Anda di halaman 1dari 34

Daftar isi

Kata
pengantar..................................................................................................................ii

Daftar isi.................................................................................................................iii

BAB I ...................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................. 3
A. Latar Belakang ........................................................................................... 3
B. Tujuan ......................................................................................................... 4
C. Rumusan Masalah...................................................................................... 4
BAB II ..................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 5
A. Pengertian ................................................................................................... 5
B. Proses Menua .............................................................................................. 6
C. Kebutuhan Nutrisi Pada Lansia ............................................................... 9
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Pada Lansia ... 11
E. Gangguan Nutrisi Pada Lansia ............................................................... 12
F. Status Gizi Pada Usia Lanjut .................................................................. 14
G. ASKEP ......................................................................................................... 15
BAB III ................................................................................................................. 16
PENGKAJIAN INDIVIDU .................................................................................. 16
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK ......................................................... 16
A. DATA BIOGRAFI ..................................................................................... 16
B. RIWAYAT KEPERAWATAN .................................................................. 17
C. RIWAYAT PEKERJAAN.......................................................................... 18
D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP ........................................................ 18
E. RIWAYAT REKREASI ............................................................................. 19
F. SISTEM PENDUKUNG ............................................................................ 19
G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN ...................................................................... 19
H. STATUS KESEHATAN ............................................................................. 19
I. AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL) ............................................ 20

1
J. PSIKOLOGI, KOGNITIF DAN PERSEPTUAL ................................. 21
K. TINJAUAN SISTEM .................................................................................. 21
L. PENGKAJIAN PERSISTEM ..................................................................... 22
M. REPRODUKSI ............................................................................................ 24
N. ENDOKRIN ............................................................................................... 24
O. PENGETAHUAN ....................................................................................... 24
ANALISA DATA ............................................................................................. 25
RENCANA KEPERAWATAN ........................................................................ 27
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN .............................................................. 30
BAB IV ................................................................................................................. 33
PENUTUP ............................................................................................................. 33
A. kesimpulan .................................................................................................... 33
B. Saran ......................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 34

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia Lanjut Usia (MANULA) dimasukkan ke dalam kelompok rentan
gizi, meskipun tidak ada hubungannya dengan pertumbuhan badan , bahkan
sebaliknya sudah terjadi involusi dan degenerasi jaringan dan sel-selnya.
Timbulnya kerentanan terhadap kondisi gizi disebabkan kondisi fisik, baik
anatomis maupun fungsionalnya.
Gigi-geligi pada MANULA mungkin sudah banyak yang rusak bahkan
copot, sehingga memberikan kesulitan dalam mengunyah makanan. Maka
makanan harus diolah sehingga makanan tidak perlu digigit atau dikunyah
keras-keras. Makanan yang dipotong kecil-kecil, lunak dan mudah ditelan
akan sangat membantu para MANULA dalam mengkonsumsi makanannya.
Fungsi alat pencernaan dan kelenjar-kelenjarnya juga sudah menurun,
sehingga makanan harus yang mudah dicerna dan tidak memberatkan fungsi
kelenjar pencernaan.makanan yang tidak banyak mengandung lemak, pada
umumnya lebih mudah dicerna, tetapi harus cukup mengandung protein dan
karbohidrat. Kadar serat yang tidak dicerna jangan terlalu banyak, tetapi
harus cukup tersedia untuk melancarkan peristalsis dan dengan demikian
melancarkan pula defaecatie, dan menghindarkan obstipasi.
Patut diingat bahwa keperluan enersi MANULA sudah menurun, jadi
jangan di sediakan seperti masih belum berusia lanjut. Ada baiknya bila
mereka dijaga jangan sampai menjadi kegemukan karena akan lebih mudah
menderita berbagai kelainan atau penyakit gizi yang berhubungan dengan
kondisi obesitas. Frekuensi penyakit Diabetes Mellitus, Cardiovascular
diseases terdapat meningkat pada kelompok MANULA. Yang umum sangat
ditakuti ialah kemungkinan meningkat untuk mendapat penyakit kanker.

3
B. Tujuan
Setelah membaca makalah ini di harapkan mahasiswa mampu melakukan
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Nutrisi Pada Lansia
C. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian nutrisi?
2. Apa saja kebutuhan nutrisi pada lansia?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada lansia?
4. Apa saja gangguan nutrisi pada lansia?
5. Factor apa saja yang mempengaruhi status gizi pada lansia?
6. Bagaiamna cara membuat askep individu gerontik dengan gangguan
nutrisi pada lansia ?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh
manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan
hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting
dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga dapat dikatakan
sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain yang
terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit.
Nutrisi yang adekuat merupakan suatu komponen esensial pada
kesehatan lansia. Faktor-faktor fisiologis yang dapat dikaitkan dengan
kebutuhan nutrisi yang unik pada lansia adalah menurunnya sensitivitas
olfaktorius, perubahan persepsi rasa dan peningkatan kolesistokinin yang
dapat memengaruhi keinginan untuk makan dan peningkatan rasa
kenyang. Proses penuaan itu sendiri sebenarnya tidak mengganggu proses
penyerapan vitamin pada berbagai tingkatan yang luas. Namun, laporan-
laporan terakhir mengindikasikan bahwa lansia mengalami defisiensi
vitamin B12, vitamin D dan asam folat. Perubahan-perubahan dan
kebutuhan mineral meliputi rendahnya kebutuhan akan zat besi pada
wanita lansia daripada wanita usia produktif. Asupan kalsium sebagai
salah satu mineral esensial lainnya bagi lansia sekitar 600 mg per hari
untuk wanita. Hal ini hanya menggambarkan 30 sampai 40% dari tingkat
kebutuhan yang disarankan. Suplemen kalsium tidak akan diabsorpsi
secara merata. Karena perbedaan derajat keasaman yang dibutuhkan untuk
absorpsi yang sesuai, kalsium sitrat malat merupakan bentuk yang lebih
dipilih untuk diberikan bagi lansia yang mengalami hipoklohidria atau
aklorhidria. Pada proses penuaan yang normal, peningkatan jaringan

