TEKNOLOGI PANGAN
‘’MIE BASAH’’
Disusun Oleh:
Khatimah Husna
P07131116104
Tepung terigu memiliki kandungan pati sebesar 65-70%, protein 8-13%, lemak 0,8-1,5
%, serta abu dan air masing-masing 0,3-0,6 % dan 13-15,5 % (Kent Jones dan Amas, 1967).
Diantara komponen tersebut yang erat kaitannya dengan sifat khas mie adalah proteinnya yaitu
prolamin (gliadin) dan glutenin yang digolongkan sebagai protein pembentuk gluten (Kent, 1967
dalam Soraya,guna.2011).
Tepung Cakra Kembar dari Bogasari terbuat dari 100% gandum jenis hard wheat,
sehingga kandungan proteinnya tinggi. Tepung ini sangat cocok untuk membuat berbagai jenis
roti. Mulai dari roti tawar, roti manis, roti Perancis (baquette), dan roti yang membutuhkan
proses peragian.. Selain roti, Cakra Kembar juga pas dijadikan bahan baku mie berkualitas tinggi
dengan rasa yang lezat. Tepung Kereta Kencana Emas dibuat dari 100% gandum hard wheat
pilihan, disertai dengan pengawasan mutu yang ekstra ketat untuk menjamin kekonsistenan
kualitasnya. Kereta Kencana Emas, tepung terigu dengan kandungan protein tinggi,
menghasilkan roti dengan volume yang lebih besar, sedangkan kadar abunya rendah membuat
warna crumb roti lebih putih. Selain itu tepung ini juga cocok untuk membuat mie yang
mempunyai sifat kenyal dan tidak mudah putus (Anonim, 2011).
Penambahan garam dapur NaCl selain menambah cita rasa dapat pula untuk
mengawetkan mie kalau kadarnya tidak kurang dari 2 %. Garam dapur dapat mengawetkan mie
karena mempunyai tekanan osmotik yang tinggi serta bersifat hidroskopik sehingga dapat
memecah dinding sel dari mikroba tersebut. Air merupakan komponen yang penting dalam
pembentukan gluten, selain itu juga berfungsi sebagai media dalam pencampuran garam dan
pengikatan untuk member rasa, memperkuat tekstur mie dan meningkatkan elastisitas serta
mengurangi kelengketan adonan. Penambahan telur pada umumnya dapat meningkatkan mutu
karena meningkatkan nilai gizi. Selain itu sifat mie dapat lebih liat sehingga tidak mudah putus-
putus. Natrium karbonat, kalium karbonat, dan garam fisfat dipakai sebagai alkali dalam
pembuatan gluten, meningkatkan elastisitas dan ekstensibilitas serta menghaluskan tekstur.
Penambahan natrium karbonat dimaksudkan untuk dapat mengembangkan adonan karena oleh
cair, soda tersebut akan terurai dan melepaskan CO2 sebagai gas yang mengembangkan adonan
mie (Anonim, 2011)
Semakin tinggi konsentrasi penambahan terigu, maka kekenyalan produk akan semakin
rendah. Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik kekenyalan produk mie pati ubi kayu sangat
ditentukan oleh konsentrasi tapioka. Sumbangan pati ubi kayu terhadap karakteristik kekenyalan
produk sangat berkaitan erat dengan rasio amilosa-amilopektin ubi kayu. Berbeda dengan pati
lainnya, pati ubi kayu memiliki kandungan amilopektin sebesar 86%. Dibandingkan amilosa,
amilopektin memiliki viskositas dan kekentalan yang tinggi, sehingga adonan berbahan baku pati
ubi kayu umumnya bersifat lengket dan memiliki tingkat kekentalan yang tinggi. Terigu
memiliki kandungan protein 10,20% dalam bentuk gluten. penambahan terigu hingga pada
konsentrasi 40% akan menghasilkan produk mie pati ubi kayu dengan tekstur dan rasio
pengembangan optimal (Hidayat, 2008 dalam Soraya,guna.2011).
