Anda di halaman 1dari 18

Laporan PSP2N Stase Keperaw atan Gerontik – F.

Kep Universitas Jember 2019

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN LATIHAN PENCEGAHAN


JATUH PADA KLIEN TN. M DI WISMA SEDAP MALAM UPT PSTW
JEMBER KABUPATEN JEMBER TAHUN 2019

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Stase Keperawatan Gerontik

oleh:
Yuliani Sasmita, S.Kep
NIM 182311101103

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Alamat: Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax. (0331) 323450
Laporan PSP2N Stase Keperaw atan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2019

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Analisa Situasi


Lansia adalah suatu tahap lanjut yang dilalui dalam proses kehidupan pada
setiap manusia yang ditandai dengan penurunan kemampuan dan fungsi tubuhnya
baik secara fisik maupun psikologis. Masalah yang sering terjadi akibat
peningkatan jumlah populasi lansia, seperti kemunduran fisik, psikologis, dan
pada sosial. Salah satu kemunduran fisik yang terjadi adalah muskuloskeletal
yaitu berkurangnya massa otot. Akibat kemunduran fisik tersebut ditemukan
masalah fisik sehari-hari yang dialami oleh lansia, seperti hambatan mobilitas
fisik. Hambatan mobilitas fisik terjadi akibat dari melemahnya otot-otot dan
gangguan penglihatan pada lansia (Nurkuncoro, 2015).
Menurut WHO, proposi penduduk tua dalam populasi mengalami
perkembangan yang sangat cepat terlebih pada Negara di kawasan Asia Tenggara.
Indonesia sebagai salah satu negara yang berada di kawasan Asia Tenggara,
memikili riwayat peningkatan jumlah lansia yang signifikan seiring dengan
peningkatan kualitas kesehatan yakni sebesar 14 juta jiwa lansia sejak tahun 1971
hingga tahun 2009. Berdasarkan data proyeksi penduduk, diperkirakan tahun 2017
terdapat 23,66 juta jiwa penduduk lansia di Indonesia (9,03%). Diprediksi jumlah
penduduk lansia tahun 2020 (27,08 juta), tahun 2025 (33,69 juta), tahun 2030
(40,95 juta) dan tahun 2035 (48,19 juta) (Kemenkes RI, 2017).
Menurut Stanley (2007), akibat jatuh dapat mengakibatkan berbagai jenis
cedera, kerusakan fisik dan psikologis. Kerusakan fisik yang paling ditakuti dari
kejadian jatuh adalah patah tulang panggul. Dampak psikologis adalah walaupun
cedera fisik tidak terjadi, syok setelah jatuh dan rasa takut akan jatuh lagi dapat
memiliki banyak konsekuensi termasuk ansietas, hilangnya rasa percaya diri,
pembatasan dalam aktivitas sehari-hari, falafobia atau fobia jatuh. Pada lansia
yang telah mengalami jatuh dan mendapat perawatan di rumah sakit,
kemungkinan meninggal dunia. Dilihat dari dampak jatuh, pencegahan terjadinya
jatuh pada lansia merupakan langkah yang perlu dilakukan karena bila sudah
terjadi jatuh, pasti akan menyebabkan komplikasi, meskipun ringan tetap
memberatkan kondisi lansia (Darmojo & Martono 2004). Perawat sebagai bagian
dari pemberi pelayanan kesehatan, mempunyai kewajiban untuk melakukan
tindakan/pencegahan jatuh pada lansia. Pencegahan jatuh berguna untuk
mencegah lansia mengalami injuri atau cedera akibat jatuh.
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilaksanakan oleh mahasiswa PSP2N Stase
Keperawatan Gerontik Fakultas Keperawatan Universitas Jember pada tanggal 18
bulan Maret tahun 2019 pada klien Tn.M di wisma Sedap Malam di UPT PSTW
Jember Kabupaten/Kota Jember didapatkan hasil klien Tn. M mengatakan sejak 3
bulan yang lalu tidak dapat melihat dan sering terjatuh di kamar mandi. Hal ini
juga ditunang dari hasil pengkajian menggunakan pengkajian morse fall scale
didapatkan bahwa klien Tn.M memiliki riwayat jatuh dalam 3 bulan terakhir,
berpegangan dengan benda-benda disekitar seperti tembok dan kasur, gaya
berjalan Tn.M diseret dan mengalami keterbatasan daya ingat.
Laporan PSP2N Stase Keperaw atan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2019

