Anda di halaman 1dari 4

(Disusun sebagai salah satu bukti fisik Ujian Praktek pada mata pelajaran IPA)

Penyusun
ABDULLAH NURCAHYA
Kelas 9 B

SMP PGRI CIBEBER


Tahun Pelajaran 2017/2018
DESKRIPSI ALAT REPRODUKSI PRIA
Bagian Luar
1. Penis

Di samping berfungsi sebagai saluran keluarnya air seni pada sistem urinaria, dalam sistem
reproduksi penis mempunyai dua fungsi yakni sebagai tempat keluarnya cairan semen serta alat
untuk kopulasi. Meski demikian, air semen serta air seni tidak akan keluar bersamaan, sebab
saat terjadinya ejakulasi (pengeluaran sperma) otot-otot pada kandung kemih akan mengerut
untuk mencegah sperma masuk sehingga urine yang berada di dalamnya juga tidak akan ikut
keluar.

Penis merupakan organ yang bersifat erektil yang disusun dari tiga tabung erektil yakni sepasang
corpora cavernosa dan sebuah corpora spongiosa yang ketiganya akan berakhir pada gland
penis, disekeliling tabung diliputi oleh jaringan ikat dan banyak otot polos. Ketiga tabung inilah
yang berperan dalam proses ereksi dan ejakulasi.Penis juga dilapisi oleh kulit yang tipis dan
halus dengan bagian ujung melipat yang disebut preputium, bagian inilah yang akan dipotong
saat khitan. Selain itu, pada kulit penis juga terdapat kelenjar keringat, kelenjar lemak, dan folikel
rambut.

2. Skrotum
Skrotum adalah suatu kantung pembungkus testis. Kantung ini terdiri dari lapisan subkutan, otot
polos, serta lapisan kulit. Kulit pada skrotum memiliki lipatan-lipatan. Hal ini menjadikan skrotum
bisa mengendur menjauhi tubuh saat cuaca panas, serta mengerut mendekati tubuh saat suhu
rendah (dingin). Fungsinya yakni untuk mempertahankan suhu testis agar stabil sehingga
spermatogenesis tetap terjadi.
Bagian Dalam
1. Testis

Jika pada sistem reproduksi wanita yang berperan menghasilkan sel telur adalah ovarium, maka
pada reproduksi jantan organ penghasil sperma adalah testis. Testis juga merupakan kelenjar
eksokrin sekaligus endokrin. Fungsi eksokrin, yakni untuk memproduksi sel-sel kelamin pria,
sedangkan fungsi endokrin, yakni untuk memproduksi hormon.

Testis dibungkus oleh kapsula testikularis yang terdiri dari selapis mesotel, sel-sel otot polos, dan
jala-jala kapiler yang terbenam pada jaringan ikat. Kapsula testikularis ini akan menimbulkan
terjadinya kerutan secara berkala. Hal ini berguna untuk mempertahankan tekanan di dalam
testis, mengatur keluar-masuknya cairan ke dalam kapiler-kapiler, serta mendorong pengeluaran
sperma.

Pembentukan sperma terjadi di dalam tubulus seminiferus. Yakni saluran panjang yang berlekuk-
lekuk dan berada di dalam testis. Pada epitel tubulus terdapat dua jenis sel, yaitu;

 Sel Spermatogenik – Sesuai dengan namanya, sel spermatogenik merupakan cikal bakal sel
spermatozoa. Sel benih ini awalnya berkromosom diploid, kemudian memerlukan waktu sekitar
64 hari untuk berdifferensiasi dan mengalami spermatogenesis hingga memiliki kromosom
haploid. Sel spermatogonium sendiri terdiri dari4-8 lapis sel.
 Sel Sertoli – Jumlah sel sertoli tidak sebanyak jumlah sel spermatogenik. Sel ini berada di
antara sel-sel spermatogonium dan berperan sebagai sel penyokong. Yakni untuk memberi
makan sel-sel spermatogenik serta menghilangkan sisa sitoplasma spermatid yang merupakan
bahan residu. Dua sel sertoli yang teletak berdekatan akan membentuk sawar darah (blood testis
barrier) bersama-sama dengan jaringan peritubuler.. Selain diisi oleh tubulus seminiferus, testis
juga diisi oleh sel-sel interstitial yang terletak diantara tubulus seminiferus. Sel interstitial atau sel
leydig terdiri dari jaringan ikat kendor, dan diisi oleh sel-sel fibroblast, mast sel, makrofag,
pembuluh darah, limfe, sel mesenchyme, dan saraf. Fungsinya ialah menghasilkan hormone
testosteron.