5
adipose secara normal dapat menyertai penurunan massa tubuh dan cairan
tubuh total.
B. Proses Menua
Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi
pada tubuh dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ
tersebut. Perubahan secara biologis ini dapat mempengaruhi status gizi
pada masa tua. Antara lain :
 Massa otot yang berkurang dan massa lemak yang bertambah,
mengakibatkan juga jumlah cairan tubuh yang berkurang, sehingga
kulit kelihatan mengerut dan kering, wajah keriput serta muncul garis-
garis menetap. Oleh karena itu, pada lansia seringkali terlihat kurus.
 Penurunan indera penglihatan akibat katarak pada lansia sehingga
dihubungkan dengan kekurangan vitamin A, vitamin C dan asam folat.
Sedangkan gangguan pada indera pengecap dihubungkan dengan
kekurangan kadar Zn yang juga menyebabkan menurunnya nafsu
makan. Penurunan indera pendengaran terjadi karena adanya
kemunduran fungsi sel syaraf pendengaran.
 Dengan banyaknya gigi yang sudah tanggal, mengakibatkan gangguan
fungsi mengunyah yang dapat berdampak pada kurangnya asupan gizi
pada usia lanjut.
 Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran
pencernaan seperti perut kembung, nyeri yang menurunkan nafsu
makan, serta susah BAB yang dapat menyebabkan wasir.
 Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan menjadi lamban,
kurang aktif dan kesulitan menyuap makanan, juga dapat mengganggu
aktivitas kegiatan sehari-hari.
 Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak, yang menyebabkan
penurunan daya ingat jangka pendek, melambatnya proses informasi,
kesulitan berbahasa, kesulitan mengenal benda-benda, kegagalan
melakukan aktivitas yang mempunyai tujuan (apraksia) dan gangguan
dalam menyususn rencana, mengatur sesuatu, mengurutkan, daya

6
abstraksi, yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam emlakukan
aktivitas sehari-hari yang disebut dimensia atau pikun. Gejala pertama
adalah pelupa, perubahan kepribadian, penurunan kemampuan untuk
pekerjaan sehari-hari dan perilaku yang berulang-ulang, dapat juga
disertai delusi paranoid atau perilaku anti sosial lainnya.
 Akibat proses menua, kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam
jumlah besar juga bekurang. Akibatnya dapat terjadi pengenceran
natrium sampai dapat terjadi hiponatremia yang menimbulkan rasa
lelah.
 Incontinentia urine (IU) adalah pengeluaran urin diluar kesadaran
merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar yang sering
diabaikan pada kelompok usia lanjut, sehingga usia lanjut yang
mengalami IU seringkali mengurangi minum yang dapat menyebabkan
dehidrasi.
 Secara psikologis pada usia lanjut juga terjadi ketidakmampuan untuk
mengadakan penyesuaian terhadap situasi yang dihadapinya, antara
lain sindrom lepas jabatan yang mengakibatkan sedih yang
berkepanjangan.

Penyakit Sistem Pencernaan


Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut
sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk
menerima makanan, mencernanya menjadi zat- zat gizi dan energi,
menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari
tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring),
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem
pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran
pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.

