TENTANG
PEDOMAN PENGUKURAN DAN EVALUASI MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT
Pasal 2
Ruang Lingkup Pedoman Pengkuran dan Evaluasi Mutu Pelayanan di rumah sakit
meliputi:
1. Penetapan Indikator terpilih
2. Pengukuran Mutu Pelayanan di Rumah Sakit
3. Evaluasi Rencana Tindak Lanjut Mutu Pelayanan di Rumah Sakit
4. Pelaporan
Pasal 3
Ketentuan lebih lanjut mengenai Pedoman Pengukuran dan Evaluasi Mutu Pelayanan di
Rumah Sakit tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
Pasal 4
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini
dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
MENTERI KESEHATAN
Nila F Moelok
Lampiran: Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor :
Tanggal :
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional adalah tercapainya kemampuan
untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, sehingga terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum. Agar tujuan
tersebut bisa dicapai, maka pemerintah perlu memperluas dan mendekatkan
pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat, sehingga mudah
dijangkau. Di sisi lain, dengan semakin meningkatnya pendidikan dan tingkat sosial
ekonomi masyarakat, maka nilai-nilai dan orientasi masyarakatpun mulai berubah.
Mereka cenderung menuntut pelayanan umum termasuk pelayanan kesehatan yang
lebih bermutu dan lebih ramah,
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan yang paripurna,
memberikan pelayanan rawat jalan, gawat darurat dan rawat inap. Di Indonesia
rumah sakit terus berkembang, baik jumlah, jenis pelayanan, kelas maupun status
kepemilikannya, sesuai dengan kondisi atau masalah kesehatan masyarakat, letak
geografis, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, peraturan serta kebijakan
yang ada.
Pengukuran atas mutu pelayanan rumah sakit sudah berjalan cukup lama, diawali
dengan penilaian akreditasi rumah sakit yang mengukur dan memecahkan masalah
pada pada tingkat input dan proses. Rumah sakit harus menyusun berbagai
kebijakan, pedoman/panduan dan standar prosedur sesuai aturan yang berlaku.
Rumah sakit dipacu untuk dapat menilai diri (self assessment) dan memberikan
pelayanan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Sebagai kelanjutan untuk
mengukur mutu layanan rumah sakit, diperlukan alat ukur yaitu indikator mutu yang
merupakan instrumen mutu pelayanan rumah sakit yang menilai dan memecahkan
masalah pada hasil (output). Tanpa mengukur hasil kerja, rumah sakit tidak dapat
mengetahui apakah input dan proses yang baik telah menghasilkan output yang baik
pula.
Berbagai pengukuran telah dilakukan oleh institusi, seperti Standar Pelayanan
Minimal (SPM) bidang kesehatan dan SPM rumah sakit oleh Kementerian
Kesehatan, Indeks kepuasan masyarakat di fasilitas pelayanan kesehatan
(fasyankes) oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN), indeks
kualitas fasilitas pelayanan kesehatan oleh Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan, pedoman akreditasi rumah sakit dengan indikator mutu area klinis,
manajemen dan keselamatan pasien oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS).
Agar dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, maka perlu
diterbitkan buku Pedoman Pengukuran dan Evaluasi Mutu Pelayanan di Rumah
Sakit sebagai acuan.
C. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Pedoman Pengkuran dan Evaluasi Mutu Pelayanan di rumah
sakit meliputi:
1. Penetapan Indikator terpilih
2. Pengukuran Mutu Pelayanan di Rumah Sakit
3. Evaluasi Rencana Tindak Lanjut Mutu Pelayanan di Rumah Sakit
4. Pelaporan
BAB II
MUTU PELAYANAN DI RUMAH SAKIT
Agar data yang diperoleh dapat bermanfaat, maka data tersebut harus diolah
menjadi suatu informasi. Mengubah data menjadi informasi penting dapat dilakukan
dengan menggunakan pola pikir statistik berdasarkan prinsip perbaikan mutu :
1. Seluruh kegiatan merupakan sebuah proses yang saling terkait;
2. Fakta bahwa variasi selalu terjadi;
3. Perbaikan mutu dilakukan dengan memahami dan mengurangi variasi.
Analisis dilakukan untuk mendapatkan informasi kesenjangan, untuk kemudian
dilakukan analisi penyebabnya.
Analisis dilakukan dengan cara:
1. Membandingkan dengan Serial Pencapaian.
Membandingkan pencapaian indikator di masing-masing rumah sakit dari bulan
ke bulan, sehingga diketahui adanya kesenjangan/penurunan capaian kinerja;
analisis dilakukan dengan cara melihat grafik tren.
