Dari gambar 1 dapat diamati bahwa setiap arah panah akan menunjukan suatu
urutan pengerjaan. Seperti pekerjaan 1 dilakukan terlebih dahulu (start), kemudian
bisa dilanjutkan oleh pekerjaan 2, 3, 4, setelah itu pekerjaan 5,6. Titik 7 adalah
titik finish dimana pekerjaan terakhir dilakukan dan merupakan akhir dari sebuah
proyek. Selain menunjukkan suatu urutan pengerjaan diagram PERT juga
menunjukan suatu keterikatan antar pekerjaan yang tidak dapat dipisahkan.
II-1
Keterikatan itu dapat dilihat dengan contoh pekerjaan 2, 3, 4 hanya dapat
dilakukan jika pekerjaan 1 sudah selesai dilakukan.
Sebuah pekerjaan yang dapat dilakukan bersamaan dengan pekerjaan lain disebut
juga sebagai pekerjaan pararel (pararel task atau concurrent task). Selain itu
terdapat juga sebuah aktivitas yang diwakili oleh garis putus-putus yang disebut
dengan dummy activities. Dari sebuah diagram PERT dapat digunakan untuk
mengetahui suatu urutan aktivitas kritis atau aktivitas yang harus dilakukan
sebagai prioritas utama (critical path), penjadwalan dengan aktivitas lain, dan
jumlah pekerja yang dibutuhkan.
II-2
1. Mengidentifikasi aktivitas (activity) dan titik tempuhnya (milestone).
Sebuah aktivitas adalah pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
sebuah proyek. Titik tempuh (milestone) adalah penanda kejadian pada
awal dan akhir satu atau lebih aktivitas. Untuk mengidentifikasi aktivitas dan
titik tempuh dapat menggunakan suatu tabel agar lebih mudah dalam
memahami dan menambahkan informasi lain seperti urutan dan durasi.
2. Menetapkan urutan pengerjaan dari aktivitas-aktivitas yang telah
direncanakan.
Langkah ini bisa dilakukan bersamaan dengan identifikasi aktivitas. Dalam
menentukan urutan pengerjaan bisa diperlukan analisa yang lebih dalam
untuk setiap pekerjaan.
3. Membuat suatu diagram jaringan (network diagram).
Setelah mendapatkan urutan pengerjaan suatu pekerjaan maka suatu diagram
dapat dibuat. Diagram akan menunjukan pekerjaan-pekerjaan yang harus
dilakukan berurutan(serial) atau secara bersamaan (pararell). Pada diagram
PERT biasanya suatu pekerjaan dilambangkan dengan simbol lingkaran dan
titik tempuh dilambangkan dengan simbol panah.
4. Memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas. Dalam
menentukan waktu dapat menggunakan satuan unit waktu yang sesuai misal
jam, hari, minggu, bulan, dan tahun.
5. Menetapkan suatu jalur kritis (critical path). Suatu jalur kritis bisa didapatkan
dengan menambah waktu suatu aktivitas pada tiap urutan pekerjaan dan
menetapkan jalur terpanjang pada tiap proyek. Biasanya sebuah jalur kritis
terdiri dari pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa ditunda waktu pengerjaannya.
Dalam setiap urutan pekerjaan terdapat suatu penanda waktu yang dapat
membantu dalam menetapkan jalur kritis, yaitu :
1. ES – Early Start
2. EF – Early Finish
3. LS – Latest Start
4. LF – Latest Finish
Dengan menggunakan empat komponen penanda waktu tersebut bisa
didapatkan suatu jalur kritis sesuai dengan diagram.
II-3
6. Melakukan pembaharuan diagram PERT sesuai dengan kemajuan proyek.
Sesuai dengan berjalannya proyek dalam waktu nyata. Waktu perencanaan
sesuai dengan diagram PERT dapat diperbaiki sesuai dengan waktu nyata.
Sebuah diagram PERT mungkin bisa digunakan untuk merefleksikan situasi
baru yang belum pernah diketahui sebelumnya.
Te = a+ 4m+b6
Keterangan:
Te = perkiraan waktu aktifitas
a = waktu paling optimis
m = waktu normal
b = waktu paling pesimis
2. Menentukan deviasi standar dari kegiatan proyek Deviasi standar kegiatan:
S= 1/6 (b-a)
Keterangan:
S = deviasi standar kegiatan
a = waktu optimis
b = waktu pesimis
3. Menentukan variasi kegiatan dari kegiatan proyek Varian kegiatan:
V(te)= S2=(b-a/6)2
Keterangan:
V(te) = varian kegiatan
S = deviasi standar kegiatan
a = waktu optimis
b = waktu pesimis24
4. Mengetahui probabilitas mencapai target jadwal Untuk mengetahui
probabilitas mencapai target jadwal dapat dilakukan dengan
II-4
menghubungkan antara waktu yang diharapkan (TE) dengan target T(d)
yang dinyatakan dengan rumus:
Z= T(d) - TES
Keterangan:
z = angka kemungkinan mencapai target
T(d) = target jadwal
TE = jumlah waktu lintasan kritis
S = deviasi standar kegiatan
Angka z merupakan angka probabilitas yang persentasenya dapat dicari dengan
menggunakan tabel distribusi normal kumulatif z
II-5
2. Dapat mengetahui implikasi dan waktu jika terjadi keterlambatan suatu
pekerjaan.
