BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Debu
Menurut Prayudi (2005:386), debu adalah benda
padat yang terjadi karena proses mekanis (pemecahan
reduksi) terhadap massa padat yang masih dipengaruhi
oleh gaya gravitasi. Debu berukuran lebih dari 0,6 µm
yang terhirup akan tertahan pada saluran nafas bagian
atas, sedangkan yang di bawah 0,3 µm akan mengikuti
gerakan brown yakni keluar masuk. Riyadina (1996:11)
berpendapat bahwa debu merupakan kumpulan partikel
padat di udara berukuran kasar dan tersebar berasal dari
gabungan material secara mekanik.
Debu termasuk substansi yang bersifat toksik
(racun). Aerosol padat yang terbentuk dari proses
pemisahan suatu bahan secara mekanik seperti proses
penggilingan, penghancuran dan peledakkan dapat
disebut dengan debu (dust). Proses tersebut terjadi karena
ada gesekan bahan dengan angin yang kencang
(Suhariyono dan Muji, 2003:162).
Debu juga dianggap sebagai partikel padat yang
mempunyai ukuran 0,1 hingga 100 µm (Suhariyono dan
Muji, 2003:162). Bagian dari debu yang berukuran 10 µm
dapat disebut Particullate Matter 10. Gambar 2.1
menyajikan ukuran partikel di atmosfer dan garis batas
ukuran PM10
8
2. Transportasi
Morlock (1991:15) berpendapat bahwa
transportasi merupakan perpindahan manusia atau
barang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan
menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh
manusia atau mesin. Transportasi juga menjadi
sektor penunjang pembangunan dan pemberi jasa
bagi perkembangan ekonomi (Nasution, 1996:12).
Menurut Salim (2006:27) transportasi menjadi dasar
untuk pembangunan ekonomi dan perkembangan
masyarakat serta pertumbuhan industrialisasi.
Kegiatan transportasi yang meningkat telah
menjadi permasalahan terhadap kualitas udara
menurut Setyorini 2005 dalam (Gusnita, 2009:3).
Proses pembakaran bahan bakar dari motor
menghasilkan gas buang yang mengandung CO,
NO2, HC, C, CO2, N2 dan PM10, dimana banyak yang
bersifat mencemari lingkungan sekitar dalam bentuk
polusi udara (Kumaat, 2012:29). Pencemaran udara
21
Penurunan
No. Hari Kemarau Hujan
(%)
1 Kamis 170 92 45,9
2 Jumat 91 78 14,3
3 Sabtu 97 56 42,3
4 Minggu 85 54 36,5
5 Senin 143 131 8,4
Rata-rata 117,2 82,2 29,9
Sumber: Sukar, Athena, Hananto dan Zahra (2006:433)
22
3. Pemukiman
Menurut UU No.1 Tahun 2011 tentang
perumahan dan kawasan pemukiman, pemukiman
adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri
atas lebih dari satu satuan perumahan yang
mempunyai prasarana, sarana, fasilitas umum, serta
mempunyai penunjang kegiatan. Pemukiman adalah
perumahan dengan segala isi dan kegiatan yang ada
didalamnya (Kuswartojo, 1997:21). Keberadaan
sebuah pemukiman dapat mempengaruhi
berkembangnya suatu wilayah dan kegiatan
pembangunan dalam suatu wilayah mempengaruhi
berkembangnya pemukiman (Anonim, 1994).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Leinawati, konsentrasi debu PM10 di kawasan
pemukiman sebesar 54,41 µm/m3. Kawasan
pemukiman dapat menambah konsentrasi debu
PM10 namun tidak signifikan karena adanya
aktivitas transportasi yang menuju dan
meninggalkan area tersebut (Muzayanah, 2014;
Leinawati, 2013).
Sukar, Athena, Hananto dan Zahra
(2006:434) mengukur kualitas udara ambien pada
lokasi pemukiman musim kemarau dan musim
hujan disajikan pada tabel 2.3.
23
4. Badan air
Kawasan badan air terdiri atas sungai,
tambak, dan saluran pembuangan air. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Muzayanah
(2016:432) badan air dapat mengurangi potensi
konsentrasi debu PM10 karena badan air dapat
menjadi tempat jatuhnya debu PM10 berukuran
besar yang mengendap akibat gaya gravitasi.
