Anda di halaman 1dari 11

APLIKASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR

KONSTRUKSI FIBER RESIN PLASTIK (IPA-FRP)


The Application Of Fibre Resin Plastic Construction Water Treatment Plant

Atang Sarbini
Pusat Litbang Permukiman, Badan Litbang Kementerian Pekerjaan Umum
Jl. Panyaungan, Cileunyi Wetan, Kabupaten Bandung 40393
E-mail : atangsarbini@yahoo.com

Abstrak

Komposit Fiber dan Resin Plastic menjadi salah satu alternatif dalam pembuatan Instalasi Pengolahan Air, yang dikenal
dengan IPA-FRP. Hal ini dikarenakan dari beberapa keunggulan Struktur Komposit FRP seperti tahan terhadap korosi,
tahan terhadap konsentrasi bahan kimia tertentu, mudah dibentuk sesuai dengan yang direncanakan, sehingga relatif lebih
mudah untuk membuat ukuran yang diperlukan. Komponen instalasi dapat dicetak dan diproduksi secara modular di pabrik
dan di lapangan. Pembuatan di pabrik/workshop dapat di lakukan dengan kriteria teknis struktur dan konstruksi IPA-FRP
sesuai standar antara lain seperti; ukuran IPA secara detail dapat dibuat sesuai dengan rencana kapasitas instalasi dan
kekuatan struktur tertentu pula. Untuk merancang IPA-FRP yang mempunyai kapasitas dan kekuatan tertentu, susunan
serat gelas, jumlah lapisan, penguat pada dinding dan sambungan antara panel, sambungan pipa dengan dinding dan
dudukan instalasi harus mendapat perhatian khusus dalam penentuan kriteria teknisnya serta diperlukan keahlian pekerja
dan pengawasan yang memadai.

Kata kunci : IPA-FRP, fiber, resin, kriteria teknis, kualitas, pengawasan

Abstract

Fiber resin plastic composite is one of the alternative materials in making water treatment plant, known as IPA-FRP.The
excellences of this composite are it is resistant to corrosion, resistant to particular chemical concentration, and is easy to set
up as planned.By using this composite, it is relatively easier to produce the needed size. Plant component can be molded and
produced modular lyin factory and field. The production in the factory or workshop can conducted with technic criteria of
structure and construction IPA-FRP according to standard, such as; detail size of IPA can be made based on plant capacity
planning and strength of structure. To design IPA-FRP with a particular capacity and strength, arrangement of glass fiber, the
number of layers, bearing wall, joints between panel, connector between pipe and wall, and installation holder must be well
considered in determining its technical criteria. This needs skillful worker(s) and an adequate supervision.

Keywords : IPA-FRP, fiber, resin, technical criteria, quality, supervision

PENDAHULUAN menurun drastis, baik kuantitas maupun kualitas,


sehingga diperlukan upaya untuk menyediakan air
Pada tahun 2010 telah dilaksanakan Pengkajian minum yang memenuhi kuantitas dan kualitas yang
Penerapan Pengelolaan IPA-FRP Berbasis Kinerja4 diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air minum
dengan tujuan mendapatkan data teknis perencanaan tersebut.
IPA-FRP berbasis kinerja. Kapasitas produksi air
minum yang tersedia saat ini baru mencapai 105 m3/ Instalasi Pengolahan Air Konstruksi Fibreglass Plastik
detik, sedangkan kebutuhan air minum berdasarkan (FRP) telah banyak pula dibangun hingga kapasitas
jumlah penduduk Indonesia saat ini minimal harus pengolahan 50 l/detik. Tetapi dalam penerapannya
tersedia produksi air minum sebesar 250 m3/detik. dilapangan, masih dikeluhkan oleh Pemakai IPA-FRP,
Sedangkan potensi kuantitas dan kualitas air baku karena banyak ditemui berbagai permasalahan yang
yang terdapat di berbagai sumber saat ini cenderung dapat mengganggu produksi air minum, terutama

