara terpisah.
11. Proses belajar berlangsung secara efektif dibawah bimbingan yang merangsang dan
membimbing tanpa tekanan dan paksaan.
12. Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan nilai-nilai, pengertian-pengertian,
sikap-sikap apresiasi, abilitas, dan keterampilan.
13. Hasil-hasil belajar diterima oleh murid apabila memberi kepuasan pada
kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya.
14. Hasil-hasil belajar dilengkapi dengan jalan serangkaian pengalaman-pengalaman
yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang baik.
15. Hasil-hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menajdi keperibadian dengan
kecepatan yang berbeda-beda.
16. Hasil-hasil yang telah dicapai adalah bersifat kompleks dan dapat berubah-ubah.
7. Faktor-faktor Belajar
1. Faktor kegiatan
2. Belajar memerlukan latihan
3. Belajar siswa lebih berhasil
4. Siswa yang belajar perlu mengetshui berhasil atau gagal
5. Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar
6. Pengalaam masa lampau
7. Faktor kesiapan belajar
8. Faktor minat dan usaha
9. Faktor-faktor fisiologis
10. Faktor intelegensi
8. Teori Transfer Hasil Belajar
Hasil belajar dalam kelas harus dapat dilaksanakan kedalam situasi-situasi diluar
sekolah.
Tentang teori transfer terdapat 3 teori :
1. Teori Disiplin Formal (The Formal Disciplane Theory)
2. Teori Unsur-Unsur yang Identik (The identical Elemens Theory)
3. Teori Generalisasi (The Generalitaton Theory)
B. Teori-teori Belajar
Dalam uraian ini, kita akan meninjau beberapa aliran psikologi saja dalam hubungannya
dengan teori belajar yakni :
1. Teori Psikologi Klasik Tentang Belajar
2. Teori Psikologi Daya (Faculity Psycology)
3. Teori Mental State
4. Teori Psikologi Behaviorisme dan Belajar
5. Teori Conectionism dan Hukum-Hukum Belajar

BAB 3

Mengajar dan Pengajaran

A. TAFSIRAN TENTANG MENGAJAR


Istilah mengajar dan belajar adalah dua peristiw ayang berbeda , akan tetapi antara
keduanya terdapat hubungan yang erat sekali.
1. Pengertian
Agar kita memiliki pedoman yang lebih luas tentang mengajar maka sebaiknay
kita mencoba membahas pengertian mengenai mengajar yang bersumber dar 4
pendapat yang kita pandang sebagai pendapat yang lebih menonjol.
1) Mengajar ialah menaympaikan pengetahuan kepada siswa didik atau murid sekolah
2) Mengajar adfalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga
pendiikan sekolah
3) Mengajar adalah suatu usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan
kondisi belajar bagi siswa.
4) Mengajar atau emndidik ialah memberikan bimbingan belajar kepada murid.
B. TAFSIRAN TENTANG PENGAJARAN
1. Pengajaran disekolah
Pengajaran disekolah semakin berkembang. Dimulai dari pengajaran
tradisional, yang memiliki ciri-ciri tradisonal konservatif berkembang menuju
kesistem pengajaran yang modern
2. Pengajaran Lama dan Pengajaran Baru
Umumnya perubahan ini menunjukkkan peningkatan sejak abad kedua puluh
ini, yang dengan tugas memberikan kritiknya terhadap pengajaran tradisonal.

BAB 4

PENGEMBANGAN KURIKULUM

A. DASAR-DASAR PENGEMBANGAN KURIKULUM


1. Pengertian Kurikulum
Kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendiikan
(sekolah) bagi siswa. Berdasarkan program pendidikan tersebut siswa melakukan
berbagai kegiatan belajar, sehingga mendorong dan pertumbuhannya sesuai dengan
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
2. Faktor-Faktor Pengembangan Kurikulum
Adapun 5 faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum
1. Filsafat pendidikan
2. Masyarakat
3. Siswa
4. Proses belajar, dan
5. Bentuk kurikulum
B. EVALUASI DAN PERKEMBANGAN KURIKULUM
Mungkin saja guru diberi kesempatan untuk turut serta melakukan evaluasi
secara kontiniu dan melakukan usaha perbaikan /reorganisasi terhadap kurikulum
sekolah.

