Menimbang :
a. Bahwa keamanan dan tata tertib yang mantap di Lembaga-lembaga Pemasyarakatan
adalah syarat mutlak bagi berhasilnya usaha pembinaan.
b. Bahwa untuk mencapai keamanan dan tata tertib tersebut, perlu diadakan peraturan tata
tertib dan penjagaan Lembaga Pemasyarakatan.
Mengingat :
1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor. 44 Tahun 1974, tentang Pokok-pokok
organisasi Departemen;
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor. 45 Tahun 1974, tentang Susunan
Organisasi Departemen;
3. Keputusan Menteri Kehakiman Nomor. G.8/230 tanggal 25 Februari 1946 sebagaimana
telah diubah dan ditambah;
4. Reglemen Penjara (Stbl. 1917-708) pasal 67.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan:
“Peraturan Penjagaan Lembaga Pemasyarakatan” seperti yang tersebut dalam lampiran
surat keputusan ini, sebagai peraturan penjagaan yang berlaku bagi semua Lembaga
Pemasyarakatan, dengan ketentuan:
1. a. Peraturan penjagaan ini wajib diketahui dan diindahkan oleh setiap pegawai Bina Tuna
Warga.
b. Para pelanggar peraturan penjagaan ini dapat ditindak berdasarkan peraturan
kepegawaian yang berlaku.
2. Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
ttd
A. KOESNOEN, SH
BAB I
UMUM
Pasal 1
a. Tanggung jawab keamanan dan tata tertib Lembaga Pemasyarakatan (untuk singkatnya,
selanjutnya
disebut LP) berada langsung ditangan Direktur/Pemimpin Lembaga Pemasyarakatan
(untuk singkatnya,
selanjutnya disebut Direktur).
b. Untuk mewujudkan keamanan dan tata tertib, Direktur dibantu oleh Kepala Keamanan
dan Tata-tertib
(untuk singkatnya, selanjutnya disebut Kepala Keamanan).
c. Kepala Keamanan dalam melaksanakan keamanan dan tata tertib dibantu oleh regu-regu
(poeg)
penjagaan. (vide pasal 6)
Pasal 2
Walaupun sudah ada petugas- petugas khusus keamanan dan tata tertib, setiap pegawai
L.P diwajibkan ikut serta bertanggung jawab atas terwujudnya keamanan dan tata tertib.
Pasal 4
Berdasarkan pasal 3 diatas, dalam hal-hal keadaan darurat setiap pegawai L.P , dapat
diperbantukan kepada regu-regu penjagaan.
Pasal 5
Dalam hal Direktur tidak berada ditempat, wewenang Direktur berada ditangan pegawai
yang tertinggi pangkatnya.
BAB II
TUGAS PENJAGAAN
A. UMUM
Pasal 6
Pasal 7
a. Untuk melaksanakan tugas penjagaan tersebut Pasal 6, regu penjagaan melakukan tugas
secara bergilir.
b. Penggantian regu penjagaan diatur menurut keadaan dan keperluan setempat.
c. Dalam melaksanakan penggantian jaga, regu lama tidak boleh meninggalkan L.P
sebelum timbang terima
dengan regu baru selesai dengan sempurna.
Pasal 8
a. Semua pegawai penjagaan dalam menjalankan tugas harus berseragam lengkap menurut
peraturan yang
berlaku.
b. Anggota penjagaan yang sedang menjalankan tugas dilarang meninggalkan tugasnya
tanpa izin Komandan
Jaga (vide pasal 15 ayat c)
Pasal 9
Agar tiap kali regu penjagaan berkekuatan tetap, Direktur menentukan tenaga-tenaga
cadangan.
Pasal 10
B. POS-POS PENJAGAAN
Pasal 11
Pasal 12
Penempatan pos-pos diatur berdasarkan sistim pos berantai, yaitu antara pos-pos
penjagaan harus dapat saling berhubungan dengan isyarat.
