Anda di halaman 1dari 4

َ‫س ْو ِل ِمن‬ ُ ‫الر‬َّ ‫اء‬ ِ ‫ب ِبإ ِ ْس َر‬ َ ‫ِي أ َ ْح َر َم َر َج‬ْ ‫ ا َ ْل َح ْمدُ ِهللِ الَّذ‬، ِ‫ا َ ْل َح ْمدُ ِهلل‬ dalam

dalam hati, diucapkan dengan lisan, juga harus dibuktikan


‫ِي َيأ ْ ُم ُرنَا‬ ْ ‫ َوالَّذ‬، ‫صى‬ َ ‫ْال َم ْس ِج ِد ْال َح َر ِام اِلَى ْال َم ْس ِج ِد اْأل ْق‬
dengan amal perbuatan. Dengan demikian, smeoga kita

، ‫ ن َْح َمدُهُ َونَ ْست َ ِع ْينُهُ ِف ْي ُك ِل أ َ ْه َوا ِلنَا‬، ‫ِبالت َّ ْق َوى ْمدَّة َ أ ُ ُم ْو ِرنَا‬
tergolong dalam orang-orang yang selamat dan bahagia
hidupnya, baik di dunia maupun di akhirat.
، ُ‫س ْولُه‬ ُ ‫ع ْبدُهُ َو َر‬ َ ‫أن الَ إلَهَ إالَّ هللاُ َوأ َ ْش َهدُ أ َ َّن ُم َح َّمدًا‬ ْ ‫أ ْش َه ْد‬
Hadirin, Jamaah Jumat yang berbahagia
‫لى ا َ ِل ِه‬
َ ‫ع‬ َ ‫سيِ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو‬ َ ‫ف ِعبَا ِد ِه‬ ِ ‫علَى أ ْش َر‬ َ ‫سالَ ُم‬ َّ ‫صالَة ُ َوال‬َّ ‫َوال‬
‫ص ْي ُك ْم ِبت َ ْق َوى‬ ِ ‫اس أ ُ ْو‬ُ َّ‫ فَ َيا أيُّ َها الن‬: ُ‫ص ْح ِب ِه َو ِعتْ َرتِ ِه أ َّما َب ْعد‬ َ ‫َو‬ Alhamdulillah, kita masih diberikan umur panjang sehingga
‫سلَّ َم‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫س ْو ُل هللا‬ ُ ‫قَا َل َر‬. ‫ع ِة‬ َّ ‫س ْم َع َو‬
َ ‫الطا‬ َّ ‫هللاِ َوال‬ masih bisa bertemu dengan bulan Rajab. Bulan yang
dimuliakan oleh Allah. Karena pada suatu malam di bulan
‫ق‬ ِ ‫سنَةَ ت َ ْم ُح َها َوخَا ِل‬ َ ‫سيِئَةَ ْال َج‬ َّ ‫ت وأتْ ِبعِ ال‬ َ ‫ْث َما ُك ْن‬ ُ ‫ق هللاَ َحي‬ ِ َّ ‫فَات‬ Rajab, dahulu Nabi Muhammad saw. diisra-miraj-kan oleh
‫س ٍن‬ َ ‫ق َح‬ ٍ ُ‫اس بِ ُخل‬ َ َّ‫الن‬ Allah saw. Bermula dari Masjidilharam ke Masjidilaqsha.
َ‫س ْب َحانَ الَّذِى أ َ ْس َرى ِب َع ْب ِد ِه لَ ْيالً ِمن‬ ُ : ‫س ْب َحانَهُ َوت َ َعالَى‬ ُ ُ‫قَا َل هللا‬ kemudian dinaikkan ke Sidratul Muntaha hingga ke
ُ‫صا الَّذِىبا َ َر ْكنَا َح ْولَهُ ِلنُ ِريَه‬ َ ‫ْال َم ْس ِج ِد ْال َح َر ِام اِلَى ْال َم ْس ِج ِد اْأل َ ْق‬ Mustawa. Peristiwa ini terjadi pada malam 27 Rajab
‫صي ُْر‬ِ َ‫س ِم ْي ُع ْالب‬َّ ‫ِم ْن آيَتِنَا إِنَّهُ ُه َو ال‬ sebelas tahun setelah beliau diangkat menjadi nabi dan
rasul. Atau kurang lebih satu tahun sebelum hijrah beliau
ke Madinah.
Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Jumat Rahimakumullah
Pada tahun itu dikenal dengan tahun duka cita (‘amul
Marilah kita senantiasa meningkatkan takwa kepada Allah huzni), dimana beliau mengalami berbagai cobaan yang
swt., yakni dengan menjalankan segala perintah-Nya dan cukup berat, seperti:
menjauhi segala larangan-Nya. Menjalankan perintah
Allah baik yang bersifat wajib maupun yang bersifat -Kematian Abu Thalib, paman beliau yang mengasuh sejak
sunnah. Menjauhi larangan-Nya, baik yang haram maupun kecil dan setelah diangkat menjadi nabi dan rasul pun
yang makruh merupakan cermin kesempurnaan iman senantiasa siap membantu dan membela bila terjadi
seseorang. Karena iman itu di samping harus tertanam serangan dari kaum kafir.
-Tak lama kemudian, disusul dengan kematian istri beliau, perjuangan beliau belum seberapa dibanding dengan
Sayyidatuna Khadijah ra. seorang istri yang baik, orang kebesaran dan kekuasaan Allah swt.
yang pertama masuk Islam, yang bersedia mengorbankan
Dalam riwayat diceritakan, bahwa Rasulullah saw. sebelum
harta bendanya demi kepentingan Islam dan senantiasa
diisra-miraj-kan terlebih dahulu hatinya dibersihkan.
memberi motivasi dan menghibur Rasulullah saw. dalam
Malaikat Jibril dibantu Malaikat Mikail mengoperasi hati
menghadapi liku-liku perjuangan.
beliau untuk dibersikan dari penyakit hati. Setelah itu
-Setelah kematian Abu Thalib dan Khadijah ra. Rasulullah lantas diisi dengan sifat hilm, ilmu, yakin, dan Islam,
saw. hijrah ke Thaif dengan harapan agar mendapat kemudian baru diisra-miraj-kan.
dukungan dari penduduk di sana, karena kebetulan tiga
Hadirin, Jamaah Jumat Rahimakumullah
kepala suku di Thaif masih ada hubungan kerabat dengan
beliau. Akan tetapi, harapan itu hampa. Bahkan yang Dalam perjalanan isra-mikraj beliau menyaksikan
terjadi adalah sebaliknya. Beliau diusir dari Thaif. Dilempari bermacam-macam kejadian dan peristiwa yang
batu sampai kaki dan kepalanya berlumuran darah. mengandung perlambang bagi manusia tentang pahala
dan siksa. Di antara pahala yang diperlihatkan kepada