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam kegiatan
yang akan dilakukan ini adalah pencegahan jatuh pada lansia di UPT PSTW Puger
Kabupaten Jember?

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT


2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan latihan pencegahan jatuh ini bertujuan untuk mencegah resiko
injuri karena jatuh pada klien Tn. M di UPT PSTW Jember Kabupaten Jember.
2.1.2 Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan latihan pencegahan jatuh:
1. Klien mampu mempertahankan perilaku aman: pencegahan jatuh.
2. Klien mampu mempertahankan keseimbangan tubuh agar terhindar dari
resiko cedera atau injuri karena jatuh.
2.2 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari kegiatan latihan pencegahan jatuh antara
lain:
1. Menambah kemampuan lansia dalam melakukan latihan pencegahan jatuh.
2. Menambah kemampuan lansia dalam mempertahankan keseimbangan
tubuh.

BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


Pada lansia yang telah mengalami jatuh dan mendapat perawatan di rumah
sakit, kemungkinan meninggal dunia. Dilihat dari dampak jatuh, pencegahan
terjadinya jatuh pada lansia merupakan langkah yang perlu dilakukan karena bila
sudah terjadi jatuh, pasti akan menyebabkan komplikasi, meskipun ringan tetap
memberatkan kondisi lansia (Darmojo & Martono 2004). Perawat sebagai bagian
dari pemberi pelayanan kesehatan, mempunyai kewajiban untuk melakukan
tindakan/pencegahan jatuh pada lansia. Pencegahan jatuh berguna untuk
mencegah lansia mengalami injuri atau cedera akibat jatuh. Saran yang dapat
diberikan adalah menyiapkan dan mendukung kebutuhan yang diperlukan untuk
para lansia dengan gangguan penglihatan. Kemungkinan strategi untuk dukungan
yang lebih efektif meliputi asuhan keperawatan dalam merawat lansia dengan
gangguan penglihatan, dan meningkatkan kerja sama antar perawat lansia.
3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah
Penuaan adalah proses normal dengan perubahan fisik dan tingkah laku
yang dapat terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap
perkembangan kronologis tertentu. Penuaan merupakan fenomena yang kompleks
dan multidimensional yang dapat diobservasi di dalam satu sel dan berkembang
sampai pada keseluruhan sistem (Stanley & Beare, 2006). Proses penuaan
Laporan PSP2N Stase Keperaw atan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2019

merupakan akumulasi secara progresif dari berbagai perubahan fisiologi organ


tubuh yang berlangsung seiring berlalunya waktu. Proses penuaan akan
meningkatkan kemungkinan terserang penyakit bahkan kematian (Azizah, 2011).
Adanya penuaan didalam suatu populasi telah diperhatikan oleh the Public
Health Service dan the Institute of Medicine. Dalam laporan terbaru dari bagian
bedah umum yang berjudul Healthy People 2000: Citizens Chart the Course,
perhatian utama diberikan untuk peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
yang diperlukan lansia. Perawat membagi tanggung jawab dengan anggota
masyarakat lain untuk memulai dan mendukung tindakan dalam rangka
memenuhi kebutuhan kesehatan dan sosial masyarakat. Tanggung jawab tersebut
telah ditunjukkan dalam International Council of Nurses Code for Nurses (ICN),
yang menyarankan agar perawat berkolaborasi dengan anggota profesi dan
anggota masyarakat lainnya dalam promosi upaya komunitas dan nasional untuk
memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat khususnya pada kelompok usia lansia
(Stanley, 2006). Di samping itu para lansia perlu diberikan motivasi untuk
mempertahankan pola hidup sehat yakni dengan mengkonsumsi makanan yang
bergizi seimbang, melakukan aktivitas fisik/olahraga secara benar dan teratur,
tidak merokok, hindari faktor resiko penyakit degeneratif, memeriksakan
kesehatan secara teratur, terus menyalurkan hobby dan kebiasaan dan aktivitas
yang bermanfaat (Kemenkes RI, 2010).
Kerangka penyelesaian masalah dapat dilakukan melalui pencegahan jatuh
pada lansia yang memiliki gangguan penglihatan. Pencegahan jatuh ini bertujuan
untuk mencegah terjadinya risiko injuri karena terjatuh yang sering terjadi pada
lansia.

BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN TINDAKAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah


Pencegahan jatuh merupakan intervensi kompleks yang dilakukan pada
sejumlah orang dan melibatkan faktor risiko lingkungan yang berhubungan
dengan jatuh dengan mengorganisir penyebab pada klien yang berisiko untuk
injuri karena jatuh.
4.2 Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran pada kegiatan latihan ini adalah Tn.M Wisma Sedap
Malam di UPT PSTW Jember Kabupaten Jember.
4.3 Metode yang Digunakan
1. Jenis model pembelajaran: Praktik
2. Landasan teori: Latihan
3. Langkah pokok
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Menjelaskan tujuan dan manfaat dari pencegahan jatuh
c. Melakukan praktik pencegahan jatuh
d. Diskusi antara mahasiswa dan klien
e. Evaluasi
Laporan PSP2N Stase Keperaw atan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2019

: Sasaran

: Pemateri

BAB V. HASIL KEGIATAN

5.1 Analisis Evaluasi dan Hasil-Hasilnya


Setelah melakukan latihan pencegahan jatuh maka akan dilakukan evaluasi
struktur, proses dan hasil.
5.1.1 Evaluasi Struktur
1.Tindakan keperawatan dilakukan dikamar klien disela-sela istirahat
siang
2.Klien menerima baik kedatangan mahasiswa PSP2N Fakultas Jember
Universitas Jember dengan sebelumnya telah melakukan pendekatan
terlebih dahulu agar klien dapat kooperatif dengan mahasiswa PSP2N
Fakultas Jember Universitas Jember
3.Implementasi yang dilakukan kepada klien berjalan lancar dengan
adanya peralatan yang dibutuhkan lengkap dan kesediaan klien untuk
mengikuti sampai intervensi selesai dilakukan.
5.1.2 Evaluasi Proses
1. Klien sangat antusias selama proses demonstrasi latihan pencegahan
jatuh
2. Klien menikmati tindakan pencegahan jatuh yang dilakukan untuk
mengurangi keluhan yang klien rasakan
3. Klien memahami dengan baik cara pelaksanaan pencegahan jatuh
untuk dapat bermanfaat dengan efektif.
5.1.3 Evaluasi Hasil
1. Mahasiswa menanyakan perasaan klien di tengah-tengah proses untuk
mengetahui perasaan klien sehingga intervensi yang diberikan dapat
diterima dengan baik
2. Setelah diberikan latihan pencegahan jatuh pada klien maka dilakukan
evaluasi kembali terkait prosedur pelaksanaan latihan pencegahan
jatuh hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan
tindakan
3. Klien diminta untuk menjelaskan cara pencegahan jatuh.
5.2 Faktor Pendorong
1. Antusias klien
2. Dukungan lingkungan
3. Dukungan penanggung jawab wisma sedap malam
4. Dukungan rekan-rekan lansia lainnya di wisma sedap malam
Laporan PSP2N Stase Keperaw atan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2019

5.3 Faktor Penghambat


1. Penyesuaian waktu dengan klien
2. Penurunan kemampuan pendengaran klien
3. Keadaan siang hari dimana merupakan waktu klien biasanya beristirahat

