Disusun Oleh:
Siska Teurupun
(2018-84-009)
Pembimbing:
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas kasih dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan pembuatan Referat pada
bagian Ilmu Penyakit Saraf dengan judul “Manfaat Vitamin D Dan Calsium
Referat ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas kepaniteraan klinik pada
2019. Penulis menyadari bahwa referat ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun selalu penulis harapkan, dan semoga referat
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas segala pihak yang telah
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….. 3
a. Definisi ……………………………………………………………................ 14
b. Epidemiologi…………………………..........................…………………… 14
c. Etiologi ………………………………………………………………………. 15
d. Klasifikasi …………………………………………………………………… 16
e. Patofisiologi…………………………..........................……………………… 24
g. Diagnosis Banding…………………………..........................……………… 27
h. Pemeriksaan penunjang……………………………………………………… 28
i. Tatalaksana…………………………………………………………….......... 29
j. Komplikasi …………………………..........................……………………… 37
k. Prognosis …………………………..........................………………………… 37
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………................... 39
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Vitamin ini sendiri merupakan turunan dari molekul steroid yang
merupakan salah satu turunan dari kolesterol. Terdapat dua bentuk aktif dari
vitamin ini, yaitu vitamin D2 dan vitamin D3. Vitamin D2 atau dikenal juga
dengan nama ergokalsiferol ini berasal dari turunan senyawa kolesterol yang
banyak ditemukan pada ragi dan tanaman. Vitamin D3 (kolekalsiferol) sendiri
berasal dari turunan senyawa 7-dehidrokolesterol. Golongan vitamin inilah yang
paling banyak ditemukan pada kulit manusia. Pada ginjal, vitamin D dikonversi
menjadi bentuk aktif yang disebut 1,25-dihidroksikolekalsiferol.3
Kalsium adalah mineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh, 40% dari
seluruh 2 peranan fisiologik yang penting dalam tubuh. Didalam tulang, garam-
garam kalsium berperan menjaga integritas struktur kerangka, sedangkan didalam
cairan ekstraselluler dan sitosol, Ca2+ sangat berperan pada berbagai proses
biokimia tubuh. Kedua kompartemen tersebut selalu berada dalam keadaan yang
seimbang
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 VITAMIN D
2.1.1 Definisi
Vitamin D tergolong vitamin yang mudah larut dalam lemak dan
merupakan prahormon jenis sterol. Vitamin D merupakan kelompok senyawa
sterol yang terdapat dialam. Di alam, vitamin D banyak ditemukan pada makanan
contohnya minyak ikan, hati, kuning telur, dan beberapa makanan hewani lainnya.
Vitamin D terdiri dari 2 jenis, yaitu vitamin D2 ( ergocalsiferol ) dan vitamin D3 (
cholecalsiferol ). Ergokalsiferol biasanya terdapat dalam tanaman, sedangkan
kholekalsiferol terdapat pada hewan. Pada tumbuhan iradiasi ergosterol
menyebabkan terbentuknya ergokalsiferol (Vitamin D2). Pada hewan, iradiasi 7
𝛼-dehidrokolesterol menghasilkan kholekalsiferol (Vitamin D3).12,10,Vitamin D
bukan hanya sekedar terdapat di alam namun juga mampu disintesis di kulit dan
pada kebanyakan kondisi hal tersebut merupakan sumber utama vitamin D.
Sumber dari makanan hanya diperlukan jika pajanan terhadap matahari kurang
memadai. Manusia memperoleh 80-90% vitamin D dari paparan matahari dan
sisanya dari diet. 18,19
Ergokalsiferol
6
Kholekalsiferol
Gambar 1 . Struktur kimia ergokalsiferol dan kholekalsiferol
7
yang memiliki reseptor nuklear spesifik diantaranya adalah tulang, kulit, otot
luruk, sel endotelial vaskular, limfosit T dan B yang aktif.
8
vitamin D yang memadai akan berkontribusi pada tingkat peradangan berkurang
dan kurangnya penyakit parah pada individu yang terinfeksi RSV [6].
