Keracunan Makanan Tugas Pak Bustari
Keracunan Makanan Tugas Pak Bustari
NIM : 1604112343
1. Pendahuluan
makanan yang mengandung racun, berasal dari bahan beracun yang terbentuk
menyatakan keadaan darurat yang diakibatkan masuknya suatu zat atau makanan
ke dalam tubuh melalui mulut yang mengakibatkan bahaya bagi tubuh disebut
makanan adalah keracunan yang terjadi akibat menelan makanan atau air yang
mengandung bakteri, parasit, virus, jamur atau yang telah terkontaminasi racun.
hidup dengan kedap udara (anaerobik), yaitu di tempat-tempat yang tidak ada
Akibat keracunan makanan bisa menimbulkan gejala pada sistem saraf dan
saluran cerna. Tanda gejala yang biasa terjadi pada sitem saraf adalah adanya rasa
(Arisman, 2009). Suarjana (2013) menyatakan tanda gejala yang biasa terjadi
pada saluran cerna adalah sakit perut, mual, muntah, bahkan dapat menyebabkan
diare.
NAMA : ELNI SUKMA
NIM : 1604112343
2. Pembahasan
Buton dan Kota Bau bau, Sulawesi Tenggara (Sul tra), terus meluas. Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kendari, kini sedang meneliti dugaan
kandungan ar - senik dan sianida dalam tubuh siput dan ikan. Kantor berita Antara
Buton dan Kota Bau bau, sudah meluas ke wilayah kabupaten lain di Sulawesi
Tenggara (Sultra). Musibah keracunan ini telah menelan empat korban tewas di
perawatan medis. Pekan lalu, dua warga dalam satu keluarga di Desa Lakapera,
Pada Ahad (1/8), satu keluarga di Kelurahan Tampo, Kabupaten Muna, juga
Kota Baubau. Warga yang tinggal di sejumlah pulau kecil di Buton, seperti Ba tu
Atas, Siompu, dan Kadatua, dalam sebulan terakhir tidak lagi mengonsumsi
karena takut keracunan. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
memastikan kandungan arsen dan racun sianida di dalam tubuh siput penyebab
ekstra hati-hati dan teliti,” kata Gun tur, di Kendari, Senin (2/8). Berdasarkan hasil
uji laboratorium, dalam tubuh siput yang dikonsumsi warga Kota Baubau dan
karena logam berat tersebut atau bukan. “Kami bisa memastikan penyebab
keracunan itu bersumber dari siput, kalau semua makanan termasuk air minum
Dengan adanya kasus ini, warga menjadi resah dan takut mengonsumsi ikan dan
siput hasil tangkapan nelayan. “Ikan hasil tangkapan tidak terjual karena warga
ketakutan makan ikan laut sehingga nelayan rugi,” kata nelayan tangkap,
Amiruddin, yang dikutip sebuah media online nasional. Oleh karena itu,
Kota Baubau, Heru, mengatakan, peristiwa keracunan ikan itu terjadi karena
wilayah perairan Laut Buton saat ini dalam kondisi kelebihan phytoplankton dan
zooplankton, dua jenis makhluk hidup di laut berukuran kecil yang menjadi
makanan biota laut. “Kami sudah meneliti kondisi wilayah perairan Laut Buton.
Dua jenis makhluk kecil yang menjadi makanan biota laut itu saat ini jumlahnya
di wilayah perairan Laut Buton ber lebihan. Kuat dugaan, plankton tersebut
terbawa arus laut musim Timur dari Laut Banda,” katanya. Menurut Heru, ikan