Aplikasi Instalasi Pengolahan Air... (Atang Sarbini) 1


dari segi kuantitas produksi, akibat kelemahan Air yang menggunakan bahan Fibre Resin Plastic (FRP).
konstruksi yang menyebabkan bocor. Sedangkan bila Fiber berfungsi sebagai bahan tulangan dan resin
dengan menggunakan konstruksi beton atau baja, sebagai bahan pengikat. Pengumpulan data melalui
banyak daerah-daerah memiliki kondisi tanahnya survei yang diawali dengan penelusuran pustaka
kurang mendukung untuk konstruksi beton, begitu melalui media elektronik, survei instansional, dan
pula konstruksi baja yang kurang tahan terhadap konsultasi dengan pakar dan praktisi. Informasi yang
pengaruh korosi. digali dari survei tersebut meliputi penerapan FRP
di bidang infrastruktur untuk pengolahan air dan
Pada tahun 2010 telah dilakukan pula kajian penampungan. Konsultasi dengan praktisi ditujukan
terhadap kinerja Instalasi Pengolahan Air Fibreglass untuk menggali pengalaman yang berhubungan
Reinforced Plastic ( IPA-FRP) yang telah dibangun di dengan struktur dan konstruksi serta pemeliharaan
lapangan dengan bentuk persegi empat dan silinder. bangunan yang menggunakan FRP.
Dari hasil identifikasi kinerja4) diperoleh berbagai
data teknis yang mendukung penerapan Model IPA- Pembuatan model IPA-FRP adalah untuk menemu
FRP antara lain : kenali struktur dan konstruksi IPA-FRP berkaitan erat
1) IPA adalah unit produksi air minum sesuai dengan unsur-unsur pembentuk komposit yang dibuat
dengan standar yang ditentukan berupa lembaran dinding atau sambungan antara
2) IPA dapat mengacu pada standar yang berlaku lembar FRP tersebut, sambungan antara pipa dengan
3) Salah satu konstruksi alternatif IPA dinding IPA, dudukan IPA, dan lain-lain. Mutu dari
4) FRP adalah struktur komposit dengan spesifikasi struktur dan konstruksi komposit FRP ditentukan
dan kekuatan tertentu sejak dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
5) Hasil kajian pada tahun 2010 telah banyak di baik secara pabrikasi ataupun perakitan di lapangan.
temukan berbagai hal yang berkaitan dengan
struktur dan konstruksi instalasi yang mengganggu Analisis data dilakukan secara kualitatif dengan
operasional. metode mengambil pengalaman para praktisi.
Metode tabulasi digunakan untuk memetakan
Pada tahun 2011 sebagai kelanjutan dari kegiatan persoalan-persoalan dan merumuskan faktor faktor
tersebut di atas telah dilaksanakan pembuatan penyebab masalah dan merumuskan alternatif solusi
model IPA-FRP dengan kapasitas masing-masing 1 yang biasa dilakukan dalam praktek. Pendekatan
l/detik untuk mengetahui tahapan pembuatan dan sistem juga digunakan acuan untuk acuan analisis
pengaruhnya terhadap fungsi instalasi dan struktur masalah dan perumusan solusinya.
dari instalasi pengolahan air tersebut. Dengan
tujuan untuk mendapat kriteria teknis struktur IPA Evaluasi terhadap struktur IPA-FRP yang
FRP yang memadai dan sesuai dengan kriteria teknis mengalami kerusakan dilakukan di Gorontalo
yang berlaku. dan di Kota Pangkalan Bun dengan maksud untuk
menambah data teknis yang perlu diperhatikan
Pada tahun 2012 sebagai studi kasus peninjauan dan dalam perencanaan instalasi serta pembuatannya,
evaluasi terhadap penerapan IPA-FRP 20 l/detik khususnya berkaitan dengan kekuatan struktur IPA
telah dilksanakan di Provinsi Gorontalo dan di Kota yang harus diperhatikan, sehingga struktur dan
Pangkalan Bun Kalimatan Tengah. konstruksi IPA dapat mendukung sepenuhnya fungsi
IPA maupun kinerjanya, sesuai dengan kapasitas
Peninjauan difokuskan terhadap pengaruh mutu yang direncanakan.
struktur IPA terhadap kinerja instalasi, hasil evaluasi
menunjukkan berbagai masalah teknis struktur sangat HASIL DAN PEMBAHASAN
berpengaruh terhadap fungsi instalasi dan kinerjanya.
Hasil Identifikasi dan Evaluasi Lapangan
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN Dari sisi struktur konstruksi bangunan IPA FRP yang
ada di lapangan dan dioperasikan lebih dari 1(satu)
Metode yang digunakan adalah evaluasi dan tahun, sudah menunjukkan adanya perubahan
pengujian struktur konstruksi Instalasi Pengolahan bentuk dan masalah yang mempengaruhi.

2 Masalah Bangunan, Vol. 49 No. 1 Juli 2014


a. Bocor pada sambungan pemindahan, lapisan penutup sambungan
Pada instalasi pengolahan air dari bahan FRP pada bagian dalam harus dibuka kembali. Pada
bentuk persegi, panel dinding instalasi dibuat sambungan flens yang kekedapan sambungannya
dengan sambungan mur-baut ditempatkan di mengandalkan packing karet, diperlukan jenis
bagian luar, ini dikenal dengan sambungan flens. packing yang baik dan permukaan flens yang rata.
Jarak pemasangan baut 10 – 19 cm. Dengan Sistem penyambungan ini agak rawan bocor
diameter baut 10 mm. Pada bagian dalam dan banyak terjadi di lapangan setelah instalasi
sambungan dilapis dengan serat gelas dan resin dipasang dalam waktu tertentu. Keuntungan
sejenis dengan panelnya sambungan flens yang di- sambungan flens yang menggunakan packing hanya
lining pada bagian dalam memang secara struktural ada kemudahan untuk bongkar pasang. Kerugian
mempunyai kekuatan yang memadai dan juga sistem sambungan flens memerlukan permukaan
dari sisi kekedapan air menjadi solusi untuk panel yang rata dan kelurusan lubang mur dan
penanggulangan bocor pada setiap sambungan. baut harus akurat, agar tidak menimbulkan bocor.