7
Penuaan dicirikan dengan kehilangan banyak sel tubuh dan penurunan
metabolism di sel lainnya.Proses ini menyebabkan penurunan fungsi tubuh
dan perubahan komposisi tubuh. Perubahan pada system pencernaan :
Kehilangan gigi,penyebab utama adanya periodontal desease yang
biasa terjadi setelah umur 30 tahun.Penyebab lain meliputi kesehatan gigi
yang buruk dan gizi yang buruk.
Indera pengecap menurun.Adanya iritasi yang kronis dari selaput
lendir.atropi indera pengecap (±80%),hilangnya sensitivitas dari syaraf
pengecap di lidah teritama rasa manis,asin,asam,pahit.Selain itu sekresi air
ludah berkurang sampai kira-kira 75% sehingga mengakibatkan rongga
mulut menjadi kering dan bisa menurunkan cita rasa.
Usofagus melebar.Penuaan usofagus berupa pengerasansfringfar
bagian bawah sehingga menjadi mengendur(relaksasi) dan mengakibatkan
usofagus melebar (presbyusofagus).Keadaan ini memperlambat
pengosongan usofagus dan tidak jarang berlanjut sebagaiher
nianhiatal.Gangguan menelan biasanya berpangkal pada daerah presofagus
tepatnta di daerah osofaring penyebabnya tersembunyi dalam system saraf
sentral atau akibat gangguan neuromuskuler seperti jumlah ganglion yang
menyusut sementara lapisan otot menebal dengan manometer akan tampak
tanda perlambatan pengosongan usofagus.
Lambung,rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun).Lapisan
lambung menipis diatas 60 tahun,sekresi HCL dan pepsin berkurang,asam
lambung menurun,waktu pengosongan lambung menurun dampaknya
vitamin B12 dan zat besi menurun.
Peristaltic lemah dan biaanya timbul konstipasi
Fungsi absopsi melemah (daya absorpsi terganggu).Berat total usus
halus berkurang diatas usia 40 tahun meskipun penyerapan zat gizi pada
umumnya masih dalam batas normal,kecuali kalsium (diatas 60 tahun)dan
zat besi.

8
Liver (hati).Penurunan enzim hati yang terlibat dalam oksidasi dan
reduksi,yang menyebabkan metabolisme obat dan detoksifikasi zat kurang
efisien.
Produksi saliva menurun sehingga mempengaruhi proses perubahan
kompleks krbohidrat menjadi disakarida. Fungsi ludah sebagai pelican
makanan berkurang sehingga proses menelan menjadi sukar. Keluahn-
keluhan seperti kembung, perasaan tidak enak di perut dan sebagainya,
seringkali disebabkan makanan yang kurang dicernaakibat berkurangnya
fungsi kelenjar pencernaan. Juga dapat disebabkan karena berkurangnya
toleransi terhadap makanan terutama yang mengandung lemak.
Keluhan lain yang sering dijumpai adalah konstipasi, yang disebabkan
karena kurangnya kadar selulosa, kurangnya nafsu makan bisa disebabkan
karenanya banyaknya gigi yang sudah lepas. Dengan proses menua bisa
terjadi gangguan motilits otot polos esophagus, bisa juga terjadi refluks
disease (terjadi akibat refluks isi lambung ke esophagus), insiden ini
mencapai puncak pada usia 60 – 70 tahun.
C. Kebutuhan Nutrisi Pada Lansia
 Kalori
Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan
metabolisme basal pada orang-orang berusia lanjut menurun sekitar
15-20%, disebabkan berkurangnya massa otot dan aktivitas. Kalori
(energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4
kal per gramnya. Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25%
berasal dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat.
Kebutuhan kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan
untuk lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi
berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan berupa lemak,
sehingga akan timbul obesitas. Sebaliknya, bila terlalu sedikit, maka
cadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi
kurus.

9
 Protein
Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang
dewasa per hari adalah 1 gram per kg berat badan. Pada lansia, masa
ototnya berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein
tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena
pada lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh
tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan penyerapannya
kurang efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk lansia
sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari
porsi untuk orang dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya
adalah pangan hewani dan kacang-kacangan.
 Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari
total kalori yang dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi
(lebih dari 40% dari konsumsi energi) dapat menimbulkan penyakit
atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke jantung). Juga
dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak
tidak jenuh (PUFA = poly unsaturated faty acid). Minyak nabati
merupakan sumber asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan
lemak hewan banyak mengandung asam lemak jenuh.
 Karbohidrat dan serat makanan
Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah
sembelit atau konstipasi (susah BAB) dan terbentuknya benjolan-
benjolan pada usus. Serat makanan telah terbukti dapat
menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia
adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak
dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual secara
komersial), karena dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak, yang
dapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat
sehingga tidak dapat diserap tubuh. Lansia dianjurkan untuk
mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya dengan

10
karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-
bijian yang berfungsi sebagai sumber energi dan sumber serat.
 Vitamin dan mineral
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang
mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C,
D, dan E umumnya kekurangan ini terutama disebabkan dibatasinya
konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan
mineral yang paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral
kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi
menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia
menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain.
Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai
sumber vitamin, mineral dan serat.
 Air
Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat
diperlukan tubuh untuk mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat
dan urine), membantu pencernaan makanan dan membersihkan ginjal
(membantu fungsi kerja ginjal). Pada lansia dianjurkan minum lebih
dari 6-8 gelas per hari.

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Pada Lansia


1. Tinggal sendiri: seseorang yang tinggal sendiri sering tidak
memperdulikan tugas memasak untuk menyediakan makanan.
2. Kelemahan fisik: akibat kelemahan fisik sehinga menyebabkan
kesulitan untuk berbelanja atau memasak, mereka tidak mampu
merencanakan dan menyediakan makanannya sendiri.
3. Kehilangan: terutama terlihat pada pria lansia yang tidak pernah
memasak untuk mereka sendiri, mereka biasanya tidak memahami
nilai suatu makananyang gizinya seimbang.
4. Depresi: menyebabkan kehilangan nafsu makan, mereka tidak mau
bersusah payah berbelanja, memasak atau memakan makanannya.

