Anda di halaman 1dari 8

Journal Endurance 1(1) 25 February 2016 (47-54)

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN LATIHAN RANGE OF


MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA
MELAKUKAN ROM PASIEN STROKE
Agonwardi1*, Hendri Budi2
Poltekkes Kemenkes Padang
*1
email : agonwardinasution@yahoo.com

Submitted :13-10-2016, Reviewed:15-10-2016, Accepted:23-11-2016


DOI : http://dx.doi.org/10.22216/jen.v1i1.1030

ABSTRAK
Pasien stroke membutuhkan latihan ROM akibat kelemahan atau kelumpuhan yang dialami. Dari
survei awal 10 orang keluarga pasien stroke yang di wawancarai di bangsal bedah saraf, (100%)
mengatakan tidak bisa melakukan ROM. Hasil wawancarai 3 dari 5 perawat didapatkan bahwa
perawat mengajarkan keluarga hanya dalam tahap mobilisasi miring kiri dan kanan.Tujuan penelitian
untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang ROM terhadap keterampilan keluarga
dalam melakukan latihan ROM di bangsal saraf RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2013. Penelitian
dimulai bulan Mei sampai November 2013 menggunakan desain quasi-eksperimen rancangan one
group pre-post test dengan intervensi pendidikan kesehatan tentang latihan ROM. Populasi seluruh
keluarga pasien stroke. Sampel berjumlah 15 orang. Analisis data secara univariat dan bivariat,
analisis secara bivariat menggunakan uji Wilcoxon.. Hasil penelitian keterampilan rata-rata sebelum
melakukan pendidikan ROM mempunyai skor 16,27. Setelah dilakukan skor menjadi 77,67. Pendidikan
kesehatan tentang latihan ROM berpengaruh terhadap keterampilan keluarga yang dilakukan di RSUP
Dr.M Djamil tahun 2013 ( nilai P = 0,001) . Disarankan kepada kepala ruangan rawat inap bangsal
saraf RSUP Dr.M Djamil Padang dapat menjadikan pendidikan latihan ROM sebagai salah satu
intervensi didalam pemberian pelyanan asuhan keperawatan. dan pendidikan kesehatan tentang ROM
sebagai protap dan standar asuhan keperawatan pasien stroke dan keluarganya.

Kata kunci : Range of Motion (ROM);,stroke ;pendidikan kesehatan

ABSTRACT
Stroke patients require ROM exercises due to weakness or paralysis experienced. From the initial
survey of 10 family members of stroke patients who are interviewed in the neurosurgery ward, (100%)
said they could not do the ROM. Results interviewed 3 of 5 nurses showed that nurses teach families
just in the stage of mobilization tilt left and right. Purpose research to determine the effect of health
education on the ROM to the family skill in doing ROM exercises in neurological wards Hospital Dr.
M. Djamil Padang 2013. Using a quasi-experimental design of one group pre-post test with health
education interventions on exercise ROM. Population whole families of stroke patients. Samples
numbered 15 people. The analysis of univariate and bivariate data, bivariate analysis using the
Wilcoxon test . The results of the research skills of the average before the education ROM has a score
of 16.27. After the score to 77.67. Health education about ROM exercises influence on family skills
conducted at Dr Dr.M Djamil in 2013 (P = 0.001). It is suggested to the head of the room inpatient
wards nerve Dr.M. Djamil Padang Hospital ROM exercises can make education as one of the
interventions in the provision.

Keywords: Health education, Range of Motion (ROM); stroke;

Kopertis Wilayah X 47
Agonwardi, H Budi – Pengaruh Pendidikan... Journal Endurance 1(1) 25 February 2016