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan, diketahui bahwa
sebelumnya klien melakukan aktivitas sehari-hari dengan berpegangan di tembok
dan tidak menggunakan tongkat. Sebelumnya klien belum pernah melakukan
pencegahan jatuh yang diketahui bermanfaat untuk mencegah kejadian injuri
karena jatuh. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian tindakan pencegahan jatuh
pada klien Tn.M dapat bermanfaat untuk untuk mencegah kejadian injuri karena
jatuh.
6.2 Saran
6.2.1 Bagi Klien
Klien diharapkan mampu melakukan tindakan pencegahan jatuh secara
mandiri.
6.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan terutama dibidang gerontik diharapkan dapat mendeteksi
awal lansia yang berisiko jatuh agar dapat dilakukan pencegahan
Laporan PSP2N Stase Keperaw atan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2019

DAFTAR PUSTAKA

Darmojo, R. B., Martono, H. H. 2004. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut),


Balai Penerbit FKUI: Jakarta
Kementrian kesehatan Republik Indonesia. 2017. Analisa Lansia di Indonesia.
Pusat data dan Infromasi. Jakarta Selatan
Nurkoncoro, I. D., 2015. Pengaruh Latihan Keseimbangan Terhadap Risiko Jatuh
Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Yogyakarta Unit Budhi Luhur
Kasongan Bantul. Naskah publikasi. Yogyakarta. Program studi ilmu
keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan ‘aisyiyah yogyakarta.
Stenley, M dan Beare, P. G. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik, Edisi2,
Buku Kedokteran: Jakarta
Laporan PSP2N Stase Keperaw atan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2019

Daftar Lampiran
Lampiran 1 : Berita acara
Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : Satuan Operasional Prosedur (SOP)
Lampiran 5 : Materi
Lampiran 6 : Leaflet

Pemateri,

Yuliani Sasmita
NIM 182311101103
Laporan PSP2N Stase Keperaw atan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2019

Lampiran 1: Berita Acara

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN T.A 2018/2019

BERITA ACARA

Pada hari senin, tanggal 20 Bulan Maret tahun 2019 jam 10.00 s/d 10.10 WIB
bertempat di UPT UPT PSTW Jember Kabupaten/Kota Jember Propinsi Jawa
Timur telah dilaksanakan Kegiatan pencegahan jatuh oleh Mahasiswa Program
Profesi Ners Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh ….. orang (daftar hadir
terlampir)

Jember, …………. 2019

Mengetahui,

Penanggung Jawab Mata Kuliah


Stase Keperawatan Gerontik
Fakultas Keperawatan Universitas Jember

Latifa Aini S., S.Kep., M.Kep., Sp.Kom.


NIP 19710926 200912 2 001
Laporan PSP2N Stase Keperaw atan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2019

Lampiran 2: Daftar Hadir

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN T.A 2018/2019

DAFTAR HADIR
Kegiatan pencegahan jatuh pada lansia oleh Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Profesi Ners Universitas Jember. Pada hari ini, tanggal 20 Bulan
Maret tahun 2019 jam 10.00 s/d 10.10 WIB bertempat di wisma Sedap Malam
UPT PSTW Jember Kabupaten/Kota Jember Propinsi Jawa Timur.

NO NAMA ALAMAT TANDA


TANGAN
1. Marzuki 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.

Jember, …………… 2019


Mengetahui,
Penanggung Jawab Mata Kuliah
Stase Keperawatan Gerontik
Fakultas Keperawatan Universitas Jember

Latifa Aini S., S.Kep., M.Kep., Sp.Kom.


