Puji syukur kehadirat Allah SWT, shalawat dan salam ke pangkuan nabi Muhammad
S.A.W, alhamdulillah tugas mandiri blok 3 modul 1 telah kami selesaikan. Tugas ini berisi
rangkuman materi “ Perspektif dan Konsep Dasar Keperawatan: Aplikasi Teori Konseptual
Kami berharap laporan mandiri ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Kami
menyadari dalam menyusun laporan mandiri ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan laporan mandiri ini
nantinya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR I
DAFTAR ISI ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Aplikasi Teori Konseptual Roy
1. Pengkajian 2
A. Pengkajian Perilaku 2
B. Pengkajian Stimulus 5
2. Diagnosa Keperawatan 6
3. Rencana Tindakan 8
4. Implementasi/Intervensi Keperawatan 8
5. Evaluasi 12
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan 17
DAFTAR PUSTAKA 18
BAB I
PENDAHULUAN
Keperawatan merupakan suatu tindakan caring yang dilakukan terhadap pasien. Asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien sudah seharusnya sesuai konsep yang dikemukakan
para ahli untuk menghindari malpraktik atau neglected. Salah satu teori konseptual yang
digunakan dalan asuhan keperawatan adalah teori dari Sister Calista Roy. Inti dari teori ini
adalah manusia sebagai sistem terbuka yang adaptif yang selalu beradaptasi terhadap stimulus
yang ada. Perawat diharapkan dapat mengaplikasikan teori ini sesuai dengan kondisi pasien dan
PEMBAHASAN
Element Proses keperawatan menurut Roy meliputi: Pengkajian Perilaku, Pengkajian stimulus,
1. Pengkajian
A. Pengkajian Perilaku
mengatahui respon pada manusia sebagai sistim adaptive. Data spesifik dikumpulkan oleh
perawat melalui proses Observasi, pemeriksaan dan keahlian wawancara. “Faktor yang yang
mempengaruhi respon adaptif meliputi: genetik, jenis kelamin, tahap perkembangan, obat-
obatan, alkohol, merokok, konsep diri, fungsi peran, ketergantungan, pola interaksi sosial,
mekanisme koping dan gaya hidup, stress fisik dan emosi, budaya, lingkungan fisik” (Martinez
Ada 9 (Sembilan) perilaku Respon Fisiologis yang menjadi perhatian pengkajian perawat
yaitu:
sirkulasi.
b. Nutrsisi: menggambarkan pola penggunaan nutrisi untuk memperbaiki kondisi tubuh dan
perkembangan.
g. Cairan dan elektrolit: menggambarkan pola fisiologis penggunaan cairan dan elektrolit.
i. Fungsi endokrin: menggambarkan pola kontrol dan pengaturan termasuk respon stress dan
system reproduksi.
kepercayaan emosi yang berhubungan dengan Ide diri sendiri. Perhatian ditujukan pada keadaa
interaksi sosial seseorang berhubungan dengan orang lain akibat dari peran ganda.
kehangatan, cinta dan memiliki. Proses tersebut terjadi melalui hubungan interpersonal terhadap
Pengkajian pasien dari tiap empat model adaptif dilaksanakan dengan pendekatan
sistimatis dan holistic. Pengkajian itu diklarifikasikan, difokuskan oleh perawat atau Tim
keperawatan sebagai data dasar untuk memberikan asuhan keperawatan pada pasien. Secara
ideal, keseluruhan data pasien tersebut saling berhubungan dan pengkajian keperawatan dicatat
dalam format empat model adaptif keperawatan dan dapat dimengerti sebagai masukan data bagi
tim asuhan keperawatan yang terlibat pada pasien. Dibutuhkan Keahlian dalam praktek
membandingkan kriteria evaluasi spesifik respon perilaku manusia bahwa adaptif atau
inefektif (maladaptif). Data dikelompokkan dalam: data subjektif, objektif dan data
pengukuran/pemeriksaan fisik. Perilaku yang ditemukan dapat bervariasi dari apa yang
diharapkan, mewakili semua respon baik efektif maupun maladaptif. Roy sudah
mengidentifikasikan sejumlah respon yang berkaitan dengan aktivitas Subsistim regulator dan
• Tegang.
• Pembelajaran inefektif.
B. Pengkajian Stimulus.
Setelah pengkajian perilaku, perawat menganalisis data-data yang muncul ke dalam pola
inefektif atau respon-respon adaptif yang perlu didukung oleh perawat untuk dipertahankan.
Ketika perilaku inefektif atau perilaku adaptif yang memerlukan dukungan perawat, perawat
membuat pengkajian tentang stimulus internal dan ekternal yang mungkin mempengaruhi
perilaku. Dalam fase pengkajian ini perawat mengumpulkan data tentang stimulus fokal,
kontektual dan residual yang dimiliki pasien. Proses ini mengklarifikasi penyebab dari masalah
Stimuli fokal merupakan perubahan perilaku yang dapat diobservasi. Perawat dapat melakukan
Stimulus kontekstual ini berkontribusi terhadap penyebab terjadinya perilaku atau presipitasi
oleh stimulus fokal. Stimulus kontekstual dapat diidentifikasi oleh perawat melalui observasi,
Faktor kontekstual yang mempengaruhi mode adaptif adalah genetik, seks, tahap perkembangan,
obat, alkohol, tembakau, konsep diri, peran fungsi, interdependensi, pola interaksi sosial, koping
Pada tahap ini yang mempengaruhi adalah pengalaman masa lalu. Beberapa faktor dalam
pengalaman masa lalu relevan dalam menjelaskan bagaimana keadaan saat ini. Sikap, budaya,
karakter adalah faktor residual yang sulit diukur dan memberikan efek pada situasi sekarang.