Dalam peristiwa yang penuh duka seperti itulah Rasulullah
beliau adalah kejadian segolonga kaum aneh, dimana pada
saw. diisra-miraj-kan oleh Allah dengan badan dan ruhnya
suatu hari mereka menanam, lantas pada esoknya mereka
pada suatu malam untuk ditunjukkan kepada beliau tanda-
bisa menuainya. Dan setiap kali tanaman itu ditunai
tanda kebesaran Allah. Dengan melihat secara langsung
buahnyam maka esoknya tumbuh dan siap ditunai lagi
berbagai peristiwa ketika isra’-mi’raj itu, jiwa Rasulullah
buahnya. Begitu seterusnya. Oleh Rasulullah saw. kejadian
saw. semakin kuat dan tabah untuk terus berjuang
itu ditanyakan kepada Malaikat Jibril. Jibril pun menjawab
menyebarkan ajaran Islam. Imannya semakin teguh dan
bahwa yang disaksikan itu adalah perumpamaan orang-
kuat. Keyakinannya semakin bertambah kokoh. Segala
orang yang mau berjihad fi sabilillah. Mereka itu pahalanya
bentuk rintangan dan hambatan yang datang menghadang
dilipat-gandakan hingga 700 kali lipat, baik jihad dengan
jiwa raga maupun dengan hartanya. Allah berfirman dalam menunjukkan betapa pentingnya shalat tersebut. Berbeda
surat Al-Baqarah: 261: dengan ibadah-ibadah lain, biasanya disampaikan melalui
perantara Malaikat Jibril. Pentingnya perintah shalat ini
‫ت‬ ْ َ ‫َّللاِ َك َمث َ ِل َحبَّ ٍة أ َ ْن َبت‬
َّ ‫س ِبي ِل‬َ ‫{ َمث َ ُل الَّذِينَ يُ ْن ِفقُونَ أ َ ْم َوالَ ُه ْم فِي‬ dapat kita lihat dari pernyataan Rasulullah saw. dalam
‫ف ِل َم ْن يَشَا ُء‬ ُ ‫ضا ِع‬ َّ ‫س ْنبُلَ ٍة ِمائَةُ َحبَّ ٍة َو‬
َ ُ‫َّللاُ ي‬ ُ ‫سنَا ِب َل فِي ُك ِل‬
َ ‫س ْب َع‬ َ sebuah hadisnya yang berbunyi,
]261 :‫ع ِلي ٌم} [البقرة‬ َّ ‫َو‬
َ ‫َّللاُ َوا ِس ٌع‬ ‫الديْنَ فَ َم ْن ت َ َر َك َها فَقَ ْد‬
ِ ‫ام‬َ َ‫الدي ِْن فَ َم ْن أَقَا َم َها فَقَ ْد أَق‬
ِ ُ‫ص َالة ُ ِع َماد‬
َّ ‫ال‬
Artinya: Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) َ‫الديْن‬
ِ ‫َهدَ َم‬
orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah
adalah laksana sebutir biji yang menumbuhkan tujuh butir, Artinya: Shalat itu tiang agama. Barangsiapa yang
pada tiap-tiap butir ada seratus biji. Allah melipat- menunaikannya, maka sungguh ia telah menegakkan
gandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. agama, dan barangsiapa meninggalkannya, maka sungguh
Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui ia telah merobohkan agama.
(Qs. Al-Baqarah: 261) Juga dalam hadis lain beliau mengatakan:
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
َّ ‫ع َم ِل ْال َع ْب ِد يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة ال‬
‫ص َالة ُ فَإ ِ ْن‬ َ ‫ظ ُر فِ ْي ِه ِم ْن‬َ ‫ِإ َّن أ َ َّو َل َما يُ ْن‬
Akhir dari perjalanan Rasulullah sampailah beliau di ً‫صة‬ َ ِ‫ت نَاق‬ ْ َ‫ع َم ِل ِه َوإِ ْن ُو ِجد‬ َ ‫سائِ ُر‬ َ ‫ت ِم ْنهُ َو‬ ْ َ‫ت تَا َّمةً قُبِل‬ ْ َ‫ُو ِجد‬
Sidratul Muntaha hingga ke Mustawa. Di sanalah beliau
menghadap Allah dan menerima secara langsung perintah َ ‫علَ ْي ِه َو‬
‫سائِ ُر َع َم ِل ِه‬ َ ‫َّت‬ ْ ‫ُرد‬
shalat lima waktu dalam sehari semalam, ibadah yang Artinya: Sungguh, kali pertama yang akan dilihat dari amal
mengandung nilai-nilai ruhaniah dan jasmaniah bagi seorang hamba adalah pada hari kiamat adalah shalat. Bila
umatnya. Baik bagi kehidupan di dunia maupun di akhirat. ditemukan salatnya sempurna, maka diterimalah ia dan
Perintah shalat lima waktu yang disampaikan secara seluruh amalnya. Bila ditemukan salatnya kurang, maka
langsung kepada beliau tanpa perantara Malaikat Jibril ini ditolaklah ia dan seluruh amalnya.
Hadirin, jamaah Jumat yang berbahagia
Dari uraian singkat tentang isra-mikraj Rasulullah tadi,
dapatlah kita menyimpulkan bahwa peristiwa isra-mikraj
Rasulullah saw. adalah untuk memperkuat akidah dan
keyakinan kepada kebesaran Allah saw. serta
memperteguh jiwa perjuangan menegakkan agama Allah
di muka bumi. Di samping itu, mengatur dan memelihara
hubungan yang terus menerus antara makhluk dan khalik-
nya dengan salat lima waktu sehari semalam sebagai
medianya yang penuh dengan nilai-nilai kesempurnaan.
Akhirnya, semoga dengan memperingati isra-mikraj Nabi
Muhammad saw. iman dan takwa kita kepada Allah swt
semakin kuat, amal saleh kita semakin bertambah, dan kita
senantiasa memelihara salat lima waktu dalam sehari
semalam sebagai media interaksi kita kepada Allah swt.