NIP 19710926 200912 2 001
Laporan PSP2N Stase Keperaw atan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2019

Lampiran 3: SAP

PSP2N STASE KEPERAWATAN GERONTIK


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER T.A 2018/2019

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Topik/materi : Pencegahan jatuh pada lansia
Sasaran : Tn. M
Waktu : 10.00 – 10.30 WIB
Hari/ Tanggal : Rabu, 20 Maret 2019
Tempat : Wisma Sedap Malam

1. Standar Kompetensi
Setelah dilakukan pencegahan jatuh klien dapat terhindar dari resiko jatuh.
2. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pencegahan jatuh sasaran akan mampu:
a. Mengetahui defisini pencegahan jatuh.
b. Mengetahui tujuan dan manfaat pencegahan jatuh.
c. Mengetahui dan mempraktikkan langkah-langkah pencegahan jatuh.
3. Pokok Bahasan
Pencegahan jatuh pada lansia.
4. Subpokok Bahasan
a. Definisi pencegahan jatuh;
b. Tujuan dan manfaat pencegahan jatuh;
c. Cara mencegah jatuh.
5. Waktu
1x30 menit
6. Bahan/ Alat yang digunakan
a. Materi
7. Model Pembelajaran
a. Jenis Model Pembelajaran : Praktik
b. Landasan teori : Latihan
c. Langkah pokok
1. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
2. Menjelaskan tujuan dan manfaat dari latihan pencegahan jatuh
3. Melakukan praktik pencegahan jatuh
4. Diskusi antara mahasiswa dan klien
5. Evaluasi.
8. Persiapan
Sebelum melakukan pencegahan jatuh mahasiswa menyiapkan materi
mengenai pencegahan jatuh
Laporan PSP2N Stase Keperaw atan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2019

9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan


Tindakan
Proses Kegiatan Waktu
Kegiatan Penyuluhan
peserta
Pendahuluan 1. Salam pembuka Memperhatikan 2 menit
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan umum dan
tujuan khusus
Penyajian Menjelaskan tentang: Memperhatikan 20 menit
1. Definisi pencegahan jatuh; dan
2. Tujuan dan manfaat mempraktikan
pencegahan jatuh;
3. Cara mencegah jatuh.
Penutup 1. Menyimpulkan materi yang Memperhatikan 3 menit
telah diberikan dan menanggapi
2. Mengevaluasi hasil latihan
pencegahan jatuh
3. Salam penutup

10. Evaluasi
Jawablah pertanyaan ini dengan tepat
1. Apakah definisi pencegahan jatuh?
2. Apakah tujuan dan manfaat pencegahan jatuh?
3. Bagaimanakah cara mencegahan jatuh?
Laporan PSP2N Stase Keperaw atan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2019

Lampiran 4: SOP
PSP2N STASE KEPERAWATAN GERONTIK
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER T.A 2018/2019

PENCEGAHAN JATUH (FALL PREVENTION) PADA


LANSIA

FKEP
UNIVERSITAS JEMBER
PROSEDUR TETAP NO DOKUMEN : NO REVISI : HALAMAN
:
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH :
:

1. PENGERTIAN Pencegahan jatuh merupakan intervensi kompleks yang


dilakukan pada sejumlah orang dan melibatkan factor risiko
lingkungan yang berhubungan dengan jatuh dengan
mengorganisir penyebab pada klien yang berisiko untuk
injuri karena jatuh.
2. TUJUAN Mencegah risiko injuri karena jatuh
3. INDIKASI Diagnosis keperawatan yang berhubungan dengan jatuh,
yaitu klien dengan:
a. Risiko terjadinya injuri
b. Gangguan persepsi/sensori pendengaran
c. Gangguan persepsi/sensori penglihatan
d. Keterbatasan mobilitas fisik
e. Self care deficit
4. KONTRAINDIKASI -
5. PERSIAPAN PASIEN Kaji setiap keterbatasan yang dimiliki oleh klien sesuai
dengan indikasi dilakukannya intervensi pencegahan jatuh
pada lansia
6. PERSIAPAN ALAT Sesuaikan dengan kebutuhan, keadaan klien, dan lingkungan
klien.
7. CARA KERJA a. Identifikasi keterbatasan kognitif atau fisik yang dapat
meningkatkan potensi untuk jatuh
b. Identifikasi karakteristik lingkungan yang dapat
meningkatkan potensi untuk jatuh (lantai licin dan
tangga yang terbuka)
c. Monitor gaya berjalan, keseimbangan, dan tingkat
kelelahan saat ambulasi
Laporan PSP2N Stase Keperaw atan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2019

