sequence=1
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran Gigi
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Hasanuddin Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Mencapai
ii
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Insiyah Huriyah Akbar
NIM : J111 13 033
Makassar,
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan
rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“PERUBAHAN STRUKTUR ENAMEL GIGI SETELAH APLIKASI GEL
CANGKANG TELUR AYAM MENGGUNAKAN Scanning Electrone
Microscopy (SEM)”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat unutk mencapai gelar
sarjanan kedokteran gigi dan pennulis berharap semoga skripsi ini dapat memberi
manfaat bagi pembaca.
Disadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menemukan berbagai
kendala. Namun berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak sehingga skripsi
ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini, dengan penuh hormat dan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Dr. drg. Bahruddin Thalib, M.Kes, Sp. Pros selaku dekan fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Hasanuddin.
2. Dr. drg. Asmawati Amin, M. Kes selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
membimbing dari awal penyusunan hingga akhir dengan bayak meluangkan waktu serta
menyumbangkan pikiran sehingga dapat selesai di waktu yang tepat. Terima kasih atas segala
arahan dan bantuannya.
3. Dengan rasa hormat dan bangga, penulis menghaturkan terima kasih kepada
Ayahanda Muhammad Akbar dan Ibunda Muhlisa atas segala kasih sayang, doa, dukungan
moril dan materil serta semangat tiada henti mereka berikan kepada penulis selama ini. Sungguh,
hanya Allah yang sanggup membalas semua.
4. Dr. drg. Fajriani, M.Kes selaku penasehat akademik yang senantiasa memberikan
dukungan. Motivasi dan arahan kepada penulis, sehingga jenjang pendidikan penulis dapat
diselesaikan dengan baik.
5. Seluruh Muslimah FKG, yang tak pernah lelah dalam mengingatkan kebaikan.
iv
6. Seluruh staf dosen, administrasi dan perpustakaan yang ada di Fakultas Kedokteran
Gigi Unhas yang telah memberi banyak bantuan dan dukugan moril dalam penyelesaian studi di
fakultas ini.
7. Apresiasi yang besar saya berikan untuk teman-teman angkatan RESTORASI 2013 dan
KKN PK 53 Kel. Mallusetasi Desa Bojo yang telah memberikan banyak dukungan dan bantuan
dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Terakhir kepada semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, memberikan
bantuan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Tiada imbalan yang dapat penulis berikan selain mendoakan semoga bantuan dari
berbagai pihak kepada penulis diberi balasanoleh Allah SWT. Semoga karya
sederhana ini dapat membawa suatu manfaat bagi perkembangan dunia kesehatan
nantinya, khususnya bagi kesehatan gigi dan mulut. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan maka dari itu, penulis masih tetap
menantikan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan skripsi ini.
Penulis
PERUBAHAN STRUKTUR ENAMEL GIGI SETELAH APLIKASI GEL
CANGKANG TELUR AYAM MENGGUNAKAN Scanning Electrone Microscopy (SEM)
Insiyah Huriyah Akbar
ABSTRAK
Latar belakang: Dewasa ini banyak sekali bahan yang diproduksi dalam
meningkatkan remineralisasi enamel gigi seperti fluor, Casein Phosphopeptide-
Amorphous Calcium Phosphate (CPP-ACP) dan bahan bioactive glass. Selain bahan-
bahan tersebut ternyata cangkang telur juga dapat meningkatkan remineralisasi
enamel gigi. Kulit telur merupakan salah satu sumber CaCo 3 (calcium carbonate)
yang paling besar dengan kadar yang mencapai 95%. Telur menghasilkan limbah
berupa kulit telur. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi limbah
kulit telur adalah dengan mengolah kulit telur tersebut menjadi senyawa kalsium. Ini
adalah bahan utama dalam pembentukan tulang dan enamel gigi. Tujuan: Mengetahui
perubahan struktur enamel gigi setelah aplkasi gel cangkang telur ayam
menggunakan Scanning Electrone Microscopy (SEM). Metode: Jenis penelitian ini
adalah eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian the post test only
control group design. Sampel penelitian yang digunakan adalah lima gigi insisivus
sentralis rahang atas yang telah diaplikasikan bahan pemutih gigi seperti gel stroberi.
pada range waktu berbeda yaitu 1 jam, 1 jam 30 menit, 2 jam, 2 jam 30 menit dan 3
jam. Setelah itu sampel dioleskan gel cangkang telur ayam selama 14 hari berturut-
turut. Analisa remineralisasi enamel gigi dianalisis menggunakan Scanning Electrone
Microscopy (SEM) dengan indikator remineralisasi yaitu dengan membandingkan
sampel sebelum dioleskan gel cangkang telur ayam secara kualitatif. Hasil:
Permukaan enamel yang telah diaplikasikan gel cangkang telur ayam prisma enamel
masih terlihat walau hanya beberapa bagian saja. Kesimpulan: Terdapat perubahan
pada struktur enamel gigi berupa prisma enamel dan kekasaran permukaan enamel
gigi setelah menggunakan gel cangkang telur ayam oleh karena proses remineralisasi
yang terjadi. Prisma enamel kembali tertutup oleh CaO (calcium
carbonat)/hidroksiapatit yang terdapat pada cangkang telur ayam setelah dilakukan
pengaplikasian selama 14 hari.
Kata kunci : Gel cangkang telur ayam, remineralisasi, pemutih gigi
CHANGES IN THE STRUCTURE OF DENTAL ENAMEL AFTER APPLICATION
CHICKEN EGGSHEL GEL USING Scanning Electrone Microscopy (SEM)
Insiyah Huriyah Akbar
ABSTRAC
Background: Nowadays lots of material that is produced ini increasing
remineralization of tooth enamel such ac fluorine, Amorphous Calcium
Phosphate (CPP-ACP) and bioactive materials. In addition to these materials turns
eggshells can also increase the remineralization of tooth enamel. Eggshell are one
source of cacium carbonate with levels 95%. The egg produces waste in the form of
eggshells. One of the alternatives in tackling the eggshells is to turn it into a calcium
compound. Thi is the main ingredient of bones and enamel tooth. Purpose: Knowing
the changes the structure of enamel tooth after application chicken eggshell gel
using Scanning Electrone Microscopy (SEM). Methods: The type of research is
experimental laboratories with the post test only control group design. Sample
research are five maxillary teeth centralis who have applied such as teeth whitening
strawberry gel on range of time 1 hour, 1 hour 30 minute, 2 hours, 2 hours 30 minute
and 3 hours. After that the sample is applied to eggshell gel for 14 days.
Remineralization analysis of dental enamel are anlyzed using Scanning Electrone
Microspcopy (SEM) with indicators remineralization by comparing samples before
the eggshell applied in qualitatively. Result: there were changes in the structure of the
enamel surface of the tooth form of the enamel prism and surface roughness of tooth
enamel after applied chicken eggshell because of the process of remineralization.
Enamel prism is back covered by calcium oxyde in chicken eggshell for 14 days.