Pasal 13
BAB III
TUGAS PENJAGA
A. UMUM
Pasal 15
B. KOMANDAN JAGA
(vide pasal 2 ayat a)
Pasal 16
C. KOMANDAN LINGKUNGAN
Pasal 17
Pasal 18
a. membuka/menutup pintu gerbang. dilarang membuka pintu satu dan pintu dua dalam
waktu bersamaan.
b. Mengenali lebih dahulu setiap orang (baik tamu, pegawai maupun penghuni) yang akan
masuk LP.
c. Menjaga jangan ada penghuni LP keluar dari LP dengan tidak syah.
d. Menerima penghuni LP yang masuk dan menyerahkan kepada Komandan Jaga.
e. Menjaga agar jumlah penghuni LP yang diterima diruang portir seimbang dengan
kekuatan penjagaan
portir.
f. Menerima tamu, baik bagi pegawai maupun bagi penghuni LP dan melaporkan kepada
Komandan Jaga.
Melarang tamu masuk membawa senjata. Senjata supaya dititipkan kepada
portir/Komandan Jaga.
g. Mengatur agar tamu dan penghuni LP tidak diterima atau berada diruang porter bersama-
sama.
h. Memeriksa barang yang masuk/keluar LP sesuai tidaknya dengan surat penghantarnya
yang memuat jenis
dan jumlah barang.
i. Memeriksa muatan dan isi setiap kendaraan (juga gerobak) yang masuk/keluar.
j. Dalam hal ada dua pintu gerbang, yang satu dikhususkan untuk lalu lintas orang dan yang
lainnya untuk lalu
lintas kendaraan (kecuali sepeda dan sepeda motor).
k. Apabila ada pintu tiga, dilarang membuka pintu dua dan pintu tiga dalam waktu
bersamaan. (vide pasal
18 ayat a).
E. POS ATAS
Pasal 19
a. menjaga agar tidak ada penghuni LP yang melarikan diri lewat tembok keliling secara
tidak syah.
b. Menjaga agar tidak ada orang yang tidak berkepentingan mendekati tembok keliling.
c. Dalam hal ada penghuni LP melarikan diri melalui tembok keliling, berturut-turut :
1. Memberikan isyarat tanda bahaya.
2. Memberi perintah untuk menghentikan pelarian.
3. Jika tidak diindahkan memberi tembakan peringatan ke atas sebanyak tiga kali.
4. Jika tidak juga diindahkan langsung menembak kakinya.
F. POS LAIN-LAIN
Pasal 20
a. Tempat/ruang kerja :
1. Menerima dan meneliti penghuni LP yang akan bekerja menyerahkan kepada Pemimpin
pekerjaan
(bengkel kerja, pakaryan, perkebunan, pertanian dan sebagainya).
2. Mengatur dan mengawasi keluar/masuknya penghuni yang sedang bekerja.
3. Membantu Pemimpin pekerjaan dalam melaksanakan ketertiban pekerjaan dan
tempat/ruang kerja.
4. Meng-appel dan menggeledah penghuni LP yang keluar sehabis jam kerja dan
menerimakan kembali
kepada Komandan Lingkungan masing-masing.
5. Ikut mengawasi dikembalikannya semua alat-alat pekerjaan.
6. Ikut mengawasi penutupan pintu-pintu tempat/ruang kerja.
b. Rumah Sakit LP
1. Menerima dan meneliti penghuni LP yang akan berobat/diperiksa.
2. Mengatur dan mengawasi keluar masuknya penghuni yang dirawat (opname).
3. Membantu petugas kesehatan dalam melaksanakan ketertiban pengobatan dan
perawatan.
4. Selanjutnya lihat tugas Komandan lingkungan. (vide pasal 17).
c. Kunjungan bagi penghuni LP.
1. Meneliti apakah penghuni LP yang dikunjungi benar-benar orang yang dimaksud.
2. Memeriksa dan meneliti buah tangan (kiriman) dihadapan pengunjung dan yang
dikunjungi.
3. Bila terdapat barang terlarang (khususnya senjata, kikir, gergaji dan sebagainya),
menyita barangnya,
menangguhkan sementara kunjungan dan melaporkan kepada Komandan Jaga.
4. Bila terdapat makanan terlarang, mengembalikan makanan tersebut kepada pembawa.
5. Meneliti dan menyaksikan penyerahan barang-barang milik penghuni LP, kepada yang
mengunjungi.