Vitamin D merupakan satu-satunya vitamin yang diketahui berfungsi
sebagai prohormon. Vitamin D mengalami dua kali hidroksilasi untuk mendapat
aktifitasnya sebagai hormon. Pertama dihidroksilasi pada C25 yang terjadi di
dalam sel hati, kemudian disusul oleh hidroksilasi kedua pada C1 yang terjadi di
ginjal. 1,25 dihidroksi ergokalsiferol merupakan hormon yang mengatur sintesa
protein yang mentranspor kalsium ke dalam sel, disebut Calcium Binding Protein
(CaBP). Jadi agar vitamin D dapat melaksanakan tugasnya, diperlukan kondisi
hati dan ginjal yang sehat. Di dalam tubuh, vitamin D diserap di usus dengan
bantuan senyawa garam empedu. Setelah diserap, vitamin ini kemudian akan
disimpan di jaringan lemak (adiposa) dalam bentuk yang tidak aktif [3].
9
dengan yang keluar dari jaringan tersebut. Melalui pengaturan sintesa CaBP,
Vitamin D menyediakan kondisi yang optimum bagi pembuatan garam Ca
di dalam jaringan tersebut. Disamping hormon 1,25 dihidroksi
Ergokalsiferol, hormon paratiroid juga berpengaruh pada pengaturan kadar
Ca di dalam cairan tubuh dan di dalam jaringan.
3. Vitamin D juga berpengaruh meningkatkan reabsorpsi fosfat di dalam tubuli
ginjal, sehingga meningkatkan kondisi konsentrasi Ca dan fosfat di dalam
jaringan untuk sintesa garam Ca fosfat [3,5]
10
Tabel 2.3: Sumber Makanan Terpilih vitamin D 8
Makanan IU per Persen
porsi * DV **
Cod liver oil, 1 sendok makan 1,360 340
Salmon (sockeye), dimasak, 3 ons 447 112
Makarel, dimasak, 3 ons 388 97
Ikan tuna, kalengan dalam air, dikeringkan, 3 ons 154 39
Jus jeruk yang diperkaya dengan vitamin D, 1 cangkir 137 34
(periksa label produk, sebagai jumlah bervariasi
ditambahkan vitamin D)
Susu, tanpa lemak, mengurangi lemak, dan utuh, yang 115-124 29-31
diperkaya vitamin D, 1 cangkir
Yogurt, diperkaya dengan 20% dari DV untuk vitamin D, 6 88 22
ons (lebih berat yogurt dibentengi menyediakan lebih dari
DV)
Margarin, dibentengi, 1 sendok makan 60 15
Hati, daging sapi, dimasak, 3,5 ons 49 12
Sarden, kalengan dalam minyak, tiriskan, 2 sarden 46 12
Telur, 1 besar (vitamin D ditemukan dalam kuning telur) 41 10
Siap-makan sereal, diperkaya dengan 10% dari DV untuk 40 10
vitamin D, 0,75-1 cangkir (lebih berat sereal mungkin
menyediakan lebih dari DV)
Keju, Swiss, 1 ons 6 2
* IU = International Unit.
** DV = Nilai Harian. Dvs dikembangkan oleh US Food and Drug
Administration untuk membantu konsumen membandingkan isi nutrisi antara
produk dalam konteks diet harian total. DV untuk vitamin D adalah saat ini
ditetapkan pada 400 IU untuk orang dewasa dan anak usia 4 dan lebih tua. Label
makanan, bagaimanapun, tidak diminta untuk daftar isi vitamin D kecuali
makanan telah diperkaya dengan nutrisi ini. Makanan memberikan 20% atau lebih
11
dari DV dianggap sumber nutrisi tinggi, namun makanan memberikan persentase
lebih rendah dari DV juga berkontribusi untuk diet sehat.8
2.2 KALSIUM
2.2.1 Definisi
Kalsium adalah mineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh, 40% dari
seluruh 2 peranan fisiologik yang penting dalam tubuh. Didalam tulang, garam-
garam kalsium berperan menjaga integritas struktur kerangka, sedangkan didalam
cairan ekstraselluler dan sitosol, Ca2+ sangat berperan pada berbagai proses
biokimia tubuh. Kedua kompartemen tersebut selalu berada dalam keadaan yang
seimbang
12
4) Kalsium dapat membantu melenturkan otot pembuluh darah sehingga
memudahkan lepasnya plak atau endapan yang menempel pada pembuluh
darah.