Kelemahan sistem ini adalah konstruksi menjadi Data yang diperoleh dari lapangan secara ringkas
agak mahal dan jika instalasi akan dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut;

Tabel 1 Ringkasan Data Lapangan IPA-FRP


Kap. Tebal
No. Lokasi Bentuk Kondisi Masalah Perbaikan
L/s Panel
1 Solo 50 Bulat Jalan (5-30 mm) Media pasir lolos melalui Mengganti kasa
kasa penahan pasir pada unit penahan pasir.
saringan.
Akibat dari perubahan tekanan
pada saat pencucian media filter.
2 Bangkalan 20 Persegi Rusak (5-15 mm) Bocor pada sambungan Tidak ada
Madura antara panel dinding dengan
sambungan flens. Sambungan
antar panel yang direkat dengan
resin lepas dan komponennya
tidak dapat difungsikan, sehingga
instalasi tidak dapat dioperasikan
sebagaimana mestinya.
3 Bantul 10 Persegi Jalan (5-12 mm) Lendutan pada dinding dengan Menopang dengan balok
luasan tertentu. kayu pada dinding IPA
Perubahan bentuk dan ukuran memperkuat stiffner yang
berubah dari kondisi semula. semula.
4 Kutai Barat 20 Persegi Belum (5-15 mm) Lendutan pada dinding dengan Perkuatan dengan pelat
luasan tertentu, menunjukkan besi dan resin serta serat
indikasi tebal pelat dinding sangat gelas.
tipis dan tidak dapat menerima
beban dinamis air.
5 Melak 10 Persegi Jalan (5-12 mm) Bocor pada sambungan flens, Menopang dengan balok
karena packing-nya sudah tidak kayu ulin pada sekeliling
fleksibel dan pada sambungan di instalasi sehingga
bagian dalam tidak diberi overlay diperlukan penyesuaian
yang memadai. ulang sesuai dengan
ketahanan konstruksi IPA.
6 Bonebolang 20 Persegi Pecah (7,8-15 mm) Pecah pada bagian dasar unit Belum di lakukan
flokulator, karena tekanan air perbaikan yang memadai,
dan lumpur flok secara dinamis instalasi belum dapat
menekan dinding dioperasikan.
stiffner vertikal tidak kuat
menerima beban bertikal.
Sumber : Hasil Evaluasi dan Identifikasi

Aplikasi Instalasi Pengolahan Air... (Atang Sarbini) 3


Sistem sambungan flens dengan mur-baut dan - Kuat tarik panel hasil uji laboratorium = 22,56
kekedapan sambungan dilakukan pelapisan N/mm2 < 103 N/mm2
dengan resin dan serat gelas. Juga terdapat - Susunan serat gelas kurang memadai untuk
kelemahan yang menimbulkan bocor ketika menahan beban yang tinggi
terjadi perubahan bentuk dan dimensi akibat
tekanan internal di dalam instalasi. IPA Bentuk Persegi
IPA-FRP kapasitas 20 l/detik terdiri dari : unit
Bocor pada sambungan tersebut disebabkan oleh koagulasi, unit clarifier (flokulator dan sedimentasi)
beberapa faktor yaitu : dan unit filter (filter dan bak penampung filtrat).
a) Pengaruh fluktuasi tekanan air Bentuk instalasi dibuat persegi empat dan proses
b) Adanya getaran dan pergerakan tanah pengolahan di dalamnya berlangsung secara hidrolis.
c) Mutu panel komposit FRP kurang mampu
menahan tekanan yang timbul dari pergerakan Konstruksi IPA-FRP sambungan antar plat dengan
air sistem mur-baut, dari atas ke bawah. Tebal plat pada
d) Mutu sambungan panel FRP kurang bagian bawah pada hasil rancang bangunnya lebih
mendukung fungsi bak sebagai konstruksi tebal dibandingkan dengan bagian atas. Pada pelat
bangunan yang menuntut kedap air dinding dipasang penguat/stiffner yang ditempatkan
e) Sambungan yang lepas, terjadi pada sistem dengan jarak bervariasi. Stiffner dipasang horizontal
penyambungan antara panel. dengan ukuran setara dengan dua kali tebal dinding,
sedangkan penguat atau stiffner kearah vertikal
b. Lendutan dipasang kearah vertikal di setiap sisi plat. Sejajar
Banyak dijumpai pada IPA-FRP persegi kapasitas dengan penguat/stiffner yaitu sambungan flens
10 l/detik dan 20 l/detik, terutama pada dinding dengan mur–baut dipasang berjarak 10 cm dengan
vertikal bagian luar dan lantai horizontal. Hal ini diameter baut 10 mm. Pada sambungan antar plat di
terjadi karena beberapa faktor tebal plat komposit tutup dengan fibreglass kembali, sehingga berfungsi
FRP tidak mendukung beban yang ditimbulkan juga sebagai penguat. Kondisi tersebut yang ditemui
oleh air, terjadinya perubahan dimensi instalasi di lapangan, bahkan instalasi tidak dioperasikan
karena rancangan instalasi tidak dilengkapi karena faktor tersebut. Penguatan dan perbaikan
dengan perkuatan di bagian dalam. Kekuatan terhadap permasalahan tersebut yaitu dengan cara
menahan tekanan internal air hanya diterima memperkuat struktur dinding dengan penambahan
oleh dinding. Lendutan terjadi pada dinding plat besi atau besi siku pada setiap titik-titik tersebut
yang rata dengan luasan tertentu. di atas yang diperkuat dengan mur dan baut, juga
dilining dengan resin dan serat gelas pada bagian
Tebal dinding IPA-FRP untuk kapasitas 10 l/ dalam dinding instalasi. Tetapi kebocoran masih
detik dan 20 l/detik bervariasi antara 5 – 12 mm. juga terjadi walaupun tidak banyak. Permasalahan
Penerapan dilapangan dibuat tebal 5 – 10 mm, rendahnya mutu struktur-konstruksi IPA-FRP persegi
tetapi jumlah serat yang digunakan sebagai bagian walaupun sudah ada upaya perbaikan masih tampak,
dari komposit baik di dalam standar maupun karena lendutan dan kebocoran masih terjadi disana-
pada penerapannya tidak dicantumkan sebagai sini, terutama terjadi kebocoran dari sambungan dan
spesifikasi tebal dinding/pelat. dari sambungan mur dan baut dengan pelat FRP
yang tidak homogeni.
c. Pecah
IPA yang dibangun di PDAM Bonebolango,
kondisinya pecah pada bagian dasar unit
flokulator, disebabkan beberapa hal yaitu :
- Perkuatan awal berupa stiffner sirip sambungan
flens dari bahan sejenis (FRP)
- Perkuatan pada panel horizontal dengan besi
kanal U yang disambung pada stiffner vertikal
- Tebal pelat relatif tipis Gamba1 IPA-FRP Persegi Kapasitas 20 l/detik