‫ت‬ ِ ‫صلَ َوا‬ َّ ‫علَى ال‬ َ ‫ظ ْوا‬ ُ ِ‫الر ِجي ِْم َحاف‬ َّ ‫ان‬ ِ ‫ط‬َ ‫ش ْي‬َّ ‫ع ْوذُ ِباهللِ ِمنَ ال‬ ُ َ‫أ‬
‫ار َك هللاُ ِل ْي َولَ ُك ْم فِ ْي‬ َ َ‫طى َوقُ ْو ُم ْوا هللِ قَانِتِيْنَ ب‬ َ ‫ص َالةِ ْال ُو ْس‬
َّ ‫َوال‬
‫ت َوالذَّ ْك ِر‬ ِ ‫ان ْال َع ِظي ِْم َونَفَ َعنِ ْي َو ِإيا َّ ُك ْم ِب َما فِ ْي ِه ِمنَ ْاالَيَا‬
ِ ‫ْالقُ ْر َء‬
‫س ِم ْي ُع ْالعَ ِل ْي ُم‬
َّ ‫ْال َح ِك ْي ِم َوتَقَبَّ َل ِمنِ ْي َو ِم ْن ُك ْم تِ َال َوتَهُ ِإنَّهُ ُه َو ال‬
َّ ‫َوأ َ ْست َ ْغ ِف ُر هللاَ إِنَّهُ ُه َو ْالغَفُ ْو ُر‬
‫الر ِح ْي ُم‬

Anda mungkin juga menyukai