Anda di halaman 1dari 1

Cerita ini bersetting di Planet Venus di mana hujan turun terus menerus tanpa jeda dan matahari hanya

bersinar selama dua jam setiap tujuh


tahun. Kisah ini dimulai ketika anak-anak yang berumur 9 tahun berebut menyaksikan matahari yang akan muncul di langit Venus yang
kelam. Mereka tiba bersama orang tua mereka di Planet Venus untuk mendirikan pemukiman. Anak-anak itu tidak bisa mengingat hari
dimana matahari bersinar terang dan menunjukan wajahnya yang terang pada dunia yang membingungkan. Mereka hanya bisa
membayangkan kehangatannya pada tangan dan kaki mereka. Margot yang tiba di Venus lima tahun yang lalu dan menganggap
kepindahannya sebagai kejahatan besar, dapat mengingat hari-hari dimana matahari bersinar. Ia membayangkan seolah dirinya berada di
kampung halamannya di Ohio. Kepada anak-anak itu, ia bilang matahari itu seperti penny (uang logam), seperti api di atas tungku tapi anak-
anak itu bilang ia berbohong. Mereka mengurung Margot ke dalam WC. Hujan berhenti dan matahari memancarkan sinarnya yang kemerahan
di seluruh penjuru hutan yang menutupi permukaan Venus. Anak-anak berlarian keluar menikmati kehangatan yang segera akan mereka
lupakan. Setelah dua jam yang singkat itu, hujan pun kembali turun. Matahari diselimuti kabut tebal dan menghilang. Mereka mesti bersabar
menunggu. Anak-anak itu akhirnya menyadari bahwa Margot benar dan ia masih terkunci di dalam WC.

Sebelum kemunculan matahari, anak-anak dalam cerita terlihat pucat. Hujan telah menghapuskan warna rambut, mata, dan bibir mereka.
Kebaikan dalam jiwa mereka tampaknya juga telah hilang. Hujan yang tiada henti membuat anak-anak itu menjadi mudah marah dan iri hati
dan memuncak ketika mereka memutuskan untuk mengurung Margot ke dalam WC. Kemunculan matahari mengembalikan jiwa anak-anak
ke dalam mereka, dan mengembalikan warna rambut yang kuning, mata yang biru, dan bibir yang kemerahan. Matahari itu juga memberikan
semangat, kekuatan, dan keutuhan sebagai anak-anak. Pada akhirnya, mereka ingat pada Margot dan membukakan pintu yang terkunci. Tapi
baginya, semua telah terlambat, dan ia mesti menunggu tujuh tahun lagi untuk menyaksikan matahari yang bersinar hangat.

Cerpen karya Ray Bradbury berjudul All Summer in A Day pertama kali diterbitkan pada tahun 1954 oleh The Magazine of Fantasy and
Science Fiction.
Sumber dapat dikunjungi pada:
http://www.cliffsnotes.com/literature/b/bradburys-short-stories/summary-and-analysis-medicine-for-melancholy/all-summer-in-a-day

Anda mungkin juga menyukai