Anda di halaman 1dari 13

BAB II DASAR TEORI

2.1. PERT (Program Evalution Review Technique)


PERT adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan
penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada
didalam suatu proyek. PERT yang memiliki kepanjangan Program Evalution
Review Technique adalah suatu metodologi yang dikembangkan oleh Angkatan
Laut Amerika Serikat pada tahun 1950 untuk mengatur program misil. Sedangkan
terdapat metodologi yang sama pada waktu bersamaan yang dikembangkan oleh
sektor swasta yang dinamakan CPM atau Critical Path Method.

Metodologi PERT divisualisasikan dengan suatu grafik atau bagan yang


melambangkan ilustrasi dari sebuah proyek. Diagram jaringan ini terdiri dari
beberapa titik (nodes) yang merepresentasikan kejadian (event) atau suatu titik
tempuh (milestone). Titik-titik tersebut dihubungkan oleh suatu vektor (garis yang
memiliki arah) yang merepresentasikan suatu pekerjaan (task) dalam sebuah
proyek. Arah dari vektor atau garis menunjukan suatu urutan pekerjaan.

Gambar 2. 1. Analogi diagram PERT

Dari gambar 1 dapat diamati bahwa setiap arah panah akan menunjukan suatu
urutan pengerjaan. Seperti pekerjaan 1 dilakukan terlebih dahulu (start), kemudian
bisa dilanjutkan oleh pekerjaan 2, 3, 4, setelah itu pekerjaan 5,6. Titik 7 adalah
titik finish dimana pekerjaan terakhir dilakukan dan merupakan akhir dari sebuah
proyek. Selain menunjukkan suatu urutan pengerjaan diagram PERT juga
menunjukan suatu keterikatan antar pekerjaan yang tidak dapat dipisahkan.

II-1
Keterikatan itu dapat dilihat dengan contoh pekerjaan 2, 3, 4 hanya dapat
dilakukan jika pekerjaan 1 sudah selesai dilakukan.

Sebuah pekerjaan yang dapat dilakukan bersamaan dengan pekerjaan lain disebut
juga sebagai pekerjaan pararel (pararel task atau concurrent task). Selain itu
terdapat juga sebuah aktivitas yang diwakili oleh garis putus-putus yang disebut
dengan dummy activities. Dari sebuah diagram PERT dapat digunakan untuk
mengetahui suatu urutan aktivitas kritis atau aktivitas yang harus dilakukan
sebagai prioritas utama (critical path), penjadwalan dengan aktivitas lain, dan
jumlah pekerja yang dibutuhkan.

2.1.1. Komponen Jaringan PERT


Menurut Render dan Jay (2004) komponen-komponen PERT yaitu:
1. Kegiatan (activity) Merupakan bagian dari keseluruhan pekerjaan yang
dilaksanakan/kegiatan mengkonsumsi waktu dan sumber daya serta
mempunyai waktu mulai dan waktu berakhirnya kegiatan.
2. Peristiwa (event) Yaitu menandai permulaan dan akhir suatu kegiatan.
Biasanya peristiwa digambarkan dengan suatu lingkaran atau nodes dan juga
diberi nomor dengan nomor-nomor yang lebih kecil bagi peristiwa-peristiwa
yang mendahuluinya dan biasanya dihubungkan dengan menggunakan anak
panah.
3. Waktu kegiatan (activity time) Yaitu suatu unsur yang merupakan bagian dari
keseluruhan pekerjaan yang harus dilaksanakan.
4. Waktu mulai dan waktu berakhir Waktu mulai dan waktu berakhir yang
terdiri dari waktu mulai paling awal (ES), waktu mulai paling lambat (LS),
waktu selesai paling awal (EF) dan waktu selesai paling lambat (LF).
5. Kegiatan semu (dummy) yaitu kegiatan yang tidak sebenarnya dan biasanya
ditunjukkan dengan garis putus-putus.

