KEBIJAKAN

KOLABORASI TB - HIV
 Negara dengan beban TB, TB HIV, dan TB MDR

Sumber: WHO Global TB Report 2016. WHO, 2016

 KOEPIDEMI TB DAN HIV
INDONESIA 2015

• 78.000 11%
Insiden TB HIV positif
Pasien TB dengan hasil tes HIV yang
• 3.523 (5%) tercatat
Pasien yang mengetahui status HIV nya dan
hasilnya HIV positif

• 757 • 31%
• 2,548(56%)
Angka keberhasilan pengobatan TB HIV
Mendapatkan PPK
(21%) dari semua pasien
TB HIV positif yang
tahun 2014
Mendapatkan ART dari
tercatat
semua pasien TB HIV
positif yang tercatat
Sumber: WHO Global TB Report 2016. WHO, 2016
 DOTS
Epidemi TB
Epidemi HIV
 Dasar Kebijakan Kolaborasi

• “Two diseases, one patient”

• Hak pasien memperoleh pelayanan yang komprehensif dan
bermutu
• Kolaborasi fungsional bukan struktural (integrasi program)
• memanfaatkan strategi dan sistem pelayanan yang ada (TB dan
HIV/AIDS)
• Memberikan manfaat pada kedua program
Kegiatan-kegiatan Kolaborasi TB-HIV
Rencana Aksi Nasional Kolaborasi TB-HIV 2015- Panduan Pelaksanaan Program Kolaborasi TB-
2019 HIV 2015
 Pemeriksaan Diagnosis HIV (Pasal 21)
Dilakukan untuk mencegah sedini mungkin terjadinya
penularan atau peningkatan kejadian infeksi HIV.
Prinsip Pemeriksaan diagnosis HIV:
 Konfidensialitas (confidentially)
 Persetujuan (consent)
 Konseling (counseling)
 pencatatan dan pelaporan (correct test result)
 Rujukan (connection to care, treatment, and prevention
services)
Prinsip konfidensial: hasil pemeriksaan harus dirahasiakan dan
hanya dapat dibuka kepada :
 yang bersangkutan;
 tenaga kesehatan yang menangani;
 keluarga terdekat dalam hal yang bersangkutan tidak cakap;
 pasangan seksual; dan
 pihak lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Pemeriksaan Diagnosis HIV (Pasal 22)
• Pemeriksaan diagnosis HIV dilakukan melalui KTS atau TIPK.
• Pemeriksaan diagnosis HIV harus dilakukan dengan persetujuan
pasien.
• Dikecualikan dalam hal:
– penugasan tertentu dalam kedinasan tentara/polisi;
– keadaan gawat darurat medis untuk tujuan pengobatan pada
pasien yang secara klinis telah menunjukan gejala yang mengarah
kepada
– AIDS; dan
– permintaan pihak yang berwenang sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
 TIPK (Pasal 24)

TIPK terutama diselenggarakan pada:

 pelayanan IMS;
 pelayanan kesehatan bagi populasi kunci/orang yang berperilaku
risiko tinggi;
 fasilitas pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan
pemeriksaan ibu hamil, persalinan dan nifas;
 pelayanan tuberkulosis.
Tes HIV pada TIPK tidak dilakukan dalam hal pasien menolak secara
tertulis.
TIPK harus dianjurkan sebagai bagian dari standar pelayanan
 Pengobatan ARV (Pasal 34)
• Diberikan setelah mendapatkan konseling, mempunyai pengingat
minum obat (PMO) dan pasien setuju patuh terhadap pengobatan
seumur hidup.
• Pengobatan ARV harus diindikasikan bagi:
– penderita HIV yang telah menunjukkan stadium klinis 3 atau 4 atau
jumlah sel Limfosit T CD4 kurang dari atau sama dengan 350
sel/mm3;
– ibu hamil dengan HIV; dan
– penderita HIV dengan tuberkulosis.
• Pengobatan ARV dimulai di rumah sakit dan dapat dilanjutkan di
puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
• Rumah sakit sebagaimana dimaksud, sekurang-kurangnya merupakan
rumah sakit kelas C.
SPM Bidang Kesehatan
PMK No. 43/2016
TARGET (IDEAL)
•Semua penderita TB ditawarkan tes HIV
•Semua penderita TB dengan HIV (+) langsung
diberikan ARV
•Semua ODHA diskrining TB dengan TCM
•Semua ODHA dengan TB mendapat
tatalaksana TB sesuai standar
•Semua ODHA tanpa TB diberikan PP-INH
 TREN JUMLAH KASUS BARU HIV/AIDS
PROVINSI SULAWESI UTARA PER JUNI 2017
250
229