4 Masalah Bangunan, Vol. 49 No. 1 Juli 2014


IPA Silinder ini pada prakteknya dilapangan, masih terdapat mur
Instalasi Pengolahan Air konstruksi FRP yang sudah di dan baut yang tidak dilapisi resin dan serat fibreglass,
bangun di lapangan, kapasitas 20 dan 50 l/detik dan sehingga terjadi karat dan menimbulkan bocor pada
telah beroperasi. Unit Paket IPA-FRP bentuk silinder titik sambungan tersebut. Dinding yang menerima
didesain menggunakan bahan panel FRP dengan beban tekan air yang besar tetapi tidak dipasang
tebal dinding bervariasi 8 – 30 mm. Semua kerangka perkuatan dibagian dalam umumnya mengalami
FRP dan struktur perlengkapannya dikerjakan di perubahan bentuk maupun dimensi, oleh karena
workshop dan di lapangan. Penyambungan antar itu penempatan penguat harus ditentukan jarak
panel sistem flens menggunakan mur dan baut dan penempatannya dengan interval yang relatif harus
di-lining dengan fiber di bagian dalam1 dikerjakan merata pada titik-titik tertentu. Perkuatan internal
di lapangan. Secara umum konstruksi panel dapat di gantikan dengan stiffner yang langsung
bentuk silinder relatif tidak banyak bermasalah, menempel pada dinding mendatar. Stiffner harus
walaupun secara umum fungsi unit belum optimal dipasang pada jarak yang sama baik kearah vertikal
karena tidak didukung oleh keahlian operator dan maupun kearah horizontal. Pemasangan stiffner/
peralatan penunjang pengoperasian instalasi yang penguat harus dilakukan sejak perencanaan, harus
memadai. Pengoperasian instalasi perlu didukung sudah ditentukan baik kekuatannya maupun
oleh peralatan laboratorium yang cukup agar proses penempatan dan jarak antar stiffner-nya.
dan kinerja instalasi dapat berjalan dengan baik.
Perkuatan dilakukan di lapangan, juga dengan kayu
ulin pada bagian yang mengalami lendutan kemudian
dibaut ke dalam dinding. Upaya ini bersifat sementara,
tampaknya ada kesulitan perkuatan terhadap IPA
yang sudah jadi dengan menambahkan komponen
perkuatan dari bahan yang tidak dapat bersatu secara
homogen dengan bahan resin dan fibreglass.

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa penempatan


perkuatan pada dinding dengan luasan yang kecil
Gambar 2 IPA-FRP Bentuk Silinder yang Ditinjau tidak terjadi lendutan karena jumlah perkuatannya
(stiffner-nya) banyak dan jaraknya kecil. Bidang atau
Penanganan Lendutan Dinding IPA-FRP luasan permukaan dinding yang menerima beban
Di Lapangan dari tekanan air harus diperhitungkan untuk di
Lendutan pada unit IPA-FRP terjadi pada 1/3 tahan selain oleh tebal dinding juga oleh stiffner atau
ketinggian dinding diukur dari bawah1. Perkuatan penguat pada sambungan antar dinding. Tekanan
dilakukan dengan penambahan stiffner besi siku yang diterima oleh dinding, semakin ke bawah
atau pelat yang dilekatkan pada dinding luar semakin besar. Pada dinding IPA-FRP semakin ke
menggunakan mur dan baut secara horizontal dan bawah, penempatan serat fiber harus lebih banyak.
disambung dengan sirip sambungan flens vertikal, Perkuatan pada model dipilih sistem sambuk dengan
sedangkan stiffner vertikal berupa sirif sambungan bahan sejenis karena ukuran tangki relatif kecil.
flens tidak diperkuat dengan besi, sehingga banyak Sedangkan untuk tangki IPA-FRP dengan kapasitas
dijumpai terjadi lendutan pada sambungan besar diperlukan pembagian segmen dinding dan
flens kearah vertikal. Perkuatan dinding selain dengan sambungan sistem flens, sehingga perkuatan
penambahan stiffner horizontal, dibagian dalam di dibagian dalam bak dengan baja atau stainless steel
tambah pula tulangan tarik yang dilekat ke dinding diperlukan sesuai dengan tingkat pembebanan
dengan sistem sambungan mur dan baut, kemudian tekanan intenal.
mur dan baut bagian dalam ditutup dengan resin
dan serat fibreglass. Tetapi masih banyak ditemui pada Penanganan Bocor
sambungan ini rembesan air dan menimbulkan praises Bocor yang terjadi pada sambungan antar segmen
korosi pada mur dan baut. Perkuatan menggunakan dinding panel atau karena adanya retakan pada
pelat ataupun besi siku dengan sistem mur dan baut dinding dan lendutan. Untuk bocor yang terjadi

