Menginterpretasikan : 1. Memperkirakan struktur geologi
Gambar diatas menunjukkan perkiraan struktur geologi
Terjadinya bidang pensesaran yang relatif sesar normal Terjadinya pensesaran yang ditunjukkan oleh perbedaan kontur yang signifikan, adanya perbedaan sungai yang berbeda signifikan Perkiraan Geomorfologi Adanya sungai yang besar menunjukkan bahwa sungai tersebut berada pada bataun yang lebih mudah tererosi sehingga akan menjadi batuan lunak dan ditemukannya batuan gamping ( limestone) pada sekitar sungai Adanya kontur yang rapat menunjukkan perbukitan yang curam sehingga adanya batuan yanng keras Wilayah Penelitian Kemiringan Lereng Skala : Kontur tertinggi – kontur terendah / jarak pada peta sebenarnya X 100 = 750 – 250 / 5 x 100 = 10.000 Skala pada peta adalah 1 : 10.000 Perhitungan kemiringan lereng : a. tan x = 1/0.4 = arc tan ( 2.5 ) = 1.37 % b. tan x = 1/0.5 = arc tan ( 2 ) = 1.35 % c. tan x = 1/1.66 = arc tan ( 1.66 ) = 1.32 % d. tan x = 1/0.3 = arc tan ( 3.33 ) = 1.40 % Untuk kemiringan lereng menggunakan klasifikasi kemiringan lereng menurut Van Zuidam Hubungan kelas lereng dengan sifat - sifat proses dan kondisi lahan disertai simbol warna yang disarankan. (sumber : Van Zuidam, 1985).
Simbol warna yang
Kelas Lereng Proses, Karakteristik dan Kondisi disarankan. lahan
00 - 20 Datar atau hampi datar, tidak ada
(0 - 2 %) erosi yang besar, dapat diolah Hijau tua dengan mudah dalam kondisi kering.
Lahan memiliki kemiringan
0 0 2 -4 lereng landai, bila terjadi longsor (2 - 7 %) bergerak dengan kecepatan Hijau Muda rendah, pengikisan dan erosi akan meninggalkan bekas yang sangat dalam.
Lahan memiliki kemiringan
40 - 80 lereng landai sampai curam, bila Kuning Muda (7 - 15 %) terjadi longsor bergerak dengan kecepatan rendah, sangat rawan terhadap erosi.
80 - 160 Lahan memiliki kemiringan
(15 - 30 %) lereng yang curam, rawan Kuning Tua terhadap bahaya longsor, erosi permukaan dan erosi alur.
160 - 350 Lahan memiliki kemiringan
(30 - 70 %) lereng yang curam sampai terjal, sering terjadi erosi dan gerakan Merah Muda tanah dengan kecepatan yang perlahan - lahan. Daerah rawan erosi dan longsor
350 - 550 Lahan memiliki kemiringan
(70 - 140 %) lereng yang terjal, sering Merah Tua ditemukan singkapan batuan, rawan terhadap erosi.
> 550 Lahan memiliki kemiringan
( > 140% ) lereng yang terjal, singkapan Ungu Tua batuan muncul di permukaan, rawan tergadap longsor batuan.
Sehingga diperoleh kelas lereng 0 – 2 % PROSES , KARAKTERISTIK DAN
KONDISI LAHAN YAITU Datar atau hampir datar, tidak ada erosi yang besar, dapat diolah dengan mudah dalam kondisi kering, dan warnanya adalah hijau tua RESISTENSI BATUAN Pada peta batuan resisten diwakili oleh pola kontur yang rapat, sedangkan batuan non-resisten diwakili oleh pola kontur yang renggang. Bagian sebelah atas, bawah, dan kanan peta memperlihatkan bentuk dan pola kontur yang rapat dengan tekstur yang relatif tidak teratur dan ditafsirkan tersusun dari batuan beku, sedangkan bagian sebelah kiri peta menunjukkan kontur yang renggang sehingga disebut non resisten dan ditafsirkan tersusun oleh batugamping.
POLA ALIRAN SUNGAI
Pola aliran pada peta tersebut menunjukkan pola aliran Dendritik, karena pada pelapisan batuan sedimen relatif datar atau tidak seragam dan memiliki tingkat pelapukan yang tahan. Secara regional daerah memiliki kemiringan landai, jenis pola aliran menunjukkan percabangan menyebar seperti pohon rindang.