3. Dapat mengetahui kemungkinan untuk mencari jalur alternatif lain yang
lebih baik untuk kelancaran proyek.
4. Dapat mengetahui kemungkinan percepatan dari salah satu atau beberapa
jalur kegiatan.
5. Dapat mengetahui batas waktu penyelesaian proyek.
II-6
simbol yang digunakan dalam menggambarkan suatu jaringan adalah sebagai
berikut:
1. (anak panah/busur), menyatakan sebuah aktifitas yang dibutuhkan oleh
proyek. Aktifitas ini didefinisikan sebagai hal yang memerlukan duration
(jangka waktu tertentu). Tidak ada skala waktu, anak panah hanya
menunjukkan awal dan akhir suatu aktifitas.
II-7
3. Memberikan perkiraan kurun waktu bagi masing-masing kegiatan yang
dihasilkan dari penguraian lingkup proyek.
4. Mengidentifikasi jalur kritis (critical path) dan float pada jaringan kerja.
II-8
Gambar 2.2 Kegiatan A pendahulu kegiatan B & kegiatan B pendahulu kegiatan C
Sumber: Render & Jay, 2006
4) Jika kegiatan A dan B harus selesai sebelum kegiatan C dapat dimulai, tetapi D
sudah dapat dimulai bila kegiatan B sudah selesai, hubungan kegiatan tersebut
dapat dilihat pada Gambar 2.4
II-9
Fungsi dummy ( ) di atas adalah untuk memindahkan seketika itu juga (sesuai
dengan arah panah) keterangan tentang selesainya kegiatan B.
5. Jika kegiatan A, B, dan C mulai dan selesai pada lingkaran kejadian yang
sama, maka hubungan kegiatan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.5
Gambar 2.6 Kegiatan A, B, dan C mulai dan selesai pada kejadian yang sama
Sumber: Render & Jay, 2006
2.2.4. Jadwal Aktivitas
Guna mengetahui jalur kritis kita menghitung dua waktu awal dan akhir untuk
setiap kegiatan, sebagai berikut:
1) Mulai terdahulu (earliest start – ES), yaitu waktu terdahulu suatu kegiatan
dapat dimulai, dengan asumsi semua pendahulu sudah selesai.
2) Selesai terdahulu (earliest finish – EF), yakni waktu terdahulu suatu kegiatan
dapat selesai.
3) Mulai terakhir (latest start – LS), yaitu waktu terakhir suatu kegiatan dapat
dimulai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan proyek.
4) Selesai terakhir (latest finish – LF), yaitu waktu terakhir suatu kegiatan dapat
selesai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan proyek.
Dalam suatu proyek, jadwal aktivitas dapat dilihat pada Gambar 2.6
II-10
Keterangan:
A = Nama aktivitas
D = Durasi waktu suatu aktivitas
ES = Earliest start
LS = Latest start
EF = Earliest finish
LF = Latest Finish
Hambatan aktivitas dapat terjadi dalam pelaksanaan suatu proyek, untuk itu harus
ada waktu slack dalam setiap kegiatan. Waktu slack (slack time) merupakan
waktu bebas yang dimiliki oleh setiap kegiatan untuk bisa diundur tanpa
menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan. Waktu slack dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
Slack = Waktu bebas
LS = Latest start
ES = Earliest start
LF = Latest Finish
EF = Earliest finish
II-11
Contoh CPM (Critical Path Method)
Dari Tabel Aktifitas diatas, maka kita dapat membuat CPM sebagai berikut:
PERT digunakan pada perencanaan dan pengendalian proyek yang belum pernah
dikerjakan, sedangkan CPM digunakan untuk menjadwalkan dan mengendalikan
aktivitas yang sudah pernah dikerjakan sehingga data, waktu dan biaya setiap
unsur kegiatan telah diketahui oleh evaluator, perbedaanya dapat dilihat dengan
jelas dibawah ini:
Pada PERT digunakan tiga jenis waktu pengerjaan yaitu yang tercepat,
terlama serta terlayak, sedangkan pada CPM hanya memiliki satu jenis
informasi waktu pengerjaan yaitu waktu yang paling tepat dan layak untuk
menyelesaikan suatu proyek.
II-12
Pada PERT yang ditekankan tepat waktu, sebab dengan penyingkatan waktu
maka biaya proyek turut mengecil, sedangkan pada CPM menekankan tepat
biaya.
Dalam PERT anak panah menunjukkan tata urutan (hubungan presidentil),
sedangkan pada CPM tanda panah adalah kegiatan.
Meskipun demikian, CPM dan PERT mempunyai tujuan yang sama dimana
analisis yang digunakan adalah sangat mirip yaitu dengan menggunakan
diagram anak panah.
Dapat dikatakan CPM merupakan variasi dari PERT.
Perbedaan pokok antara CPM dan PERT terletak pada penentuan perkiraan
waktunya, dimana PERT menggunakan rumus,sedangkan CPM
menggunakan perhitungan Jalur Kritis (Critical Path)
II-13