Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah hasil interaksi berbagai faktor, baik faktor internal (fisik
dan psikis) maupun faktor eksternal (sosial, budaya, lingkungan fisik, politik,
ekonomi, pendidikan, dan sebagainya).
Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
Bab I Pasal 1 disebutkan bahwa, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara
fisik, mental,spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secar sosial dan ekonomia.
Menurut Hendrick L. Bloem (1974) seperti dikutip Azwar (1983), terdapat
empat faktor yang besar pengaruhnya terhadap kesehatan, yaitu faktor lingkungan,
faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan, dan faktor keturunan yang saling
mempengaruhi. Lingkungan sebagai faktor terbesar, selain langsung mempengaruhi
kesehatan juga mempengaruhi perilaku, dan perilaku juga sebaliknya mempengaruhi
lingkungan dan faktor lainnya (pelayanan kesehatan dan keturunan). Status
kesehatan akan tercapai secara optimal, apabila keempat faktor tersebut secara
bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal.

Keturunan

Lingkungan:
Pelayanan Status
Fisik, Sosial ekonomi,
Kesehatan Kesehata budaya, dll
nn

Perilaku

Gambar 1. Konsep H.L Bloem


Lawrence Green menjelaskan bahwa perilaku dilatarbelakangi atau
dipengaruhi oleh tiga faktor pokok, yaitu: faktor-faktor predisposisi (predisposing
factors), faktor-faktor yang mendukung (enabling factors), faktor-faktor yang
memperkuat atau mendorong (reinforcing factors). Oleh sebab itu, pendidikan
kesehatan sebagai faktor usaha intervensi perilaku harus diarahkan kepada ketiga
faktor pokok tersebut. Skema dari Bloom dan Green tersebut dapat dimodifikasi
sebagai berikut :
Keturunan

Pelayanan kesehatan Status kesehatan


lingkungan

perilaku

Predisposing factors Renforcing factors


Enabling factors
(pengetahuan, sikap, (sikap dan perilaku
(ketersediaan sumber-
kepercayaan, tradisi, petugas, peraturan,
sumber/fasilitas)
nilai, dsb.) UU dll)

Komunikasi Pemberdayaan Training


(penyuluhan) masyarakat
(pemberdayaan sosial)

Promosi kesehatan

Gambar 2. Hubungan status kesehatan, perilaku, dan promosi kesehatan

Dari diagram tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa peranan pendidikan


kesehatan adalah melakukan intervensi perilaku sehingga perilaku individu,
kelompok atau masyarakat sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Dengan perkataan
lain, pendidikan kesehatan adalah suatu usaha untuk menyediakan kondisi
psikologis dari sasaran agar mereka berperilaku sesuai dengan tuntutan nilai-nilai
kesehatan.
Konsep pembangunan kesehatan di Indonesia dimulai dengan pemikiran
tentang paradigma sehat. Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir atau
model pembangunan kesehatan yang melihat masalah kesehatan saling berkait dan
mempengaruhi dengan banyak faktor yang bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih
diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan, bukan
hanya penyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan.2,3 Secara umum konsep
paradigma sehat dapat menghasilkan dua poin penting, yaitu mencegah lebih baik
daripada mengobati dan pentingnya pemberdayaan masyarakat untuk berperilaku
hidup sehat dan hidup dalam lingkungan yang sehat.
Berdasarkan konsep paradigma sehat dirumuskan visi Indonesia sehat. Visi
Indonesia sehat dapat terwujud jika semua komponen masyarakat dapat berada
dalam kondisi sehat. Hal tersebut harus dimulai dari komponen pemerintahan terkecil
yaitu dusun sehat. Dusun sehat adalah gambaran warga dusun masa depan yang
ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yaitu masyarakat yang hidup dalam
lingkungan dan dengan perilaku sehat, serta memiliki derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.