2. Sistem saluran genital

 Tubulus recti – Yakni saluran lurus yang merupakan kelanjutan dari tubulus seminiferus.
Tubulus recti dimulai dari puncak setiap lobulus testis.
 Rete testis – Selanjutnya, tubulus-tubulus recti akan memasuki mediastinum testis dan
membentuk seperti anyaman. Struktur inilah yang dimaksud dengan rete testis. Spermatozoa
yang melewati saluran ini berjalan sangat cepat sehingga jarang ditemukan di daluran ini.
 Duktus efferens – Kelanjutan dari rete testis ialah duktus efferens. Rata-rata panjang saluran ini
ialah 6-8 cm dengan diameter 0.05 mm. pada bagian dalam duktus dilapisi oleh epitel selapis
silindris serta bersilia yang dapat bersifat motil. Kegunaannya yakni untuk mendorong
spermatozoa menuju epididimis. Dibandingkan dengan saluran yang lain, motil silia ini hanya
dapat dijumpai di dalam duktus efferens.
 Duktus epididimis – Setelah melalui duktus efferens, spermatozoa akan berjalan melalui duktus
epididimis. Duktus epididimis adalah saluran panjang yang berlekuk-lekuk serta terletak di atas
testis. Dengan panjang sekitas 5-7 meter spermatozoa berjalan sangat lambat. Hal ini
menjadikan sperma mengalami pematangan yang sempurna. Pada sekitas duktus epididimis
terdapat otot polos yang akan membantu pengeluaran spermatozoa ke saluran berikutnya.
 Duktus Defferens – Setelah mengalami pematangan, maka spermatozoa akan keluar dari
skrotum dan naik ke atas melalui duktus deferens. Pada ujung saluran terdapat pelebaran yang
disebut ampulla duktus deferens.
 Duktus ejakulatorius – Saluran ini merupakan bagian terakhir dari saluran genitalia. Duktus
ejakulatorius menembus kelenjar prostat dan masuk ke saluran urethra.

3. Kelenjar genital

 Vesikula seminalis – Vesikula seminalis adalah tonjolan dari duktus deferens yang masih
berbentuk saluran dan terletak di belakang prostat. Saluran ini mempunyai panjang sekitar 5-10
cm. Kelenjar ini menghasilkan sekret yang mengandung protein globulin, fruktosa, asam
askorbat, serta prostaglandin yang berpengaruh saat fertilisasi di dalam saluran reproduksi
wanita. Sekret yang dihasilkan vesikula seminalis mempunyai pH 7,3 sehingga tergolong basa.
Cairan ini bersifat kental dan bergabung menjadi bagian dari cairan semen yang keluar bersama
sperma saat ejakulasi. Meski ukuran kelenjar ini lebih kecil dari kelenjar prostat, namun vesikula
seminalis menyumbang sebesar 60% dari komposisi cairan semen.
 Kelenjar prostat – Dibandingkan kelenjar tambahan lainnya, kelenjar prostat merupakan
kelenjar terbesar pada sistem reproduksi pria. Letaknya berada di bawah vesika urinaria. Sekret
yang dihasilkan kelenjar prostat bersifat encer dan berwarna putih seperti susu. Pada cairan ini
terdapat banyak enzim acid-phosphatase, asam sitrat, dan juga fosfolipid. Cairan yang dihasilkan
kelenjar prostat mencapai 30% dari total volume cairan semen.
 Kelenjar Bulbo-urethralis – Kelenjar bulbo-urethralis dikenal juga sebagai kelenjar cowpery.
Kelenjar ini berukuran sebesar kacang hijau dan berjumlah sepasang. Letaknya di belakang
urethra pars membranacea. Cairan yang dihasilkan oleh kelenjar cowpery bersifat kental, sperti
lendir serta nampak jernih.

4. Hormon Penting Pada Genitalia Pria

 FSH – Hormon FSH (Follicle stimulating hormone) merupakan hormone yang dihasilkan oleh
kelenjar hiposisis anterior yang berada di otak. Hormone ini berperan memicu sel sertoli untuk
membentuk Anrogen Bound Protein atau ABP. Selanjutnya, reseptor ABP ini akan berikatan
dengan testosterone dan masuk ke dalam tubulus seminiferus dan berperan memelihara
spermatogenesis.
 LH – Luteinizing Hormone atau LH juga berasal dari kelenjar hipofisis anterior. Fungsinya pada
sistem reproduksi yakni untuk merangsang sel-sel leydig untuk menghasilakna hormone
testosteron
 Testosteron – Seperti dijelaskan di atas, hormon testosteron dihasilkan oleh sel-sel interstitial
atau sel leydig yang berada di antara tubulus seminiferus. Hormon ini memiliki beberapa fungsi
penting diantaranya menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan saluran-saluran reproduksi
pria, menampakkan dan memelihara sifat-sifat seks sekunder pria, membangkitkan nafsu birahi,
serta memberikan kemampuan untuk bersetubuh.

Anda mungkin juga menyukai