11
5. Pendapatan yang rendah: ketidak mampuan untuk membeli makanan
yang cermat untuk meningkatkan pengonsumsian makanan yang
bergizi.
6. Penyakit saluran cerna: termasuk sakit gigi dan ulkus.Berkurangnya
kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong,
Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran Rasa lapar menurun,
asam lambung menurun,Berkurangnya indera pengecapan
mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa manis, asin, asam, dan
pahit., Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya
menimbulkan konstipasi,Penyerapan makanan di usus menurun.
7. penyalahgunaan alcohol: penyalah gunaan alcohol mengurangi
asupan kalori atau nonkalori seperti asupan energy dengan sedikit
factor nutrisi lain.
8. Obat-obatan : lansia yang mendapatkan banyak obat dibandingkan
kelompok usia lain yang lebih muda ini berakibat buruk terhadap
nutrisi lansia. Pengobatan akan mengakibatkan kemunduran nutrisi
yang semakin jauh.

E. Gangguan Nutrisi Pada Lansia


1. Malnutrisi
Malnutrisi adalah suatu keadaan gizi buruk yang terjadi
karena tidak cukupnya asupan satu atau lebih nutrisi yang
membahyakan status kesehatan (Watson, Roger. 2003. Perawatan
Pada Lansia.Jakarta:EGC).
2. Obesitas
Keadaan badan yang amat gemuk dan berat akibat timbunan
lemak yang berlebihan, dimana kelebihan lemak tubuh melebihi dari
20% dari jumlah yang di anjurkan untuk tinggi dan usia seseorang.
Pola konsumsi yang berlebihan terutama yang mengandung lemak,
protein dan karbohidrat yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.

12
Pencetus berbagai seperti Hipertensi, Penyakit jantung koroner,
Strok, seta Diabetes Melitus.
3. Osteoporosis
Kondisi dimana sering disebut tulang kropos yang
disebabkan oleh penurunan densitas tulang akibat kurangnya
konsumsi kalsium dalam jangka waktu yang lama. Mencapai
maksimum pada usia 35 tahun pada wanita dan 45 tahun pada pria.
4. Anemia
Kondisi dimana sel-sel darah mengandung tingkat
haemoglobil yang tidak normal, kimia yang bertugas membawa
oksigen di seluruh tubuh yang disebabkan kurang Fe, asam folat,
B12 dan protein. Akibatnya akan cepat lelah, lesu, otot lemah, letih,
pucat, kesemutan, sering pusing, mata berkunang-kunang,
mengantuk, HB <8 gr/dL.
5. Kekurangan vitamin
Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan
di tambah dengan kekurangan protein dalam makanan akibatnya
nafsu makn berkurang, penglihatan menurun, kulit kering,
penampilan menjadi lesu dan tidak bersemangat.
6. Kekurangan anti oksidan
(Banyak dijumpai dalam buah-buahan dan sayuran) mampu
menangkal efek merusak radikal bebas terhadap tubuh, sehingga
konsumsi yang kurang dapat meningkatkan resiko berbagai penyakit
akibat radikal bebas, seperti serangan jantung dan stroke, katarak,
persendian hingga menurunnya penampilan fisik seperti kulit
menjadi keriput.
7. Sulit buang air besar
Karena pergerakan usus besar semakin lambat, makanan
lambat diolah dalam tubuh.Akibatnya, buang air besar jadi jarang.

13
8. Kelebihan gula dan garam
 Garam (natrium) dapat meningkatkan tekanan darah, terutama
pada orangtua.
 Makanan tinggi gula membuat tubuh mudah gemuk,
meningkatkan kolesterol dan gula darah.
 Karena itu, sebaiknya kurangi konsumsi gula dan garam

F. Status Gizi Pada Usia Lanjut


1. Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori menurun, status gizi
lansia cenderung mengalami kegemukan/obesitas.
2. Aktivitas/kegiatan fisik berkurang, kalori yang dipakai sedikit,
akibatnya cenderung kegemukan/obesitas.
3. Ekonomi meningkat, konsumsi makanan menjadi berlebihan,
akibatnya cenderung kegemukan/obesitas.
4. Fungsi pengecap/penciuman menurun/hilang, makan menjadi tidak
enak dan nafsu makan menurun, akibatnya lansia menjadikurang gizi
(kurang energi protein yang kronis.
5. Penyakit periodontal (gigi tanggal), akibatnya kesulitan makan yang
berserat (sayur, daging) dan cenderung makan makanan yang lunak
(tinggi klaori), hal ini menyebabkan lansia cenderung
kegemukan/obesitas.
6. Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna makanan, hal
ini mengganggu penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya lansia
menjadi defisiensi zat-zat gizi mikro.
7. Mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air besar,
sehingga lansia menderita wasir yang bisa menimbulkan perdarahan
dan memicu terjadinya anemia.
8. Sering menggunakan obat-obatan atau alkohol, hal ini dapat
menurunkan nafsu makan yang menyebabkan kurang gizi dan
hepatitis atau kanker hati.