195 194
200

164
148
150 137
128
112 114

100 93
88
82 82
74 71
61 62
47 43 55
50 38
38 38
30 29 32
13 9
4 6
1 1 1 1 9
3 5 5 2
0 0 0 0
1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
HIV AIDS

sumber data : Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit - Dinas Kesehatan Daerah Prov Sulut
 Situasi HIV AIDS Prov. Sulut per Kabupaten Kota
Tahun 1997 sd Juni 2017
700 HIV AIDS

610
600

500

400

300 275

226 234
212
200
157
111 111
100 74
46 57 48
40 32 41
29 25
16 14 17 10 17
0 4 2 9 0 1 6 9 4 7
0

sumber data : Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit - Dinas Kesehatan Daerah Prov Sulut
 Situasi Fasilitas Kesehatan
& Ketenagaan
Persentase Capaian Tenaga Terlatih TB
di Fasilitas Kesehatan s/d tahun 2017
100 100
PS PRM PPM RS 100
90
Jumlah 125 47 25 44 90 84 83
Faskes 80 74
70
Dokter 52 24 13 23 70
Terlatih
60 52 52 Dokter
93 39 21 28 51
Perawat
Terlatih 50 42 Perawat

40 Lab
Lab 47 25 36
Terlatih 30

20
Tantangan : PS PPM
Turn Over Tenaga Terlatih 10

0
PS PRM PPM RS
 Tren Case Notification Rate (CNR )
Prov. Sulawesi Utara Tahun 2013 - 2017
300
261
242 238
250
222

200
168

150

100

50

0
2013 2014 2015 2016 2017 Tw 3
 Capaian Kasus berdasarkan Perhitungan
Target Analisa Beban TB Tahun 2016-2017
8000

7000

6000

5000

4000

3000 Perhitungan target kasus

berdasarkan variable
analisa beban TB di mulai
2000 pada tahun 2016 , yaitu
dengan 4 variable :
1000 1). Populasi

0 2). Luas lantai sempit

Tahun 2016 Tahun 2017 3). Tingkat pendidikan
Target 6244 6999 rendah
capaian 5400 4138 4). Data Urban
 BALI

63%
PAPUA BARAT
PAPUA

41%39%
KEP. RIAU
JAWA TIMUR
DI YOGYAKARTA

28%27%25%
DKI JAKARTA
KALIMANTAN UTARA
SULAWESI SELATAN

19%17%16%
JAWA TENGAH

15%
BENGKULU
LAMPUNG
SUMATERA UTARA
RIAU
BANTEN
JAMBI
SULAWESI UTARA
JAWA BARAT
11%11%11%10%10% 9% 8% 8%

KALIMANTAN BARAT
MALUKU
KALIMANTAN TENGAH
KALIMANTAN TIMUR
SULAWESI TENGGARA
SUMATERA BARAT
KEPULAUAN BANGKA BELI
MALUKU UTARA
% Pasien TB mengetahui status HIV

