A. Pengertian
(alveoli), terjadinya pneumonia pada balita sering kali kebersamaan proses infeksi
Pneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang terjadi pada masa
kanak-kanak dan sering terjadi pada bayi, yang disebabkan oleh bakteri, virus,
peradangan yang terjadi pada parenkim paru baik itu disebabkan oleh bakteri,
virus, jamur dan benda asing yang sering terjadi pada anak-anak ataupun balita.
a. Pneumonia kominitif
pada lansia, gram negative pada klien dari rumah jompo, dengan adanya
antibiotika.
b. Pneunomia nosokomial
Tergantung pada 3 faktor yaitu: tingkat beratnya sakit, adanya
pneumonia.
c. Pneunomia aspirasi
cairan inert misalnya cairan makanan atau lambung, edema paru dan
bakterialis adalah:
chamadia.
b. Individu yang terlalu lama berada di ruang yang terdapat aerosol dari air
yang tergenang, misalnya dari unit pendingin ruang yaitu AC atau alat
c. Individu yang mengalami aspirasi isi lambung karena muntah atau air
peradangan.
(Imonocompromised):
2) Virus parainfluenza
3) Adenovirus
4) Rhenovirus
2012).
a. Adanya tanda bahaya umum seperti anak tidak bisa minum atau menetek
(letargis).
b. Terdapat tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam, suara whizing dan
ronchi.
f. Umur bayi kurang dari dua bulan yang disertai nafas cepat 60 x/menit.
1. Anak usia 2-12 bulan apabila frekuensi nafas 50 x/menit atau lebih.
d. Ada demam.
D. Anatomi fisiologi
a. Hidung
Hidung atau naso atau nasal merupakan salur penafasan yang pertama,
meatus inferior (lekuakan bagian bawah), meatus inilah yang dilewati oleh
udara pernafasan. Dasar dari rongga hidung dibentuk oleh tulang rahang
atas, atas rongga hidung berhubungan dengan beberapa rongga yang disebut
sinus faranasalis pada rongga mulut dahi. Sinus sefenidalis pada rongga
Belakang konka bagian kiri kanan dan sebelah atas dari langit-langit
rongga pendengaran tengah, saluran ini disebut rongga auditifa eustaki yang
dan mulut sebelah depan ruas tulang leher. Hubungan faring dengan organ-
dinamakan adenoid, disebelahnya terdapat 2 buah tonsil kiri dan kanan dari
1) Bagian sebelah atas yang sama tingginya dengan konka yang disebut
nasofaring.
orofaring.
oleh sebuah empang tenggorokan yang disebut epiglotis, yang terdiri dari
Laring dilapisi oleh selaput lendir, kecuali pita suara dan bagian
lidah dan bibir. Perbedaan suara seseorang tergantung pada tebal dan
panjangnya pita suara, pita suara pria jauh lebih tebal dari pada pita
suara wanita.
Merupakan lanjutan dari laring yang terbentuk oleh 16-20 cincin yang
terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda. Sebelah
dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel
Panjang trakea 9-11 cm dan di belakang terdiri dari jaringan ikat yang
Bronkus terbagi menjadi brokus kanan dan kiri, bronkus labaris kanan (3
lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkis). Bronkus lobaris kanan terbagi
lagi menjadi bronkus subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang
jalan nafas.
2) Bronkiolus terminasi
3) Bronkiolus respiratori
f. Alveoli
sekitar 300 juta yang jika berstu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2.
2) Sel-sel alveolar tipe ii: sel yang aktif secara metabolik dan
3) Sel-sel alveolar tipe iii: magrofag yang merupakan sel-sel fagotosis dan
rongga dada atau toraks. Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral
yang berisi jatung dan beberapa pembuluh darah besar dan terbagi menjadi
3 lobus dan fisura interlobaris. Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2
2. Fisiologi pernafasan
Mekanisme pernafasan yang diatur dan dikendalikan oleh dua faktor utama,
medula oblogata, dan dipusat ini mengeluarkan implust yang disalurkan saraf
spinalis ke otak pernafasan otot diafraghma dan otot interkostali, dua faktor
pernafasan di dalam sumsum sangat peka pada reaksi kadar alkali dan harus
bahan kimia ini yang meransang pusat pernafasan untuk mengirim keluar
penting tanpa salah satunya orang tak dapat bernafas terus. Dalam hal
paru atau suatu alat penafasan buatan yang lainnya untuk melanjutkan
pernafasan sebab dada harus bergerak supaya udara dapat dikeluarkan dan
kuat memakai banyak oksigen dalam otot untuk memberi energi yang
kuat hal yang kita ketahui semua implust aferen dari kulit menghasilkan
efek serupa bila badan dicelupkan dalam air dingin atau menerima guyuran
atas gerakan pernafasan mungkin, tetapi tidak dapat dijalankan lama karena
gerakannya otomatis. Suatu usaha untuk menahan nafas dalam waktu lama
Bakteri, virus, jamur atau benda asing penyebab pneumonia terhisap lalu
menyebabkan kerja sel goblet menjadi meningkat dan memicu peningkatan jumlah
Cairan menekan
syaraf Tertelan ke lambung
Mual muntah
MRS
Hospitalisasi Family center problem
Perpisahan,
Tindakan
Lingkungan Situasi Krisis
Invasif Kurangnya
baru
informasi
1. Empisema
Para pnemonia merupakan sebab umum empisema. Pneumonia
Otitis Media Akut (OMA) terjadi bila tidak diobati, maka sputum yang
kemudian gendang telinga akan tertarik ke dalam dan akan timbul efusi.