Aplikasi Instalasi Pengolahan Air... (Atang Sarbini) 5


pada sambungan segmen dinding dapat dilakukan Pembuatan Model
dengan beberapa cara : Model telah dibuat sebanyak 2 (dua) jenis bentuk
1) Perkuatan dengan mur dan baut, kemudian IPA-FRP yaitu IPA-FRP persegi dan silinder. Sistem
bagian dalam sambungan dilapisi dengan bahan pengolahan air dalam model terdiri dari :
yang sama untuk panel. 1) Unit pembubuhan bahan kimia dengan
2) Pergantian gasket/packing karet pada sambungan, menggunakan pompa dosing.
pada bagian dalam di-lining dengan serat fiber dan 2) Unit flokulasi untuk model IPA-FRP berbentuk
resin ditambah lapisan anti korosi/gellcoat. persegi dibuat terpisah dari unit sedimentasi.
3) Penambahan tebal panel/pelat dinding dengan Model IPA bentuk silinder, unit flokulasi
penambahan lining baru dengan bahan yang sama ditempatkan dibawah zona sedimentasi
dengan bahan sebelumnya. Penambahan/overlayer membentuk ruangan terpadu, sistem ini dikenal
harus dilakukan dibagian dalam sehingga dapat clarifier, agar diperoleh hasil pengolahan yang
menahan tekanan air dan kekedapan konstruksi optimal, maka pada bagian atas clarifier dipasang
yang optimal. pelat setler.
3) Unit sedimentasi pada model persegi terpisah
Struktur Konstruksi FRP dari unit flokulator
Jumlah beban yang akan dipikul oleh dinding/lantai 4) Unit filter dan bak penampung air hasil olahan,
didistribusikan kepada serat gelas yang diperlukan. untuk model bentuk persegi maupun bentuk
Sesuai dengan spesifikasi serat gelas yang dipilih akan silinder dibuat sama yaitu dengan aliran air
menentukan jumlah lapisan/layer serat gelas yang secara gravitasi. Air dilewatkan melalui media
diperlukan dan jumlah layer serat gelas tersebut akan pasir kuarsa yang sudah diaktifkan, kemudian
menentukan tebal dinding bak yang diperlukan. di tampung di dalam bak air hasil olahan,
Kekuatan struktur dinding dan stiffner tidak dapat selanjutnya dialirkan secara gravitasi ke reservoar.
secara khusus ditentukan dari jumlah serat gelas yang
dipasang tetapi harus dibuktikan secara laboratorium Spesifikasi struktur dan konstruksi model IPA-FRP
dari uji lentur, uji tarik dan modulus elastisitas. ditentukan sedemikian rupa (hitungan terlampir)
untuk kapasitas maksimum 2 l/detik. Tebal pelat
FRP masih tetap mengacu pada SNI 6773-2008 yaitu
5 mm. Kecuali tebal pada pada sambungan antara
dinding. Jumlah layer atau lapisan serat gelas yang
di pasang pada dinding dan dasar bak, disesuaikan
Gambar, 3. Susunan Serat Gelas Di Dalam Panel dengan kebutuhan tekanan dan tinggi permukaan
Dari Lapangan air pada instalasi yang dibuat dan jenis bahan yang
digunakan.
Bahwa kondisi unit-unit IPA dari bahan FRP yang
sudah di bangun di lapangan dengan berbagai IPA-FRP Bentuk Silinder
permasalahan yang terjadi seperti lendutan pada Model IPA-FRP berbentuk silinder telah dibuat
dinding unit IPA, bocor pada sambungan, bocor untuk kapasitas maksimum 2 l/detik, sistem
pada sambungan antara pipa PVC dengan badan unit pengolahannya mengacu clarifier, dimana proses
IPA, dan sebagainya. Terjadinya lendutan disebabkan flokulasi dan sedimentasi disatukan di dalam clarifier.
jumlah lapisan dan kuat tekan serat gelas di dalam Tangki clarifier dibuat dalam dua segmen yaitu
pelat kurang dapat menahan beban tekanan air. bagian atas dan bawah. Masing-masing disambung
Hal ini harus didukung dengan uji struktur dengan dengan sistem mur dan baut atau sambungan flens
parameter kuat tarik, kuat lentur dan modulus dan diantara kedua segmen dipasang packing karet
elastisitas. Sedangkan kebocoran pada sambungan supaya kedap air.
disebabkan beberapa hal antara lain; permukaan
yang tidak rata, sekalipun sudah dilengkapi gasket, IPA-FRP kemudian diisi air hingga penuh dan
rembesan air keluar melalui lubang mur dan baut. diamati kekedapannya. Pengujian pada model di
Umumnya disebabkan pengerjaan yang kurang baik atas difokuskan pada ketahanan sambungan dengan
ketika pemadatan. sistem flens dengan mur- baut.

