ARSITEKTUR TROPIS
DINI FRIDAYANTI
F 221 17 075
PRODI S1 ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2019
A. KARAKTERISTIK DAN CONTOH BANGUNAN DARI PARADIGMA LINE, EDGE AND
SHADE DAN NEW SCREEN AND LOUVER KITSCH
Contoh bangunan :
Pada bangunan ini dapat dilihat menggunakan paradigma line, edge and shade pada penggunaan
material modern seperti penggunaan kaca-kaca besar serta acp. Bangunan ini memblok dinding yang
menghadap ke arah barat. Penghawaan dalam bangunan yang digunakan adalah penghawaan aktif untuk
mendukung kenyamanan.
New screen and louver kitsch adalah meniru gaya tropis modern yang sering menggunakan
sunshading yang diasosiakan sama dengan arsitektur tropis, louver pada fasade tidak efektif memberikan
pembayangan, hanya memberi kesan tropis sekilas semata.
Beberapa faktor yang melahirkan paradigma ini, yaitu : adanya peniruan dari image tropis modern,
adanya motivasi untuk mengikuti aliran yang menitikberatkan pada produk arsitektur yang
mempertimbangkan lingkungan.
Contoh bangunan :
Bangunan ini sekilas menampilkan beberapa ciri dari desain tropis diantaranya adalah bukaan
yang lebar dengan jumlah yang sangat banyak serta penerapan air menjadi elemen penghias dan lanskap.
Pencahayaan dalam gedung sangat baik karena menggunakan pencahayaan skylight.
Namun, gedung ini sebenarnya bergaya moderen dengan penggunaan ACP (aluminium
composite panel) dan Cladding kaca berbingkai aluminium sebagai material utama dinding yang
mengelilingi gedung.
Gedung ini menampilkan sekilas dari desain tropis yaitu pencahayaan yang baik dengan adanya
sun shading di beberapa bagian. Akan tetapi sun-shading tersebut tidak sepenuhnya dapat menghalangi
dari cahaya matahari mengingat orientasi bangunan ini menghadap ke arah barat yang apabila sore hari
akan terpapar langsung sinar matahari dan terasa sangat panas. Sun shading tersebut hanyalah sebagai
penambah estetika terutama pada pintu masuk sekaligus pelengkap fasad.
Vegetasi dapat menyaring sinar matahari langsung ke arah gedung walaupun ada yang tidak
secara menyeluruh. Vegetasi tersebut juga dapat menyaring polusi udara yang berasal dari kendaraan
yang melintasi jalan raya depan area gedung. Akan tetapi setelah memasuki halaman, gedung BPS ini
terlihat gersang karena hampir sebagian ditutupi paving blok dan minim tanaman. Selain itu pada sisi lain
halaman terdapat kolam hias yang kemudian membentang disisi kiri dan kanan gedung ini. Kolam ini
dapat dijadikan sebagai elemen estetika ataupun sebagai pendingin bangunan.
Ditinjau dari aspek bentuk, bangunan ini mengikuti bentuk gedung statistik pusat yang berada di
Jakarta. Prinsip repetisi penggunaan kaca hampir disemua sisi dan elemen vertikal horizontal dengan atap
yang datar. Bentuk tersebut sangat tidak cocok diterapkan di kota Palu mengingat kondisi iklim dan cuaca
yang berada di kota Palu dengan intensitas curah hujan yang tak menentu serta panas yang tak
menyenangkan hampir terjadi setiap harinya.
Letak Astronomis : wilayah Negeri Yaman terletak berada pada garis 12°-19° LU dan 42°-55° BT.
Yaman berada pada ketinggian 2000 m di atas permukaan laut. Yaman Beriklim tropis kering.
Pada daerah pantai panas-lembab, sedangkan daerah gurun panas-kering.
Pada siang hari bulan terpanas adalah Juni dengan temperatur 39°C, dan terendah pada bulan
Januari dengan temperatur 30°C. Pada malam hari bulan dengan temperatur terendah adalah bulan
Desember, dengan 2°C, dan terpanas adalah bulan Juli dengan 17°C.
Curah hujan terendah pada bulan Juni dengan 1 mm, dan yang tertinggi adalah bulan Agustus
dengan 19 mm. Dengan curah hujan tahunan 81 mm.
Bangunan Di Yaman :
Di Yaman Utara, di desanya bangunan masih menggunakan kayu dan jerami, sedangkan di kota
menggunakan kerang dan kapur. Pada bagian Yaman Selatan menggunakan kayu dan bata. Di daerah
pegunungan tengah menggunakan batu. Di dataran tinggi menggunakan batu, batu bata, dan tanah liat
yang di cap. Di padang pasir menggunakan tanah liat ditambah batu lumpur yang dikeringkan dengan
sinar matahari.
Tanah liat digunakan sebagai dinding lumpur, agar suhu udara di dalam rumah saat musim panas
terasa sejuk dan bangunan akan dilapisi oleh lumpur tebal untuk melindungi bangunan dari hujan dan
erosi. Atap yang digunakan juga datar yang bisa menyerap air hujan.
Ada perawatan yang harus dilakukan pada bangunan, agar terlindung dari hujan dan pengikisan,
dinding bangunan harus dilapiskan lumpur baru.
Jendela pada bangunan-bangunan di Yaman terbuka pada musim panas, agar udara panas yang
ada di dalam rumah mengalir keluar, sedangkan pada musim dingin, jendela ditutup agar aliran udara
hangat berputar merata dalam rumah. Pada lantai dasar tidak memiliki jendela.
Konsep :
Menggunakan material time lag tinggi seperti tanah liat agar panas yang diterima siang hari dapat
menghangatkan ruangan di malam hari. Bukaan-bukaan dinding kecil untuk mencegah radiasi sinar
langsung dan angin atau debu kering masuk, sehingga mempertahankan kelembaban. Atap yang
digunakan bentuk datar untuk menghindari angin kencang dan curah hujan rendah. Pendinginan secara
pasif menggunakan elemen air yang saat menguap akan mengambil kalor dari udara. Rumah berdekatan
satu sama lain, saling membayangi.
KM/WC DAPUR
KAMAR
KM/WC TIDUR
KOLAM
RUANG R. TAMU
KELUARGA
TAMPAK
TAPAK