NUSA TENGGARA BARAT

7% 7% 6% 6% 5% 5% 5% 5% 4%

GORONTALO
NUSA TENGGARA TIMUR
(per provinsi) Tahun 2016 data per Maret 2017

SUMATERA SELATAN
ACEH
KALIMANTAN SELATAN
SULAWESI TENGAH
SULAWESI BARAT
3% 1% 1% 1% 1% 0% 0%
 Proporsi Capaian Test HIV Proporsi Pengobatan ARV
Pada Pasien TB di Provinsi Sulut Pada Pasien TB di Provinsi Sulut

40 100

90
35

80
30
70

25
60

20 50

40
15

30
10
20

5
10

0 0
2016 2017 ( TW 3 ) 2016 2017
Target 30 40 Target 100 100
test HIV 12 6 Capaian 5 14
 Persentase capaian dilakukan Test HIV pada pasien TB
per- kab/kota
59
60

50 47
45

40

30

20

10

2
1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0
0
 Tren Treatment Success Rate tahun 2013-2017

100% 95%
93% 92% 91%
90%

80%

70% 66%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
2013 2014 2015 2016 2017 TW3
 Treatment Success Rate
s/d TW 3 2017
100 95 94 94 96
91 92 93
90
90 85

80

68 69 70
70 66
62
60

48
50

38
40

30

20

10

0
▪ 14 Kab/Kota
mendapat
Distribusi TCM
(15)
▪ 12 TCM ( 86 % )
sudah berfungsi
▪ Utilisasi masih di
bawah standar
Surat Edaran Algoritma Penemuan
Kasus Terduga TB dengan TCM

PENGGUNAAN ALAT TCM TB :

1. TERDUGA TB RO
2. TERDUGA TB PADA ODHA
3. TERDUGA TB ANAK
4. TERDUGA TB BTA NEG
5. TERDUGA TB EKSTRA PARU
6. TERDUGA TB DENGAN KO-
MORBID
7. TERDUGA TB DI
LAPAS/RUTAN
8. TERDUGA TB KASUS BARU
 TB MDR SULUT
2014 S/D TW III 2017
900
800 763
700
600
500
400 332
300 232
200 140 163
136
100 59 36 31 52 46 50 50
25 9
0
2014 2015 2016 2017 TOTAL

SUSPEK RR Treatment
EDARAN GUBERNUR
 42 Kab/Kota Prioritas TB-HIV 2017
1 JABAR BOGOR
2 SUMUT KOTA MEDAN 22 DKI JAKARTA KOTA JAKARTA PUSAT
3 JABAR BANDUNG 23 JABAR INDRAMAYU
4 BANTEN TANGERANG
24 JABAR KOTA BOGOR
5 SUMUT DELI SERDANG
25 JATENG KOTA SEMARANG
6 JABAR BEKASI
26 JATENG KOTA SURAKARTA
7 SUMSEL KOTA PALEMBANG
27 DIY KOTA YOGYAKARTA
8 JATIM KOTA SURABAYA
28 JATIM KOTA MALANG
9 DKI JAKARTA KOTA JAKARTA TIMUR
29 KALSEL KOTA BANJARMASIN
10 JABAR KOTA BEKASI
30 KALTIM KOTA SAMARINDA
11 DKI JAKARTA KOTA JAKARTA BARAT
31 SULUT KOTA MANADO
12 JABAR KOTA BANDUNG
13 JABAR GARUT 32 SULSEL KOTA MAKASSAR
14 JATIM MALANG 33 BALI BADUNG
15 KEPRI KOTA BATAM 34 BALI KOTA DENPASAR
16 JABAR SUKABUMI 35 NTT KOTA KUPANG
17 DKI JAKARTA KOTA JAKARTA SELATAN 36 PAPUA KOTA JAYAPURA
18 JABAR KOTA DEPOK 37 PAPUA JAYAPURA
19 JATIM JEMBER 38 PAPUA MERAUKE
20 BANTEN KOTA TANGERANG 39 PAPUA MIMIKA
DKI 40 PAPUA NABIRE
21 JAKARTA KOTA JAKARTA UTARA 41 PAPUA BARAT KOTA SORONG
42 PAPUA BARAT MANOKWARI