2.1.2. Langkah-Langkah Dalam Melakukan Perencanaan Dengan Pert


Dalam melakukan perencanaan dengan PERT dibutuhkan beberapa langkah,
yaitu:

II-2
1. Mengidentifikasi aktivitas (activity) dan titik tempuhnya (milestone).
Sebuah aktivitas adalah pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
sebuah proyek. Titik tempuh (milestone) adalah penanda kejadian pada
awal dan akhir satu atau lebih aktivitas. Untuk mengidentifikasi aktivitas dan
titik tempuh dapat menggunakan suatu tabel agar lebih mudah dalam
memahami dan menambahkan informasi lain seperti urutan dan durasi.
2. Menetapkan urutan pengerjaan dari aktivitas-aktivitas yang telah
direncanakan.
Langkah ini bisa dilakukan bersamaan dengan identifikasi aktivitas. Dalam
menentukan urutan pengerjaan bisa diperlukan analisa yang lebih dalam
untuk setiap pekerjaan.
3. Membuat suatu diagram jaringan (network diagram).
Setelah mendapatkan urutan pengerjaan suatu pekerjaan maka suatu diagram
dapat dibuat. Diagram akan menunjukan pekerjaan-pekerjaan yang harus
dilakukan berurutan(serial) atau secara bersamaan (pararell). Pada diagram
PERT biasanya suatu pekerjaan dilambangkan dengan simbol lingkaran dan
titik tempuh dilambangkan dengan simbol panah.
4. Memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas. Dalam
menentukan waktu dapat menggunakan satuan unit waktu yang sesuai misal
jam, hari, minggu, bulan, dan tahun.
5. Menetapkan suatu jalur kritis (critical path). Suatu jalur kritis bisa didapatkan
dengan menambah waktu suatu aktivitas pada tiap urutan pekerjaan dan
menetapkan jalur terpanjang pada tiap proyek. Biasanya sebuah jalur kritis
terdiri dari pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa ditunda waktu pengerjaannya.
Dalam setiap urutan pekerjaan terdapat suatu penanda waktu yang dapat
membantu dalam menetapkan jalur kritis, yaitu :
1. ES – Early Start
2. EF – Early Finish
3. LS – Latest Start
4. LF – Latest Finish
Dengan menggunakan empat komponen penanda waktu tersebut bisa
didapatkan suatu jalur kritis sesuai dengan diagram.

II-3
6. Melakukan pembaharuan diagram PERT sesuai dengan kemajuan proyek.
Sesuai dengan berjalannya proyek dalam waktu nyata. Waktu perencanaan
sesuai dengan diagram PERT dapat diperbaiki sesuai dengan waktu nyata.
Sebuah diagram PERT mungkin bisa digunakan untuk merefleksikan situasi
baru yang belum pernah diketahui sebelumnya.

Langkah network planning dengan menggunakan pendekatan PERT ditujukan


untuk mengetahui berapa nilai probabilitas kegiatan proyek terutama pada jalur
kritis selesai tepat waktu sesuai dengan jadwal yang diharapkan (Soeharto, 1999).
1. Menentukan perkiraan waktu aktifitas

Te = a+ 4m+b6
Keterangan:
Te = perkiraan waktu aktifitas
a = waktu paling optimis
m = waktu normal
b = waktu paling pesimis
2. Menentukan deviasi standar dari kegiatan proyek Deviasi standar kegiatan:

S= 1/6 (b-a)
Keterangan:
S = deviasi standar kegiatan
a = waktu optimis
b = waktu pesimis
3. Menentukan variasi kegiatan dari kegiatan proyek Varian kegiatan:

V(te)= S2=(b-a/6)2
Keterangan:
V(te) = varian kegiatan
S = deviasi standar kegiatan
a = waktu optimis
b = waktu pesimis24
4. Mengetahui probabilitas mencapai target jadwal Untuk mengetahui
probabilitas mencapai target jadwal dapat dilakukan dengan

II-4
menghubungkan antara waktu yang diharapkan (TE) dengan target T(d)
yang dinyatakan dengan rumus:
Z= T(d) - TES
Keterangan:
z = angka kemungkinan mencapai target
T(d) = target jadwal
TE = jumlah waktu lintasan kritis
S = deviasi standar kegiatan
Angka z merupakan angka probabilitas yang persentasenya dapat dicari dengan
menggunakan tabel distribusi normal kumulatif z

2.1.3. Karakteristik PERT


Dari langkah-langkah penjelasan metode PERT maka bisa dilihat suatu
karakteristik dasar PERT, yaitu sebuah jalur kritis. Dengan diketahuinya jalur
kritis ini maka suatu proyek dalam jangka waktu penyelesaian yang lama dapat
diminimalisasi.
Ciri-ciri jalur kritis adalah:
 Jalur yang biasanya memakan waktu terpanjang dalam suatu proses.
 Jalur yang tidak memiliki tenggang waktu antara selesainya suatu tahap
kegiatan dengan mulainya suatu tahap kegiatan berikutnya.
 Tidak adanya tenggang waktu tersebut yang merupakan sifat kritis dari jalur
kritis.