5) Kalsium dapat dapat mengurangi risiko kanker usus besar dengan cara
menekan efek iritasi pada usus yang disebabkan asam empedu
(Rachmiaty, 2009).
6) Kalsium mempunyai peran terhadap regulasi tekanan darah, diantaranya
adalah menurunkan aktivitas sistem renin-angiotensin, meningkatkan
keseimbangan natrium dan kalium, serta menghambat konstriksi pembuluh
darah (Lestari, 2010). Asupan kalsium yang meningkat dapat menurunkan
tekanan darah pada penderita hypertensi (Yuniarti, 2014).
7) Asupan kalsium oleh ibu hamil membantu pembentukan tulang janin, gigi
janin, mencegah pengeroposan tulang, mencegah hipertensi kehamilan,
dan mencegah sesak nafas/ asma (alergi) (Sudargo, 2013)
13
tinggi protein dan karbohidrat serta derajat keasaman yang tinggi (pH rendah).
Asupan kalsium tidak boleh melebihi 2500 mg/hari. Manusia dewasa
mengkonsumsi kalsium sekitar 500-1200 mg sehari. Absorpsi kalsium ervariasi,
antara 10-60% dan pada manusia kurang lebih 175 mg/hari. Jumlah ini menurun
seiring dengan peningkatan usia dan meningkat ketika kebutuhan akan kalsium
meningkat sementara asupan sedikit. Usus hanya mampu menyerap 500-600 mg
kalsium sehingga pemberian kalsium harus dibagi dengan jarak 5-6 jam. Absorpsi
terjadi dalam usus halus melalui mekanisme yang terutama dikontrol oleh
calcitropic harmones (1,25-dihydroxycholecalciferol vitamin D3 (1,25- (OH)
2D3) dan parathyroid harmone (PTH)).
Untuk mempertahankan keseimbangan kalsium, ginjal harus
mengeksresikan kalsium dalam jumlah yang sama dengan kalsium yang
diabsorpsi dalam usus halus. Tulang tidak hanya berfungsi sebagai penopang
tubuh namun juga menyediakan sistem pertukaran kalsium untuk menyesuaikan
kadar kalsium dalam plasma dan cairan ekstraseluler. Kurang lebih 90% kalsium
yang masuk akan dikeluarkan melalui feses dan sebagian kecil melalui urin,
sekitar 200 mg/hari untuk mempertahankan kadar normal dalam tubuh.
Metabolisme kalsium dan tulang berkaitan erat satu sama lain dan terintegrasi.
Defisiensi kalsium (misalnya pada lansia), yang disebabkan oleh defisiensi
vitamin D dan peningkatan PTH, mengakibatkan tulang akan melepaskan kalsium
(resorpsi tulang meningkat) untuk dapat mengembalikan kalsium serum kembali
normal (Muliani, 2012).
14
mengabsorpsi kalsium namun hal tersebut masih kontroversial. Duodenum adalah
tempat absorpsi kalsium yang paling efisien karena dapat mengambil kalsium
bahkan pada keadaan diet sangat rendah kalsium melalui mekanisme aktif, juga
memiliki seluruh komponen bagi transpor kalsium melalui jalur transcellular, dan
paracellular. Mekanisme transport kalsium dalam duodenum, meliputi :
1) Transcellular Calcium Transport
Transcellular transport merupakan transpor aktif yang hanya terjadi di
duodenum. Transpor ini memicu pergerakan kalsium melalui 3 tahap, yaitu :
apical calcium entry, cytoplasmic calcium translocation dalam bentuk terikat
dengan calbindin-D9k dan basolateral calcium extrusion. Kalsium luminal
melewati membran melalui transient receptor potential vanilloid family calcium
channel (TRPV)5 dan 6. Plasma membrane Ca2+-ATPase (PMCA1b) yang
terdapat pada basolateral membrane akan mengeluarkan cytoplasmic calcium ke
dalam plasma. Cytoplasmic calcium dapat juga dikeluarkan oleh transporter lain,
yaitu NA+/Ca2+ exchanger 1 (NCX1) namun kemampuannya hanya 20%
dibandingkan engan PMCA1b (80%). Transpor kalsium melalui jalur transcellular
digunakan dalam kondisi fisiologis dan jalur ini semakin penting ketika terjadi
peningkatan kebutuhan kalsium, misalnya ketika hamil dan menyusui. Jalur ini
distimulasi langsung oleh 1,25-(OH)2D3.
