Anda di halaman 1dari 6

Nama : Muhammad Ripai Pardosi

NIM : 15 306 067


Tugas Teknik Eksplorasi

Menginterpretasikan :
1. Memperkirakan struktur geologi

Gambar diatas menunjukkan perkiraan struktur geologi


Terjadinya bidang pensesaran yang relatif sesar normal
Terjadinya pensesaran yang ditunjukkan oleh perbedaan kontur yang
signifikan, adanya perbedaan sungai yang berbeda signifikan
Perkiraan Geomorfologi
Adanya sungai yang besar menunjukkan bahwa sungai tersebut berada
pada bataun yang lebih mudah tererosi sehingga akan menjadi batuan
lunak dan ditemukannya batuan gamping ( limestone) pada sekitar sungai
Adanya kontur yang rapat menunjukkan perbukitan yang curam sehingga
adanya batuan yanng keras
Wilayah Penelitian Kemiringan Lereng
Skala : Kontur tertinggi – kontur terendah / jarak pada peta sebenarnya X 100
= 750 – 250 / 5 x 100 = 10.000
Skala pada peta adalah 1 : 10.000
Perhitungan kemiringan lereng :
a. tan x = 1/0.4
= arc tan ( 2.5 ) = 1.37 %
b. tan x = 1/0.5
= arc tan ( 2 ) = 1.35 %
c. tan x = 1/1.66
= arc tan ( 1.66 ) = 1.32 %
d. tan x = 1/0.3
= arc tan ( 3.33 ) = 1.40 %
Untuk kemiringan lereng menggunakan klasifikasi kemiringan lereng menurut Van
Zuidam
Hubungan kelas lereng dengan sifat - sifat proses dan
kondisi lahan disertai simbol warna yang disarankan.
(sumber : Van Zuidam, 1985).

Simbol warna yang


Kelas Lereng Proses, Karakteristik dan Kondisi disarankan.
lahan

00 - 20 Datar atau hampi datar, tidak ada


(0 - 2 %) erosi yang besar, dapat diolah Hijau tua
dengan mudah dalam kondisi
kering.

Lahan memiliki kemiringan


0 0
2 -4 lereng landai, bila terjadi longsor
(2 - 7 %) bergerak dengan kecepatan Hijau Muda
rendah, pengikisan dan erosi akan
meninggalkan bekas yang sangat
dalam.

Lahan memiliki kemiringan


40 - 80 lereng landai sampai curam, bila Kuning Muda
(7 - 15 %) terjadi longsor bergerak dengan
kecepatan rendah, sangat rawan
terhadap erosi.

80 - 160 Lahan memiliki kemiringan


(15 - 30 %) lereng yang curam, rawan Kuning Tua
terhadap bahaya longsor, erosi
permukaan dan erosi alur.

160 - 350 Lahan memiliki kemiringan


(30 - 70 %) lereng yang curam sampai terjal,
sering terjadi erosi dan gerakan Merah Muda
tanah dengan kecepatan yang
perlahan - lahan. Daerah rawan
erosi dan longsor

350 - 550 Lahan memiliki kemiringan


(70 - 140 %) lereng yang terjal, sering Merah Tua
ditemukan singkapan batuan,
rawan terhadap erosi.

> 550 Lahan memiliki kemiringan


( > 140% ) lereng yang terjal, singkapan Ungu Tua
batuan muncul di permukaan,
rawan tergadap longsor batuan.

 Sehingga diperoleh kelas lereng 0 – 2 % PROSES , KARAKTERISTIK DAN


KONDISI LAHAN YAITU Datar atau hampir datar, tidak ada erosi yang
besar, dapat diolah dengan mudah dalam kondisi kering, dan warnanya adalah
hijau tua
RESISTENSI BATUAN
Pada peta batuan resisten diwakili oleh pola kontur yang rapat, sedangkan batuan
non-resisten diwakili oleh pola kontur yang renggang. Bagian sebelah atas, bawah,
dan kanan peta memperlihatkan bentuk dan pola kontur yang rapat dengan tekstur
yang relatif tidak teratur dan ditafsirkan tersusun dari batuan beku, sedangkan bagian
sebelah kiri peta menunjukkan kontur yang renggang sehingga disebut non resisten
dan ditafsirkan tersusun oleh batugamping.

POLA ALIRAN SUNGAI


Pola aliran pada peta tersebut menunjukkan pola aliran Dendritik, karena pada
pelapisan batuan sedimen relatif datar atau tidak seragam dan memiliki tingkat
pelapukan yang tahan. Secara regional daerah memiliki kemiringan landai, jenis pola
aliran menunjukkan percabangan menyebar seperti pohon rindang.

Anda mungkin juga menyukai