Sebelum kemunculan matahari, anak-anak dalam cerita terlihat pucat. Hujan telah menghapuskan warna rambut, mata, dan bibir mereka.
Kebaikan dalam jiwa mereka tampaknya juga telah hilang. Hujan yang tiada henti membuat anak-anak itu menjadi mudah marah dan iri hati
dan memuncak ketika mereka memutuskan untuk mengurung Margot ke dalam WC. Kemunculan matahari mengembalikan jiwa anak-anak
ke dalam mereka, dan mengembalikan warna rambut yang kuning, mata yang biru, dan bibir yang kemerahan. Matahari itu juga memberikan
semangat, kekuatan, dan keutuhan sebagai anak-anak. Pada akhirnya, mereka ingat pada Margot dan membukakan pintu yang terkunci. Tapi
baginya, semua telah terlambat, dan ia mesti menunggu tujuh tahun lagi untuk menyaksikan matahari yang bersinar hangat.
Cerpen karya Ray Bradbury berjudul All Summer in A Day pertama kali diterbitkan pada tahun 1954 oleh The Magazine of Fantasy and
Science Fiction.
Sumber dapat dikunjungi pada:
http://www.cliffsnotes.com/literature/b/bradburys-short-stories/summary-and-analysis-medicine-for-melancholy/all-summer-in-a-day