Keyword : Egshell gell, remineralization, bleaching
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN JUDUL ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
SURAT PERNYATAAN iv
KATA PENGANTAR vi
ABSTRAK viii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
BAB I PENDAHULUAN 1
1. Latar Belakang 1
2. Tujuan Penelitian 3
3. Hipotesa 3
4. Manfaat Penelitian 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4
1. Enamel 4
1. Komposisi Enamel 5
2. Struktur Enamel 6
3. Enamel Rod 6
2. Pemutih Gigi 9
2.2.1. Teknik Pemutih Gigi 10
1. In Office Bleaching 10
2. Home Bleaching 10
3. Over the Counter (OTC) 11
1. Stroberi sebagai Pemutih Gigi 12
2. Pengaruh Bleaching terhadap Enamel 12
2.4.1 Pelepasan Mineral Enamel 13
1. Cangkang Telur Ayam 14
2. Remineralisasi Enamel Gigi 17
3. Scanning Electrone Microscpy (SEM) 19
BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 21
3.1 Kerangka Teori 21
3.2. Kerangka Konsep 23
BAB IV METODE PENELITIAN 24
1. Jenis Penelitian 24
2. Rancangan Penelitian 24
3. Lokasi dan Waktu Penelitian 24
1. Lokasi Penelitian 24
2. Waktu Peneltian 24
4. Sampel Penelitian 24
1. Jumlah Sampel 25
2. Kriteria Sampel 25
1. Kriteria Inklusi 25
2. Kriteria Ekslusi 25
5. Variabel Penelitian 25
1. Variabel menurut Fungsi 25
6. Defenisi Operasional 26
7. Kriteria Penilaian 27
8. Bahan dan Alat Penelitian 27
1. Bahan Penelitian 27
2. Alat Penelitian 27
9. Prosedur Penelitian 28
1. Sintesis Ca10(PO4)6(OH2) dari cangkang telur ayam 28
2. Pembuatan gel dari cangkang telur ayam 29
3. Persiapan Sampel 30
4. Pengaplikasian gel cangkang telur ayam sebagai bahan remineralisasi 30
5. Pengamatan Sampel 31
6. Data 31
1. Jenis Data 31
2. Penyajian Data 31
4.9.5.3. Analisisa Data 31
BAB V HASIL PENELITIAN 32
BAB VI PEMBAHASAN 42
BAB VII PENUTUP 46
1. Simpulan 46
2. Saran 46
DAFTAR PUSTAKA 47
LAMPIRAN 48
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Komposisi nutrisi cangkang telur ayam 16
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambaran SEM pada permukaan enamel gigi pada perbesaran 500x dan 2000x 4
Gambar 2.2 Skema Gigi Molar 6
Gambar 2.3. a). Prisma enamel berbentuk keyhole b). Potongan melintang batang
Gambar 4.1 Presipitat diaduk menggunakan magnetic stirrer dan didiamkan selama 24 jam 29
Gambar 4.2 Basis gel yang telah dicampur dengan serbuk hidroksiapatit 29
Gambar 4.3 Pengaplikasian gel cangkang telur ayam pada sampel setelah diaplikasikan gel
stroberi 31
Gambar 5.1. Gambaran permukaan enamel gigi yang terpapar gel stroberi kiri selama 1 jam (SEM
1000x) dan kanan (5000x) 33
Gambar 5.2 Gambaran permukaan enamel gigi setelah aplikasi gel cangkang telur ayam kiri(SEM
1000x) kanan (SEM 5000x) 33
Gambar 5.3 Gambaran permukaan enamel gigi yang terpapar gel stroberi kiri selama 1 jam 30
menit (SEM 1000x) dan kanan (SEM 5000x) 34
Gambar 5.4 Gambaran permukaan enamel gigi setelah aplikasi gel cangkang telur ayam kiri(SEM
1000x) kanan (SEM 5000x) 34
Gambar 5.5 Gambaran permukaan enamel gigi yang terpapar gel stroberi kiri selama 2 jam (SEM
1000x) dan kanan (SEM 5000x) 35
Gambar 5.6 Gambaran permukaan enamel gigi setelah aplikasi gel cangkang telur ayam kiri(SEM
1000x) kanan (SEM 5000x) 35
Gambar 5.7 Gambaran permukaan enamel gigi yang terpapar gel stroberi kiri selama 2 jam 30
menit (SEM 1000x) dan kanan (SEM 5000x) 36
Gambar 5.8 Gambaran permukaan enamel gigi setelah aplikasi gel cangkang telur ayam kiri(SEM
1000x) kanan (SEM 5000x) 36
Gambar 5.9 Gambaran permukaan enamel gigi yang terpapar gel stroberi kiri selama 3 jam (SEM
1000x) dan kanan (SEM 5000x) 37
xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
umum dilakukan untuk mengembalikan warna gigi sampai mendekati warna asli gigi
secara kimiawi dengan mengunakan bahan oksidator dan reduktor dalam
mengembalikan faktor estetikya. Dental bleaching bertujuan mengembalikan estetik
gigi seseorang. Prosedur bleaching dapat dilakukan secara in-office bleaching atau
home bleaching dan dapat dilakukan dengan penggunaan senyawa, baik menggunakan bahan
kimia ataupun dengan bahan alam.2
Bahan kimia yang sering digunakan sebagai pemutih gigi adalah karbamid
peroksida dan hidrogen peroksida.3 Hidrogen peroksida adalah bahan aktif yang
terdapat pada pemutih gigi yang memiliki berat molekul rendah sehingga dapat
berpenetrasi ke dalam enamel dan dentin. Proses dasarnya melibatkan reaksi oksidasi
dan reduksi yang dapat mengubah pigment organik ke dalam air dan karbon
dioksida.3,4
Bahan alam, telah lama digunakan dibidang kesehatan untuk keperluan preventif,
kuratif dan rehabilitatif. Pengobatan atau perawatan pilihan dengan menggunakan
tanaman obat di Indonesia saat ini lebih digalakkan, baik di bidang kedokteran atau
kedokteran gigi. Pemakaian tanaman untuk pengobatan perlu digali lebih mendalam,
khususnya sumber daya nabati Indonesia yang dikenal kaya dengan keanekaragaman
hayati. Upaya ini dilakukan seiring dengan anjuran pemerintah agar mengelola dan
memberdayakan segala sumber daya alam secara lestari dan berkelanjutan. Namun,
pengobatan atau perawatan pilihan harus dipertanggungjawabkan secara ilmiah baik
dari segi manfaat maupun keamanannnya.5
Telah banyak dilakukan penelitian dengan memanfaatkan bahan alam karena hal
ini dianggap sangat bermanfaat karena sejak dahulu kala masyarakat telah percaya
bahwa bahan alam mampu mengobati berbagai macam penyakit dan jarang
menimbulkan efek samping yang merugikan dibanding dengan obat yang terbuat dari
bahan sintesis. Saat ini bidang kedokteran gigi telah memanfaatkan bahan alam
sebagai material klinis. Sebagian dari kita telah mengenal buah stroberi.5
Stroberi adalah salah satu bahan alami yang dapat digunakan untuk memutihkan
gigi yang disebabkan oleh perubahan warna secara ekstrinsik. Hal ini disebabkan
karena dalam buah stroberi terdapat asam elegat dan asam malat. Bagian buah stroberi
yang dapat memutihkan gigi yaitu buah dan daunnya. Reaksi yang terjadi pada
senyawa ini ialah reaksi oksidasi, asam elegat melepaskan elektron yang dapat
berikatan dengan zat yang dapat memberikan perubahan warna pada gigi menjadi
lebih putih.15
besar dengan kadar yang mencapai 95%. Telur menghasilkan limbah berupa kulit
telur. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi limbah kulit telur
adalah dengan mengolah kulit telur tersebut menjadi senyawa kalsium. Hidroksiapatit
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
Apakah ada perubahan struktur enamel gigi setelah aplkasi gel cangkang telur ayam
menggunakan Scanning Electrone Microscopy (SEM) ?