PARADIGMA SEHAT

VISI INDONESIA SEHAT

PROPINSI SEHAT PROPINSI

KABUPATEN KABUPATEN SEHAT

KECAMATAN SEHAT DESA SEHAT DESA SIAGA

DUSUN SEHAT

DUSUN SIAGA

Gambar 3. Konsep Paradigma Sehat

Upaya kesehatan ialah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan


kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat. Upaya
mewujudkan kesehatan ini dilakukan oleh individu, kelompok masyarakat, lembaga
pemerintahan, ataupun swadaya masyarakat (LSM). Upaya mewujudkan kesehatan
itu dapat dilihat dari dua aspek, yakni pemeliharaan kesehatan dan peningkatan
kesehatan. Pemeliharaan kesehatan mencakup dua aspek, yaitu aspek kuratif
(pengobatan penyakit) dan aspek rehabilitatif (pemulihan kesehatan setelah sembuh
dari sakit/cacat). Sedang peningkatan kesehatan mencakup dua aspek, aspek
preventif (pencegahan penyakit) dan aspek promotif (peningkatan kesehatan itu
sendiri). Upaya kesehatan promotif mengandung makna bahwa kesehatan
seseorang atau kelompok harus selalu diupayakan sampai tingkat yang optimal.
Pemberdayaan masyarakat ialah suatu upaya atau proses untuk
menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam
mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan. Dari
batasan ini dapat diuraikan bahwa secara bertahap tujuan pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan adalah :
1. Tumbuhnya kesadaran, pengetahuan dan pemahaman akan kesehatan
bagi individu, kelompok atau masyarakat.
2. Timbulnya kemauan atau kehendak ialah sebagai bentuk lanjutan dari
kesadaran dan pemahaman terhadap kesehatan.
Timbulnya kemampuan masyarakat di bidang kesehatan berarti masyarakat,
baik secara individu maupun 1 kelompok telah mampu mewujudkan niat kesehatan
mereka dalam bentuk perilaku sehat.
Tahap-tahap penggerakan atau pemberdayaan masyarakat
1. Pengembangan tim petugas
2. Pengembangan tim di masyarakat
3. Survei Mawas Diri
4. Musyawarah Masyarakat Dusun
5. Pelaksanaan kegiatan
Upaya pemberdayaan masyarakat jika dilaksanakan secara optimal dapat
mendukung tercapainya visi “Indonesia Sehat”. Indonesia sehat dapat tercapai dari
tahapan yang paling bawah yaitu terciptanya RT, RW atau Dusun sehat.
Cara agar tercapainya Dusun Sehat adalah :
1. Mewujudkan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
2. Menciptakan kewaspadaan dan partisipasi masyarakat di bidang
kesehatan.
3. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengenal dan mengatasi
permasalahan kesehatan.
4. Menciptakan dukungan tokoh masyarakat dan perangkat desa/dusun
dalam pembangunan kesehatan masyarakat di desa.
5. Mewujudkan pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh
masyarakat dan tenaga profesional kesehatan.
Untuk mencapai desa sehat, diharapkan suatu desa menjadi desa siaga
terlebih dahulu. Desa siaga adalah suatu kondisi masyarakat tingkat desa yang
memiliki kesiapan sumber daya potensial dan kemampuan mengatasi masalah
kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dirumuskan beberapa
masalah, antara lain :
1. Masalah kesehatan apa yang terdapat di Desa Bojong , Desa Sukamanah,
Desa Sindanglaka, Desa sindangasih, Desa Sabandar, Desa Sukataris,
Desa Sukamulya Kecamatan Karangtengah Kabupaten Cianjur.
2. Bagaimanakah pola perilaku masyarakat, lingkungan, pelayanan kesehatan,
kependudukan, dan kesadaran di Desa Bojong , Desa Sukamanah, Desa
Sindanglaka, Desa sindangasih, Desa Sabandar, Desa Sukataris, Desa
Sukamulya Kecamatan Karangtengah Kabupaten Cianjur, yang
mempengaruhi status kesehatan di desa tersebut.
3. Apa saja alternatif pemecahan masalah kesehatan yang terdapat Desa
Bojong , Desa Sukamanah, Desa Sindanglaka, Desa sindangasih, Desa
Sabandar, Desa Sukataris, Desa Sukamulya Kecamatan Karangtengah
Kabupaten Cianjur.
C. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan ini adalah :
Tujuan Umum :
Mengetahui masalah kesehatan masyarakat di Desa Bojong , Desa
Sukamanah, Desa Sindanglaka, Desa sindangasih, Desa Sabandar, Desa
Sukataris, Desa Sukamulya Kecamatan Karangtengah Kabupaten Cianjur,
serta melakukan kegiatan intervensi terhadap berbagai masalah yang
ditemukan.
Tujuan Khusus :
1. Mengetahui data umum (keadaan geografis, demografi, dan sosial ekonomi)
di Desa Bojong , Desa Sukamanah, Desa Sindanglaka, Desa sindangasih,
Desa Sabandar, Desa Sukataris, Desa Sukamulya Kecamatan
Karangtengah Kabupaten Cianjur..
2. Mengetahui masalah kondisi lingkungan (perumahan, sumber air, jamban,
saluran pembuangan air limbah/SPAL, dan pembuangan sampah) di Desa
Bojong , Desa Sukamanah, Desa Sindanglaka, Desa sindangasih, Desa
Sabandar, Desa Sukataris, Desa Sukamulya Kecamatan Karangtengah
Kabupaten Cianjur
3. Mengetahui pola perilaku yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat
di Desa Bojong , Desa Sukamanah, Desa Sindanglaka, Desa sindangasih,
Desa Sabandar, Desa Sukataris, Desa Sukamulya Kecamatan
Karangtengah Kabupaten Cianjur
4. Mencari masalah kesehatan bersama warga Desa Bojong , Desa
Sukamanah, Desa Sindanglaka, Desa sindangasih, Desa Sabandar, Desa
Sukataris, Desa Sukamulya Kecamatan Karangtengah Kabupaten Cianjur
5. Bersama dengan masyarakat mencari upaya pemecahan masalah
kesehatan Desa Bojong , Desa Sukamanah, Desa Sindanglaka, Desa
sindangasih, Desa Sabandar, Desa Sukataris, Desa Sukamulya Kecamatan
Karangtengah Kabupaten Cianjur.
D. Manfaat Kegiatan
1. Bagi warga Desa Bojong , Desa Sukamanah, Desa Sindanglaka, Desa
sindangasih, Desa Sabandar, Desa Sukataris, Desa Sukamulya Kecamatan
Karangtengah Kabupaten Cianjur
a. Mengetahui masalah kesehatan yang ada di desanya.
b. Mampu mengadakan Survei Mawas Diri (SMD) dalam membahas masalah
kesehatan yang ada di Desa Bojong , Desa Sukamanah, Desa Sindanglaka,
Desa sindangasih, Desa Sabandar, Desa Sukataris, Desa Sukamulya
Kecamatan Karangtengah Kabupaten Cianjur.
c. Mampu memanfaatkan potensi yang ada di Desa Bojong , Desa Sukamanah,
Desa Sindanglaka, Desa sindangasih, Desa Sabandar, Desa Sukataris, Desa
Sukamulya Kecamatan Karangtengah Kabupaten Cianjur, untuk
menyelesaikan berbagai masalah kesehatan yang ada.
d. Menumbuhkan kesadaran berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
2. Bagi Puskesmas :
a. Mengetahui masalah kesehatan yang ada di Desa Bojong , Desa
Sukamanah, Desa Sindanglaka, Desa sindangasih, Desa Sabandar, Desa
Sukataris, Desa Sukamulya Kecamatan Karangtengah Kabupaten Cianjur
dapat mencari solusi untuk mengatasi masalah kesehatan.