3. Efusi pleura
Efusi pleura tergantung pada keseimbangan antara cairan dan protein dalam
rongga pleura. Normalnya cairan pleura dibentuk secara lambat sebagai filtrasi
melalui pembuluh darah kapiler. Proses penumpukan cairan bisa terjadi karena
radang.
4. Atelektasis
dalam aliran darah sehingga alveoli akan menciut dan memadat. Jaringan paru-
paru yang mengkerut biasanya terisi dengan sel darah, serumen, lendir dan
5. Meningtis
dan Hib, yang juga menjadi utama penyakit meningtis. Karena bakteri terletak
identifikasi.
2.1.8 Pemeriksaan penunjang
antara lain:
1. Kajian foto thorak diagnostic, digunakan untuk melihat adanya infeksi di paru
2. Nilai analisa gas darah, untuk mengevaluasi status kardio pulmoner sehubung
dengan oksigensi.
3. Hitung darah lengkap dengan hitung jenis untuk menetapkan adanya anemia,
7. Tes fungsi paru, digunakan untuk mengevaluasi fungsi paru, menetapkan luas
dan bakteri.
10. Kultur cairan pleura spesimen cairan dari rogga pleura untuk menetapkan
benda asing.
12. Biopsi paru selama torakotomi, jaringan paru dieksisi untuk melakukan kajian
diagnostik.
1. Pemeriksaan Laboratorium
Protein diatas 2,5 g/dl dan glukosa relatif lebih rendah dari glukosa darah.
menyokong diagnosa.
2. Pemeriksaan mikrobiologi
b. Diagnosa definitif jika kuman ditemukan dari darah, cairan pleura atau
aspirasi paru.
3. Pemeriksaan imunologis
pneumonia.
jarang ditemukan.
2.1.9 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
Pengobatan berdasarkan etiologi dan uji resitensi, akan tetapi, karena hal itu
perlu waktu dan klien perlu terapi secepatnya maka biasanya yang diberikan:
seperti ampisilin. Pengobatan ini diteruskan sampai bebas demam 4-5 hari.
dan hipoksia, maka dapat diberikan koreksi sesuai dengan hasil analisis gas
darah arteri.
a. Menjaga kelancaran
dispneu dan sianosis karena adanya radang paru dan banyaknya lendir
didalam broncus/paru:
b) Pada anak yang agak besar (sudah mengerti) berikan sikap setengah
penampungan).
d) Berikan kepada anak agar ia tidak selalu miring ke arah dada yang
2) Pada bayi
di bawah bahu.
b) Bukalah pakaian yang ketat seperti gurita, atau celana yang ada
karetnya.
lancar.
b. Kebutuhan istirahat
sering hipereksia, maka klien perlu cukup istirahat, semua kebutuhan pasien
saat klien sedang tidur. Usahakan keadaan tenang dan nyaman agar klien
sesak nafas.
kurang. Suhu tubuh yang tinggi selama beberapa hari dan masuk cairan
ditambah HCl 10 meq/500ml/botol infus. Pada bayi yang masih minum ASI
ekslusif, bila tidak terlalu sesak ia boleh menetek, selain memperoleh infus.
Beritahukan ibunya agar pada waktu bayi menetek puting susunya sering-
Untuk ini maka suhu tubuh harus dikontrol tiap jam selain usahakan untuk
menurunkan suhu dengan memberikan kompres dingin dan obat-obatan.
Satu jam setelah dikompres dicek kembali apakah suhu tubuh sudah turun.
A. Pengkajian
bagi manusia yang memandang manusia dari segi aspek biologis, pikologis,
sosial dan tinjauan dari aspek spiritual juga pengetahuan akan kebutuhan
dan penyakit yang dialami, pengetahuan tentang sistem keluarga dan kultur
1. Data demografi
a. Identitas klien : nama, umur (lebih sering terkena pada bayi dan balita
(lebih berisiko terkena pada lingkungan yang kumuh, kotor atau dengan
pneumonia).
b. Identitas penanggung jawab: nama orangtua, umur, jenis kelamin,
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
2012).