2. Tujuan Penelitian
Mengetahui perubahan struktur enamel gigi setelah aplkasi gel cangkang telur ayam
menggunakan Scanning Electrone Microscopy (SEM).
3. Hipotesa
Terdapat perubahan struktur enamel gigi setelah aplikasi gel cangkang telur ayam
1. Bagi penulis :
lebih lanjut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Enamel
Enamel adalah lapisan putih, pada permukaan luar yang merupakan pelindung mahkota
anatomis. Sangat terkalsifikasi atau teremineralisasi dan merupakan substansi paling keras pada
tubuh manusia. Enamel memilliki ketebalan yang berbeda setiap bagian gigi. Pada permukaan
insisal dan oklusal, ketebalan enamel mencapai 2,5 mm dan semakin tipis pada bagian
servikal.8 Enamel berkembang dari organ email (ektoderm) dan merupakan produk dari sel-sel
epitelial khusus yang disebut ameloblas.14 Menurut penelitian yang dilakukan oleh McCracken
dengan menggunakan SEM permukaan enamel tanpa perlakuan bleaching menunjukkan
gambaran permukaan yang tidak begitu halus tetapi lapisan aprismatik pada permukaan enamel
dapat diamati secara menyeluruh (Gambar 1).9
Gambar 2.1. Gambaran SEM pada permukaan enamel gigi pada perbesaran 500x dan 2000x
1. Komposisi Enamel
Enamel merupakan struktur keras dalam tubuh. Kandungan enamel terdiri dari 96% bahan
anorganik dan 4% air, bahan organik dan jaringan fibrosa. Bahan anorganik ini terdiri beberapa
juta kristal hidroksi apatit yang mempunyai rumus kimia Ca10(PO4)6OH2. Termasuk juga terlihat
jelas sejumlah karbonat (4%), sodium (0,6%), magnesium (1,2%), dan sejumlah kecil fluorida
(0,01%).8
Enamel pada gigi mempunyai ketebalan yang berbeda pada tiap bagian dan bervariasi
diantara semua jenis gigi, maksimal 2,5 mm. Pada gigi permanen enamelnya lebih tebal dari gigi
sulung. Hal ini disebabkan karena terjadinya proses remineralisasi sehingga mineral pada gigi
permanen lebih banyak dibandingkan gigi sulung. Enamel gigi sulung kurang teremineralisasi
hal ini juga menjelaskan warna gigi sulung lebih opak.10
seluruh jaringan. Merupakan struktur hexagonal bila dilihat pada potongan sagital dan intinya
lebih larut dari pada jaringan di tepinya. Setiap unit sel kristalit terdiri dari kelompok hidroksil
dan dikelilingi oleh tiga ion fosfat. Enam Ion kalsium pada gugus kimia hexagonal dalam bentuk
ion fosfat. Pembentukan kristal merupakan proses yang sangat lambat dan melibatkan
intermediat yang berbeda hal ini menandakan bahwa perbedaan struktural dan stokiometri
berupa pembentukan awal berupa ion solid sampai pembentukan krislan yang terkahir memiliki
bentuk
yang berbeda pula. Octacalcium dianggap sebagai prekursor kristal hidoksiapatit yang terbentuk
paling akhir.10
Lain halnya dengan substitusi ion tersusun secara teratur pada permukaan enamel. Kristal
hidroksiapatit tersusun secara teratur dan terorganisir namun ada beberapa variasi substitusi ion.
Dalam hal ini, karbonat menggantikan fosfat atau hidroksil (sering terjadi pada fosfat). Hal ini
bergantung paa konsentrasi pCo2 laocal dan terjadi selama pembentukan (2% pada permukaan
dan 5% pada DEJ) sehingga kelarutannya lebih tinggi dibandingkan dengan hidroksiapatit murni.
Secara klinis, fluor dapat menggantikan ion hidroksil dan meningkatkan ketahanan terhadap
asam. Jumlah air pada enamel sekitar 3% berat enamel (sekitar 5-10% volume enamel).
Beberapa terletak diantara kristal dan mengelilingi bahan organik, namun ada pula yang berada
2. Struktur Enamel
Bagian dari enamel meliputi enamel rod dan rod sheath. Enamel rod atau prisma enamel
merupakan struktur utama dari enamel yang terbentuk enamel yang terbentuk dari kristal-kristal
hidroksiapatit. Rod sheath merupakan bagian luar enamel rod yang sebagian besar merupakan
substansi fibrosa organik.14Pada potongan melintang, batang enamel terlihat seperti lubang kunci
karena kepalanya yang mengarah ke mahkota gigi, sedangkan bagian bawah megarah pada akar
gigi. B atang enamel atau enamel rod, berjalan dari perlekatan enamel – dentin (dentinoenamel
junction) sampai ke permukaan gigi dengan interrod substance di antaranya. Kristal pada batang
enamel disebut interprismatic atau interrod (yang
warna kuning). Perbedaan keduannya adalah terletak pada orientasi kristal. Pada kristal yang
berbentuk batang, panjang sumbu kristal berjalan paralel atau sejajar terhadap sumbu
longitudinal prisma tersebut (enamel rod), sementara sumbu a dan b berada pada setiap
sudut.16,17 Kemiringan sumbu kristal interrod sekitar 40o-65orelatif terhadap arah sumbu kristal
batang. Kristal-kristal pada batang enamel dan inter rod enamel dipisahkan oleh sarung batang
atau rod sheath (yang berwarna biru).8
Gambar 2.3. a). Prisma enamel berbentuk keyhole b) Potongan melintang batang enamel pada tahap
amelogenesis gambar diambil dengan SEM.16
Pola hidroksiapatit adalah kerangka pergantian ion dapat terjadi dan dapat mengakomodasi
berbagai atau pergantian tanpa perubahan drastis, efek struktural utama yang dihasilkan dari
pergantian ion sederhana, seperti pergantian ion kalsium tetrahedral, trivalen anion atau hidroksil
kelompok dengan anion monovalen lain adalah gangguan susunan atom terutama yang berasal
dari perbedaan di jari-jari ionik. Meskipun struktur apatit diawetkan, kimia dan fisik seperti
gangguan yang menyertai pergantian ion secara substansial dapat mempengaruhi sifat kimia dan
fisika enamel. Salah satu contoh pergantian dari beberapa gugus hidroksil hydroxyapatites oleh
2. Garis Retzius
Gambar 2.4. Struktur pola hidroksiapatit 9
Garis retzius atau Striae of retzius adalah garis pertumbuhan incremental line. Garis ini
membantuk variasi pada struktur dan mineralisasinya. Pada mikroskop cahaya, sebagian besar
garis retzius dapat diamati pada gigi permanen. Cross-striae garis menggambarkan ritme harian
dalam produksi enamel, periode waktu ritme garis retzius dapat ditentukan dengan menghitung
jumlah cross-striae diantara dua garis. Susunan garis retzius ini terbagi atas dua tahap yakni pada
2. Pemutih Gigi
Pemutih gigi atau bleaching adalah pemutihan kembali gigi yang berubah warna sampai
mendekati warna gigi asli secara kimiawi dengan menggunakan bahan oksidator dan reduktor
yaitu peroksida dalam mengembalikan estetiknya. Bleaching merupakan alternatif konservatif
untuk mengembalikan fungsi estetik dari gigi yang mengalami perubahan warna sehingga dapat
dicapai warna yang lebih terang3. Ada bermacam-macam bahan pemutih gigi yang digunakan,
baik untuk pemutihan gigi secara interna ataupun eksternal masing-masing untuk gigi vital
maupun gigi non- vital.13
1. Teknik Pemutih Gigi
Ada tiga pendekatan dasar dalam melakukan dental bleaching pada gigi yang masih vital
yaitu: in-office bleaching, home bleaching, dan bleaching Over the Counter (OTC).13
1. In Office Bleaching
atau menghentikan prosedurnya ketika sudah merasa cukup terhadap perawatan dental bleaching
.Dalam prosedur ini, jaringan lunak dilindungi menggunakan rubberdam agar tidak berkontak
langsung dengan gel pemutih gigi, setelah itu gel pemutih gigi diaplikasikan pada permukaan
gigi. (PowellandBales, 1991) lalu dilanjutkan dengan penyinaran selama satu jam. Perbedaan
jenis lampu dalam melakukan penyinaran seperti halogen, busur plasma, Xe-halogen light (Luma
Arch), diodelasers dan metaldehide yang digunakan dalam mempercepat mekanisme pemutihan
gigi. Teknik in-office bleaching tidak signifikan bila hanya dilakukan sekali saja, tetapi
perawatan berulang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang optimal.13
2. Teknik Home Bleaching
konsentrasi yang digunakan juga telah ditetapkan dan disetujui oleh American Dental
Association (ADA) yang aman dan efektif untuk pemakaian di luar klinik gigi. Selain
itu perubahan warna juga dipengaruhi oleh ketekunan pasien dan hasilnya juga
kadang tidak memuaskan karena beberapa pasien yang jarang melaksanakan prosedur
yang telah dianjurkan oleh dokter gigi. Lain halnya dengan pemakaian secara rutin
yang dapat menyebabkan sensitivitas pada gigi, sehingga prosedur home bleaching ini
Teknik over the counter merupakan teknik yang populer dalam pemutihan gigi.