PENDAHULUAN terjadi pada usia dibawah 45 tahun


Stroke atau cedera serebrovaskuler sebanyak 11,8%, 54,2% pada usia 45 – 64
(cerebro vascular accident) adalah tahun serta diatas usia 65 tahun sebanyak
ketidaknormalan fungsi sistem saraf pusat 33,5% (Rasyid, et al, 2007). Menurut hasil
(SSP) yang disebabkan oleh gangguan survey ASNA yang dilakukan pada 28
kenormalan aliran darah ke otak (Smeltzer rumah sakit se Indonesia didapatkan hasil
& Bare, 2008). bahwa jumlah klien stroke iskemia 415 dan
Data WHO tahun 2007, menunjukkan klien stroke hemoragik 393 dengan rata-
15 juta orang menderita stroke di seluruh rata usia masing-masing 59 tahun dan 58
dunia setiap tahun. Sebanyak 5 juta orang tahun, angka kematian 24,5% (Misbach,
mengalami kematian dan 5 juta mengalami 2006 dalam Rasyid 2007).
kecacatan yang menetap (Stroke center, Stroke menyebabkan berbagai defisit
2007). Stroke merupakan penyakit yang neurologis, sesuai dengan lokasi dan
serius karena memiliki angka kematian ukuran lesi. Manifestasi klinis dari stroke
cukup tinggi yaitu lebih dari 200.000 antara lain: gangguan motorik, gangguan
jiwa/tahun diseluruh dunia dan insiden komunikasi verbal, gangguan persepsi,
stroke diperkirakan lebih dari 750.000 per kerusakan fungsi kognitif dan gangguan
tahunnya dengan 200.000 jiwa/tahun psikologis serta disfungsi kandung kemih
serangan stroke berulang, sebagian atau (Smeltzer & Bare 2008). Stroke dapat
lebih klien stroke akan mengalami menyisakan kelumpuhan, terutama pada
ketergantungan secara fisik bahkan sisi yang terkena, timbul nyeri, sublukasi
kematian (Price & Wilson, 2006). Sepertiga pada bahu, pola jalan yang salah dan masih
penderita meninggal saat serangan awal / banyak kondisi yang perlu dievaluasi oleh
fase akut, sepertiga lagi mengalami stroke perawat. Perawat mengajarkan cara
berulang, dari 50% yang selamat akan mengoptimalkan anggota tubuh sisi yang
mengalami kecacatan. Dari satu juta terkena stroke melalui suatu aktivitas yang
populasi dilaporkan sekitar 24.000 yang sederhana dan mudah dipahami pasien dan
menderita stroke dan 1.800 penderita yang keluarga (Smeltzer and Bare, 2008).
akan kembali berulang (Vitahealth, 2004). Keluarga sangat berperan penting
Di Asia Tenggara yaitu Indonesia dan dalam proses pemulihan dan
Malaysia stroke merupakan penyakit pengoptimalan kemampuan motorik pasien
nomor tiga yang mematikan setelah jantung pasca stroke. Keluarga merupakan sistem
dan kanker. Bahkan, menurut survei tahun pendukung utama memberi pelayanan
2004, stroke merupakan pembunuh nomor langsung pada setiap keadaan (sehat-sakit)
satu di rumah sakit. Jumlah penderita stroke anggota keluarga. Oleh karena itu,
di Indonesia dari tahun ke tahun terus pelayanan perawatan yang berfokus pada
meningkat. (Hernowo, 2007). keluarga bukan hanya memulihkan keadaan
Indonesia saat ini merupakan negara pasien, tetapi juga bertujuan untuk
dengan jumlah penderita stroke terbesar di mengembangkan dan meningkatkan
Asia, karena berbagai sebab selain penyakit kemampuan keluarga dalam mengatasi
degeneratif. Diperkirakan setiap tahun masalah kesehatan dalam keluarga tersebut
terjadi 500.000 orang penduduk Indonesia (Effendy, 1998).
terkena serangan stroke, dan sekitar 25% Latihan Range of Motion (ROM)
atau 125.000 orang meninggal dan sisanya adalah latihan yang dilakukan untuk
mengalami cacat ringan atau berat. mempertahankan atau memperbaiki tingkat
(Yastroki, 2007). Di Indonesia stroke kesempurnaan kemampuan menggerakan
merupakan penyebab kematian terbesar di persendian secara normal dan lengkap
rumah sakit dan penyebab utama kecacatan untuk meningkatkan massa otot dan tonus
pada kelompok usia dewasa. Serangan otot (Potter & Perry, 2005). Range of
stroke lebih banyak pada laki-laki yang Motion adalah gerakan dalam keadaan