BAB 5

TUJUAN PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN

KONSEP TUJUAN DAN PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN

1. Pengertian dan Perkembangan Siswa


Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat
menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dengan demikian akan
menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara
adekuat dalam kehidupan masyarakat.
2. Nilai dan Tujuan Pengajaran
Tujuan meiliki nilai yang sangat pentig didalam pengajaran.
3. Tingakt-Tingkat Tujuan pendidikan
a. Tujuan penduidikan nasional
b. Tujuan lembaga pendidikan
c. Tujuan kurikuler
d. Tujuan mata pelajaran
e. Tujuan mengajar dan belajar
4. Tingkat-Tingkat Tujuan Menurut Thompson
a. Tujuan masyarakat dan tujuan umum pendidikan
b. Tujuan masyarakat yang lebih khusus atau tujuan dari kelompok-kelompok sosial
tettentu.
c. Tujuan guru
d. Tujuan siswa
5. Merumuskan Tujuan Mengajar
Tujuan mengajar adalah tujuan yang bersifat operasional.

BAB 6

PESERTA DIDIK (SISWA)

A. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SISWA

Guru yang efektif perlu memahami pertumbuhan dan perkembangan siswa


secara komperhensif. Pemahaman ini akan emmudahkan guru untuk menilai kebutuhan
murid dan merencanakan tujuan, bahan, prosedur belajar mengajar dengan cepat.

1. Konsep-konsep Dasar tentang Perkembangan Siswa


a. Pertumbuhan
b. Kematangan
c. Kedewasaan
d. Perkembangan, dan
e. Perkembangan yang noemal
2. Prinsip-prinsip pertumbuhan dengan perkembangan
3. Tentang kebutuhan-kebutuhan murid
B. MENGENAL MURID
1. Apa dan Siapa Murid
Murid adalah salah satu komponen dalam pengajaran, disamping faktor guru,
tujuan, kode, dan metpde pengajaran .
2. Pandangan tentang Murid Sebagai Anak
3. Murid adalah Pribadi yang Kompleks
4. Tujuan mengenal murid
5. Hal-hal yang perlu dikenal.

BAB 7

TENAGA KEPENDIDIKAN

(GURU)

A. PROFESI GURU
1. Gambaran Seorang Guru
Sebelum ia memulai tuganya sebagi seorang guru, ia harus mempelajari lebih
dahulu kurikulum sekolah itu dan emmahami semua program pendidikan yang telah
dialksanakan.
a. Jabatan guru memerlyukan keahlian khusus
b. Syarat-syarat menajdi guru
c. Guru harus memiliki keahlian sebagai seorang guru
d. Guru harus mampu mempunyai keahlian yang baik dan terintegrasi
e. Guru harus memiliki mental yang sehat
f. Guru harus berbadan sehat
g. Guru harus memiliki pemahaman dan pengetahuan yang luas
h. Guru harus seoarang warga negara yang baik
i. Pendidikan guru berlangsung seumur hidup
2. Peranana Seorang Guru
a. Guru sebagai pengajar(teacher as instruktur)
b. Guru sebagai pembimbing (teacher as consellor)
c. Guru sebagai Ilmuwan (teacher as scienstist)
d. Guru seorang pribadi (teacher as person)
B. TANGGU NG JAWAB
1. Guru harus menuntut murid-murid belajar
2. Turut serta membina kurikulum sekolah
3. Melakukan pembinaan terhadap diri siswa ( Kepribadian,Watak, dan Jasmaniah)
4. Memberikan bimbingan kepada murid
5. Melakukan diagnosis atas kesulitan-kesulitan belajar dan mengandalkan penelitian atas
kemajuan belajar.
6. Meyelenggarakan penelitian
7. Mengenal masyarakat d an ikut serta aktif
8. Menghayati, mengamalkan, dan mengamankan pancasila
9. Turut serta membantu terciptannya kesatuan dan persatuan bangsa dan perdamaian
dunia
10. Tnaggung jawab meningkatkan guru yang profesional
11. Turut menyukseskan pembangunan.