6 Masalah Bangunan, Vol. 49 No. 1 Juli 2014


Hasil uji terhadap penyambungan sistem flens ini Pada model ini dilengkapi dengan stiffner/penguat
masih terjadi kebocoran pada sambungan dinding dari bahan yang sama, penguat/stiffner dibentuk
yang terjadi pada hubungan mur dan baut. berupa sabuk mengelilingi tangki persegi secara
horizontal dan vertikal, penguat ditempatkan pada
jarak 50 cm, sehingga membentuk kotak yang
kompak. Sambungan yang ada hanya antara dinding
dan sistem perpipaan dan sekat-sekat di dalam
tangki.

Gambar 4 Model IPA-FRP Bentuk Silender


Kapasitas Maksimum 2 l/detik
Gambar 5 IPA-FRP Kotak Dalam Finishing Dan
Bocor pada sambungan flens dengan packing karet, Perakitan
akibat adanya perubahan bentuk packing juga kurang
didukung dengan permukaan flens yang rata. Tebal Pengujian Mutu Struktur dan Konstruksi Panel
flens dibuat antara 7-8 mm dengan jumlah lapisan Uji tarik dan uji lentur dilaksanakan sesuai dengan
serat gelas terdiri dari M= 5 lapis dan WR = 2 lapis. standar yang berlaku seperti British Standar atau
Tekanan air terhadap sambungan sekitar 0,1 Bar. Air ASME. Begitu pula mengenai uji bakar terhadap
bocor pada bagian lubang mur dan baut, umumnya komposit untuk mengetahui jumlah lapisan yang
merembes dan menetes. terpasang, temperatur uji antara 300o – 700o C.

Penyebab bocor oleh beberapa hal yaitu : Uji komposit FRP pelat/panel dilakukan uji tarik
- Permukaan flens kurang halus dan kurang rata dan lentur serta uji bakar. Uji bakar dimaksudkan
- Permukaan packing berubah karena tekanan untuk mengetahui jumlah layer serat gelas yang
- Adanya lubang kapiler pada sambungan. terpasang sekaligus juga untuk mengetahui jenisnya.
a) Uji bakar untuk sampel pelat FRP yang sudah
Untuk mengatasi bocor pada sambungan flens, pada jadi dan belum diketahui susunan dan jumlah
bagian dalam sambungan kemudian di tutup dengan serat gelasnya.
lapisan resin dan serat gelas hingga permukaannya
rata dan halus. Cara ini ternyata efektif untuk Hasil uji bakar terhadap sampel plat FRP seperti
penanggulangan bocor pada sambungan sistem flens pada gambar berikut :
dan packing.
M = 9 lembar
Model IPA-FRP Bentuk Persegi WR = 2 lembar
d = 15,47 mm
Model IPA-FRP bentuk persegi atau kotak dibuat
kompak, tanpa sambungan flens, instalasi dicetak M = 5 lbr.
langsung tanpa penyambungan dengan sistem WR = 2 lbr d = 10,71 mm

mur-baut, karena pelat dinding relatif tipis dan Gambar 6 Struktur Laminasi Panel yang Diuji
dikhawatirkan terjadi kebocoran atau melendut oleh Bakar
tekanan air dari dalam, tujuannya adalah untuk
mencari solusi terhadap kasus yang terjadi Pada b) Uji Tarik Panel
IPA persegi di lapangan yaitu adanya lendutan dan Uji tarik panel FRP dengan ukuran panjang 30
melenting serta kebocoran pada sambungan flens cm dan lebar 3 cm. Pada bagian tengah di buat
antara dinding panel. ukuran lebih kecil dari kedua ujung benda uji
dengan tujuan untuk mempercepat proses uji.

Aplikasi Instalasi Pengolahan Air... (Atang Sarbini) 7


Tabel 2 Hasil Uji Tarik Sampel Panel FRP
No Tebal Pelat Luas Bidang Tarik Beban Putus Kuat Tarik Komposit
mm mm2 N (N/mm2)
1 6.1 - 7 50,05 3070 45,6 -61,34
2 10,40 - 10,50 166,40 -166,95 13000 -13500 78,13- 80,86
3 12,40- 13,50 270,32 - 287,5 11700 - 12000 41,73 - 43,28
4 15,10 - 15,75 266,1 - 283,17 13800 - 14000 48,73 - 52,60
5 10,70 250,00 21810 - 23820 142,8-156
6 12,60-13,10 250,00 30170-30730 134-142,5
7 15,60 250,00 41540 128
Sumber : Laboratorium Bahan Bangunan Pusat Litbang Permukiman 2011

Tabel 3 Hasil Uji Tarik Komponen Panel Dinding IPA-FRP Bentuk Bulat
Luas Bidang Tarik Kuat Tarik (N/mm2)
No Beban Putus
(mm2) Masing-masing Rata-rata
1 340-353 31800 - 34600 92 - 102 95,3
2 627- 650 7700- 85800 120 - 137 125
2 687 - 695 687 - 695 72- 87 78
Sumber : Laboratorium Bahan Bangunan Pusat Litbang Permukiman

Uji bakar adalah salah satu cara untuk mengidentifikasi Hasil pengujian struktur konstruksi panel Model
jumlah dan jenis serat gelas yang dibentuk komposit IPA-FRP untuk setiap tebal pelat tertentu seperti
dan untuk membandingkan spesifikasi serat gelas pada tabel berikut .
yang digunakan serta tebal komposit yang terbentuk
dari susunan serat gelas dan resin.