Kopertis Wilayah X 48
Agonwardi, H Budi – Pengaruh Pendidikan... Journal Endurance 1(1) 25 February 2016

normal dapat dilakukan oleh sendi yang latihan ROM di bangsal saraf RSUP Dr. M.
bersangkutan (Suratun, dkk, 2008). Djamil Padang tahun 2013.
Menurut Suratun (2008), latihan ROM
pasif adalah latihan ROM yang di lakukan METODE PENELITIAN
pasien pasca stroke dan keluarga. Oleh Penelitian menggunakan desain quasi-
karena itu, sebagai pendidik, perawat perlu eksperimen dengan rancangan one group
membantu kemandirian keluarga dalam pre-post test. Disain Kuasi-Eksperimen
melakukan rehabilitasi awal pasien stroke memfasilitasi pencarian hubungan sebab
berupa latihan ROM pasif sebagai upaya akibat dalam situasi dimana kontrol secara
keluarga untuk meningkatkan kemampuan sempurna tidak memungkinkan untuk
mengatasi masalah kesehatan keluarga dan dilakukan. Disain Kuasi-Eksperimen
berperan dalam meningkatkan kesehatan merupakan disain penelitian yang bertujuan
keluarga yang nantinya dapat digunakan menguji hubungan sebab akibat dengan
oleh keluarga di rumah setelah pasien mengungkapkan hubungan sebab akibat
pulang dari rumah sakit. dengan melibatkan satu kelompok
Berdasarkan hasil penelitian yang subjek/tidak memiliki variabel control
telah dilakukan oleh Harigustian (2009) di (Burns & Grove, 2003).
RSUD Senopati Bantul tentang pengaruh Rancangan penelitian sebagai berikut :
pendidikan kesehatan tentang ROM
terhadap keterampilan ROM keluarga pada Subjek Pre test Perlakuan Post test
pasien stroke di rumah, ditemukan adanya K 01 X 02
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
keterampilan ROM keluarga pada pasien Keterangan :
stroke di rumah.  K :Subjek Penelitian (Keluarga
Dari survey awal pada tanggal 23 pada pasien stroke)
Januari 2013 di bangsal Saraf RSUP Dr. M.  01:Keterampilan subjek penelitian
Djamil Padang berdasarkan hasil observasi dalam melaksanakan ROM sebelum
yang peneliti lakukan, Latihan ROM tidak diberikan pendidikan kesehatan
dilakukan pada pasien stroke yang telah tentang latihan ROM
melalui fase akut dan kondisi klinis sudah  X: Intervensi (Pendidikan
membaik, padahal keluarga yang menjaga Kesehatan tentang latihan ROM
pasien mencapai tiga atau empat orang.  02:Keterampilan subjek penelitian
Setelah mewawancarai 10 orang keluarga dalam melaksanakan latihan ROM
pasien stroke, peneliti mendapatkan seluruh sesudah diberikan pendidikan
keluarga tersebut (100%) mengatakan tidak kesehatan tentang latihan ROM
bisa melakukan latihan ROM . Setelah Penelitian dilaksanakan di Bangsal Saraf
mewawancarai 3 dari 5 perawat di bangsal RSUP Dr. M. Djamil Padang mulai bulan
saraf, didapatkan data bahwa perawat Mei sampai dengan November 2013.
mengajarkan keluarga hanya dalam tahap Populasi adalah keseluruhan dari objek
mobilisasi miring kiri dan kanan untuk yang di teliti (Notoatmodjo, 2005).
mencegah dekubitus pada pasien stroke. Populasi adalah seluruh keluarga pasien
Latihan ROM tidak dilakukan oleh stroke .yang dirawat di Ruang Rawat Inap
keluarga terhadap pasien dikarenakan Saraf RSUP Dr. M. Djamil Padang. Teknik
kurang terpaparnya informasi dan pengambilan sampel dengan cara
pengetahuan keluarga tentang konsep dan accidental sampling. Sampel berjumlah 15
teknik latihan ROM. Tujuan penelitian orang yang sesuai kriteria sampel antara
untuk mengetahui pengaruh pendidikan lain: Keluarga yang mendampingi pasien
kesehatan tentang latihan ROM terhadap stroke yang dirawat di ruang Saraf RSUP
keterampilan keluarga dalam melakukan Dr. M. Djamil Padang dengan 5 hari masa
rawatan di ruangan rawat inap dan satu

