Kimia Done
Kimia Done
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kimia
Dalam Pertambangan”. Makalah diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Kimia Dasar.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya.Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
i
i
BAB I
PENDAHULUAN
Kimia sering disebut sebagai "ilmu sesat" karena menghubungkan berbagai ilmu lain,
seperti fisika, ilmu bahan, nanoteknologi, biologi, farmasi, kedokteran, bioinformatika,
[1]
dan geologi . Koneksi ini timbul melalui berbagai subdisiplin yang memanfaatkan
konsep-konsep dari berbagai disiplin ilmu. Sebagai contoh, kimia fisik melibatkan
penerapan prinsip-prinsip fisika terhadap materi pada tingkat atom dan molekul.
Kimia berhubungan dengan interaksi materi yang dapat melibatkan dua zat atau
antara materi dan energi, terutama dalam hubungannya dengan hukum pertama
termodinamika. Kimia tradisional melibatkan interaksi antara zat kimia dalam reaksi
kimia, yang mengubah satu atau lebih zat menjadi satu atau lebih zat lain. Kadang reaksi
ini digerakkan oleh pertimbangan entalpi, seperti ketika dua zat berentalpi tinggi seperti
hidrogen dan oksigen elemental bereaksi membentuk air, zat dengan entalpi lebih rendah.
Reaksi kimia dapat difasilitasi dengan suatu katalis, yang umumnya merupakan zat kimia
lain yang terlibat dalam media reaksi tapi tidak dikonsumsi (contohnya adalah asam sulfat
yang mengkatalisasi elektrolisis air) atau fenomena immaterial (seperti radiasi
elektromagnet dalam reaksi fotokimia). Kimia tradisional juga menangani analisis zat
kimia, baik di dalam maupun di luar suatu reaksi, seperti dalam spektroskopi.. Hal ini
berhubungan erat dengan ilmu pertambangan yang menggunakan ilmu kimia dalam
prakek kerjanya.Mengingat pentingnya manfaat ilmu kimia dalam pekerjaan
pertambangni,tidaklah mengherankan apabila di kemudian hari ilmu kimia terus
dikembangkan. Berbagai prinsip atau penelitian tentang apapun terus dilakukan.
Penemuan terus dilahirkan, itu semua bertujuan untuk kemashlahatan kehidupan
masyarakat banyak. Berbanding terbalik dengan ilmu kimia yang cenderung tidak banyak
disukai, tetapi manfaat ilmu kimia justru diminati dan dibutuhkan oleh bidang pekerjaan
pertambangan.
Ilmu kimia memiliki kedudukan yang sangat penting dan diperlukan oleh bidang ilmu
lainnya. Beberapa manfaat yang sebenarnya itu merupakan manfaat ilmu kimia dalam
bidang pertambangan..
LANDASAN TEORI
Kimia adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi, struktur, dan sifat zat atau
materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi serta interaksi
mereka untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-hari. Kimia juga mempelajari
pemahaman sifat dan interaksi atom individu dengan tujuan untuk menerapkan pengetahuan
tersebut pada tingkat makroskopik. Menurut kimia modern, sifat fisik materi umumnya
ditentukan oleh struktur pada tingkat atom yang pada gilirannya ditentukan oleh gaya
antaratom dan ikatan kimia.
. Kimia (dari bahasa Arab: كيمياء, transliterasi: kimiya = perubahan benda/zat atau
bahasa Yunani: χημεία, transliterasi: khemeia) adalah ilmu yang mempelajari mengenai
komposisi, struktur, dan sifat zat atau materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan
atau transformasi serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-
hari. Kimia juga mempelajari pemahaman sifat dan interaksi atom individu dengan tujuan
untuk menerapkan pengetahuan tersebut pada tingkat makroskopik. Menurut kimia modern,
sifat fisik materi umumnya ditentukan oleh struktur pada tingkat atom yang pada gilirannya
ditentukan oleh gaya antaratom dan ikatan kimia.
Ilmu Pertambangan : ialah ilmu yang mempelajari secara teori dan praktik hal-hal yang
berkaitan dengan industri pertambangan berdasarkan prinsip praktik pertambangan yang baik
dan benar (good mining practice).
BAB III
PEMBAHASAN
Aktifitas pertambangan dianggap seperti uang logam yang memiliki dua sisi yang
saling berlawanan, yaitu sebagai sumber kemakmuran sekaligus perusak lingkungan
yang sangat potensial. Sebagai sumber kemakmuran, sektor ini menyokong pendapatan
negara selama bertahun-tahun.Oleh karena itu bisa di bilang pertambangan tidak dapat
lepas peranannya dari bumi ini.
