Anda di halaman 1dari 3

Mengapa bisa terjadi leukositosis?

Leukositosis secara umum merupakan peningkatan jumlah leukosit dalam darah.


Dalam proses infeksi, peningkatan sel-sel leukosit akan terjadi karena tubuh
mencoba mengompensasi kerusakan jaringan akibat infeksi tersebut

Jika ada agen infeksi masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan peradangan,
makrofag, yang berasal dari monosit, di jaringan yang terinfeksi akan menjadi lini
pertahanan pertama melawan agen infeksi tersebut selama beberapa jam.
Makrofag kemudian akan dibantu oleh netrofil yang menginfiltrasi jaringan yang
terinfeksi sebagai lini pertahanan kedua. Lalu kemudian menyusul monosit yang
juga menginfiltrasi jaringan dengan membengkak dan berubah menjadi makrofag
sebagai lini pertahanan ketiga. Lini pertahanan keempat adalah peningkatan hebat
produksi granulosit dan monosit oleh sumsum tulang dan terjadi leukositosis. Hal
ini disebabkan oleh rangsangan-rangsangan yang berasal dari makrofag yang
berada di jaringan yang terinfeksi. Hal ini menunjukkan bahwa jika terjadi
leukositosis, infeksi yang telah terjadi sudah cukup parah.
Terdapat beberapa faktor yang mendorong pembentukan leukosit. Pada proses
infeksi, sel-sel endotel, fibroblast, adiposit, matriks ekstraselular, monosit,
makrofag, dan sel-sel endotel dapat memproduksi zat yang menjadi faktor yang
dapat menstimulasi pertumbuhan sel-sel induk, sel-sel bakal, dan sel-sel darah
yang lain. Zat-zat seperti ini disebut faktor perangsang koloni (colony stimulating
factor-CSF) dan faktor pertumbuhan hemopoetik (hemopoetic growth factor-
HGF). Seperti pada skema 1, tumor necrosis factor (TNF), interleukin-1 (IL-1),
granulocyte monocyte-colony stimulating factor (GM-CSF), granulocyte-colony
stimulating factor (G-CSF), dan monocyte-colony stimulating factor (M-CSF)
merupakan faktor-faktor yang dibentuk oleh sel makrofag yang teraktivasi di
jaringan yang terinfeksi dan sebagian kecil dibentuk oleh sel-sel jaringan yang
meradang. Peningkatan produksi leukosit oleh sumsum tulang disebabkan oleh
tiga faktor perangsang koloni, yakni GM-CSF, G-CSF, dan M-CSF. Ketiga faktor
ini merangsang pembentukan granulosit dan monosit terus menerus selama ketiga
faktor ini masih diproduksi oleh makrofag secara masif. Dengan diproduksinya
kedua sel ini, sel-sel darah putih dalam jumlah besar ini diharapkan dapat
menghilangkan agen-agen penyebab infeksi.

Mengapa Hb dan eritrosit kurang dari normal?

Anemia pada penyakit kronis diduga merupakan suatu sindrom stres hematologik,
yang terjadi karena diproduksinya sitokin secara berlebihan. Pada anemia jenis
ini, terjadi sekuestrasi besi di dalam makrofag. Sekuestrasi ini berfungsi untuk
menghambat pertumbuhan mikroorganisme dependen besi atau untuk memperkuat aspek
imunitas pejamu. Secara garis besar patogenesis anemia penyakit kronis
dititikberatkan pada 3 abnormalitas utama: ketahanan hidup eritrosit yang
memendek akibat terjadinya lisis eritrosit lebih dini,respon sumsum tulang karena
respon eritropoetin yang terganggu atau menurun, dan gangguan
metabolisme berupa gangguan reutilisasi besi

Anemia penyakit kronis merupakan bentuk anemia derajat ringan sampai sedang
yang terjadi akibat: infeksi kronis, peradangan, trauma dan penyakit neoplastik
yang telah berlangsung 1–2 bulan dan tidak disertai penyakit hati, ginjal dan
endokrin.

Mengapa Hematokrit pada pasien ini tinggi??

Hematokrit adalah perbandingan volume eritrosit dengan volume darah


keseluruhan atau bisa juga jumlah eritrosit/100cc darah

Mengapa hematokrit tinggi?? Karena terjadi hemokonsentrasi : pengentalan


darah akibat kebocoran plasma. Kebocoran plasma ini terjadi karena adanya
inflamasi

Hematokrit , serum darah

Anda mungkin juga menyukai