Kopertis Wilayah X 49
Agonwardi, H Budi – Pengaruh Pendidikan... Journal Endurance 1(1) 25 February 2016

rumah dengan pasien’ Keluarga yang dinyatakan berpengaruh apabila diperoleh


bersedia menjadi responden dan kooperatif. nilai p < α (α = 0,05)
Variabel Penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi variable HASIL DAN PEMBAHASAN
independent yaitu intervensi pendidikan Pada bab ini akan disajikan hasil
kesehatan tentang latihan ROM pada penelitian tentang pengaruh pendidikan
keluarga.. Kemudian yang menjadi variable kesehatan tentang latihan Range Of Motion
dependent adalah keterampilan keluarga (ROM) terhadap keterampilan keluarga
dalam melaksanakan latihan ROM setelah dalam melakukan latihan Range of Motion
diberikan pendidikan kesehatan tentang (ROM) di bangsal saraf RSUP Dr. M.
latihan ROM. Pengumpulan data dan Djamil Padang tahun 2013. Penelitian
intervensi pendidikan kesehatan tentang dilakukan terhadap 10 orang keluarga
latihan ROM dilakukan oleh peneliti pasien stroke yang dirawat di Ruang Rawat
dibantu oleh petugas pengumpul data yang Inap Saraf RSUP Dr. M. Djamil Padang
sebelumnya sudah dilatih. Pengumpulan dengan hasil penelitian sebagai berikut.
data dilakukan secara angket dan observasi Hasil analisis karakteristik responden pada
dengan menggunakan kuesioner pedoman penelitian ini menggambarkan distribusi
observasi yang peneliti kembangkan frekuensi responden berdasarkan jenis
sendiri. Informasi yang dikumpulkan yaitu kelamin, umur dan pendidikan responden.
pengetahuan, sikap dan tindakan keluarga
tentang Latihan Range Of Motion (ROM) Jenis Kelamin
pada pasien stroke. Yang meliputi tahap Tabel 1,Distribusi Frekuensi Responden
persiapan dan tahap pelaksanaan. Berdasarkan Jenis Kelamin Di Ruang
Pengolahan data pada penelitian ini Rawat Inap Saraf RSUP Dr. M. Djamil
dilakukan dengan tahapan editing, coding, Padang
entry dan cleaning dan tabulating,
dilakukan secara komputerisasi . N Jenis Frekuens Persentas
Analisa data dilakukan secara o Kelamin i (f) e (%)
univariat dengan statistik deskriptif data 1 Laki-laki 6 40,0
numerik yang dihitung yaitu mean, median 2 Perempuan 9 60,0
modus, estándar deviasi, nilai minimal dan J u m l a h 15 100
nilai maksimal. Analisa bivariat dilakukan Tabel 1 diatas didapatkan bahwa lebih dari
untuk melihat pengaruh antara dua variabel separoh (60%) responden berjenis kelamin
dengan uji T dependen, untuk melihat perempuan .
pengaruh variabel independen (pendidikan Umur
kesehatan tentang latihan Range Of Motion) Distribusi Frekuensi Responden
dengan variabel dependen (keterampilan Berdasarkan Umur Di Ruang Rawat Inap
keluarga dalam melakasanakan latihan Saraf RSUP Dr. M. Djamil Padang
Range Of Motion), pada tingkat
kepercayaan 95 % (α = 0,05). No Umur Frekuensi Persentase
Pada penelitian ini uji t tidak jadi (f) (%)
digunakan karena adanya distribusi data 1 Dewasa 6 40,0
yang tidak normal, dimana nilai p yang 2 Muda 9 60,0
diperoleh pada uji Shapiro – wilk yaitu Dewasa
0,236 (pre test) dan 0,678 (post test) berarti Tua
p > 0,05 sehingga menunjukkan distribusi J u m l a h 15 100
data tidak normal. Dengan demikian uji Tabel .2 diatas didapatkan bahwa lebih dari
statistik yang digunakan pada penelitian ini separoh (60%) responden berumur
adalah uji Wilcoxon. Hasil analisa dewasatua (36-59 tahun) (60,0%).