Konsentrasi rendah digunakan dalam teknik ini yaitu 3-6% hidrogen peroksida dan
dilakukan sendiri oleh pasien. Produk over the counter tersedia dalam bentuk obat
kumur, pasta gigi, permen karet yang mengandung bahan pemutih gigi. Produk ini
digunakan dua kali sehari selama dua minggu. Menurut Kugel (2003) teknik over the
counter berkembang pesat dalam pasar. Namun, agen pemutih gigi ini terbilang aman
karena telah disetujui oleh Food and Drug Administration.13
1. Stroberi sebagai Pemutih Gigi
Stroberi adalah salah satu bahan alami yang dapat digunakan untuk memutihkan gigi yang
disebabkan oleh perubahan warna secara ekstrinsik. Hal ini disebabkan karena dalam buah
stroberi terdapat asam elegat dan asam malat. Bagian buah stroberi yang dapat memutihkan gigi
yaitu buah dan daunnya. Reaksi yang terjadi pada senyawa ini ialah reaksi oksidasi, asam elegat
melepaskan elektron yang dapat berikatan dengan zat yang dapat memberikan perubahan warna
pada gigi menjadi lebih putih. Terdapat perbedaan elektronegativ antara O dan H+ yang lebih
besar bila dibandingkan dengan CO- dan OH- pada gugus COOH yang menyebabkan gugus OH
akan lebih mudah putus dan menghasilkan radikal Ha+ yang berikatan dengan molekul C tersier
yang terdapat pada gigi yang mengalami perubahan warna. Ikatan ini menyebabkan terjadinya
konjugasi elektron dan perubahan penyerapan energi pada molekul organik email sehingga
terbentuk molekul organik email dengan struktur tidak jenuh, setelah radikal H+ dilepaskan,
maka asam elegat melepaskan empat radikal OH- yang dapat mengganggu struktur tidak jenuh
dari email tersebut menjadi struktur jenuh dengan warna yang lebih terang.15
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk melihat perubahan morfologi enamel dan dentin
terhadap karbamid peroksida 10% juga terhadap hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida
memiliki potensi yang berpengaruh pada enamel, karena pH-nya yang asam. Konsentrasi 30%
dapat menurunkan kekerasan enamel dan dentin, yaitu 5 menit pada dentin dan 15 menit pada
enamel. Dengan penambahan waktu kontak selama satu minggu, terbukti dapat menurunkan
penelitian menyatakan bahwa terjadi sedikit perubahan morfologi enamel pada pH yang
bervariasi. Penelitian secara in vitro yang menguji bahan pemutih hidrogen peroksida 6%
terhadap enamel menyatakan bahwa pengikisan enamel akibat penggunaan bahan tersebut masih
dapat diterima. Karbamid peroksdia secara signifikan tidak memberikan pengaruh pada jaringan
enamel dan dentin. Karbamid peroksida 10% menurunkan kekuatan mikrodentin tetapi
meningkat kembali setelah 14 hari akibat remineralisasi saliva. Efek terhadap dentin dan
sementum dipengaruhi juga oleh waktu kontak dan konsentrasi. Pengamatan secara klinis,
sensitivitas gigi yang timbul pada 24-48 jam setelah pemutihan. Sementara pada penelitian
secara in vivo, karbamid peroksida 10% dengan teknik home bleaching, ternyata
tidak terdapat perubahan pulpa irreversible.17
2.4.1 Pelepasan Mineral Enamel
Bahan pemutih gigi seperti karbamid peroksida pada konsentrasi 6-35% w/v (H2 O2) -2to
12%w/v bilamana larut pada air atau saliva akan menghasilkan hidrogen peroksida dan urea
yang akan menjadi air, oksigen, karbon dioksida dan amonia. Hal ini mengakibatkan penurunan
pH bahan bleaching yang membuat pH semakin asam sehingga berpengaruh terhadap larutnya
mineral pada permukaan enamel. Begitupula hidrogen peroksida menghasilkan radikal bebas
dan perhydroxyl ion untuk menyamarkan noda atau kromophor pada permukaan enamel.
Larutnya mineral enamel juga diakibatkan karena interaksi ion hidrogen dan hidroksiapatit.