Tabel 4 Struktur Komposit Pada Penerapan Model Kapasitas 2 l/detik


Tebal Pelat Komposit Serat Fiber
No Jenis dan Jumlah % Resin
(mm) (% b/b)
1 4,46 – 4,99 M = 3 lembar
33,62 66,38
(4,73) WR= 1 lembar
2 4,3 -4,79 M = 3 lembar
33,23 66,77
(4,54) WR= 1 lembar
3 4,49-4,95 M = 4 lembar
34,6 65,4
(4,72) WR= 1 lembar
4 4,1-4,49 M = 4 lembar
35,48 64,52
(4,3) WR= 1 lembar
5 4,95-6,26 M = 4 lembar
31,99 68,01
(5,6) WR= 1 lembar
6 4,59-5,07 M = 5 lembar
34,11 65.89
(4,83) WR= 1 lembar
7 4,9 – 5,68 M = 5 lembar
34,58 65,42
(5,29) WR= 1 lembar
Sumber : Laboratorium Balai Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Permukiman

8 Masalah Bangunan, Vol. 49 No. 1 Juli 2014


Berdasarkan hasil uji bakar pada tabel 4 di atas, Tabel 5 Kriteria Teknis Tebal Dinding dan Susunan
pembuatan panel dengan sistem manual atau hand Serat FRP
made, pada susunan serat gelas yang sama, tebal pelat Tebal Tinggi
komposit yang dibentuk tidak diperoleh ukuran Kapasitas Pelat Muka
Susunan Serat
tebal yang sama dan tidak rata. No IPA-FRP, Dinding Air Pada
Gelas, Lapisan
l/detik Rata, Instalasi,
Faktor yang Berpengaruh mm m
Faktor yang mempengaruhi struktur konstruksi IPA- M450 = 2 lapis
1 0,5 5 1,8
FRP bila ditinjau dari fakta lapangan dan hasil uji WR300 = 3 lapis
mutu konstruksi panel dipengaruhi oleh beberapa M450 = 2 lapis
2 1 5-6 1,80
hal yaitu : WR300 = 3 lapis
a. Ketahanan panel harus dirancang sesuai dengan M450 = 2 lapis
3 2 5-7 1,80
beban dinamis tekanan dan harus diberi faktor WR300 = 4 lapis
keamanan yang memadai.
b. Tebal panel dinding IPA-FRP disesuaikan jumlah Kriteria Teknis Operasi dan Pemeliharaan
susunan serat gelas dan resinnya sehingga dapat Kriteria teknis operasi dan pemeliharaan IPA secara
menahan tekanan air yang timbul dan umur umum telah di atur di dalam SNI 6775 – 2008.
pakai yang cukup, tetapi tidak menghasilkan
ukuran tebal yang berlebih. Untuk mengatasi bocor pada IPA-FRP yang timbul
c. Faktor lain yang berpengaruh adalah keahlian pada sambungan flens ataupun pada dinding,
pengerjaan di pabrik dan di lapangan serta diperlukan tahapan seperti berikut :
pengawasan mutu, ketika pembuatan dan 1. Identifikasi kebocoran
perakitan di lapangan 2. Persiapan peralatan dan bahan untuk
d. Penentuan ukuran tebal panel dinding IPA-FRP memperbaiki struktur dan konstruksi
dan jumlah susunan serat gelas harus dibuat 3. Pelaksanaan perbaikan yang bocor
berdasarkan spesifikasi serat gelas dan resin serta
bahan tambah lainnya. Jenis dan tipe perbaikan sambungan flens pada IPA-
e. Kepadatan pelat, bila pembuatan tidak didukung FRP yang sudah dibangun dapat dilakukan :
dengan alat yang tepat dan pengawasan ketika 1) Pergantian packing
pembuatan, dapat terjadi pelat yang berongga 2) Pengencangan mur dan baut
dan kekuatannya akan rendah. 3) Pelapisan bagian dalam sambungan

Kriteri Teknis IPA-FRP Antisipasi bocor pada sambungan flens yang baru :
Dalam perencanaan struktur dan konstruksi IPA- 1) Permukaan sambungan flens harus rata
FRP untuk setiap kapasitas adalah pembebanan 2) Jarak mur dan baut 5 – 12 mm
internal yang harus dipikul oleh ketahanan dinding 3) Packing karet harus tahan terhadap tekanan tinggi
dan lantai bak. Pembebanan terhadap dinding
adalah pengaruh tinggi muka air, luas penampang Lendutan atau melenting pada dinding vertikal
bak dan berat jenis air yang ditampung. Sedangkan ataupun lantai IPA-FRP yang sudah dibangun dapat :
ketahanan dinding IPA-FRP adalah dari jumlah 1. Penambahan lapisan serat gelas pada permukaan
serat yang dipilih dan dipasang sebagai bagian dari dinding hingga dinding cukup kuat, di bagian
struktur pelat komposit FRP. dalam ataupun di bagian luar hingga 2 kali tebal
semula.
Setiap kapasitas IPA-FRP mempunyai tebal dinding 2. Penambahan penguat/stiffner dengan serat gelas
yang berbeda. Dalam perencanaan struktur dinding yang dibentuk hollow block, dipasang pada bagian
dan lantai IPA dapat dipilih seperti pada tabel luar dinding.
berikut. 3. Penambahan stiffner dengan batang besi tarik dari
bagian dalam bak, dengan sistem mur-baut.