2.1.4. Karakteristik Proyek


 Kegiatannya dibatasi oleh waktu; sifatnya sementara, diketahui kapan mulai
dan berakhirnya.
 Dibatasi oleh biaya.
 Dibatasi oleh kualitas.
 Biasanya tidak berulang-ulang.
2.1.5. Manfaat PERT
1. Mengetahui ketergantungan dan keterhubungan tiap pekerjaan dalam suatu
proyek.

II-5
2. Dapat mengetahui implikasi dan waktu jika terjadi keterlambatan suatu
pekerjaan.
3. Dapat mengetahui kemungkinan untuk mencari jalur alternatif lain yang
lebih baik untuk kelancaran proyek.
4. Dapat mengetahui kemungkinan percepatan dari salah satu atau beberapa
jalur kegiatan.
5. Dapat mengetahui batas waktu penyelesaian proyek.

2.2. CPM (Critical Path Method) metode jalur kritis


CPM adalah suatu metode perencanaan dan pengendalian proyek-proyek yang
merupakan sistem yang paling banyak digunakan diantara semua sistem yang
memakai prinsip pembentukan jaringan. CPM merupakan analisa jaringan kerja
yang berusaha mengoptimalkan biaya total proyek melalui pengurangan waktu
penyelesaian total proyek yang bersangkutan
Ciri-ciri jalur kritis adalah
 Jalur yang biasanya memakan waktu terpanjang dalam suatu proses.
 Jalur yang tidak memiliki tenggang waktu antara selesainya suatu tahap
kegiatan dengan mulainya suatu tahap kegiatan berikutnya.
 Tidak adanya tenggang waktu tersebut yang merupakan sifat kritis dari
jalur kritis.

Beberapa teknik yang digunakan dalam menggunakan CPM yaitu:


 Buat daftar semua aktifitas yang dibutuhkan untuk menyelesaikan project.
 Buat daftar waktu yang diperlukan oleh masing-masing aktifitias tersebut
untuk menyelesaikan tugasnya.
 Buat daftar ketergantungan antara aktifitas tersebut dalam project.

2.2.1. Jaringan Kerja


Jaringan kerja merupakan jaringan yang terdiri dari serangkaian kegiatan untuk
menyelesaikan suatu proyek berdasarkan urutan dan ketergantungan kegiatan satu
dengan kegiatan lainnya. Sehingga suatu pekerjaan belum dapat dimulai apabila
aktifitas sebelumnya belum selesai dikerjakan. Menurut Hayun (2005) simbol-

II-6
simbol yang digunakan dalam menggambarkan suatu jaringan adalah sebagai
berikut:
1. (anak panah/busur), menyatakan sebuah aktifitas yang dibutuhkan oleh
proyek. Aktifitas ini didefinisikan sebagai hal yang memerlukan duration
(jangka waktu tertentu). Tidak ada skala waktu, anak panah hanya
menunjukkan awal dan akhir suatu aktifitas.

2. (lingkaran kecil/simpul/node) menyatakan suatu kejadian atau peristiwa.

3. (anak panah terputus-putus) menyatakan aktifitas semu (dummy activity).


Dummy ini tidak mempunyai durasi waktu, karena tidak menghabiskan
resource (hanya membatasi mulainya aktifitas). Bedanya dengan aktifitas
biasa adalah aktifitas dummy tidak memakan waktu dan sumber daya, jadi
waktu aktifitas dan biaya sama dengan nol.
4. (anak panah tebal) menyatakan aktifitas pada lintasan kritis.