10Ca2+6HPO42-+2H2O
Hal ini memunjukkan penurunan jumlah kalsium dan fosfor pada permukaan enamel setelah
dilakukan bleaching menggunakan karbamid peroksida 10% sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Jose (2010).16
3. Cangkang Telur Ayam
Telur merupakan lauk yang banyak dikosnsumsi oleh masyarakat di Indonesia. Potensi
limbah cangkang telur di Indonesia cukup besar, menurut data Direktorat Jenderal Peternakan
tahun 2013, produksi telur ayam ras petelur dan buras di Indonesia pada tahun 2012 sebesar
1.337.030 ton pertahun. Sekitar 10% dari telur merupakan cangkangnya, sehingga dihasilkan
sekitar 133.703 ton cangkang telur per tahunnya. Selain itu cangkang telur mengandung sekitar
94-97% CaCO3 (calcium carbonat) sehingga berpotensi untuk digunakan dalam mensintesis
hidroksiapatit.17
Bagian telur paling luar merupakan lapisan paling keras setebal 0,2-0,4 mm dan
mengandung kalsium karbonat berfungsi melindungi bagian dalam telur. Pada kulit telur terdapat
pori-pori yang dapat dilalui udara warnanya bervariasi mulai dari putih sampai kecoklatan, telur
bebek berwarna biru kehijauan dan telur puyuh berwarna dasar putih dengan bercak-bercak
cokelat putih.18
Kulit telur merupakan sumber CaCO3 (kalsium karbonat) yang paling besar dengan kadar
yang mencapai 95%. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi limbah kulit
telur adalah dengan mengolah limbah kulit telur menjadi serbuk hidroksiapatit. Hidroksiapatit
adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebuah ikatan yang mengandung ion
kalsium yang dapat dikombinasikan dengan orthophosphates, phyrophosphates, hidrogen atau
hidroksida yang merupakan bahan utama dalam pembentukan tulang dan enamel gigi, sehingga
disebut sebagai biomaterial.19
Cangkang telur ayam memiliki tiga lapisan yaitu kutikula, lapisan stratum dan lapisan
merupakan lapisan terluar yang memiliki ketebalan µmdan sluran pori, serta berfungsi
melindungi telur dari kelembaban, mikroorganisme dan membantu pertukaran gas yang akan
mesuk ke dalam telur. Lapisan ini mudah terkelupas oleh adanya asam lemah atau larutan
pengkompleks logam ataupun pencucian menggunakan air. Lapisan kutikula mengandung 90%
protein
dansejumlah kecil karbohidrat dan lemak. Protein tersebut mengandung glisin, asam glutamat,
lisin, sistin dan tiroasin sedangkan karbohidratnya meliputi heksoamin, galaktosa, manosa,
glukosa dan asam sialat. Lapisan stratum adalah campuran dari matriks protein yang dibuat
sebelum dekomposisi kalsium karbonat, terdiri atas lapisan vertikal, palisade dan lapisan
mammilari. Seluruh lapisan mengandung 95% zat anorganik (kalsium karbonat), 3,3% protein
dan 1,6% air lembab. Lapisan kristal tersiri atas kristal pendek dan tipis yang tersusun secara
vertikal, sedangkan lapisan palisade sanfat rapat dan keras karena struktur kristalnya terbrntuk
dari kalsifikasi dari kalsium karbonat yang mengandung sejumlah kecil magnesium, bergabung
dengan kolagen mambentuk suatu amtriks spons. Lapisan membran terdiri dari membran luar
dan dalam, terdiri dari 70% senyawa organik, 10% senyawa anorganik
dan 20% air.20
Phenilalanine,% 0,54-0,62
Proline,% 0,64-0,65
Serine,% 0,45-0,47
Thereonine,% 0,45-047
Tyrosine,% 0,25-0,26
Valine,% 0,54-0,55
Tabel 1 memperlihatkan bahwa kalsium (Ca) yang dibutuhkan dalam sintesis mineral apatit
banyak terdapat dalam sintesa mineral apatit banyak terdapat pada kulit telur ayam berupa
kalsium karbonat (CaCO3) sebesar 90.9%. Komposisi utama cangkang telur adalah kalsit, yaitu
bentuk kristalin dari kalsium karbonat (CaCo3). Bobot rata-rata sebuah cangkang telur adalah
sekitar 5 gr dan 40% adalah kalsium. Sebagian besar kalsium dalam cangkang telur adalah
mengendap dalam waktu 16 jam. Berdasarkan hasil penelitian, serbuk kulit telur ayam
menagndung kalsium sebesar 401±7,2 gram atau sekitar 39% kalsium dalam bentuk kalsium
karbonat. Terdapat pula strontium sebesar 372±161µg, zat-zat beracun seperti Pb, Al, Cd dan Hg
terdapat dalam jumlah yang kecil, begitu pula dengan B, Fe, V, Zn, P, Mg, N, F, Se, Cu dan Cr.21
4. Remineralisasi Enamel Gigi
Fluoride pada saliva tidak hanya menurunkan pH kritis tetapi juga menghambat
laju demineralisasi karena adanya kalsium floride yang mengendap pada permukaan
enamel.16
Selain itu material hidroksiapatit juga dapat disitensis dari semua bahan yang
mengandung banyak kalsium diantaranya yaitu cangkang kerang, tulang sapi, tulang
ikan dan cangkang telur. Cangkang telur tersusun dari 94% CaCO3, 1% MgCO3, 1%
CaPO4, sisanya dalah bajan organik. Khususnya cangkang telur ayam negeri yang
memiliki kadar kalsium terbanyak sebesar 70,84% dibandingkan dengan cangkang
telur puyuh sebesar 55,46%, dan cangkang telur bebek sebesar 53,60%. Serbuk kulit
telur ayam mengandung kalsium sebesar 401±7,2 gram atau sekitar 39% kalsium,
dalam bentuk kalsium karbonat.18
2.7. Scanning Elecrone Microscope (SEM)
umumnya. SEM memiliki jarak pandang luas dan lebih fokus yang memungkinkan
spesimen dapat diamati pada waktu yang bersamaan. SEM memiliki resolusi tampilan
gambar yang tinggi. Karena SEM menggunakan elektromagnetik, para peneliti juga
bisa mengontrol tingakat perbesaran objek yang diteliti. Semua keunggulan, serta
tampilan gambar yang sangat baik membuat SEM menjadi salah satu instrumen yang
Prinsip kerja SEM mirip dengan mikroskop optik, anmun memiliki perangkat yang
berbeda. Pertamam berkas elektron disejajarkan dan difokuskan oleh magnet yang
difokuskan oleh magnet yang di desain khusus berfungsi sebagai lensa. Energi
elektron biasanya 100keV yang menghasilkan panjang gelombang kira-kira0.04 nm.
Spesimen sasaran sangat tipis agar berkas yang dihantarkan tidak diperlambat atau
dihamburkan terlalu banyak. Bayangan akan di proyeksikan ke layar pendar atau
film. Berbagai distorsi yang terjadi akibat masalah pemfokusan dengan lena megnetik
membatasi resolusi hingga sepersepuluh nanometer.5
Gambar 2.7. Skema kerja SEM (Scanning Electron Microscopy)
BAB III
Enamel
Ca10(PO4)6OH2
Pemutih Gigi
Asam Elegat
Asam Malat
Demineralisasi
Kalsium Karbonat
Pengaplikasian gel cangkang telur ayam
Remineralisasi
SEM
(Scanning Electrone Microscopy)
Keterangan :
: Reaksi reduksi
: Bingkai penelitian
22
2. Kerangka konsep
Pemutih Gigi Alami
Gel Stroberi
Ca10(PO4)6(OH2) 10Ca2+6HPO42-+2H2O
Pelepasan mineral enamel gigi
Durasi pengaplikasian
Keterampilan operator SEM
SEM
Remineralisasi
Keterangan:
23
1. Jenis penelitian
2. Rancangan penelitian
1. Lokasi penelitian
melakukan pemotongan sampel gigi, Laboratorium Biologi Universitas Negeri Makassar untuk
pembuatan gel cangkang telur ayam dan Laboratorium Fisika Biomaterial Universitas Negeri
4. Sampel Penelitian
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah gigi insisivus sentralis rahang atas
manusia yang telah diekstraksi. Sampel gigi yang diekstraksi, dibersihkan dan
direndam pada larutan normal saline, kemudian dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.
1. Jumlah sampel
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 5 sampel gigi.