BAB 8 PERENCANAAN PENGAJARAN

JENIS DAN FUNGSI PERENCANAAN PENGAJARAN

Pada garis besarnya, perencanaan pembelajaran berfungsi sebagai

1. Memberi guru pemahamn yang lebih jelas tenatng tujuan pendidikan sekolah dan
hubungannya dengan pengajaran yang dialksanakan untuk mencapai tujuan
2. Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pengajarannya terhadap
pencapaian tujuan pendidikan.
3. Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pengajaran yang diberikan dan prosedur
yang dipergunakan
4. Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan murid, minat-minat
murid, dan mendorong motivasi belajar.

BAB 9 EVALUASI PENGAJARAN

Evaluasi pengajaran merupakan suatu pengetahuan suatu komponen dalam sistem


pengajarn, sedangkan sistem pengajaran itu sendiri merupakan implementasi kurikulum,
sebagai upaya untuk menciptakan belajar dikelas. Fungsi utama evaluasi adalah untuk
menentukan hasil-hasil urutan pengajaran.
BAGIAN KETIGA

IMPLEMENTASI PENGAJARAN

BAB 10 PENGAJARAN BERBASIS MOTIVASI

Faktor siswa didik justru menjadi unsur yang menentukan berhasil atau tidaknya pengajaran
yang di sampaikan oleh guru. Tokoh pendidikan yang memulai pandangan baru ini, antara lain
: Dr. Ovide Dicroly, yang terkenal dengan pengajaran berdasarkan “pusat minat” anak makan,
pakaian, permainan/bekerja. Kemudian menyusul tokoh pendidikan lainnya seperti Dr. John
Dewey, yang terkenal dengan pengajaran proyeknya”, yang berdasarkan pada masalah yang
menarik minat siswa , system persekolahan lainnya. Sehingga sejak itu pula para ahli
berpendapat, bahwa tingkah laku manusia di dorong oleh motif-motif tertentu, dan perbuatan
belajar akan berhasil apabila didasarkan pada motivasi yang ada pada murid.

BAB 11 PENGAJARAN BERBASIS AKTIVITAS

Adanya berbagai temuan dan pendapat pada gilirannya menyebabkan pandangan anak (siswa)
berubah. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar
sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Kalaulah dalam pengajaran tradisional asas aktivitas
juga dilaksanakan namun aktivitas tersebut bersifat semu (aktivitas semu). Pengajaran modern
tidak menolak seluruhnya pendapat tersebut namun lebih menitikberatkan pada asas aktivitas
sejati. Anak (siswa) belajar sambil bekerja. Dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan,
pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang
bermakna untuk hidup di masyarakat.

BAB 12 PENGAJARAN BERBASIS PERBEDAAN INDIVIDUAL

Guru sewajarnnya memperhatikan cara belajar yang dilakukan oleh individu disamping
memperhatikan bahan belajar dan kegiatan-kegiatan belajar. Untuk mencapai tingkat
pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan pada diri siswa maka guru harus
memperhatikan keadaan individu, seperti minat, kemampuan , dan latar belakangnya. Di sisi
lain guru merancang kegiatan-kegiatan belajar dan bahan pengajaran yang serasi dengan
keadaan tadi. Jangan sampai kegiatan dan bahan-bahan belajar justru menimbulkan rasa takut
atau mematikan minat para siswa secara perorangan.
BAB 13 PENGAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN

Jan Ligthart terkenal dengan (Pengajaran Alam Sekitar). Menurut tokoh ini pendidikan
sebaiknya disesuaikan dengan keadaan alam sekitar. Alam sekitar (Millieu) adalah segala
sesuatu yang ada di sekitar kita. Pengajaran berdasarkan alam sekitar akan membantu anak
didik untuk menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekitarnya. Ovide Decroly dikenal dengan
teorinya, bahwa “Sekolah adalah dari kehidupan dan untuk kehidupan”. Dikemukakan, bahwa
“ bawalah kehidupan ke dalam sekolah agar kelak anak didik dapat hidup di masyarakat” .
pandangan tersebut menggambarkan bahwa lingkungan merupakan dasar
pendidikan/pengajaran yang penting, bahkan dengan dasar ini dapat dikembangkan suatu
model persekolahan yang berorientasi pada lingkungan masyarakat.