14
9. Gangguan kemampuan motorik, akibatnya lansia kesulitan untuk
menyiapkan makanan sendiri dan menjadi kurang gizi.
10. Kurang bersosialisasi, kesepian (perubahan psikologis), akibatnya
nafsu makan menurun dan menjadi kurang gizi.
11. Pendapatan menurun (pensiun), konsumsi makanan menjadi menurun
akibatnya menjadi kurang gizi.
12. Dimensia (pikun), akibatnya sering makan atau malah jadi lupa
makan, yang dapat menyebabkan kegemukan atau pun kurang gizi.

G. ASKEP
1. Pengkajian
a. Berat badan berhubungan dengan tinggi badan, contoh IMT (indeks massa
tubuh) atau catatan yang tepat.
b. Perubahan berat badanDifokuskan pada kehilangan atau pertambahan
berat badan saat ini.
c. Pertumbuhan gigi, Apakah lansia memakai gigi palsu atau apakah mereka
memerlukan gigi palsu? Apakah gigi palsu yang ada hilang atau rusak.
d. Kebiasaan makan, Aspek pribadi, budaya, dan agama mengenal asupan
nutrisi.
e. Kemampuan untuk makan, Dapatkah lansia memindahkan makanan dari
piring ke mult dan menelannya dengan baik.
f. Farmakologi, Apakah klien banyak meminum obat-obatan (termasuk
medikasi yang dilakukan sendiri) yang dapat berakibat buruk terhadap
nutrisi.

15
BAB III

PENGKAJIAN INDIVIDU

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Tanggal Pengkajian: 10 desember 2018

A. DATA BIOGRAFI
Nama : Tn. S
TTL : Sese, 14 agustus 1956
Jenis Kelamin : laki-laki
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Status Perkawinan : Duda
TB/BB : 165 cm/55 kg
Penampilan : Bersih, kurang rapi, gigi ompong
Ciri-ciri Tubuh : Kulit keriput, ada bekas luka gores di lutut kiri,
kifosis
Alamat : Jl. Bakuku, kelurahan bayaoge
Orang Yang Dekat : Ny. H
Hubungan : Anak kandung
Alamat/Telepon : 0812 4174 3004

16
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Genogram

A B

C D

KETERANGAN:
A : Besan klien : Perempuan
B : klien dan istri klien
C : Menantu klien : Laki-laki
D : Anak Klien bersaudara
E : Cucu klien : klien

: Tinggal serumah

: Meninggal

17
2. Riwayat Keluarga
Klien adalah anak tunggal. Merupakan anak dari pasangan petani. Ayah
klien meninggal dunia saat klien berumur 6 tahun. Sedangkan ibu klien
meninggal saat klien berumur 20 tahun. Klien sendiri tidak tahu penyakit
apa yang pernah diderita oleh mendiang orang tuanya. Setelah orang tua
klien meninggal dunia, awalnya klien tinggal bertiga dengan sepupu klien
sebelum akhirnya klien menikah. Klien menikah saat klien berumur 25
tahun. Klien menikah dengan seorang wanita dan memiliki 3 orang anak.
Setelah istri klien meninggal dunia tahun 2016 karena stroke, akhirnya
klien tinggal dengan anak bungsunya di rumah.

C. RIWAYAT PEKERJAAN
1. Pekerjaan saat ini :-
2. Alamat Pekerjaan :-
3. Jarak Dari Rumah :-
4. Alat Transportasi : Motor
5. Pekerjaan Sebelumnya : Petani
6. Jarak Dari Rumah : 30 M
7. Alat Transportasi : Motor
8. Sumber-sumber Pendapatan & Kecukupan Terhadap Kebutuhan: Sumber
pendapatan didapat dari penghasilan anak-anak klien terutama anak
bungsu klien.

D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP


Tipe tempat tinggal
1. Jenis lantai rumah : Keramik
2. Kondisi lantai : Kering
3. Tangga rumah : -
4. Penerangan : Cukup
5. Tempat tidur : Aman
6. Alat dapur : Rapi
7. WC : Cukup baik, lumayan bersih, tapi agak licin

18
8. Kebersihan lingkungan : Bersih
9. Jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah: 4 orang
10. Derajat privasi : Klien tidur sendiri dikamar.
11. Tetangga terdekat : Ny. K
12. Alamat dan telepon : Jl. Bakuku kelurahan bayaoge.

E. RIWAYAT REKREASI
Hobbi/Minat : Berkebun
Keanggotaan Organisasi : -
Perjalanan : Terakhir kali pada tahun 2017, klien pergi
kemamuju mengunjungi anak tertuanya

F. SISTEM PENDUKUNG
Perawat : Ny. H
Jarak dari rumah : 50 m
Rumah Sakit : RSU ANUTAPURA Jarak 2 km
Klinik : -
Pelayanan Kes. Dirumah : -
Makanan yg dihantarkan : -
Perawatan sehari-hari yang dilakukan di rumah: -
Lain-lain : -

G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan Ritual : Shalat wajib 5 waktu, shalat sunat
Yang Lainnya : Mengaji setiap shalat magrib berakhir