Dalam pertambangan banyak sekali cara dan inovasi yang dilakukan untuk membantu
setiap proses yang ada dari mulai bahan galian yang tidak mempunyai nilai yang
maksimal hingga proses penyempurnaan hasil tambang yang maksimal.Salah satunya
dengan mengaitkan ilmu kimia di dalamnya untuk membantu setiap proses
pertambangan yang ada.
Bumi sendiri tersusun dari banyak sekali unsur kimia, dari mulai lapisan dalam dan
lapisan dalam bumi (kerak, mantel hingga inti bumi). Konstituen batu lebih umum adalah
hampir semua oksida , klorida , sulfida dan fluorida . adalah satu-satunya pengecualian
penting untuk ini dan jumlah total mereka di batu pun biasanya jauh kurang dari 1% FW
Clarke telah menghitung bahwa sedikit lebih dari 47% dari Kerak bumi terdiri dari
oksigen . Hal ini terjadi terutama dalam kombinasi sebagai oksida, yang utama adalah
silika , alumina , oksida besi , dan berbagai karbonat ( kalsium karbonat , magnesium
karbonat , natrium karbonat , dan kalium karbonat ). Fungsi silika terutama sebagai
asam, membentuk silikat, dan semua mineral yang paling umum dari batuan beku adalah
dari alam ini. Dari perhitungan yang didasarkan pada analisis 1672 jenis berbagai batuan
Clarke tiba di berikut sebagai persentase rata-rata komposisi: SiO 2 = 59,71, Al 2 O3=
15,41, Fe 2 O 3 = 2,63, FeO = 3,52, MgO = 4.36, CaO = 4,90, Na 2 O = 3,55, K 2 O=
2,80, H 2 O = 1,52, TiO 2 = 0,60, P 2 O 5 = 0,22, total 99,22%). Semua konstituen lainnya
terjadi hanya dalam jumlah yang sangat kecil, biasanya jauh kurang dari 1%.
Ilmu kimia dalam bidang pertambangan sangat berperan penting untuk membantu
proses-proses dalam pembentukan mineral hasil tambang dari perut bumi yang akan di
olah agar memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Akan tetapi dalam pelaksanaannya, ilmu
kimia memiliki dampak-dampak dalam pertambangan maupun kehidupan lingkungan
sekitar. Baik dampak positif maupun dampak negatif. Dengan kata lain setiap lini dari
kehidupan yang ada selalu berkaitan dengan ilmu kimia. Pertambangan merupakan
kegiatan eksplorasi bahan-bahan kimia seperti logam (besi, emas, perak, dll), belerang,
batubara, minyak, dll. Bahan tambang tersebut harus diolah dahulu sebelum dipasarkan.
Pengolahannya memerlukan ilmu kimia. hal ini di lihat dalam prakteknya antara lain
Eksplorasi adalah kegiatan pencarian dan perhitungan sebuah bahan galian yang
kegiatan ini dilaksanakan sebagi kegiatan pembuka dalam susunan sebuah kegiatan
penambangan, kegiatan ini menjadi sangat penting karena kegiatan penambangan
sangat di tentukan dalam kegiatan ini. Kegiatan ini tentunya berhubungan erat dengan
kimia karena hampir dari keseluruhan kegiatan explorasi adalah berhubungan
langsung dengan bumi. Seperti dalam identifikasi batu gamping, batu gamping akan
bereaksi dengan mengeluarkan busa apabila di siram menggunakan cairan asam
(HCL).
Dalam pengambilan sebuah mineral dari perut bumi, tidaklah mungkin sebuah
mineral yang di ambil dari dalam perut bumi akan utuh tanpa adanya batu-batuan lain
yang menempel padanya. Maka dari itu ilmu kimia sangat berperan aktif dalam
beberapa proses pengolahan logam mineral yang di ambil untuk di manfaatkan dari
dalam perut bumi. Cara - cara penyempurnaan bahan galian tambang yang
menggunakan bahan kimia sebagai bahan pembantu dalam pengolahannya adalah
sebagai berikut;
1. Smelting ( peleburan )
Smelting (peleburan) adalah proses reduksi bijih ( abu hasil roasting atau
cake hasil electrowinning ) pada suhu tinggi ( 1.200 oC ) hingga mendapatkan
material lelehan. Dengan menambahkan Flux formula, salah satunya Borax -
Sodium Borate ( Na2B4O7. 10H2O ) sebagai bahan kimia tambahan untuk
proses smelting. Fungsi borax dalam proses smelting yaitu mengikat kotoran
penggangu selain logam ( slag / terak ). Sehingga ketika mencair, matte (
logam lelehan ) akan berada di bawah sedangkan bagian atas disebut slag /
terak yang ditangkap oleh silika berupa semacam kaca yang mudah untuk
dipecahkan. Produk reduksi selama proses pelelehan disebut Dore bullion
(Au-Ag alloy).