2. Membandingkan dengan Standar Pencapaian (target) yang telah ditetapkan.
3. Membandingkan dengan Standar Pencapaian Rumah Sakit Lain.
Membandingkan pencapaian indikator dengan pencapaian dirumah sakit setara
lainnya sebagai bentuk patok duga (benchmark). Perbandingan dilakukan
dengan cara membandingkan kinerja sewaktu dengan trend kinerja. Kinerja
sewaktu dikatakan baik jika posisi rumah sakit berada di atas seluruh rumah sakit
yang menjadi mitra benchmark. Tren kinerja dikatakan bagus bila grafik
menunjukkan peningkatan yang lebih baik daripada tren peningkatan di rumah
sakit lain.
4. Membandingkan dengan Referensi
Membandingkan pencapaian indikator rumah sakit dengan referensi (jurnal).
BAB V.
RENCANA TINDAK LANJUT
Nolan merupakan suatu model yang digunakan untuk upaya perbaikan proses yang
berkesinambungan yang terdiri dari perencanaan (plan), dikerjakan (do), cermati
hasilnya (study), dan amalkan untuk seterusnya (action), yang dikenal dengan siklus
PDSA. Akan tetapi, harus ada kejelasan sasaran perbaikan sebelum dilakukan
perubahan, dilanjutkan dengan cara untuk mengetahui bahwa perubahan yang
dilakukan akan menghasilkan perbaikan. Setelah menetapkan sasaran perbaikan dan
menetapkan pengukuran atas perubahan, barulah ditetapkan dan direncanakan
kegiatan-kegiatan perbaikan pada apa saja yang perlu dilakukan dalam bentuk silkus
PDSA yang multipel.
Sasaran perbaikan ditetapkan berdasarkan lima kriteria, yakn: spesifik (specific),
dapat diukur (measurable), dapat dilaksanakan (achieveable), relevan (relevant), dan
tertentu waktunya (time specific). Pada umumnya topik yang digunakan dalam
penetapan sasaran perbaikan terkait dengan dimensi mutu, yaitu: keamanan, efektivitas
dan kemanfaatan, pemenuhan kebutuhan dan kepuasan pelanggan, waktu, efisiensi,
keadilan, dan tata graha (5 R: resik, ringkas, rapi, rawat, rajin).
Tim yang melakukan model Nolan diharapkan terdiri atas penanggung jawab proses/
sistem (system leader), karyawan yang paham secara teknis terhadap proses
pelayanan (technical expertise), dan pelaksana yang sehari-hari mengerjakan proses
pelayanan (day-to-day leader). Tim ini akan melakukan analisis permasalahan dalam
sistem mikro, menetapkan sasaran, menetapkan pengukuran, dan mengikuti
keseluruhan proses secara langsung serta proses perbaikannya.
Langkah perbaikan sistem mikro pelayanan model Nolan terdiri atas:
1. Pembentukan tim
2. Menetapkan sasaran perbaikan
3. Menentukan pengukuran
4. Memilih perubahan yang perlu dilakukan
5. Uji coba beberapa perubahan dalam skala kecil
6. Mengimplementasikan perubahan
7. Menyebarkan ke unit yang lebih luas
Check Do
2. Efektifitas
3. Aksesibilitas
4. Keselamatan V
6. Kesinambungan
Tujuan Terlaksananya proses identifikasi pasien agar menjamin keselamatan
pasien.
Disebut patuh bila proses identifikasi pasien dilakukan secara benar oleh
petugas pada saat, antara lain :
1. pemberian obat
2. pemberian pengobatan termasuk nutrisi
3. pemberian darah dan produk darah
4. pengambilan specimen
5. sebelum melakukan tindakan diagnostik / therapeutic.
2. Efektifitas v
3. Aksesibilitas
4. Keselamatan v
6. Kesinambunga
Tujuan Terselenggaranya pelayanan kegawatdaruratan yang cepat dan
tepat sehingga mampu mengoptimalkan upaya menyelamatkan
pasien gawat darurat.
Definisi Emergency Response Time (Waktu tanggap) adalah waktu yang
Operasional dibutuhkan mulai pasien dilakukan Triage di IGD sampai mendapat
pelayanan dokter.
Triage adalah usaha pemilahan pasien sebelum ditangani
berdasarkan tingkat kegawatdaruratan/trauma/penyakit dengan
mempertimbangkan prioritas penanganan dan sumber daya yang
ada.
Jenis Indikator
Struktur Proses v Outcome Proses & Outcome
2. Efektifitas v
3. Aksesibilitas v
4. Keselamatan
6. Kesinambungan v
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat jalan yang disurvey
(pembilang)
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang disurvey
(penyebut)
Target ≤ 60 menit
Kriteria: - Inklusi Semua pasien yang berobat di poliklinik
- Eksklusi Pasien medical check up/ pasien tidak datang saat dipanggil
Formula Numerator .