5. Ruang Terbuka Hijau
Ruang terbuka hijau merupakan area yang
memanjang atau mengelompok dan penggunaannya
lebih bersifat terbuka sebagai tempat tumbuh
tanaman baik secara ilmiah maupun sengaja
ditanam menurut UU No. 26 Tahun 2007. Ruang
Terbuka Hijau (RTH) memliki fungsi sebagai
pengatur iklim mikro, daerah resapan air, dan
estetika kota. Fasilitas penunjang yang disediakan
untuk masyarakat dapat dijadikan sebagai sarana
lingkungan yang mempunyai manfaat besar bagi
kualitas lingkungan, keindahan, kesegaran,
24
F. Box Model
Box model termasuk tipe model dispersi
atmosfer yang paling sederhana. Model dispersi atmosfer
merupakan mekanisme pelarutan pencernaan gas atau
asap sehingga konsentrasinya terus menurun yang secata
27
Dengan:
G. Kerangka Berpikir
Perkembangan Kota
Surabaya
Menyebabkan gangguan
Konsentrasi debu
pada pernafasan dan
meningkat
penglihatan
Nama
Judul Tujuan Hasil Penelitian
No. Peneliti
yang terdapat dalam dan kawasan
PM10 di udara ambien domestik adalah
berbagai kawasan 28,630 µm/m³.
2. Konsentrasi
tersebut belum ada
yang melewati
baku mutu udara
ambien PP No. 41
Tahun 1999 yaitu
sebesar 150 µm/m³.
3. Senyawa Sulfat
merupakan
komposisi kimia
terbesar dalam
PM10 di keempat
kawasan, yaitu
berkisar 12,34–
14,30 %. Sumber
partikulat Sulfat
diperkirakan
berasal dari
pembakaran bahan
bakar dari aktivitas
kendaraan
bermotor, aktivitas
memasak dan
aktivitas
pembakaran
tanaman atau
lading. Selain itu
juga dari proses
alamiah yang
berasal dari
semburan air laut
dandebu tanah
yang tertiup angin.
4. Angka ISPU pada
kawasan institusi,
35
Nama
Judul Tujuan Hasil Penelitian
No. Peneliti
komersil dan
industri berkisar
antara 76-77, yang
dikategorikan
sedang. Untuk
kawasan domestik
nilainya 29 yang
dikategorikan
masih baik Angka
ISPU PM10 rata-rata
untuk Kota Padang
sebesar 67 dengan
kategori sedang.
Hal ini berarti
pencemar PM10
tidak memberikan
efek bagi kesehatan
manusia atau
hewan tetapi
berpengaruh pada
tumbuhan yang
sensitif dan nilai
estetika
3. Lindawaty Partikulat Mengkaji hubungan 1. Kejadian ISPA
(PM10) Udara antara PM10 udara pada balita berisiko
Rumah Tinggal rumah tinggal dengan 5,23 kali lebih besar
Yang ISPA pada balita, pada balita yang
Mempengaruhi mengkaji hubungan 2. tinggal di rumah
Kejadian Infeksi antara PM10 udara dengan kadar
Saluran rumah tinggal dengan partikulat PM10
Pernapasan ISPA pada balita tidak memenuhi
Akut (ISPA) setelah dikontrol syarat.
Pada Balita dengan variabel 3. Suhu dan
(Penelitian Di kondisi lingkungan pencahayaan
Kecamatan
rumah, polutan rumah dalam rumah
Mampang
balita dan merupakan
Prapatan,
karakteristik balita. variabel
Jakarta Selatan
konfounding
Tahun 2009-
36
Nama
Judul Tujuan Hasil Penelitian
No. Peneliti
2010) hubungan PM10
dengan kejadian
penyakit ISPA
pada balita.
4. Jun Yang, Hutan Kota Menggambarkan 1. Beijing bagian
Joe Beijing Dan komposisi saat ini dan tengah, sekitar
McBride, Perannya dalam struktur hutan kota 29% dari pohon
Jinxing, Pengurangan Beijing, mengukur digolongkan
dan Polusi polutan udara kedalam kondisi
Zhcu Udara termasuk SO2, NO2, yang buruk
Zhenyuan PM10, dan O3, 2. Polutan yang
Sum mengukur emisi paling berkurang
BVOC dari perkotaan adalah PM10,
hutan dan sekitar 722 ton.
menghitung Sekitar 0,2 juta ton
penyerapan CO2 CO2 tersimpan
dalam bentuk
biomassa oleh
hutan kota.