d. Bantu klien yang masih lemah dalam melakukan


ambulasi
e. Sediakan alat bantu untuk ambulasi
f. Kunci roda pada kursi dan tempat tidur selama
memindahkan klien
g. Letakkan buku/majalah di tempat yang mudah
dijangkau oleh klien
h. Instruksikan agar klien memanggil asisten saat akan
bergerak, jika dibutuhkan
i. Ajarkan bagaimana cara pencegahan atau
meminimalkan jatuh
j. Gunakan tehnik yang aman saat memindahkan klien
k. Sediakan toilet duduk untuk memudahkan klien
l. Sediakan kursi dengan ketinggian yang cocok dengan
pegangan atau penyangga tangan
m. Gunakan tempat tidur dengan pinggiran yang kuat
n. Batasi aktivitas fisik untuk membatasi pergerakan yang
tidak aman
o. Tempatkan tempat tidur yang dekat dengan lantai
p. Bantu klien ke toilet
q. Gunakan alarm tempat tidur
r. Cegah lantai licin
s. Sediakan penerangan yang adekuat
t. Sediakan lampu malam disamping tempat tidur
u. Sediakan permukaan lantai yang rata
v. Sediakan lemari yang mudah dijangkau
w. Sediakan furniture yang berat yang dapat digunakan
untuk membantu berpegangan
x. Yakinkan klien untuk menggunakan sandal atau sepatu
yang tidak licin dan sesuaikan dengan ukuran kaki
y. Pendidikan kesehatan keluarga tentang factor risiko
yang berhubungan dengan jatuh dan bagaimana cara
mengurangi faktor risiko tersebut, kemudian bantu
keluarga mengidentifikasi benda-benda berbahaya di
rumah dan bagaimana cara memodifikasinya
z. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk
meminimalkan efek samping obat-obatan yang dapat
menyebabkan klien jatuh
8. HASIL a. Peningkatan pengetahuan mengenai keamanan lansia
b. Klien dan kluarga mampu mengontrol dan mendeteksi
risiko jatuh
c. Klien mempertahankan perilaku aman: pencegahan
jatuh
d. Klien dan keluarga memperlihatkan perilaku aman
dalam memodifikasi lingkungan rumah
Laporan PSP2N Stase Keperaw atan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2019

Lampiran 5: Materi

PSP2N STASE KEPERAWATAN GERONTIK


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER T.A 2018/2019

1. Definisi pencegahan jatuh:


Pencegahan jatuh merupakan intervensi kompleks yang dilakukan pada
sejumlah orang dan melibatkan factor risiko lingkungan yang berhubungan
dengan jatuh dengan mengorganisir penyebab pada klien yang berisiko untuk
injuri karena jatuh..
2. Tujuan pencegahan jatuh
Mencegah risiko injuri karena jatuh
3. Cara mencegah jatuh:
a. Batasi aktivitas fisik untuk membatasi pergerakan yang tidak aman
b. Tempatkan tempat tidur yang dekat dengan lantai
c. Bantu klien ke toilet
d. Gunakan alarm tempat tidur
e. Cegah lantai licin
f. Sediakan penerangan yang adekuat
g. Sediakan lampu malam disamping tempat tidur
h. Sediakan permukaan lantai yang rata
i. Sediakan lemari yang mudah dijangkau
j. Sediakan furniture yang berat yang dapat digunakan untuk membantu
berpegangan
k. Yakinkan klien untuk menggunakan sandal atau sepatu yang tidak licin
dan sesuaikan dengan ukuran kaki
l. Pendidikan kesehatan keluarga tentang factor risiko yang berhubungan
dengan jatuh dan bagaimana cara mengurangi faktor risiko tersebut,
kemudian bantu keluarga mengidentifikasi benda-benda berbahaya di
rumah dan bagaimana cara memodifikasinya
m. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk meminimalkan efek samping
obat-obatan yang dapat menyebabkan klien jatuh
Laporan PSP2N Stase Keperaw atan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2019

Lampiran6:Media(Leaflet)

PSP2N STASE KEPERAWATAN GERONTIK


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER T.A 2018/2019

terbaring/terduduk di penglihatan kurang


lantai / tempat yang karena cahaya kurang
lebih rendah dengan terang
atau tanpa
kehilangan kesadaran MORBIDITAS
atau luka.