Simbol-simbol tersebut digunakan dengan mengikuti aturan-aturan sebagai


berikut (Hayun, 2005):
1. Di antara dua kejadian (event) yang sama, hanya boleh digambarkan satu
anak panah.
2. Nama suatu aktivitas dinyatakan dengan huruf atau dengan nomor kejadian.
3. Aktivitas harus mengalir dari kejadian bernomor rendah ke kejadian
bernomor tinggi.
4. Diagram hanya memiliki sebuah saat paling cepat dimulainya kejadian
(initial event) dan sebuah saat paling cepat diselesaikannya kejadian (terminal
event).
Langkah-langkah dalam menyusun jaringan kerja CPM menurut Soeharto (1999)
yaitu:
1. Mengkaji dan mengidentifikasi lingku proyek, menguraikan, memecahkannya

menjadi kegiatan-kegiatan atau kelompok kegiatan yang merupakan komponen


proyek.
2. Menyusun kembali komponen-konponen pada butir 1, menjadi mata rantai
dengan urutan yang sesuai logika ketergantungan.

II-7
3. Memberikan perkiraan kurun waktu bagi masing-masing kegiatan yang
dihasilkan dari penguraian lingkup proyek.
4. Mengidentifikasi jalur kritis (critical path) dan float pada jaringan kerja.

2.2.2. Durasi Kegiatan Waktu


Durasi kegiatan dalam metode jaringan kerja adalah lama waktu yang diperlukan
untuk melakukan kegiatan dari awal sampai akhir. Kurun waktu pada umumnya
dinyatakan dengan satuan jam, hari, atau minggu. Penghitungan durasi pada
metode CPM digunakan untuk memperkirakan waktu penyelesaian aktivitas, yaitu
dengan cara single duration estimate. Cara ini dilakukan jika durasi dapat
diketahui dengan akurat dan tidak terlalu berfluktuasi. Rumus yang digunakan
untuk menghitung durasi kegiatan adalah (Soeharto, 1999):
D= V Pr. N
Keterangan:
D = durasi kegiatan
V = volume kegiatan
Pr = produktivitas kerja rata-rata
N = jumlah tenaga kerja dan peralatan18

2.2.3. Jalur Kritis


Jalur kritis menurut Render dan Jay (2006) merupakan sebuah rangkaian aktivitas-
aktivitas dari sebuah proyek yang tidak bisa ditunda waktu pelaksanaanya dan
menunjukkan hubungan yang saling berkaitan satu sama lain. Semakin banyak
jalur kritis dalam suatu proyek, maka akan semakin banyak pula aktivitas yang
harus diawasi. Akumulasi durasi waktu paling lama dalam jalur kritis akan
dijadikan sebagai estimasi waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan. Jalur
kritis diperoleh dari diagram jaringan yang memperlihatkan hubungan dan urutan
kegiatan dalam suatu proyek. Logika katergantungan kegiatan-kegiatan tersebut
dapat dinyatakan sebagai berikut:
1. Jika kegiatan A harus diselesaikan dahulu sebelum kegiatan B dapat dimulai
dan kegiatan C dapat dimulai setelah kegiatan B selesai, hubungan kegiatan-
kegiatan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1

II-8
Gambar 2.2 Kegiatan A pendahulu kegiatan B & kegiatan B pendahulu kegiatan C
Sumber: Render & Jay, 2006

2. Kegiatan A dan B harus selesai sebelum kegiatan C dapat dimulai, hubungan


kegiatannya dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.3 Kegiatan A dan B merupakan pendahulu kegiatan C


Sumber: Render & Jay, 2006 19

3) Jika kegiatan A dan B harus dimulai sebelum kegiatan C dan D, hubungan


kegiatan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.3

Gambar 2.4 Kegiatan A dan B merupakan pendahulu kegiatan C dan D


Sumber: Render & Jay, 2006

4) Jika kegiatan A dan B harus selesai sebelum kegiatan C dapat dimulai, tetapi D
sudah dapat dimulai bila kegiatan B sudah selesai, hubungan kegiatan tersebut
dapat dilihat pada Gambar 2.4

𝐆𝐚𝐦𝐛𝐚𝐫 𝟐. 𝟓 𝐊𝐞𝐠𝐢𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐁 𝐦𝐞𝐫𝐮𝐩𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐧𝐝𝐚𝐡𝐮𝐥𝐮 𝐤𝐞𝐠𝐢𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐂 𝐝𝐚𝐧 𝐃


