Anda di halaman 1dari 8

Lampiran 1

Keputusan Direktur
Nomor :
Tanggal :

BAB I
PENDAHULUAN
Rumah sakit adalah salah satu tempat pelayanan publik yang sangat rawan
terjadi penularan penyakit infeksi. Beberapa penyakit infeksi saluran pernafasan
adalah salah satu jenis penyakit infeksi yang umum terjadi baik pada pasien
maupun pengunjung. Seringnya kontak interkasi antara pasien, petugas yang
pengunjung menjadi salah satu sarana penularan terhadap penyakit tersebut.
Mengingat tingginya pola interaksi antara pasien, petugas dan pengunjung,
maka diperlukan suatu tindakan pencegahan terhadap penularan penyakit infeksi.
Edukasi terhadap prosedur pencagahan penularan penyakit infeksi perlu dilakukan
untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial kepada pasien, petugas maupun
pengunjung.

Panduan Hygiene Respirasi (Etika Batuk dan Meludah) 1


BAB II
TUJUAN
2.1 Tujuan Umum
Sebagai pedoman langkah-langkah dalam melaksanakan hygiene respirasi/
etika batuk dan meludah di Rumah Sakit Wijaya Surabaya.
2.2 Tujuan Khusus
1. Mencegah terjadinya kontaminasi penyakit infeksi menular baik kepada
pasien, petugas maupun pengunjung.
2. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pasien, petugas dan
pengunjung dalam melakukan hygiene respirasi/ etika batuk.

Panduan Hygiene Respirasi (Etika Batuk dan Meludah) 2


BAB III
DEFINISI
Batuk terjadi karena rangsangan tertentu, misalnya debu direseptor batu (hidung,
saluran pernafasan, bahkan telinga). Kemudian reseptor akan mengalirkan lewat
syaraf ke pusat batuk yang berada diotak. Disini akan memberi sinyal kepada otot-
otot tubuh untuk mengeluarkan benda asing tadi, hingga terjadilah batuk.
Bersin merupakan suatu mekanisme pertahanan tubuh untuk mencegah masuknya
zat asing ke dalam tubuh. Karena itu jangan ditahan jika anda merasa ingin bersin.
Bersin adalah respon tubuh yang dilakukan oleh membrane hidung ketika
mendeteksi adanya bakteri dan kelebihan cairan yang masuk ke dalam hidung,
sehingga secara otomasti tubuh akan menolak bakteri tersebut. Bersing juga dapat
timbul akibat adanya peradangan (rhinosinositis), benda asing, infeksi virus, atau
reaksi alergi. Reaksi alergi tersebut muncul karena paparan terhadap bahan
allergen.

Panduan Hygiene Respirasi (Etika Batuk dan Meludah) 3


BAB IV
LANDASAN HUKUM
SK Direktur tentang Kewaspadaan Isolasi:
a. Panitia Sub Komite PPI adalah koordinator dalam pelaksanaan edukasi
hygiene respirasi/ etika batuk.
b. Pasien, keluarga dan petugas rumah sakit yang sedang batuk disarankan untuk
menggunakan masker

Panduan Hygiene Respirasi (Etika Batuk dan Meludah) 4


BAB V
RUANG LINGKUP
1. Edukasi hygiene respirasi/ etika batuk diberikan kepada seluruh petugas,
pasien dan pengunjung.
2. Koordinator edukasi adalah panitia PPI bekerjasama dengan staf di unit kerja
terkait.
3. Media edukasi meliputi brosur dan banner yang tersedia di seluruh are
pelayanan.

Panduan Hygiene Respirasi (Etika Batuk dan Meludah) 5


BAB VI
TATA LAKSANA

Berikut ini adalah tatacara hygiene respirasi/ etika batuk dan meludah yang
dianjurkan untuk mencegah penularan infeksi:
BATUK
1. Tutup mulut dan hidung dengan tissue atau dengan lengan atas ketika batuk
atau bersin. Hal ini diharapkan benda asing yang keluar menempel pada tissue.
Lengan atas merupakan alternative bila tidak ada tissue, tidak disarankan untuk
menggunakan telapak tangan karena telapak tangan merupakan organ yang
paling sering kontak dengan orang lain.
2. Buang tissue pada tempat sampah tertutup.
3. Segera cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, dapat juga
menggunakan larutan desinfektan yang telah tersedia diseluruh bagian area
pelayanan.
4. Gunakan masker bila sedang influenza, sedang batuk atau sering bersin.
Gunakan masker disposable.
MELUDAH
1. Setiap orang tidak diperkenankan meludah disembarang tempat.
2. Ludah dapat dibuang dengan menggunakan tissue kemudian dibuang ditempat
sampah tertutup.
3. Bila tidak ada tissue, ludah dapat dibuang langsung ke kloset kamar mandi dan
disiram hingga bersih.
4. Segera cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.

Panduan Hygiene Respirasi (Etika Batuk dan Meludah) 6


BAB VII
PENUTUP

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga
panduan ini dapat diselesaikan. Semoga panduan ini dapat memberikan
petunjuk dan arahan bagi seluruh karyawan di Rumah Sakit dalam
melaksanakan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit.
Sehingga dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap mutu pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit.

DIREKTUR UTAMA,

dr. Indramawan Setyojatmiko

Panduan Hygiene Respirasi (Etika Batuk dan Meludah) 7


BAB VIII
DOKUMENTASI

(foto banner/brosur Etika Batuk)

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2008. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient
Safety) Edisi 2. Jakarta: Depkes RI

Dirjen Bina Upaya Kesehatan. 2011. Standar Akreditasi Rumah Sakit. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan Komisi Akreditasi
Rumah Sakit.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit. 2012. Workshop Keselamatan Pasien dan


Manajemen Risiko Klinis. Surabaya: 3-5 Juli 2012
World Health Organization. 2009. WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health
Care

Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber


Daya terbatas, JHPIEGO, Jakarta, 2004.

Panduan Hygiene Respirasi (Etika Batuk dan Meludah) 8

Anda mungkin juga menyukai