Kopertis Wilayah X 50
Agonwardi, H Budi – Pengaruh Pendidikan... Journal Endurance 1(1) 25 February 2016

Pendidikan kesehatan tentang latihan ROM terhadap


keterampilan keluarga dalam melakukan
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden latihan ROM pada pasien stroke di Ruang
Berdasarkan Pendidikan Di Ruang Rawat Rawat Inap Saraf RSUP Dr. M. Djamil
Inap Saraf RSUP Dr. M. Djamil Padang Padang Tahun 2013.

Pengaruh Pendidikan Kesehatan


N Pendidika Frekuen Persentas
Tentang Latihan ROM Terhadap
o n si (f) e (%)
Keterampilan Responden Dalam
1 SLTP 5 33,3
Melakukan Latihan ROM pada
2 SLTA 4 26,7
Keluarga
3 Sarjana 6 40,0
Tabel .4 didapatkan bahwa terdapat
J u m l a h 15 100
perubahan skor rata-rata ketrampilan
Berdasarkan tabel 3 diatas didapatkan keluarga dalam melakukan latihan ROM
bahwa responden lebih banyak yang pada pasien stroke pada saat pre test dan
berpendidikan sarjana (40%). post test .Hasil uji statistik dengan
Pengaruh Pendidikan Kesehatan menggunakan uji Wilcoxon matched pairs
Tentang Latihan ROM Terhadap didapatkan nilai p=0,001 (p<0,005), maka
Keterampilan Responden Dalam dapat disimpulkan terdapat pengaruh
Melakukan Latihan ROM pada pendidikan kesehatan tentang latihan ROM
Keluarga terhadap ketrampilan keluarga melakukan
latihan ROM pada pasien stroke di Ruang
Tabel 4.Distribusi Keterampilan Rawat Inap Saraf RSUP Dr. M. Djamil
Melakukan Latihan ROM Responden Padang Tahun 2013.
Berdasarkan Rata-rata Pre Test dan Post Hasil penelitian ini membuktikan
Test Di Ruang Rawat Inap Saraf RSUP hipotesa penelitian bahwa terdapat
Dr. M. Djamil Padang pengaruh pendidikan kesehatan tentang
latihan ROM terhadap keterampilan
Mean p N keluarga dalam melakukan latihan ROM
Ketrampilan value pada pasien stroke di Ruang Rawat Inap
Melakukan Saraf RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun
Latihan ROM 2013.
Pre Test 16,27 0,001 15 Terjadinya perubahan keterampilan
Post Test 77,67 keluarga dalam melakukan latihan ROM
Tabel 4 diatas terdapat perbedaan rata-rata pada pasien stroke di Ruang Rawat Inap
Keterampilan Melakukan Latihan ROM Saraf RSUP Dr. M. Djamil Padang
Responden pada saat pre test (16,27) dan disebabkan oleh pendidikan kesehatan yang
post test (77,67). Hasil uji statistic dengan diberikan kepada keluarga tersebut.
menggunakan uji Wilcoxon matched pairs Pendidikan kesehatan tersebut telah
didapatkan nilai p=0,001 (p<0,005), maka diberikan menyebabkan perubahan pada
dapat disimpulkan terdapat pengaruh diri keluarga sebagai responden, dalam hal
pendidikan kesehatan tentang latihan ROM ini responden telah menerima informasi
terhadap Keterampilan keluarga baru tentang laihan ROM. Hal ini sesuai
Melakukan Latihan ROM pada pasien dengan pendapat Notoatmodjo (2007) yang
stroke di Ruang Rawat Inap Saraf RSUP mengatakan bahwa pendidikan kesehatan
Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013. adalah suatu proses perubahan pada diri
Berdasarkan tujuan penelitian dan seseorang yang dihubungkan dengan
kerangka konsep penelitian, maka pencapaian tujuan kesehatan individu dan
pembahasan difokuskan pada analisa masyarakat. Pendidikan kesehatan tidak
penelitian yaitu pengaruh pendidikan dapat .diberikan kepada seseorang oleh