Denominator (menit)
Sumber data Formulir pengambilan data rawat jalan
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulan
Cara
Pengumpulan
Data
Sampel Bagi RS yang input data Elektronik Medical Record (Rekam Medis
Elektromedik) Besaran sample disesuaikan dengan kaidah-kaidah
statistik
Rencana Analisis Menggunakan Diagram garis digunakan untuk menampilkan data
Data dari waktu ke waktu
Instrumen Formulir Pengumpulan data waktu tunggu rawat jalan
Pengambilan Formulir Rekapitulasi Bulanan
Data
2. Efektifitas
3. Aksesibilitas v
4. Keselamatan
5. Fokus kepada V
pasien
6. Kesinambungan
Catatan :
1.pasien baru masuk
2.batasan pukul 14.00
3.hari libur
4. RS. Swasta
Numerator Jumlah visite dokter spesialis sebelum jam 14:00 pada hari berjalan
Standar ≥ 80%
Kriteria:
- Inklusi - Semua pasien rawat Inap
- Eksklusi -
Formula N/D X 100 %
Cara Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sampel Seluruh Pasien Rawat Inap
Rencana Data akan dikumpulkan dan dianalisis oleh jajaran Bidang Pelayanan
Analisis Data Medik
Instrumen Formulir Indikator 4.1, 4.2,4.3, dan 4.4
Pengambilan
Data
Penanggung Kepala Bidang Pelayanan Medik
Jawab
6. Waktu Lapor Hasil Tes Kritis Laboratorium
2. Efektifitas v
3. Aksesibilitas
4. Keselamatan
6. Kesinambungan v
Tujuan Terwujudnya efisiensi pelayanan obat kepada pasien berdasarkan
daftar yang ditetapkan secara nasional.
Jenis Indikator
Struktur Proses Outcome Proses & Outcome v
Cara Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sampel Bagi rs yang menggunakan resep elektronik Besaran sample
disesuaikan
3. Aksesibilitas
4. Keselamatan
6. Kesinambungan v
Definisi Kebersihan tangan (hand hygiene) adalah segala usaha yang dilakukan
Operasional untuk membersihkan kotoran yang secara kasat mata terlihat dan
pengangkatan mikroorganisme yang tinggal sementara di tangan
dengan menggunakan sabun dan air mengalir (hand wash) atau dengan
cairan berbasis alkohol (handrub) dalam 6 langkah (WHO,2009)
Jenis Indikator
Struktur Proses Outcome Proses & Outcome v
Rencana -Diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke waktu.
Analisis Data -Diagram batang digunakan untuk menampilkan data pembanding
masing-masing indikasi (5 indikasi), unit layanan, dan jenis ketenagaan
Instrumen formulir monitoring kebersihan tangan (hand hygiene)
Pengambilan
Data
Penanggung Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
Jawab Bidang Pelayanan Medik
9. Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Cedera Akibat Pasien Jatuh
2. Efektifitas
3. Aksesibilitas
4. Keselamatan v
Catatan :
1. Assessment awal hanya dilakukan pada pasien rawat inap
2. Untuk pasien rawat jalan dan IGD hanya dilakukan
screening
Jenis Indikator
Struktur Proses Outcome Proses & Outcome v
3. Aksesibilitas
4. Keselamatan
6. Kesinambungan v
2. Efektifitas
3. Aksesibilitas
4. Keselamatan
6. Kesinambungan v
y
a
n
g
m
Denominator Jumlah seluruh KKM, KKK dan KKH
(penyebut)
Target > 75%
Pencapaian
Kriteria: - Inklusi Komplain baik tertulis, lisan atau melalui media massa
- Eksklusi
Formula Jumlah KKM, KKK dan KKH yang sudah ditanggapi dan ditindaklanjuti
Sumber data Jumlah seluruh KKM, KKK dan KKH
Frekuensi > 75%
pengumpulan
data
Periode analisis Komplain baik tertulis, lisan atau melalui media massa
Cara Hasil kompilasi komplain yang diterima berupa lisan, tertulis, dan
Pengumpulan media massa
Data
Sampel Total komplain yang masuk berdasarkan penetapan grading
Rencana Analisis 1.PDSA
Data
Instrumen 1.Kotak Saran
Pengambilan 2.Survei kepuasan pelanggan
Data
3.Form pengaduan/keluhan
Laporan komplain
Penanggung Direktur Umum/Ketua Pelayanan Pelanggan/Humas
Jawab