Aplikasi Instalasi Pengolahan Air... (Atang Sarbini) 9


Mengantisipasi lendutan/melenting pada pemuatan Saran
komposit dinding vertikal dan lantai baru dengan Instalasi Pengolahan Air dengan menggunakan
cara : struktur konstruksi Komposit Serat Gelas (FRP),
1. Jumlah dan jenis susunan serat gelas sesuai dengan diperlukan perencanaan yang detail mulai dari
tingggi muka air, volume dan pembebanan P= γ pemilihan spesifikasi bahan dan peralatan yang
H A, P= γ V H serta faktor keamanan f=11,6 digunakan serta sumber daya manusia yang memadai
2. Pemasangan stiffner/perkuatan di bagian luar antara lain :
ataupun di bagian dalam dengan jarak penempatan 1. Pembeban internal pada instalasi
40 – 50 cm, untuk tebal dinding 5 – 15 mm. 2. Pemilihan susunan struktur dan konstruksi
sesuai pembebanan yang di rencanakan
3. Jenis dan jumlah serat gelas yang dapat menopang
KESIMPULAN DAN SARAN beban internal sesuai dengan pembebanan dan
jumlah serat gelas yang menerima pembebanan
Kesimpulan dari dalam harus diuji mutu terlebih dahulu.
Penerapan model fisik IPA-FRP melalui kajian 4. Faktor keamanan yang memadai, diperhitungkan
lapangan dan pengujian model dapat disimpulkan terhadap berbagai tekanan yang mempengaruhi
beberapa hal yaitu : terhadap pelat dan penguat, dibuktikan dengan
1. Permasalahan di lapangan yang mengganggu uji laboratorium.
produksi air olahan pada Instalasi Pengolahan 5. Pemilihan bentuk dan jenis perkuatan pada
Air FRP yaitu bocor yang terjadi pada bagian dinding IPA agar membentuk sabuk, baik untuk
sambungan antara dinding panel atau pada instalasi yang silinder maupun yang bulat. Agar
sambungan antara panel dan pipa. diperoleh kestabilan.
2. Lendutan, umumnya terjadi pada luasan dinding 6. Cetakan dengan ukuran yang tepat sesuai dengan
yang kurang penguatannya (stiffner-nya) dan dimensi panel yang dibentuk.
tebal dinding yang relatif tipis. Lendutan terjadi 7. Susunan serat gelas diberi berlebih untuk
pada 1/3 bagian dinding IPA dari bawah. Jarak mengantisipasi fluktuasi tekanan dari dalam
penempatan penguatan/stiffner di luar dinding instalasi, diberi faktor keamanan terhadap
maupun dari dalam pada jarak 40 – 50 cm untuk berbagai pengaruh diambil 11,6.
tebal dinding 5 – 12 mm. 8. Peralatan untuk mendukung pengerjaan
3. Penguatan dinding IPA-FRP, dihitung berdasarkan pembuatan pelat FRP harus disediakan selengkap
pengaruh tinggi dan volume air terhadap dinding mungkin agar diperoleh mutu produksi pelat FRP
dan dasar tangki ditambah faktor keamanan. yang baik.
4. Tebal pelat FRP-IPA perlu diikuti dengan
persyaratan jenis dan jumlah susunan serat gelas
maupun spesifikasinya. DAFTAR PUSTAKA
5. Udara yang terperangkap oleh resin dapat
menimbulkan rembesan rongga udara. Broekel J, Scharr G., 2005, The specialities of fiber-
6. Perencanaan struktur komponen IPA-FRP, selain reinforced plastics in terms of product lifecycle
harus mengacu pada kebutuhan konstruksi management, Proceeding 13th International
instalasi pengolahan, juga harus disesuaikan Conference on Achievements Mechanical
dengan spesifikasi serat gelas dan resin yang and Materials Engineering, 18-19 May, Rostoc
digunakan. Germany, 2005.
7. Pembuatan komponen instalasi IPA-FRP tidak SNI 6773-2008, Spesifikasi Unit Paket Instalasi
dapat sepenuhnya dilaksanakan secara pabrikasi, Pengolahan Air (IPA) .
tetapi sebagian komponen dikerjakan di lapangan. Pusat Litbang Permukiman, 2010. Laporan Akhir
8. Pengawasan yang memadai pada pelaksanaan Pengkajian Penerapan Sistem Sambung-an
pembuatan komponen dan perakitan IPA-FRP Rumah dan Pengembangan Teknologi dan
di lapangan. Pengelolaan IPA untuk Air Minum dengan
Bahan FRP, Bandung.

10 Masalah Bangunan, Vol. 49 No. 1 Juli 2014


RSNI - 2008 “Spesifikasi Material Fibreglass Reinfor-
ced Plastic”, Pusat Litbang Permukiman Badan
Litbang Kementerian Pekerjaan Umum.
Subagyo, 2010, Diskusi Teknis Pengembangan
Teknologi Berbasis Kinerja, Kajian Teknis
Penerapan SR dan Kriteria Konstruksi IPA
Berbahan FRP, Bandung 2010.

Aplikasi Instalasi Pengolahan Air... (Atang Sarbini) 11

Anda mungkin juga menyukai