H. STATUS KESEHATAN
1. Status Kesehatan Umum Selama Setahun Yang Lalu :
Setahun yang lalu klien sempat dirawat di RS karena mengalami anemia.
2. Status Kesehatan Umum Selama 5 Tahun Yang lalu :
Klien sering mengeluh nafsu makan berkurang dan susah buang air besar.
Keluhan itu berlangsung sampai sekarang. Klien juga punya riwayat
penyakit gastritis.
3. Keluhan Utama : Nafsu makan berkurang

19
4. Pemahaman & Penatalaksanaan Masalah Kesehatan :
Klien menyadari dirinya sudah lansia dan sering sakit-sakitan. Klien
tergolong orang yang peduli terhadap kesehatannya, kalau sakit klien akan
segera berobat. Klien juga tahu kalau dia menderita anemia dan gastriris,
namun akhir-akhir ini klien mengeluh sembelit. Tapi klien sendiri tidak
tahu dengan jelas apa sebenarnya penyebab penyakitnya itu sendiri dan
obat-obat apa yang diminum klien selama ini.
5. Obat-obatan:
Menurut klien obat yang diminumnya adalah antasida syrup dan vitamin
(karena sampel sudah tidak ada)
6. Alergi (Catatan Agent dan Reaksi Spesifik)
Obat-obatan : -
Makanan : -
Faktor Lingkungan : -
7. Penyakit Yang Diderita
Anemia dan gastritis

I. AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL)


1. Oksigenisasi : Baik, tanpa alat bantu
2. Cairan & Elektrolit : Cukup, KlienMinum ± 4 gelas /hari
3. Nutrisi : Nafsu makan kurang, PolaMakan :
2x/hr, hanya mampu menghabiskan¼ porsi makanan, konjugtiva anemis,
BB sebelumnya= 59 kg, BB saatini 55 kg, klien kurang makan sayur dan
jarang makan buah-buahan.
4. Pola Eliminasi : BAB tidak lancar kadang BAB 1 x
seminggu. BAK lancar, 4-5 x/ hari.
5. Aktivitas : Terbatas, klien sering merasa
lemas. Klien jarang melakukan aktivitas yang berlebihan dan berat.
6. Istirahat dan tidur : Tidur siang kadang-kadang, tidur malam
jam 21.00 WIB dan terbangun pukul 05.00 WIB.
7. Personal Hygiene : Dapat dilakukan secara mandiri

20
8. Sexual : Sudah tidak memiliki keinginan untuk
melakukan hubungan seksual lagi.
9. Rekreasi : Klien tidak pernah rekreasi selain
mengunjungi anak tertuanya dimamuju tahun 2017 yang lalu.
J. PSIKOLOGI, KOGNITIF DAN PERSEPTUAL
 Konsep Diri :Baik, positif, klien menyadari dirinya sudah
lansia
 Emosi : Labil, klien mudah tersinggung
 Sosial : Baik, klien mudah membaur dengan
masyarakat sekitarnya
 Mekanisme pertahanan diri : Baik
Status mental
 Tingkat kesadaran : Composmentis
 Afasia : -
 Demensia : Tidak
 Orientasi : Normal
 Bicara : Normal
 Bahasa yang digunakan : Bugis
 Kemampuan membaca : Bisa
 Kemampuan interaksi : Sesuai
 Vertigo : Tidak

K. TINJAUAN SISTEM
 Keadaan umum : Baik
 Tingkat kesadaran : Composmentis
 Tanda-tanda vital : TD: 100 / 70 mmhg N: 80 x/m
RR: 20x/m T: 36,6oC
TB: 165 cm BB: 55 Kg

21
L. PENGKAJIAN PERSISTEM
 PERNAFASAN (B1: BREATHING)
1. Bentuk Dada : Simetris
2. Sekresi dan Batuk : Tidak Ada
3. Pola Nafas/ rekuensi nafas : Teratur dan 20x/m
4. Bunyi Nafas : Vesikuler di semua lapang
5. Pergerakan dada : Simetris
6. Tractil Fremitus/Fremitus Lokal : -
7. Alat Bantu Pernafasan : -

 CARDIOVASCULAR
1. Frekuensi nadi : 68x/m dan reguler
2. Bunyi jantung : Normal
3. puncak jantung : Ictus cordis teraba pada ICS 5 kira-kira
satu jari medial dari garis midclavicula
4. Pembesaran jantung : Tidak
5. Nyeri dada : Tidak
6. Edema : Tidak
7. Clubbing finger : Tidak
 PERSARAFAN
Tingkat Kesadaran: Composmentis
1. GCS : 15
2. Refleks : Normal
3. Koordinasi gerak : Ya
4. Kejang : Tidak
5. Lain-lain :
 PENGINDERAAN (PERSEPSI SENSORI)
1. Mata (Penglihatan)
a. Bentuk : Normal
b. Visus :-
c. Pupil : Isokor

22
d. Konjungtiva : Nampak anemis
e. Gerak bola mata : Normal
f. Medan penglihatan : Menyempit
g. Buta warna : Tidak
h. Tekanan Intra Okuler : Tidak
2. Hidung (Penciuman)
a. Bentuk : Normal
b. Gangguan Penciuman : Tidak
3. Telinga (Pendengaran)
a. Aurikel : Normal
b. Membran tympani : Keruh
c. Otorrhae : Tidak
d. Gangguan Pendengaran :Ya
e. Tinitus :Ya
4. Perasa : Normal
5. Peraba : Normal