5. Tuning Studi Mengetahui besarnya 1. Konsentrasi PM10
Leinawati, Indentifikasi konsentrasi PM10 dan yang mewakili
Juli Karakteristik kesesuaian dengan kawasan
Soemirat, Anorganik baku mutu yang pemukiman kota
Mila PM10 Terhadap berlaku, mengetahui Bandung sebesar
Dirgawati Mortalitas Dan komposisi anorganik 54,41 µm/m3.
Morbiditas Di PM10 di udara ambien 2. Unsur anorganik
Udara Ambien serta dampaknya yang
Pada Kawasan terhadap mortalitas berhubungan
Pemukiman dan mordibitas di dengan
kawasan pemukiman. morbiditas
adalah Natrium,
Kalium,
Magnesium,
Mangan, Seng,
Kadmium,
Kromium,
Tembaga, Kobalt,
Arsen
37
Nama
Judul Tujuan Hasil Penelitian
No. Peneliti
3. Unsur anorgnaik
yang dapat
berpengaruh
terhadap
mortalitas adalah
Timbal, Arsen,
Kobalt, Tembaga,
Kalium dan
Merkuri
4. Mortalitas dari
tahun 2008-2011
mengalami
penurunan,
sedangkan
mordibitas
mengalami
peningkatan
6. Ana Analisis Mengkaji hubungan 1. Berdasar hasil
Turyani Pengaruh antara kondisi regresi linier
Meteorologi meteorologi setempat berganda faktor
Terhadap terhadap konsentrasi meteorologi yang
Konsentrasi PM10 udara ambien berpengaruh
PM10 terhadap
Menggunakan konsentrasi
Regresi Linier pencemar PM10
Berganda berbeda antar
(Studi Kasus: lokasi
Daerah Dago 2. Di Dago faktor
Pakar Dan
kecepatan angin
Cisaranten,
tidak
Bandung)
berpengaruh tapi
di Cisaranten
berpengaruh
terhadap
keberagaman
PM10
3. Di Cisaranten
faktor suhu tidak
38
Nama
Judul Tujuan Hasil Penelitian
No. Peneliti
mempengaruhi
konsentrasi PM10,
sedangkan
kecepatan angin
berpengaruh
negatif terhadap
konsentrasi PM10
7. Vera Analisis Menganalisis 1. Konsentrasi
Surtia Pemetaan konsentrasi PM10 dari tertinggi berada
Bachtiar Dispersi transportasi dan di Jalan
Particullate hubungannya dengan Adinegoro (5 m)
Matter (PM10) karakteristik lalu lintas dengan nilai
Akibat dan kecepatan angin, 133,760 μg/Nm3
Aktivitas serta memetakan dan konsentrasi
Transportasi Di dispersi PM10 di Kota terendah pada
Kota Padang Padang Jalan Hamka (100
m) dengan nilai
16,808 μg/Nm3.
2. Peningkatan
volume dan
kepadatan lalu
lintas sebanding
dengan
peningkatan
konsentrasi PM10.
Sedangkan
kecepatan
kendaraan dan
kecepatan angin
memiliki
hubungan
berbanding
terbalik dengan
peningkatan
konsentrasi PM10.
3. Beban emisi PM10
tertinggi berada
di Jalan Sutomo
39
Nama
Judul Tujuan Hasil Penelitian
No. Peneliti
dengan nilai
10,716 g/jam dan
terendah di Jalan
Sutan Syahrir
dengan nilai 4,699
g/jam.