Roll press adalah mesin produksi yang terdiri dari 3 buah unit, yaitu unit pressing
(penggilingan),slitter dan unit wave conveyor. Unit pressing berfungsi membentuk lembaran
adonan mie sampai ketebalan tertentu. Unit slitter berfungsi seperti pisau yang akan memotong
lembaran mie secara membujur menjadi untaian mie. Terakhir adalah unit wave conveyor yang
akan membentuk untaian mie menjadi bergelombang atau keriting. Untaian mie tersebut
kemudian masuk ke dalam steam box untuk proses lebih lanjut (Anonim, 2011).
2.2 Mie Basah
Mie merupakan bahan pangan yang berbentuk pilinan memanjang dengan diameter 0,07-
0,125 inchi yang dibuat dengan bahan baku terigu atau tanpa tambahan kuning telur (Beans et al,
1974).
Mie basah adalah mie mentah yang sebelum dipasarkan mengalami perebusan dalam air
mendidih terlebih dahulu. Pembuatan mie basah secara tradisional dapat dilakukan dengan bahan
utama tepung terigu dan bahan pembantu seperti air, telur dan pewarna (Anonim, 2011).
Mie basah dibedakan dengan mie jenis lain berdasarkan kadar air dan tingkat
pemasakan awalnya. Mie mentah yang belum direbus mengandung air sekitar 35 %, mie basah
(mie mentah yang direbus) mengandung air sekitar 52 %, mie kering (mie mentah yang
dikeringkan) sekitar 10 %, mie instan (mie mentah yang dikukus kemudian digoreng) sekitar 8
%, sedangkan mie goreng (mie mentah yang digoreng) mengandung lipid sekitar 20 % (Krunger
et al, 1996 dalam Soraya,guna.2011).
Mie basah adalah jenis mie yang mengalami proses perebusan setelah tahap pemotongan
dan sebelum dipasarkan. Kadara airnya dapat mencapai 52% sehingga daya tahan simpannya
relatif singkat (40 jam pada suhu kamar). Di Indonesia, mie basah dikenal sebagai mie kuning
atu mie bakso. Mie basah umumya dikemas dengan platik polipropilen (PP) atau polietilen (PE).
Polipropilen memiliki sifat kaku , kuat, ringan , daya tembus uap air rendah, tahan tehadap
lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan mengkilap. Oleh karena itu pengemasan dengan
menggunakan polipropilen diharapkan mampu menjaga kestabilan uap air produk lebih baik dari
paa pengemas dari bahan polietilen. ( Astawan, 2008).
Mutu mie basah pada umumnya ditentukan berdasarkan pada warna, cooking time
atau waktu yang dibutuhkan untuk menghilangkan titik putih di bagian tengah dalam untaian
mie pada saat proses pemasakan dan tekstur. Mie harus nampak putih opaque (normal),
meskipun beberapa konsumen ada yang menghendaki mie berwarna tertentu, untuk itu
adonan biasanya ditambah zat pewarna. Mie yang sudah dimasak matang harus tetap utuh
(firm) dan tidak boleh ada solid yang berlarut dalam cairan pemasak, mie tidak boleh terlalu
lengket atau kendor. Tekstur mie dapat diketahui dari daya kekuatan menahan gigitan dan
sapuan permukaan mie dengan permukaan mulut. Faktor yang mempengaruhi hasil akhir
mie basah diantaranya yaitu banyaknya air, lama pengulenan, suhu dan lama perebusan.
Ciri-ciri mie basah yang mengandung bahan formalin adalah sebagai berikut
(Anonim,2011):
1. Tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar dan bertahan lebih dari 15 hari di suhu
lemari es (100C)
2. Bau agak menyengat, bau formalin
3. Tidak lengket dan mie lebih mengkilap dibanding dengan mie normal
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Tepung terigu dimixer dimatikan dengan campuran larutan garam dapur+telur , aduk dengan kecepatan
3 Selama 5 menit
Memasukkan adonan ke dalam roll prass sedikit demi sedikit, Diamkan selama 15 menit(proses relaksasi)
Masak pada air mendidih hingga setengah matang, lalu cuci dengan air mengalir hingga licin
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2011.Resep rahasiamembuatmiehttp://obetnego.blogspot.co.id/2011/06/resep-rahasia-
membuat-mie.html (11September 2017