Kopertis Wilayah X 51
Agonwardi, H Budi – Pengaruh Pendidikan... Journal Endurance 1(1) 25 February 2016

orang lain, bukan seperangkat prosedur yaitu dari 46,67% menjadi 60% tindakan
yang harus dilaksanakan atau suatu produk pencegahan filariasis yang tinggi.
yang harus dicapai, tetapi sesungguhnya Menurut peneliti dengan
merupakan suatu proses perkembangan diberikannya pendidikan kesehatan kepada
yang berubah secara dinamis, yang keluarga, maka keluarga menjadi tahu dan
didalamnya seseorang menerima atau mampu untuk melakukan latihan ROM
menolak informasi, sikap maupun praktek pada pasien stroke, dimana pada
baru yang berhubungan dengan tujuan pendidikan kesehatan yang dilaksanakan,
hidup sehat (Notoatmodjo, 2007). keluarga mendapatkan pengetahuan baru
Pendidikan kesehatan yang dan mendapatkan pengalaman belajar
diberikan oleh peneliti menyebabkan dalam bentul melakukan latihan ROM pada
terjadinya perubahan tingkat pengetahuan, pasien stroke. Dengan demikian
sikap dan ketrampilan keluarga dalam terbentuklah keterampilan keluarga dalam
melakukan latihan ROM. Hal ini sesuai melakukan latihan ROM tersebut.
dengan teori yang disampaikan oleh Hal ini sesuai dengan yang
(Sunaryo, 2006) bahwa terbentuknya suatu dinyatakan Notoatmodjo (2007) bahwa
perilaku, terutama pada orang dewasa keterampilan melakukan salah satu aspek
dimulai pada domain kognitif, dalam arti dari psikomotor domain yang merupakan
subjek tahu terlebih dahulu terhadap bagian dari perilaku, disamping domain
stimulasi yang berupa materi atau objek kognitif dan afektif. Psychomotor Domain
diluarnya sehingga menimbulkan (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-
pengetahuan baru pada subjek tersebut dan perilaku yang menekankan aspek
selanjutnya menimbulkan respon batin keterampilan motorik seperti .
dalam bentuk sikap si subjek yang Oleh karena itu kegiatan pemberian
diketahuinya itu. Akhirnya rangsangan pendidikan kesehatan tentang latihan ROM
yakni objek yang telah diketahui dan perlu dilaksanakan dan dijadikan suatu
didasari sepenuhnya tersebut akan protap dalam pemberian asuhan
menimbulkan respon yang lebih jauh lagi, keperawatan pada pasien stroke dan
yaitu berupa tindakan (action) sehubungan keluarganya di Ruang Rawat Inap RSUP
dengan stimulus atau objek tersebut. Dr. M. Djamil Padang.
Terjadinya perubahan skor rata-rata
kemampuan keluarga dalam melakukan Keterbatasan Penelitian
latihan ROM tersebut menunjukkan bahwa Keterbatasan penelitian ini
keluarga telah mampu menerima informasi menurut peneliti adalah intervensi
yang diberikan oleh peneliti. Hal ini dapat pendidikan kesehatan tentang latihan ROM
disebabkan oleh tingkat pendidikan yang diberikan kepada keluarga hanya 1
responden dimana pada penelitian ini lebih kali saja. Hal ini disebabkan oleh
banyak (40%) responden berpendidikan terbatasnya kesempatan dan waktu
sarjana, sehingga mampu dengan mudah penelitian yang ada, serta pasien biasanya
menyerap informasi yang diberikan. setelah melewati fase akut sudah dan gejala
Hasil penelitian ini sesuai dengan klini sudah membaik, maka pasien sudah
penelitian yang dilakukan yang dilakukan diperbolehkan pulang dari rumah sakit.
oleh Yunita (2008) tentang pengaruh Sebaiknya intervensi ini dilakukan
penyuluhan kesehatan terhadap perubahan beberapa kali misalnya 3 kali agar
tindakan pencegahan filariasis oleh ibu – keterampilan keluarga meningkat lebih
ibu di Jorong Koto Bakuruang Nagari maksimal. Namujn demikian walaupun
Mungo Kecamatan Luak 50 Kota Tahun hanya dilakukan satu kali saja pada
2008, didapatkan hasil bahwa adanya penelitian ini sudah terdapat perbedaan
perbedaan tindakan sebelum dengan bermakna antara skor keterampilan
sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan keluarga antara sebelum dan sesudah