15
potensial di transepithelial. Lingkungan hiperosmotik akan menginduksi aliran air
yang membawa ion kalsium melewati paracellular space. Solvent drag-induced
paracellular calcium transport merupakan 80% dari total transport kalsium aktif.
Kalsium bergerak melewati epitel melalui mekanisme transcellular atau
paracellular. Paracellular transport tergantung pada active sodium transport yang
menciptakan osmotic gradient dalam paracellular spacedan transepithelial
potential difference (PD) melewati lapisan epitel. Sodium terutama memasuki
absorptive cells bersama-sama glukosa melalui sodium-dependent glucose
transporter 1 (SGLT1). Potential difference sebesar 5 mV dengan sisi mukosa
lebih negatif daripada sisi serosal. Transcellular calcium active transport, dimulai
dengan masuknya apical passive calcium melalui transient receptor potential
vanilloid family calcium channel (TRPV). Kalsium kemudian ditranslokasi
melewati 10 cytoplasma, sebagian besar dalam bentuk terikat dengan calbindin-
D9K, menuju basolateral membrane dan akhirnya dikeluarkan dari sel oleh
Na+/K+- ATPase dan Na+/Ca2+ exchanger (NCX1). Beberapa peneliti
menyatakan bahwa paracellular transport diregulasi oleh tight junction proteins
dari claudin family. Claudins memiliki charged amino acids pada extracellular
loops yang mengontrol pergerakan ion paracellular dalam channellike manner.
Claudin-16 (paracellin-1) pada loop Henle bagian ascending meregulasi
reabsorpsi kalsium dan magnesium tubular. Claudin-3, tergantung pada 1,25-
(OH)2D3, dan ekspresi beberapa claudin dihubungkan dengan peningkatan
absorpsi kalsium di usus halus. Claudin-2,-3, dan -12 akan mengalami
polimerisasi untuk membentuk ion- selective paracellular channels, dapat
meregulasi transepithelial calcium transport. Protein transmembran lain dari tight
junction, yaitu occludin, juga penting untuk mempertahankan integritas epitel.
Sejumlah cytoplasmic tight junction proteins, misalnya protein zonula occludens
(ZO) -1, -2, -3 dan cingulin, juga dapat meregulasi ekspresi, distribusi, dan fungsi
claudins (Muliani, 2012).
16
2.2.4 Sumber Kalsium
Sumber utama kalsium dalam makanan terdapat pada susu dan hasil
olahnya, seperti keju atau yoghurt. Sumber kalsium selain susu juga penting untuk
memenuhi kebutuhan kalsium, baik yang berasal dari hewani atau nabati. Sumber
kalsium yang berasaldari hewani, seperti sarden, ikan yang dimakan dengan
tulang, termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium yang baik.
17
2.3 MANFAAT VITAMIN D DAN KALSIUM DALAM MENURUNKAN
INSIDEN PENYAKIT NEUROLOGI
18
ditemukan didalam neuron, sel glia , astrosit, oligodendrosit, dan sel schwan.
11,24,25 Didalam sel otak vitamin D terlibat dalam mengatur homeostasis
kalsium neuron . Hal ini menunjukkan efek proteksi vitamin D terhadap neuron
dengan cara menurunkan influks kalsium kedalam neuron dan menurunkan
aktivas PKC. Regulasi kalsium otak oleh vitamin D juga terjadi melalui down-
regulasi L-type voltage-sensitive Calcium channels (L-VSCCs) pada sel-sel
hipokampus yang dapat melindungi sel saraf dari kematian sel eksitotoksik.25
Vitamin D juga dapat melindungi struktur dan integritas neuron melalui
peningkatan induksi sintesis neurothropin (NT), NGF, reseptor NGF, dan
meregulasi faktor-faktor tropik seperti glial cell derived neurothropic factor
(GDNF) pada korteks dan striatum.