4. Mahkota gigi baik dan utuh (tidak ada karies, tidak atrisi, tidak abrasi, dan tidak erosi).
5. Gigi tidak ada tambalan.
1. Variabel penelitian
3. Variabel kendali : Prosedur dan durasi pengaplikasian cangkang telur ayam dan operator
SEM
4. Variabel tak terkendali : Variasi komposisi dan struktur gigi.
1. Definisi operasional
a. Gel cangkang telur ayam adalah sediaan bermassa lembek berupa suspensi yang terbuat dari
cangkang telur sebagai bahan baku untuk sintesis hidroksiapatit yang berasal dari kalsium oksida
yang diperoleh dari kalsinasi yang dibuat di Laboratorium Fisika Material Universitas Negeri
Makassar.
prismatik enamel secara mikroskopik yang hanya bisa dilihat dengan menggunakan Scanning
penelitian. SEM memiliki perbesaran 10-30.000 kali. Penelitian ini menggunakan pembesaran
hidroksiapatit dengan cara penambahan mineral anorganik pada permukaan gigi yang telah
kehilangan mineral.
2. Kriteria penilaian
1. Gigi insisivus sentralis rahang atas yang telah diaplikasikan gel stroberi
3. Bubuk pumice
5. Air suling
6. Aquades
3. Mikrobrush
4. Carborundum disc
5. Tissue
1. Prosedur penelitian
Gambar 4.1. Presipitat diaduk menggunakan magnetic stirrer dan didiamkan selama 24 jam
9.82 ml diaduk cepat sampai terbentuk larutam jernih, kemudian ditambahkan larutan NaOH
10% sebanyak 0.56 ml diaduk pelan sehingga berbentuk massa seperti gel. Nipagin 0.02 gr
dilarutkan dalam etanol 96% sebanyak 0.1 gr dan dimasukkan ke dalam basis gel. Serbuk
hidroksiapatit 2,8 gr dimasukkan ke dalam basis yang telah berbentuk gel dan diaduk sampai
homogen.
Gambar 4.2. Basis gel yang telah dicampur dengan serbuk hidroksiapatit
3. Persiapan sampel
wadah yang berisi aquadest. Lakukan pengulangan sebanyak dua kali sehingga permukaan gigi
menjadi bersih.
disc.
4. Pengaplikasian gel cangkang telur sebagai bahan remineralisasi gigi.
aplikasian gel cangkang telur ayam pada sampel setelah diaplikasikan gel cangkang telur ayam.
1. Jenis data
1. Penyajian data
Analisis data yang digunakan yaitu analisis gambar akan disajikan dalam bentuk
narasi.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh gel cangkang telur ayam
terhadap permukaan enamel gigi berupa kekasaran enamel gigi
setelah bleaching menggunakan gel cangkang telur ayam yang diamati
menggunakan Scanning Electrone Microscope (SEM). Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah gigi insisvus rahang atas yang telah diekstraksi karena alasan
penyakit periodontal di Kota Makassar. Gigi insisivus rahang atas dipilih karena gigi
ini merupakan gigi anterior dan sangat mempengaruhi fungsi estetika seseorang.
Sampel ini dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi. Sampel yang digunakan
terlebih dahulu dibersihkan menggunakan aquades untuk menghilangkan debris dan
kotoran yang melekat lainnya. Setelah itu diaplikasikan bahan pemutih gigi berupa gel
stroberi pada permukaan labial lalu didiamkan pada range waktu yang berbeda yakni
1 jam, 1 jam 30 menit, 2 jam, 2 jam 30 menit dan 3 jam, setelah itu dioleskan gel
cangkang telur ayam sebagai bahan remineralisasi gigi dengan waktu pemaparan 2
minggu berturut-turut. Sampel kemudian diamati dengan menggunakan Scanning
Electrone Microscope (SEM) pada perbesaran 1000x. Data dianalisa dengan dengan
membandingkan peermukaan setiap sampel berupa kekasaran permukaan enamel gigi
sebelum dan sesudah pengaplikasian gel cangkang telur ayam.
1. Gambaran struktur permukaan enamel gigi setelah aplikasi gel stroberi
mbaran permukaan enamel gigi yang terpapar gel stroberi kiri (SEM 1000x) dan kanan (5000x) seama 1 jam.
Gambar 5.2. Gambaran permukaan enamel gigi setelah aplikasi gel cangkang telur ayam kiri(SEM 1000x) kanan
(SEM 5000x)
3. Gambaran struktur permukaan enamel gigi setelah aplikasi gel stroberi
Gambar 5.3 . Gambaran permukaan enamel gigi yang terpapar gel stroberi kiri(SEM 1000x) dan kanan (SEM
5000x) selama 1 jam 30 menit
4. Gambaran permukaan enamel gigi setelah aplikasi gel caangkang telur ayam
Gambar 5.4 .Gambaran permukaan enamel gigi setelah aplikasi gel cangkang telur ayam kiri (SEM 1000x) dan
kanan (5000x)
5. Gambaran struktur permukaan enamel gigi setelah aplikasi gel stroberi
ambaran permukaan enamel gigi yang terpapar oleh gel stroberi kiri (SEM 1000x) dan kanan (SEM 5000x) selama 2 jam
Gambar 5.6. Gambaran permukaan enamel gigi yang terpapar dengan gel cangkang telur ayam kiri (SEM 1000x)
dan kanan (SEM 5000x)
7. Gambaran struktur permukaan enamel gigi setelah aplikasi gel stroberi
Gambar 5.7. Gambaran permukaan enamel gigi yang terpapar gel stroberi kiri (SEM 1000x) dan kanan (SEM
5000x) seama 2 jam 30 menit
telur ayam.
Gambar 5.8 . Gambaran permukaan enamel gigi yang terpapar dengan gel cangkang telur ayam kiri (SEM 1000x)
dan kanan (SEM 5000x)
9. Gambaran struktur permukaan enamel gigi setelah aplikasi gel stroberi
Gambar 5.9. Gambaran permukaan enamel gigi yang terpapar gel stroberi kiri (SEM 1000x) dan kanan (SEM
5000x) selama 3 jam
10. Perubahan struktur enamel gigi setelah pengaplikasian gel cangkang telur
ayam
Gambar 5.10.Gambaran permukaan enamel gigi yang terpapar dengan gel cangkang telur ayam kiri (SEM 1000x)
dan kanan (SEM 5000x)
Hasil analisis SEM pada gambar 5.1, sampel merupakan permukaan struktur gigi
yang diberi pengaplikasian gel stroberi selama 1 jam. Tampak pada perbesaran 1000x
dan 5000x dengan SEM terlihat prisma enamel / enamel rod serta pemukaan yang
kasar.
Pada gambar 5.2, sampel merupakan permukaan struktur gigi yang telah
diaplikasikan gel cangkang telur ayam setelah sebelumnya diberi perlakuan
pengolesan gel stroberi selama 1 jam. Tampak pada perbesaran 1000x dan 5000x
dengan SEM permukaan lapisan prisma enamel / enamel rod tidak lebih besar dan
kerusakan tidak lebih buruk daripada saat diberi perlakuan gel stroberi.
Pada gambar 5.3 hasil analisis SEM diatas menunjukkan struktur gigi yang telah
diaplikasikan gel stroberi selama 1 jam 30 menit. Tampak lapisan prismatik yang
berwarna lebih gelap pada bagian tengahnya.