E. Metodologi
Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan Di Desa Bojong , Desa
Sukamanah, Desa Sindanglaka, Desa sindangasih, Desa Sabandar, Desa Sukataris,
Desa Sukamulya Kecamatan Karangtengah Kabupaten Cianjur meliputi empat
langkah pokok sebagai berikut:
a. Survei Mawas Diri (SMD),
SMD mempunyai tujuan agar warga Desa Bojong , Desa Sukamanah,
Desa Sindanglaka, Desa sindangasih, Desa Sabandar, Desa Sukataris,
Desa Sukamulya Kecamatan Karangtengah Kabupaten Cianjur dapat
mengetahui masalah kesehatan di wilayah desanya dengan cara
pengisian kuesioner oleh warga sendiri.
Survei dilakukan pada tanggal sampai dengan tanggal 19 Oktober
2018. Sampel yang digunakan secara random dengan rumus sample
since yaitu tergantung dari jumlah keluarga di tiap desa yang telah
ditentukan sebelumnya. Jumlah sampel Desa Nagrak ( 121 orang ), Desa
Limbangansari ( 78 orang ), Desa Mekarsari ( 95 orang ), desa Sukamaju
( 77 orang ), Rancangan survei ini adalah dengan pengumpulan data.
Jenis data yang diambil adalah data primer yang didapatkan dengan cara
tatap muka, sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan yang ada di
Balai Desa Nagrak, Desa Limbangansari, Desa Mekarsari, Desa
Sukamaju Kecamatan Cianjur.
b. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Tahap selanjutnya adalah MMD, pada tahap ini dilakukan pertemuan
dengan perangkat desa, dusun, kader, tokoh masyarakat, dan
masyarakat untuk membahas hasil SMD.
Data yang terkumpul diolah untuk mengidentifikasi permasalahan.
Setelah itu seluruh permasalahan yang ada dibawa ke Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD) untuk ditentukan prioritasnya dengan
menggunakan metode tabel modifikasi Hanlon (USGP). Selanjutnya dicari
alternatif-alternatif pemecahan dari seluruh masalah yang ada. Tahapan
intervensi masalah yang dirumuskan bersama dengan menggunakan
prioritas masalah, pemecahan masalah dan rencana tindak lanjutnya.
Tabel ini bertujuan untuk menentukan rencana kegiatan yang dapat
dilakukan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Setelah itu
disusun program dan dilanjutkan dengan intervensi sesuai dengan situasi,
kondisi, waktu, serta sumber daya yang ada pada warga Desa Bojong ,
Desa Sukamanah, Desa Sindanglaka, Desa sindangasih, Desa
Sabandar, Desa Sukataris, Desa Sukamulya Kecamatan Karangtengah
Kabupaten Cianjur. Evaluasi kegiatan dalam bentuk masalah non-fisik
dapat dilakukan pada saat dilakukannya intervensi.
d. Kegiatan intervensi.
Adapun tahapan berikutnya adalah intervensi terhadap masyarakat untuk
mengatasi masalah kesehatan yang ada. Intervensi oleh pelaksana
dilakukan dalam bentuk penyuluhan.
BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH PUSKESMAS KARANGTENGAH