2011).
batuk pilek atau influenza karena batuk pilek dan influenza adalah
1. Antenal
2. Natal
3. Post natal
f. Riwayat imunisasi
infeksi sekunder.
Table 2.3.1 Dosis dan cara pemberian imunisasi
No Vaksin Dosis Cara Jumlah Interval Waktu
pemberian pemberian pemberian
6 TT 0,5 cc Im
g. Riwayat alergi
a. Pernafasan
dan cepat diikut henti nafas yang ditandai dengan denyut jantung yang cepat
dan tampak lemah dan pernafasan yang semakin lemah, anak tanpak sianosis
b. Eliminasi
Biasanya pada kasus pneunomia yang perlu dikaji pada eliminasi adalah
c. Nutrisi
Biasanya personal hygine akan dibantu oleh orang tua dan perawat.
g. Kebutuhan berkomunikasi
Biasanya anak dengan pneumonia akan menangis jika BAB atau BAK,
begitu juga bila anak merasa sesak maka anak akan menangis.
Biasanya anak dengan pneumonia menunjukan rasa tidak aman dan nyaman
dengan menangis seperti jika merasakan perubahan pada tubuhnya anak akan
menunjukan dengan cara menangis dan merasa aman bila bersama ibunya.
i. Kebutuhan berpakaian
ataupun keluarganya.
k. Kebutuhan spiritual
m. Kebutuhan belajar
4. Pemeriksaan fisik
b. Kesadaran
c. Tanda-tanda vital
1) Pada anak HR (lebih dari110 x/menit), suhu (lebih dari 380C) dan RR (lebih
dari 50 x/menit).
2) Antropometri
(1) Lahir : 50 cm
(1) Lahir : 11 cm
(1) Lahir : 11 cm
(2) 1 tahun : 16 cm
Keterangan:
< 16 : Malnutrisi
16-19 : BB kurang
20-25 : Normal
26-30 : BB lebih
5. Pemeriksaan penunjang
b. Pulse oxymetri
penyebab, atau didapatkan lebih dari satu jenis kuman, seperti staphylococus
Leukositosis biasanya timbul, biarpun nilai sel darah putih rendah pada
infeksi virus, LED (Untuk laju endap darah biasanya ditemukan meningkat).
e. Tes serologik
g. Elektrolit
h. Bilirubin
1. Analisa data
Akumulasi sputum di
jalan nafas
2 Ds : biasanya ibu klien Peningkatan konsentrasi Pola nafas
mengatakan anaknya sesak. cairan alveoli tidak efektif.
Do :
a. Terdapat tarikan dinding Tekanan hirostatik
dada meningkat, tekanan
b. Frekuensi nafas lebih dari osmosis meningkat
40x/menit
c. Sianosis
d. Terdapat whizing Difusi
e. Terdapat sputum
Proses pradangan
Infeksi
Produksi sputum
meningkat
Tertelan ke lambung
Peningkatan asam
lambung
Mual, muntah
(anoreksia)
5 Ds : biasanya ibu klien, Pneumonia Kurang
mengatakan tidak mengetahui pengetahuan
tentang penyakit anaknya. orang tua
Do : Masuk rumah sakit
a. Ibu klien tidak mengetahui
tanda gejala penyakit
anaknya Stressor hospitalisasi
b. Ibu klien tidak mengetahui
penyakit anaknya
c. Ibu klien tidak mengetahui
penyakit yang di derita Kurang informasi
anaknya berbahaya.
6 DS: biasanya ibu klien Hospitalisasi Kecemas
mengatakan merasa cemas
dengan kondisi anaknya saat ini.
DO: Perpisahan
a. Tampak ibu gelisah, anak
rewel
b. Ibu tanpak bingung Lingkungan baru
Tindakan invasif
Situasi krisis
Cemas
atau mencegah, masalah kesehatan klien yang ada pada tanggung jawab
dijalan nafas ditandai dengan biasanya ibu klien mengatakan anaknya batuk
disertai dahak, terdapat sputum, terdapat stridor atau bunyi napas saat
biasanya ibu klien mengatakan anaknya demam, suhu tubuh lebih dari 380C
ditandai dengan ibu klien mengatakan anaknya tidak ada nafsu makan,
anaknya, ibu klien tidak mengetahui tanda dan gejala penyakit anaknya.
cemas dengan kondisi anaknya saat ini, ditandai dengan biasanya tampak
“SMART”:
ganda).
secara ilmiah).