2. Metode CIP
3. Proses Amalgamasi
Dalam proses ini bahan kimia yaitu merkuri (Hg) digunakan sebagai
media untuk mengikat emas yang tercampur dingan bahan - bahan lainnya
sehingga dapat diperoleh emas yang murni.
Proses Sianidasi terdiri dari dua tahap penting, yaitu proses pelarutan /
pelindian ( leaching ) dan proses pemisahan emas ( recovery ) dari larutan
kaya. Pelarut yang biasa digunakan dalam proses cyanidasi adalah Sodium
Cyanide ( NaCN ), Potassium Cyanide ( KCN ) , Calcium Cyanide [ Ca(CN)2 ],
atau Ammonium Cyanide ( NH4CN ). Pelarut yang paling sering digunakan
adalah NaCN, karena mampu melarutkan emas lebih baik dari pelarut lainnya.
Ada banyak teori tentang pelarutan emas mulai dari Teori Oksigen
Elsner, Teori Hidrogen Janin, Teori Hidrogen Peroksida Bodlanders, Teori
korosi Boonstra, sampai Teori Pembuktian Kinetika dari Habashi. Teori yang
paling banyak dipakai adalah Teori Oksigen Elsner dan Pembuktian Kinetika
Habashi.
Teori Oksigen Elsner, reaksi pelarutan Au dan Ag dengan sianida adalah sebagai
berikut :
Chemical Conditioning
Salah satu teknologi pengolahan limbah B3 ialah chemical conditioning.
TUjuan utama dari chemical conditioning ialah:
Concentration thickening
Tahapan ini bertujuan untuk mengurangi volume lumpur yang akan
diolah dengan cara meningkatkan kandungan padatan. Alat yang umumnya
digunakan pada tahapan ini ialah gravity thickener dan solid bowl centrifuge.
Tahapan ini pada dasarnya merupakan tahapan awal sebelum limbah dikurangi
kadar airnya pada tahapan de-watering selanjutnya. Walaupun tidak sepopuler
gravity thickener dan centrifuge, beberapa unit pengolahan limbah
menggunakan proses flotation pada tahapan awal ini.
Salah satu parameter yang menjadi acuan dalam penentuan kualitas batubara
adalah penentuan kadar sulfur, Sulfur dalam batubara thermal maupun
metalurgi tidak diinginkan, karena Sulfur dapat mempengaruhi sifat-sifat
pembakaran yang dapat menyebabkan slagging maupun mempengaruhi
kualitas product dari besi baja. Selain itu dapat berpengaruh terhadap
lingkungan karena emisi sulfur dapat menyebabkan hujan asam. Oleh karena
itu dalam komersial, Sulfur dijadikan batasan garansi kualitas, bahkan
dijadikan sebagai rejection limit sedangkan Reaksi kimia dalam penentuan
sulfur :
1350˚C
Batubara H2O + CO2 + SO2 + etc
Misalnya, Merkuri adalah unsur kimia sangat beracun (toxic). Unsur ini bila
bercampur dengan enzime di dalam tubuh manusia akan menyebabkan hilangnya
kemampuan enzime untuk bertindak sebagai katalisator untuk fungsi tubuh yang
penting. Logam Hg ini dapat terserap ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan dan
kulit. Karena sifatnya beracun dan cukup volatil, maka uap merkuri sangat berbahaya
jika terhisap oleh manusia, meskipun dalam jumlah yang sangat kecil. Merkuri
bersifat racun yang kumulatif, dalam arti sejumlah kecil merkuri yang terserap dalam
tubuh dalam jangka waktu lama akan menimbulkan bahaya. Bahaya penyakit yang
ditimbulkan oleh senyawa merkuri di antaranya kerusakan rambut dan gigi, hilang
daya ingat dan terganggunya sistem syaraf.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
http://id.wikipedia.org/wiki/Kimia
http://metrotvnews.com/read/analisdetail/2010/09/03/72/Dampak-Negatif-Kegiatan-
Pertambangan-pada-Lingkungan
http://mineraltambang.com/refining.html
http://uwityangyoyo.wordpress.com/2011/01/31/bioremediasi-sebagai-alternatif-
penanganan-pencemaran-akibat-tambang-batubara/
http://www.anneahira.com/manfaat-ilmu-kimia.htm