19
2.3.2 Manfaat Kalsium Dalam Menurunkan Insiden Penyakit Neurologi
a) Kalsium sebagai transmisi sinap sistem saraf
Kalsium akan memicu terjadinya fusi vesikel ke dalam membran dan
pelepasan neurotransmiter pada celah sinaps melalui proses eksositosis.
Kalsium yang terdapat pada cairan ekstraseluler merupakan suatu syarat
penting dalam proses pelepasan neurotransmiter sebagai respon adanya suatu
potensial aksi. Efek kerja kalsium dapat dihambat oleh magnesium.
Mekanisme pelepasan senyawa kimia dari presinaptik diawali dengan
adanya potensial aksi pada saraf presinaptik tersebut kemudian diikuti dengan
depolarisasi yang mengakibatkan masuknya ion kalsium.Setelah kalsium
masuk, second messengerakan teraktifasi dan proses seluler pembentukan
senyawa kimia atau disebut neurotransmiter terjadi. Kalsium juga membantu
meleburnya senyawa kimia ini dengan ujung saraf dan diikuti dengan
pelepasan neurotransmiter diujung saraf. Detail dari struktur sinaptik berbeda
satu dengan yanglain.Jembatan antara saraf dengansaraf yang lain berbeda
dengan jembatan antara saraf dan otot rangka;juga berbeda pada hubungan
sinaptik antara sarafotonom dengan organ target. Pada susunan saraf pusat
jarak celah sinapsissangat sempit, dan senyawa kimia transmiternya bergerak
engan sangat mudah dicelah sinaptik. Pada sinaptikdi sarafotot, batang saraf
akan terbenam dalam targetdan terlipat di dalam, gunanya untuk mencegah
keluarnya neurotransmiter keluardari sasaran.
Pada saraf otonom, saraf eferennyaakan menembus dan membesar di
dalamnya. Jarak sinaptiknya relatif lebih besar daripada sinaptikpada saraf
pusat. Gunanya agar penyampaian neurotransmiter dapatmencapaiorganseluas
mungkin.
20
melibatkan second messengerdan Ca2+akan terjadi, peluangyang
mengakibatkan vesikel melebur dengan membrane presinaptik(gambar
2.5).Ada tenggang waktu sekitar 0.5 milidetik antara tibanya potensial aksi
dari batang saraf presinaptikdengan reaksi yang ditimbulkan pada
postsinaptik.Tenggang waktu tersebut. menunjukkanadanya aktifasi second
messenger pada batang sarafpostsinaptikatau target lainnya. Selain itu juga
terjadidifusi dari transmiter untuk melewati celah sinaptiktadi.Jumlah quanta
dari transmiter yang dilepaskan bergantungkepada konsentrasi Ca2+yang ada.
Jumlah quanta dari neurotransmiter menentukan manfaat atau akibat yang
akan terjadi padaproses sinaptiktersebut.
Potensial aksi adalah kejadian all–or-none, ya atau tidak sama sekali, dan
amplitudonya tetap karena permeabilitas dan jumlah Na+ dan K+selalu tetap.
Akan tetapi permeabilitas Na+ dan K+ diujung saraf umumnya dapat sedikit
berubah,baik bertambah atau berkurang.Hal ini disebabkanadanya kanal ion
lain (misalnya kanal Ca2+) sehinggaterjadi modulasi permeabilitas terhadap
kedua ion tersebut.Kontribusi kanal lain ini akan mempengaruhitinggi dan
durasi potensial aksi dan juga masuknya ion Ca2+ke sitosol. Hal ini
memungkinkan adanya penambahanatau pengurangan hasil proses sinaptik
21
BAB III
KESIMPULAN
22