Pada gambar 5.4 hasil analisis SEM diatas menunjukkan struktur gigi yang telah
diaplikasikan gel cangkang telur ayam selama 1 jam 30 menit. Tampak lapisan
prismatik tetap ada tetapi tidak jauh berbeda dengan warna sekitarnya, yang berarti
kerusakan tidak terlalu dalam.
Pada gambar 5.5 hasil analisis SEM diatas menunjukkan permukaan struktur
enamel gigi setelah pengaplikasian gel stroberi selama 2 jam pada perbesaran 10
00x dan 5000x. Tampak struktur gigi kerusakannya tidak begitu nyata namun
kekasaran masih nampak dan beberapa porositas.
Pada gambar 5.6 hasil analisis SEM diatas menunjukkan permukaan struktur
enamel gigi setelah pengaplikasian gel cangkang telur ayam. Tampak porositas
tertutup walaupun ada beberapa bagian yang masih terlihat jelas porositas dan lapisan
prisma enamel diskitarnya.
Pada gambar 5.7 Hasil analisis SEM diatas menunjukkan struktur permukaan gigi
setelah pengaplikasian gel stroberi selama 2 jam 30 menit pada perbesaran 1000x dan
5000x. Tampak terlihat fissure dan lapisan prisma enamel dengan kedalaman yang
dangkal.
Pada gambar 5.8 Hasil analisis SEM diatas menunjukkan struktur permukaan gigi
setelah pengaplikasian gel cangkang telur ayam. Tampak permukaan struktur enamel
gigi kembali halus dengan sedikit goresan yang dangkal yang menunjukkan adanya
enamel intact walaupun masih ada porositas di sekitarnya.
Pada gambar 5.9 hasil analisis SEM diatas menunjukkan struktur permukaan
enamel setelah pengaplikasian gel stroberi selama 3 jam dengan perbesaran SEM
1000x dan 5000x. Tampak bagian tengah enamel rod atau lapisan prisma enamel
sedikit lebih gelap dari bagian tepi, yang menandakan adanya kerusakan
hidroksiapatit yang menyusun enamel.
Pada gambar 5.10 hasil analisis SEM diatas menunjukkan struktur permukaan
enamel setelah pengplikasian gel cangkag telur ayam pada perbesaran 1000x dan
5000x. Tampak permukaan enamel tidak sepenuhnya rata , tidak terlihat adanya
porositas, perbedaan warna dengan sekitarnya tidak terlalu besar yang menunjukkan
kerusakan enamel tidak terlalu dalam.
Diagram 1. Perubahan struktur enamel gigi pada 5 sampel setelah diaplikasikan gel
cangkang telur ayam.
1 jam
1 jam 30
menit
2 jam
2 jam 30
menit
3 jam
Grafik 1. Perubahan struktur enamel gigi pada 5 sampel yang diaplikasikan gel
cangkang telur ayam yang sebelumnya telah dipalikasikan gel stroberi secara time
series (Sumber : Rajesh AG, Ranganath LM, Kumar KS, Rao B. Surface
morphological changes in human enamel following bleaching : an in vitro scanning
electrone microscopy study. The Journal of Contemporary Dental Practice; 2012:
13(3): 405-15).
Berdasarkan hasil gambaran perubahan struktur enamel gigi setelah aplikasi gel
cangkang telur ayam yang sebelumnya telah didemineralisasi menggunakan gel
stroberi dengan range waktu 1 jam, 1 jam 30 menit, 2 jam, 2 jam 30 menit dan 3 jam
menggunakan alat Scanning Electrone Microscopy (SEM), didapatkan hasil (Diagram
1) bahwa terjadi remineralisasi enamel gigi pada setiap sampel yang diaplikasikan
oleh gel cangkang telur ayam. Pada sampel dengan aplikasi gel cangkang telur ayam
pada range waktu 1 jam mengalami perubahan yang cukup signifikan yang ditandai
dengan perubahan struktur enamel walaupun masih terlihat enamel rod nya, sampel
ini masuk kedalam kategori mild. Pada sampel 1 jam 30 menit permukaan enamel
tampak pori-pori setelah remineralisasi tampak berkurang
dan ukuran pori-pori ada yang tidak lebih besar dibandingkan pada sampel kontrol
dan sampel ini masuk pada kategori mild. Pada sampel range waktu 2 jam, terlihat
permukaan enamel tersebut sepenuhnya tidak rata dan juga terdapat enamel tip,
sampel ini masuk pada kategori moderate+. Pada sampel 2 jam 30 menit
menunjukkan kerusakan enamel tetap ada, yang menandakan bahwa remineralisasi
terjadi lebih baik bila dibandingkan dengan sampel 2 jam, sampel ini masuk pada
kategori moderate++. Pada sampel 3 jam, permukaan email tidak beraturan
(irreguler), hal ini dikarenakan pengaplikasian gel stroberi yang lebih lama sehingga
membuat permukaan enamel lebih tidak beraturan.
BAB VI PEMBAHASAN
Pemutih gigi atau bleaching adalah pemutihan kembali gigi yang berubah warna
sampai mendekati warna gigi asli secara kimiawi dengan menggunakan bahan
oksidator dan reduktor yaitu peroksida dalam mengembalikan
estetiknya. Bleaching merupakan alternatif konservatif untuk mengembalikan fungsi
estetik dari gigi yang mengalami perubahan warna sehingga dapat dicapai warna yang
lebih terang.2
Penelitian dilakukan oleh Cunha Gama dkk (2011) menyatakan bahwa untuk
melihat perubahan struktur enamel dan dentin terhadap bahan pemutih gigi.
Penambahan waktu kontak selama satu minggu, terbukti dapat menurunkan rasio
kalsium dan phosphor di enamel, dentin dan sementum sehingga mengindikasikan
terjadinya demineralisasi.13
Stroberi adalah salah satu bahan alami yang dapat digunakan untuk memutihkan
gigi yang disebabkan oleh perubahan warna secara ekstrinsik. Hal ini disebabkan
karena dalam buah stroberi terdapat asam elegat dan asam malat. Bagian buah stroberi
yang dapat memutihkan gigi yaitu buah dan daunnya. Penelitian yang dilakukan oleh
Juwita Margaretha, dkk (2009) menyatakan bahwa buah stroberi dapat memutihkan
gigi apabila dilakukan perendaman selama 2 minggu ke dalam pasta buah stroberi.
Setelah dilakukan uji beda lanjut dengan pengujian Mann- Whitney Test menunjukkan
tidak ada perbedaan yang bermakna antara gigi yang direndam dengan pasta buah
stroberi dengan larutan karbamid peroksida 10%.2
Pada penelitian kali ini, sampel diambil dari gigi insisivus sentralis yang telah diberi
perlakuan pengolesan bahan pemutih gigi alami (gel stroberi) dengan range waktu
yang berbeda yakni 1 jam, 1 jam 30 menit, 2 jam, 2 jam 30 menit dan 3 jam. Sampel
lalu di oleskan menggunakan gel cangkang telur ayam. Uji laboratorik dilakukan
terhadap seluruh sampel (yang mendapat perlakuan remineralisasi setelah
didemineralisasi) pada permukaan labial gigi. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan Scanning Electrone Microscopy (SEM).