 PERKEMIHAN-ELIMINASI URIN
Masalah kandung kemih : Sering
Produksi urine : 250ml/hari
Frekuensi : 2-6x/hari
Warna : Kuning Jernih
Bau : Amoniak
 PENCERNAAN-ELIMINASI
1. Mulut dan Tenggorokan
a. Mulut : Nampak sariawan pada mulut
b. Lidah : Hiperemik
c. Kebersihan Rongga Mulut : Tidak berbau
d. Tenggorokan : Tidak ada keluhan
e. Abdomen : Kenyal
f. Pembesaran Hepar : Tidak

23
g. Pembesaran Lien : Tidak
h. Asites : Tidak
2. Masalah Usus Besar dan Rectum/Anus
BAB : Tidak lancar, 1x/ minggu.
Obat pencahar : Tidak
Lavemen : Tidak

 OTOT, TULANG, DAN INTEGUMEN


1. Otot dan Tulang
Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai (ROM): Bebas
Kemampuan kekuatan otot: 5, 5,5,5.
a. Tidak ada fraktur
b. Tidak ada dislokasi
c. Tidak ada haematom
2. Integumen
Warna kulit : Hiperpigmentasi
Akral : Hangat
Turgor : Tidak Elastik
Tulang belakang : Kiposis

M. REPRODUKSI
Kelamin : Bentuk normal, tidak terdapat pembesaran yang
abnormal.

N. ENDOKRIN
Klien tidak memiliki kelainan endokrin

O. PENGETAHUAN
Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya: klien menyadari dirinya sudah
lansia dan akan rentan terhadap sakit. Klien memang selalu berobat tiap kali
dia sakit. Tapi klien tidak mengerti manfaat obat-obatan yang didapatnya
secara spesifik.

24
ANALISA DATA
No Keluhan Etiologi Problem
1 DS: Intake yang tidak Ketidak
 klien mengeluh nafsu adekuat seimbangan
makan berkurang nutrisi : nutrisi
DO : kurang dari
 Klien nampak lemah kebutuhan tubuh
 Gigi tidak lengkap
 Nampak sariawan pada
mulut
 PolaMakan : 2x/hr,
hanya mampu
menghabiskan ¼ porsi
makanan
 Konjugtiva anemis
 BB sebelumnya= 59 kg,
BB saat ini 55 kg
 Klien kurang makan
sayur dan jarang makan
buah-buahan
2 DS: Penurunan Konstipasi
 Klien mengeluh susah elastisitas berhubungan
dan nyeri Saat BAB dinding rektum dengan penurunan
 Klien mengeluh frekuensi motilitas saluran
BAB 1x/ minggu cerna
DO:
 Nampak distensi
abdomen
 Peristaltik usus menurun
( Bising Usus menurun)
 Klien kurang makan

25
sayur dan jarang makan
buah-buahan

26
RENCANA KEPERAWATAN
Dx.
No. Tujuan Intervensi Rasional
Kep.
1. 1. 1 Setelah dilakukan  Timbang berat  R/mengetahui
tindakan keperawatan badan setiap hari perubahan
selama 1x24 jam keadaan
diharapkan umum nutrisi
ketidakseimbangan pada klien
nutrisi kurang dari  Anjurkan makan  R/Dilatasi
kebutuhan tubuh teratasi sedikit tapi gaster dapat
dengan sering terjadi bila
Kriteria hasil : pemberian
 Nafsu makan makan terlalu
meningkat cepat setelah
 Berat badan periode puasa
meningkat  Anjurkan  R/membantu
 Adanya perubahan makan-makanan meningkatkan
pola makan yang lunak dan intake
 Konjungtiva normal mudah dicerna. makanan
 Klien tampak tidak  Anjurkan  R/ Membantu
lemah keluarga untuk meningkatkan
menyediakan nafsu makan
makanan
kesukaan klien.
 Anjurkan makan  R/ Mencegah
makanan yang terjadinya
disajikan dalam mual dan
kondisi hangat membantu
meningkatkan
nafsu makan

27
2. 2 Setelah dilakukan  Berikan penkes  R/
tindakan keperawatan mengenai menentukan
selama 1x24 jam eliminasi dan dan
diharapkan masalah cara mengurangi mempertahan
sembelit dapat teratasi, sembelit. kan pola
dengan defekasi tyang
Kriteria hasil : teratur
 Pola eliminasi BAB  Berikan asupan  R/ membantu
1 x/ hari cairan yang pelunakan
 Feses lunak dan cukup pada feses
berbentuk  Anjurkan untuk  R/ dapat
 Klien dapat rajin olahraga meningkatkan
mengeluarkan feses peristaltik
tampa bantuan usus, sehingga
2. feses mudah
dikeluarkan
 Tentukan jenis  R/ dapat
sembelit melalui memudahkan
usus pengambilan
intervensi
selanjutnya
 Mengidentifikasi  R/ membantu
faktor-faktor mengurangi
yang faktor resiko
mengakibatkan penyebab
pasien pada sembelit
risiko tinggi
untuk sembelit
 Isolasi dan  R/
memodifikasi memudahkan