BAGIAN KEEMPAT

STRATEGI PENGAJARAN BERPUSAT PADA SISWA

BAB 14 PUSAT BELAJAR MODULAR

Suatu pusat belajar modular di kelas dapat di tentukan sebagai wahana yang menyediakan
pengalaman yang bersifat self contained dan self directed di mana para siswa berinteraksi
dengan material (bahan pelajaran) dan memperoleh balikan langsung tentang belajar tersebut.

Ada lima cara melakukan pusat-pusat belajar modular.

1. Sudut mata ajaran : bahasa, membaca, IPA, IPS, dan sebagainya.


2. Maksud: Suatu pusat motivasi berupaya merangsang minat siswa dalam suatu ajaran
tertentu.
3. Waktu: Pusat-pusat tersebut dilaksanakan sekurang-kurangnya selama satu atau dua
hari.
4. Panjangnya tugas : Tergantung pada tingkat kelas siswa.
5. Banyaknya siswa yang terlibat: suatu pusat mungkin disiapkan untuk individu siswa
berinteraksi dengan materi dalam proses belajar, atau dapat juga disiapkan bagi satu
kelompok siswa untuk bekerja sama.

BAB 15 PENGAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN

Pengajaran berdasarkan pengalaman melengkapi siswa dengan suatu alternatif pengalaman


belajar dengan menggunakan pendekatan kelas, pengarahan guru misalnya metode ceramah.
Strategi pengajaran ini menyediakan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan-
kegiatan belajar secara aktif dengan personalisasi. Rumusan pengertian tersebut menunjukkan
bahwa pengajaran berdasarkan pengalaman memberi siswa seperangkat/serangkaian situasi-
situasi belajar dalam bentuk keterlibatan pengalaman sesungguhnya yang dirancang oleh guru.
Cara ini mengarahkan para siswa ke dalam eksploras yang alami dan investigasi langsung ke
dalam suatu situasi pemecahan masalah/daerah mata ajaran tertentu.

BAB 16 PENGAJARAN BERDASARKAN INKUIRI

Ada berbagai rumusan tentang pengajaran berdasarkan inkuiri, antara yang satu dengan lainnya
berbeda secara gradual. Di antara rumusan itu adalah: “Diskover terjadi bila individu terlibat,
terutamadalam proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip”(Robert
B.Sund, 1973, hlm. 62-63). Rumusan ini menggambarkan, bahwa diskover dilakukan melalui
proses mental, yakni observasi, klasifikasi , pengukuan, prediksi, penentuan, dan inferi.

Pengajaran ingkuiri dibentuk atas dasar discoveri, sebab seorang siswa harus menggunakan
kemampuannya berdicoveri dan kemampuaj lainnya. Dalam inkuiri, seseorang bertindak
sebagai seorang ilmuan, melakukan eksperimen, dan mampu melakukan proses mental
berinkuiri, adalah sebagai berikut.

a. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang gejala alami.


b. Merumuskan masalah-masalah.
c. Merumuskan hipotetis-hipotetis.
d. Merancang pendekatan investigative yang meliputi eksperimen.
e. Melakukan eksperimen.
f. Mensintesiskan pengetahuan.

BAB 17 PENGAJARAN ADVOKASI

Pengajaran berpusat pada siswa ( student-centered advocacy learning) sering diidentikan


dengan proses debat. Advocacy learning dipandang sebagai suatu pendekatan alternatif
terhadap pengajaran didaktis di dalam kelas yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mempelajari isu-isu sosial dan personal yang berarti melalui keterlibatan langsung dan
partisipasi pribadi. Model belajar ini menuntut para siswa terfokus pada topic yang telah
ditentukan sebelumnya dan mengajukan pendapat yang bertalian dengan topik tersebut.

BAB 18 PENGAJARAN DENGAN BANTUAN KOMPUTER


Pemberdayaan teknologi dalam pengajaran merupakan pemberdayaan unsur kekuatan luar
yang mengakibatkan materi pengajaran, bukan ditentukan berdasarkan keputusan kurikuler,
melainkan keputusan bergantung pada guru. Namun demikian, penggunaan teknologi itu bukan
dimaksudkan menyaingi guru, melainkan lebih merupakan suatu forum dalam upaya mengajar
siswa untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Anda mungkin juga menyukai