3. Diagnosa Keperawatan
data (S). Roy menjelaskan ada tiga metode merumuskan diagnosa keperawatan.
1) Metode Pertama
penyesuaian diri (adaptasi). Penerapan metode ini ialah dengan cara mengidentifikasi perilaku
empat model adaptasi, perilaku adaptasi yang ditemukan disimpulkan menjadi respon adaptasi.
datanya: sakit perut, nyeri waktu defikasi, perubahan pola BAB, Kehilangan (masalah konsep
diri) datanya: diam, kadang-kadang menangis, kegagalan peran (masalah fungsi peran).
2) Metode Kedua
Membuat diagnosa keperawatan berdasarkan hasil observasi respon dalam satu cara
penyesuaian diri dengan memperhatikan stimulus yang sangat berpengaruh. Metode ini caranya
ialah menilai perilaku respon dari satu cara penyesuaian diri, respon perilaku tersebut dinyatakan
sebagai statemen masalah. Sedangkan penyebab adalah hasil pengkajian tentang stimulus.
Stimulus tersebut dinyakatan sebagai penyebab masalah. Misalnya: Nyeri dada yang disebabkan
Merupakan kumpulan respon-respon dari satu atau lebih cara (mode Adaptive)
berhubungan dengan beberapa stimulus yang sama. Misalnya pasien mengeluh nyeri dada saat
beraktivitas (olah raga) sedangkan pasien adalah atlit senam. Sebagai pesenam pasien tidak
mampu melakukan senam. Keadaan ini disimpulkan diagnosa keperawatan yang sesuai adalah
Kegagalan peran berkaitan dengan keterbatan fisik. Pasien tidak mampu untuk bekerja
melaksanakan perannya.
4. Rencana Tindakan
mengatasi/memanipulasi stimulus fokal kontektual dan residual, Pelaksanaan juga difokus pada
besarnya ketidakmampuan koping manusia atau tingkat adaptasi, begitu juga hilangnya seluruh
stimulus dan manusia dalam kemampuan untuk beradaptasi. Perawat merencanakan tindakan
keperawatan spesifik terhadap gangguan atau stimulus yang dialami. Tujuan intervensi
keperawatan adalah pencapaian kondisi yang optimal, dengan menggunakan koping yang
konstruktif. Intervensi ditujukan pada peningkatan kemampuan koping secara luas. Tindakan
diarahkan pada subsistim regulator (proses fisiologis/biologis) dan kognator (proses pikir.
5. Implementasi/Intervensi Keperawatan
Suatu perencanaan dengan tujuan merubah atau memanipulasi fokal, kontekstual, residual.
Pelaksanaannya juga ditujukan kepada kemampuan klien dalam menggunakan koping secara
Tujuan adalah harapan perilaku akhir dari manusia yang dicapai. Itu dicatat merupakan
indikasi perilaku dari perkembangan adaptasi masalah pasien. Pernyataan masalah meliputi
perilaku. Pernyataan tujuan meliputi: perilaku, perubahan yang diharapkan dan waktu. Tujuan
jangka panjang menggambarkan perkembangan individu, dan proses adaptasi terhadap masalah
danm tersedianya energi untuk tujuan lain (kelangsungan hidup, tumbuh, dan reproduksi).
Tujuan jangka pendek mengidentifikasi hasil perilaku pasien setelah manajemen stimulus fokal
dan kontektual. Juga keadaan perilaku pasien itu indikasi koping dari sub sistim regulator dan
kognator.
Kriteria:
Kriteria
Kriteria:
Kriteria:
Kriteria
Kriteria:
Kriteria:
1. Menyakinkan kepada pasien bahwa dia adalah tetap sebagai individu yang berguna bagi keluarga
dan msayarakat.
7. Perawat dan keluarga selalu memberikan pujian atas sikap pasien yang dilakukan secara
8. Perawat dan keluarga selalu bersikap halus dan meneriman jika ada sikap yang negatif dari
klien.
6. Evaluasi
dibandingkan dengan respon-respon perilaku yang dihasilkan, dan bagaimana pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan. Penetapan keberhasilan suatu asuhan keperaweatan didasarkan pada
perubahan perilaku dari kriteria hasil yang ditetapkan. Perawat memperbaiki tujuan dan
intervensi setelah hasil evaluasi ditetapkan. Penilaian terakhir proses keperawatan didasarkan
pada tujuan keperawatan yang ditetapkan. Penetapan keberhasilan suatu asuhan keperawatan
didasarkan pada perubahan perilaku dari kriteria hasil yang telah ditetapkan, yaitu terjadinya
PENUTUP
Kesimpulan :
1. Model adaptasi Roy memberikan petunjuk untuk perawat dalam mengembangkan proses
keperawatan.
2. Elemen dalam proses keperawatan menurut Roy meliputi pengkajian tahap pertama dan kedua,
diagnosa, perancanaan, intervensi, dan evaluasi, langkah-langkah tersebut sama dengan proses