6. Mencegah adanya pembicaraan yang membahayakan keamanan dan tata tertib.
7. Membatasi kunjungan sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
G. PENGAWALAN
Pasal 21
BAB IV
SARANA PENJAGAAN
A. SENJATA
Pasal 22
a. Senjata harus selalu dalam keadaan bersih dan siap untuk digunakan.
b. Senjata yang sedang dipakai untuk jaga harus sudah diisi peluru dalam magazijn, tapi
tidak boleh
dikokang. (digerendel).
c. Senjata yang dipakai jaga pos/pengawal tidak boleh terlepas dari tangan.
d. Senjata tidak boleh ada/jatuh ditangan penghuni LP dengan alasan apapun juga.
e. Siapapun juga yang masuk dalam lingkungan harus melepaskan senjata (tidak boleh
bersenjata).
f. Senjata cadangan harus disimpan dalam almari/rak yang terkunci.
g. Timbang terima senjata harus dilaksanakan seteliti-telitinya.
B. KUNCI (GEMBOK)
Pasal 23
D. LAMPU-LAMPU
Pasal 25
a. Tiap kamar harus diberi penerangan yang cukup terang, sehingga setidak-tidaknya
memudahkan
pengawasan dari luar.
b. Di tempat-tempat lain diluar kamar (brandgang, halaman lingkungan dan lain-lain) harus
diberi penerangan
yang cukup terang, sehingga bisa menerangi sekitarnya.
c. Harus selalu tersedia lampu cadangan (lampu kandang, petromax, homelight) yang siap
untuk digunakan.
d. Pemakaian lampu dibatasi pada jam-jam tertentu menurut keperluan.
BAB V
LAIN-LAIN
A. PENGGELEDAHAN
Pasal 26
a. Untuk penggeledahan badan bagi wanita harus dilaksanakan oleh pegawai wanita. Jika
tidak ada pegawai
wanita diusahakan dari petugas hukum wanita dan bahkan bila perlu diusahakan dari istri
pegawai LP.
b. Cara penggeledahan badan dilakukan sebagai berikut:
1. Dipersilahkan mengeluarkan/menyerahkan barang-barangnya.
2. Bila hasil dalam hal 1 belum memungkinkan, baru diadakan penggeledahan badan
dengan cara
orangnya dipersilahkan membalikkan badan dan mengangkat tangannya.
c. Selama penggeledahan kamar/ruang, penghuni LP tidak diperkenankan ada didalam.
d. Penggeledahan kamar/ruangan dilakukan oleh lebih dari seorang pegawai dan secara
berkala.
e. Hendaknya diperiksa juga jeruji-jeruji, kolong- kolong, dinding- dinding, surat/kertas dan
sebagainya.
f. Penggeledahan buah tangan (kiriman) dititik beratkan kepada pencegahan.
1. Penyelundupan barang-barang terlarang dan membahayakan keamanan atau orang.
2. Masuknya barang-barang/makanan yang bisa menimbulkan penyakit.
3. Masuknya obat-obatan yang tidak didasarkan resep dokter bagi yang bersangkutan.
Obat-obatan yang
diperkenankan masuk diserahkan kepada yang berkepentingan lewat Bagian Kesehatan
LP.
g. Demi pengamanan, bila perlu buah tangan (kiriman) boleh diperiksa lebih mendalam.
(buah-buah dibelah,
roti dibelah, bungkusan- bungkusan dibuka, kaleng dibuka dan sebagainya).
h. Setiap kendaraan yang keluar/masuk selain diperiksa muatannya, diteliti juga bagian-
bagian yang sekira
dapat dijadikan tempat persembunyian barang/orang. (vide pasal 18 ayat 1).
B. PINTU
Pasal 27
C. KERICUHAN
(vide pasal 16 ayat e)
Pasal 28
PENUTUP
a. Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan ini, untuk sementara diselesaikan lebih lanjut
oleh Direktur
sambil menunggu pensahan atasan lewat jenjang jabatan.
b. Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
DIREKTUR JENDERAL BINA TUNA WARGA
ttd
A. KOESNOEN, SH
KETERANGAN :
Kata-kata “Direktur / Pemimpin Lembaga Pemasyarakatan” dalam buku ini disesuaikan
dengan struktur yang terbaru.