Perbedaan
Nama
No Persamaan Penelitian Rencana
Peneliti
Terdahulu Penelitian
Analisis udara ambien
Kualitas ambien 2. Menghitun
Udara Kota g
Ambien Kota Padang konsentrasi
Padang akibat 2. Menghitu PM10 di
Pencemar ng Kecamatan
Particullate konsentras Krembang
Matter 10 µm i PM10 di an
(PM10) kawasan berdasarka
institusi, n tutupan
industri, lahannya
domestik
dan
komersil
3. Lindawaty Mengukur konsentrasi 1. Menghitu 1. Menghitun
Judul: PM10 ng g
Partikulat konsentras konsentrasi
(PM10) Udara i PM10 di PM10 di
Rumah udara udara
Tinggal Yang rumah ambien
Mempengaru tinggal 2. Dikaitkan
hi Kejadian 2. Dikaitkan dengan
Infeksi dengan tutupan
Saluran kejadian lahan di
Pernapasan ISPA Krembang
Akut (ISPA) balita di an
Pada Balita Jakarta
(Penelitian Di
Kecamatan
Mampang
Prapatan,
Jakarta
Selatan
Tahun 2009-
2010)
4. Jun Yang, Mengukur konsentrasi 1. Menghitu 1. Menghitun
Joe McBride, PM10 ng g
Jinxing, dan konsentra konsetrasi
41
Perbedaan
Nama
No Persamaan Penelitian Rencana
Peneliti
Terdahulu Penelitian
Zhcu si PM10 di PM10 di
Zhenyuan Beijing Kecamatan
Sum 2. Menganali Krembang
Judul: sis an
Hutan Kota kandunga 2. Tutupan
Beijing Dan n kimia lahan yang
Perannya PM10 mampu
dalam 3. Menganali mempenga
Pengurangan sis ruhi
Polusi seberapa konsentrasi
Udara besar PM10
hutan kota
mampu
mereduksi
polutan
5. Tuning 1. Mengukur 1. Pengukura 1. Pengukura
Leinawati, konsentrasi PM10 n pada n
Juli pada kawasan kawasan dilakukan
Soemirat, pemukiman pemukima di
Mila 2. Metode yang n di Kota Kecamatan
Dirgawati digunakan Bandung Krembang
Judul: Studi pengukuran dan 2. Identifikas an tidak
Indentifikasi observasi i hanya
Karakteristik karakterist dikawasan
Anorganik ik pemukima
PM10 anorganik n saja
Terhadap PM10 2. Menghitun
Mortalitas 3. Pengaruh g
Dan PM10 konsentrasi
Morbiditas Di terhadap rata-rata
Udara mortalitas 3. Seberapa
Ambien Pada dan besar
Kawasan morbiditas pengaruh
Pemukiman
tutupan
lahan
terhadap
PM10
42
Perbedaan
Nama
No Persamaan Penelitian Rencana
Peneliti
Terdahulu Penelitian
6. Ana Turyani 1. Mengukur 1. Pengaruh 1. Pengaruh
Judul: konsentrasi PM10 meteorolo tutupan
Analisis 2. Analisis regresi gi lahan
Pengaruh linier berganda terhadap terhadap
Meteorologi digunakan untuk konsentra konsentrasi
Terhadap mencari si PM10 PM10
Konsentrasi pengaruh antar 2. Mengguna
PM10 lokasi kan data
Menggunaka 2. Menggun primer
n Regresi akan data
Linier sekunder
Berganda
(Studi Kasus:
Daerah Dago
Pakar Dan
Cisaranten,
Bandung)
7. Vera Surtia Menghitung 1. Menghitu 1. Menghitun
Bachtiar konsentrasi PM10 di ng g pengaruh
Judul: udara ambien korelasi konsentrasi
Analisis konsentra PM10
Pemetaan si PM10 dengan
Dispersi dengan tutupan
Particullate volume lahan
Matter lalu lintas 2. Meghitung
(PM10) Akibat 2. Menghitu luas lahan
Aktivitas ng beban pada
Transportasi emisi Kecamatan
Di Kota tertinggi Krembanga
Padang dan di n
korelasika 3. Waktu
n dengan sampling 7
konsentra hari pada
si PM10 30 unit
3. Waktu analisis dan
sampling dilakukan
10 hari pengukura
pada titik n pada jam
43
Perbedaan
Nama
No Persamaan Penelitian Rencana
Peneliti
Terdahulu Penelitian
ruas jalan sibuk di
dan Kota
dilakukan Surabaya
pengukur 4. Konturing
an selama PM10 pada
1 jam jam pagi
4. Memetak dan siang
an
dispersi
PM10
menggun
akan
software
Surfer10