Dari hasil pengujian, diperoleh sampel yang diberi perlakuan demineralisasi
menggunakan gel stroberi permukaan struktur enamel tampak mengalami kerusakan,
lapisan prismata enamel telah hilang dan terdapat mikroporositas karena adanya
perbedaan ketebalan enamel, sedangkan setelah dilakukan pengolesan gel cangkang
telur ayam, permukaan enamel mengalami penurunan jumlah mikroporositas,
kerusakan enamel tidak terlalu dalam, permukaan enamel tampak lebih halus yang
menandakan kristal hidroksiapatit telah berpenetrasi sehingga ion-ion tersebut
mampu menghasilkan proses remineralisasi.16 Saat perbaikan permukaan email
terjadi terdapat lebih banyak pada lapisan dalam dan tengah. Hal ini ditandai dengan
perbedaan warna dan mikroporositas pada email. Terdapat perbedaan warna yang
lebih gelap, tetapi warna tersebut kurang kontras bila dibandingkan dengan email
yang didemineralisasi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yasuo
Mikae dkk (2003), yang menyatakan bahwa remineralisasi terjadi pada lapisan email
dalam dan tengah.25
Hal ini dikarenakan cangkang telur ayam merupakan sumber CaCO3 (kalsium
karbonat) yang paling besar dengan kadar yang mencapai 95%. Komposisi utama
cangkang telur adalah kalsit, yaitu bentuk kristalin dari kalsium karbonat (CaCO).
Bobot rata-rata sebuah cangkang telur adalah sekitar 5 gr dan 40% adalah kalsium.
Sebagian besar kalsium dalam cangkang telur adalah mengendap dalam waktu 16 jam.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Golden Andy dkk (2015), serbuk
kulit telur ayam mengandung kalsium sebesar 401±7,2 gram atau sekitar 39% kalsium
dalam bentuk kalsium karbonat. Terdapat pula strontium sebesar 372±161µg, zat-zat
beracun seperti Pb, Al, Cd dan Hg terdapat dalam jumlah yang
kecil, begitu pula dengan B, Fe, V, Zn, P, Mg, N, F, Se, Cu dan Cr.22
Pada tahap pengaplikasian gel cangkang telur ayam dalam penelitian ini, sampel
gigi tidak direndam dalam saliva buatan. Peneliti inigin mengetahui seberapa besar
efek remineralisasi gel cangkang telur ayam terhadap struktur permukaan gigi tanpa
adanya bantuan dari saliva buatan. Hasilnya gel cangkang telur ayam mampu
meningkatan remineralisasi enamel gigi setelah pengaplikasian bahan pemutih gigi
alami (gel stroberi).
Remineralisasi adalah proses perbaikan alami untuk mengembalikan mineral yang
hilang dalam bentuk ion mineral hidroksiapatit. Remineralisasi menyebabkan
hilangnya ion kalsium, fosfat dan fluor yang akan tergantikan dengan ion fluorapatit.
Ion ini lebih tahan terhadap asam sehingga lebih menguntungkan permukaan enamel
gigi. Oleh karena itu kristal apatit pada permukaan enamel yang telah teremineralisasi
lebih tahan terhadap asam organik. Hal ini berlangsung hingga pH rongga mulut
kembali normal. Sebaliknya bila pH dalam rongga mulut meningkat maka kalsium,
mineral, fosfat dan ion fluor dalam bentuk fluorapatit akan kembali ke struktur gigi
sehingga menyatu dan membentuk kristal heksagonal yang lebih
besar. Saliva dan fluor merupakan kunci dari proses remineralisasi.16 Hal ini juga
sejalan yang dilakukan oleh Bejoy Mony dkk (2015) menyatakan bahwa pH tinggi
dan kalsium yang ada pada cangkang telur ayam memiliki potensi sebagai bahan
remineralisasi.17
Cangkang telur ayam ras dapat digunakan sebagai bahan dasar pembentukan
hidroksiapatit. Hidroksiapatit telah berhasil disintesis dari nanopartikel cangkang telur
ayam dengan metode presipitasi. Konsentrasi fase (wt%) hidroksiaptatit disetiap
sampel berbeda seiring dengan perubahan molaritas larutan Na 3PO4 yang digunakan.
Morfologi sampel hidroksiapatit juga menunjukkan perubahan disetiap peningkatan
molaritas larutan Na3PO4. Semakin tinggi kandungan hidroksiapatit dari
sampel maka morfologi sampel semakin baik pula.22 Hal ini juga sejalan dengan
penelitian yang dilakuan oleh Saleha dkk (2015) menjelaskan bahwa kristal
hidroksiapatit yang disintesis dari limbah cangkang telur ayam secara in vitro efektiv
dalam menghambat demineralisasi gigi atau semakin kecil laju demineralisasi gigi
pada larutan.23
Hidroksiapatit memiliki struktur heksagonal dan merupakan senyawa yang
paling stabil diantara berbagai kalsium. Senyawa ini tidak terurai dan bersifat bioaktif.
Biokompatibilitas dan kesamaan hidroksiapatit dengan komposisi mineral pada tulang
dan gigi manusia membuat hidroksiapatit cocok untuk mengganti segmen yang rusak
pada bagian permukaan enamel yang hilang.17
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat efek aplikasi gel cangkang telur
ayam terhadap remineralisasi enamel gigi akibat pemutihan gigi menggunakan gel
stroberi yang dianalisa menggunakan SEM. Proses pemutihan gigi dapat
menyebabkan kerusakan pada struktur permukaan enamel gigi akibat proses
demineralisasi dan remineralisasi dapat dilakukan dengan menggunkan gel cangkang
telur ayam.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh gel cangkang telur ayam terhadap
remineralisasi enamel gigi akibta pemutihan gigi, maka dapat ditarik lesimpulan yaitu :
porositas, lapisan prisma enamel serta kekasaran setelah pengaplikasian gel cangkang telur ayam
setelah pemutihan gigi menggunakan gel cangkang telur ayam karena proses remineralisasi
terjadi.
kristal hidroksiapatit.
2. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengukuran kedalaman mikroporositas dan
kekasaran yang terbentuk pada struktur permukaan enamel setelah dilakuakan remineralisasi
DAFTAR PUSTAKA
1. Noh Charanee Tiara dan Syafriadi Mei. Pengukuran kadar kalsium saliva
terlarut pada gigi yang dilakukan ekternal bleaching dan dipapar dengan Streptococcus
mutans. Jurnal PDGI. 2014; 2(63): 63-64.
2. Fauziah Cut, Fitriyani Sri, Diansari Viona. Colour change of enamel after
application of Averrhoa bilimb. Journal of Dentistry Indonesia. 2012; 3(19): 53-4.
3. Meizarini Asti dan Rianti Devi. Tooth bleaching material with ADA/ISO
certificate. Maj. Ked. Gigi (Dent J). 2005; 2(8): 73-5.
alsium
Wormbook.og. 2015.
48
23. Riyanti E, A Maddu, DS Soejoko, 2005. Karakterisasi senyawa k
fosfat karbonat hasil pengaruh penambahan ion F dan Mg. Jurnal Biofisika.pp: 82-9.
24. Scanning Electron
Microscope.http://www.purdue.edu/ehps/rem/rs/sem.htm (15 September 2014).
25. Yasuo Mikae, Saeki, M Tkahashi, Yanagisawa. Remineraliazation effect
of xylitol on demineralized enamel. J Electron Microsc. 2003. 52 (5); Tokyo. pp: 471-6.
LAMPIRAN