Kopertis Wilayah X 52
Agonwardi, H Budi – Pengaruh Pendidikan... Journal Endurance 1(1) 25 February 2016

dilakukan pemberian pendidikan kesehatan berpengaruh terhadap keterampilan


tentang latihan ROM kepada keluarga. keluarga dalam melakukan latihan R O M
dibangsal saraf RSUP Dr. M. Jamil Padang.
SIMPULAN Diharapkan kepada kepala ruang Rawat
Berdasarkan penelitian yang telah Inap Saraf RSUP Dr. M. Djamil Padang
dilakukan tentang pengaruh pendidikan agar dapat menjadikan pendidikan
kesehatan tentang latihan ROM terhadap kesehatan tentang latihan ROM sebagai
keterampilan keluarga dalam melakukan salah satu intervensi didalam pemberian
latihan ROM pada pasien stroke di Ruang pelayanan asuhan keperawatan dan
Rawat Inap Saraf RSUP Dr. M. Djamil menjadikan pendidikan kesehatan tentang
Padang Tahun 2013, dapat di simpulkan, latihan ROM sebagai protap atau standar
bahwa skor keterampilan keluarga sebelum asuhan keperawatan kepada pasien stroke
pendidikan dan sesudah pendidikan terjadi dan keluarganya. Dan keluarga pasien
peningkatan yaitu dari skor 16.27 menjadi dapat mengikuti pendidikan kesehatan
77,67. Dari uji statistik didapatkan nilai tentang latihan ROM.
p=0,001, berarti pendidikan kesehatan

DAFTAR PUSTAKA Notoatmodjo, S., 2007. Metodologi


Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Depkes RI. 2004. Standar pelayanan unit Rineka Cipta.
stroke. Jakarta : Depkes RI.
Price, S., & Wilson, L., 2006.
Feigin, V. 2006. Stroke : Panduan Patofisiologis. Konsep klinis
berganbar tentang pencegahan dan proses-proses penyakit. Edisi ke 6.
pemulihan stroke. Jakarta: PT. Jakarta : Penerbit Buku
Buana ilmu popular Kedokteran EGC.

Ignatavicius, D., D. & Workman, M.L. Rasyid, et al., 2007. Unit Stroke.
2006. Medical-surgical nursing: Manajemen Stroke Secara
Critical thingking for colaborative Komprehensif. Jakarta :Balai
care. St. Louis: Elsevier Inc. Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
LeMone, P., & Burke, M. K. 2008.
Medical-surgical nursing: Critical Sugiyono. 2005. Statistik untuk Penelitian .
thinking in client care. St. Louis: Bandung. CV. Alfabeta.
Cummings Publishing Company
Inc. Smeltzer, C.S., et al. 2008. Brunner &
suddarth’s texbook of medical-
Lewis. 2007. Medical surgical nursing. 7th surgical nursing. (11 th ed).
edition. St. Louis : Missouri. Philadelphia: Lippincott and
Mosby-Year Book, Inc. Wilkins.

Misbach&Kalim. 2006, Stroke mengancam Stroke center, 2007. Population stoke in


usia muda., diperoleh dari the world,
http://www.medicastore.com/stroke http://www.strokecenter.org/patient
/#tiga, pada tanggal 2 Maret 2013. s/stats.htm, diperoleh tanggal 2
Maret 2013.
Notoatmodjo, S., 2002. Metodologi
penelitian kesehatan. Jakarta : PT. Yastroki. 2002. Tahun 2020, Penderita
Rineka Cipta. stroke meningkat 2 Kali

Kopertis Wilayah X 53
Agonwardi, H Budi – Pengaruh Pendidikan... Journal Endurance 1(1) 25 February 2016

http://www.yastroki.or.id/read.php?
id=319, diperoleh tanggal 2 Maret
2013.

Yastroki. 2007. Indonesia, negara dengan


jumlah penderita stroke terbesar di
Asia, diperoleh dari
http://www.yastroki.or.id/read.php?
id=319, pada tanggal 5 Maret 2013.

Kopertis Wilayah X 54

Anda mungkin juga menyukai