Jatuh sering terjadi


atau dialami oleh
usia lanjut.
Disebabkan oleh
beberapa faktor
PENDAHULUAN
(intrinsic dan
ekstrinsik)
Faktor intrinsic :
 gangguan gaya berjalan
 kelemahan otot
ekstremitas bawah
Kecelakan merupakan
 kekakuan sendi
penyebab kematian no.6 di
Jatuh adalah suatu  sinkope dan dizziness
Amerika Serikat tahun
kejadian yang Faktor ekstrinsik:
1992, dan no.5 pada 1994
dilaporkan penderita  lantai yang licin dan untuk penderita lansia, 2/3
atau saksi mata, yang tidak rata nya akibat jatuh. Wanita
melihat kejadian  tersandung benda – lebih banyak ketimbang
mengakibatkan benda pria.
seseorang mendadak
Laporan PSP2N Stase Keperaw atan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2019

Wanita mempunyai risiko rumah perawatan (  Penatalaksanaan


tinggi dibanding laki – laki nursing home ) bersifat individual
untuk terjadinya fraktur dan  Kematian  Untuk penderita
perlukaan akibat jatuh dengan kelemahan otot
karena osteoporosis PENCEGAHAN ekstremitas bawah dan
FAKTOR RISIKO penurunan fungsional
1. Sistem sensori terapi difokuskan untuk
2. Sistem saraf pusat ( SSP meningkatkan kekuatan
) Ada 3 usaha pokok untuk dan ketahanan otot
3. Kognitif pencegahan:  Terapi untuk penderita
4. Muskuloskeletal  Identifikasi faktor dengan penurunan gait
 Kekakuan jaringan resiko dan keseimbangan
penghubung  Penilaian difokuskan untuk
 Berkurangnya massa keseimbangan dan mengatasi
otot gaya berjalan ( gait ) penyebabnya/faktor
 Perlambatan konduksi  Mengatur / mengatasi mendasarinya
saraf fraktur situasional  Penderita dengan
 Penurunan visus / lapang dissines sindrom, terapi
pandang ditujukan pada
 Kerusakan proprioseptif penyakit
kardiovaskuler yang
mendasari

PENGOBATAN
Tujuan penatalaksanaan
ini untuk mencegah
terjadinya jatuh berulang
KOMPLIKASI
dan menerapi komplikasi
 Perlukaan ( injury )
yang terjadi,
 Perawatan rumah sakit
mengembalikan
 Disabilitas Resiko untuk
kepercayaan diri
dimasukkan dalam
penderita.
Laporan PSP2N Stase Keperaw atan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2019

PSP2N STASE KEPERAWATAN GERONTIK


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
T.A 2018/2019

Gambar 1. Kegiatan pencegahan jatuh pada klien Tn. M di Wisma Sedap Malam UPT
PSTW Jember Kabupaten Jember pada tanggal 20 Maret 2019 oleh Yuliani Sasmita
Mahasiswa PSP2N Stase Keperawatan Gerontik Fakultas Keperawatan Universitas
Jember

Gambar 2. Kegiatan pencegahan jatuh pada klien Tn. M di Wisma Sedap Malam UPT
PSTW Jember Kabupaten Jember pada tanggal 20 Maret 2019 oleh Yuliani Sasmita
Mahasiswa PSP2N Stase Keperawatan Gerontik Fakultas Keperawatan Universitas
Jember

Anda mungkin juga menyukai