𝐒𝐮𝐦𝐛𝐞𝐫: 𝐑𝐞𝐧𝐝𝐞𝐫 & 𝐉𝐚𝐲, 𝟐𝟎𝟎𝟔

II-9
Fungsi dummy ( ) di atas adalah untuk memindahkan seketika itu juga (sesuai
dengan arah panah) keterangan tentang selesainya kegiatan B.
5. Jika kegiatan A, B, dan C mulai dan selesai pada lingkaran kejadian yang
sama, maka hubungan kegiatan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.5

Gambar 2.6 Kegiatan A, B, dan C mulai dan selesai pada kejadian yang sama
Sumber: Render & Jay, 2006
2.2.4. Jadwal Aktivitas
Guna mengetahui jalur kritis kita menghitung dua waktu awal dan akhir untuk
setiap kegiatan, sebagai berikut:
1) Mulai terdahulu (earliest start – ES), yaitu waktu terdahulu suatu kegiatan
dapat dimulai, dengan asumsi semua pendahulu sudah selesai.
2) Selesai terdahulu (earliest finish – EF), yakni waktu terdahulu suatu kegiatan
dapat selesai.
3) Mulai terakhir (latest start – LS), yaitu waktu terakhir suatu kegiatan dapat
dimulai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan proyek.
4) Selesai terakhir (latest finish – LF), yaitu waktu terakhir suatu kegiatan dapat
selesai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan proyek.
Dalam suatu proyek, jadwal aktivitas dapat dilihat pada Gambar 2.6

Gambar 2.7 Gambaran aktivitas proyek 21

II-10
Keterangan:
A = Nama aktivitas
D = Durasi waktu suatu aktivitas
ES = Earliest start
LS = Latest start
EF = Earliest finish
LF = Latest Finish
Hambatan aktivitas dapat terjadi dalam pelaksanaan suatu proyek, untuk itu harus
ada waktu slack dalam setiap kegiatan. Waktu slack (slack time) merupakan
waktu bebas yang dimiliki oleh setiap kegiatan untuk bisa diundur tanpa
menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan. Waktu slack dapat
dirumuskan sebagai berikut:

Slack= LS – ES atau Slack = LF-EF

Keterangan:
Slack = Waktu bebas
LS = Latest start
ES = Earliest start
LF = Latest Finish
EF = Earliest finish

contoh diagram CPM

II-11
Contoh CPM (Critical Path Method)

Dari Tabel Aktifitas diatas, maka kita dapat membuat CPM sebagai berikut:

2.2.5. Perbedaan PERT dan CPM

PERT digunakan pada perencanaan dan pengendalian proyek yang belum pernah
dikerjakan, sedangkan CPM digunakan untuk menjadwalkan dan mengendalikan
aktivitas yang sudah pernah dikerjakan sehingga data, waktu dan biaya setiap
unsur kegiatan telah diketahui oleh evaluator, perbedaanya dapat dilihat dengan
jelas dibawah ini:
 Pada PERT digunakan tiga jenis waktu pengerjaan yaitu yang tercepat,
terlama serta terlayak, sedangkan pada CPM hanya memiliki satu jenis
informasi waktu pengerjaan yaitu waktu yang paling tepat dan layak untuk
menyelesaikan suatu proyek.

II-12
 Pada PERT yang ditekankan tepat waktu, sebab dengan penyingkatan waktu
maka biaya proyek turut mengecil, sedangkan pada CPM menekankan tepat
biaya.
 Dalam PERT anak panah menunjukkan tata urutan (hubungan presidentil),
sedangkan pada CPM tanda panah adalah kegiatan.
 Meskipun demikian, CPM dan PERT mempunyai tujuan yang sama dimana
analisis yang digunakan adalah sangat mirip yaitu dengan menggunakan
diagram anak panah.
 Dapat dikatakan CPM merupakan variasi dari PERT.
 Perbedaan pokok antara CPM dan PERT terletak pada penentuan perkiraan
waktunya, dimana PERT menggunakan rumus,sedangkan CPM
menggunakan perhitungan Jalur Kritis (Critical Path)

II-13

Anda mungkin juga menyukai