28
elemen yang keberhasilan
berpengaruh dalam
pada masalah mengatasi
sembelit masalah
sembelit

29
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Dx.
No. Implementasi Evaluasi
Kep.
1. 1. Tgl 12 desember 2018 (09.00 15 desember 2018 (09.00
wib) wib)
 Menimbang berat badan DS :
setiap hari Saya sudah
Hasil : BB = 55 kg menghabiskan setengah
 Menganjurkan makan sedikit porsi makanan”
tapi sering
Hasil : Anjuran telah di DO :
berikan , klien akan  K/u baik
melakukan anjuran.  Nafsu makan klien
 Menganjurkan makan meningkat
makanan yang lunak dan  Konjungtiva normal
mudah dicerna. Hasil : Klien  Vital sign:
setuju untuk makan makanan TD : 100 / 70 mmhg
yang lunak dan mudah - N : 80 x/m
dicerna - RR : 20 x/m
 Menganjurkan keluarga - S : 36,6 oC
untuk sering mengingatkan - BB 55 kg
klien makan dan A:
menyediakan makanan  Masalah nutrisi
kesukaan klien. kurang dari
Hasil : Anjuran telah kebutuhan tubuh
diberikan, keluarga teratasi sebagian
mengungkapkan akan  Nafsu makan
melakukan apa yang di meningkat
anjurkan.  Adanya perubahan

30
 Menganjurkan makan pola makan
makanan yang disajikan  Konjungtiva normal
dalam kondisi hangat.  Klien tampak tidak
Hasil : Klien setuju untuk lemah
makan makanan yang
disajikan dalam kondisi P: Lanjutkan intervensi
2. 2. hangat
15 desember 2018 (11.00
 Memberikan penkes wib)
mengenai eliminasi dan cara DS :
mengurangi sembelit.  Klien mengatakan
Hasil: klien mulai paham dan sudah BAB dengan
mengerti tentang eliminasi konsistensi feses
dan cara mengurangi lunak dan berbentuk
sembelit.
DO :
 K/u: baik
 Memerikan asupan cairan  Feses keluar tampa
yang cukup. menggunakan obat
Hasil: Klien mampu cahar
menghabiskan air minum 2 A :
liter/ hari.  Pola defekasi kembali
 Menganjurkan untuk rajin normal
olahraga. P: Lanjutkan intervensi
Hasil: klien mau melakukan
olahraga ringan setiap 2 hari.
 Menentukan jenis sembelit
melalui usus.
Hasil: adanya feses di usus /
colon descendens

31
 Mengidentifikasi faktor-
faktor yang mengakibatkan
pasien pada risiko tinggi
untuk sembelit.
Hasil: klien kurang makan-
makanan yang berserat, klien
kurang beraktivitas, klien
kurang mengkonsmsi air
putih dan klien kurang
mengkonsumsi buah dan
sayur.
 mengisolasi dan
memodifikasi elemen yang
berpengaruh pada masalah
sembelit.
Hasil: klien mau mengikutio
program yang dibuat dengan
makan makanan yang
berserat, melakukan olahraga
ringan serta mau
mengkonsumsi air putih
2liter/ hari dan makan buah
dan sayur.

32
BAB IV

PENUTUP

A. kesimpulan
Lansia mengalami persoalan khusus tentang nutrisi. Mereka beresiko
tinggi menderita malnutrisi dan lebih rentan terkena dampak malnutrisi. Salah
satu indikator yang sangat penting pada status nutrisi adalah berat badan.
Perawat berperan sangat penting dalam pemenuhan nutrisi lansia terutama di
Rumah Sakit. Setiap orang harus makan. Makanan merupakan bagian yang
paling pentingdalam kehidupan sebagian lansia dan saat-saat bersantap
menjadi bagian pentingyang dialami manula setiap harinya. Makanan juga
harus menjadi sumber kesehatan serta kegembiraan bagi orang-orang yang
berusia lanjut ini.
B. Saran
Patut diingat bahwa keperluan energi manula sudah menurun, jadi jangan
di sediakan seperti masih belum berusia lanjut. Ada baiknya bila mereka
dijaga jangan sampai menjadi kegemukan karena akan lebih mudah menderita
berbagai kelainan atau penyakit gizi yang berhubungan dengan kondisi
obesitas. Frekuensi penyakit Diabetes Mellitus, Cardiovascular diseases
terdapat meningkat pada kelompok MANULA.

33
DAFTAR PUSTAKA

Watson, Roger. 2003. Perawatan Pada Lansia. Jakarta : EGC


Nugroho, Wahyudi. 2000. Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC
Fakultas Kedokteran UI. 2000. Pedoman Pengelolan Kesehatan Pasien Geriatri
Untuk Dokter dan Perawat. Jakarta
Beck, Mary E. 2000. Ilmu Gizi dan Diet Hubungannya dengan Penyakit-
penyakit untuk Perawat dan Dokter. Jakarta : Yayasan Essentia Medico
Tarwoto, Wartonah. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA edisi 10 2014. Prima Medika

34

Anda mungkin juga menyukai