A. Profil Puskesmas Karangtengah


1. Letak Geografis
Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) Karangtengah terletak di Kabupaten
Cianjur Provinsi Jawa Barat dan merupakan salah satu dari 2 Puskesmas yang ada di
Kecamatan Karangtengah Wilayah kerja Puskesmas Karangtengah terdiri dari 4
Desa dengan 179 RT dan 52 RW, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut;
-Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Sawah Gede
-Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cilaku
-Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Cugenang
-Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Warung Kondang
PETA WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGRAK TAHUN 2018

2. Demografis
Jumlah Penduduk dan sasaran kerja di wilayah kerja Puskesmas Nagrak pada
tahun 2018 47.211 jiwa
a. Pria : 23.539 Jiwa
b. Wanita : 23.672 Jiwa
c. Bayi : 768 Jiwa
d. Balita : 3.820 Jiwa
e. Bumil : 891 Jiwa
f. Bulin : 851 Jiwa
g. Neonatus : 768 Jiwa
h. Kepadatan Penduduk + 38 per Km2.
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Nagrak tahun
2017
Tabel 2.1

No. Desa Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Bojong

2. Sukamanah

3. Sindanglaka

4. Maleber

Sabandar
5

6 Sindangasih

7 Sukataris

8 Sukamulya

JUMLAH

Puskesmas Karangtengah Kecamatan Karangtengah adalah salah satu


Puskesmas yang ada di Kabupaten Cianjur, secara definitif menjadi Puskesmas induk
sejak Tahun 1982. Sejak berdirinya Puskesmas Nagrak dipimpin oleh :
1. H Karmawan tahun 1982 s.d 1985
2. Dr. Ramamurti Makarao tahun 1985 s.d 1988
3. Dr. Tri Nugroho tahun 1988 s.d 1992
4. Dr. Dodit tahun 1992 s.d 1998
5. Dr. Drg Lisa Wongkar tahun 1998 s.d 2011
6. Meita Triwendiarti,S.Apt,M.Kes tahun 2011s.d 2013
7. Hj Lina Herlinayati,S.SIT tahun 2013 s.d 2014
8. Dr Dewi Ruslinda tahun 2014 s.d 2015
9. Dr Dikdik wahyudi tahun 2015 s.d sekarang
Puskesmas Karangtengah terletak di Desa Sabandar Kecamatan Karangtengah r
Jarak dari kota Kecamatan + 3,2 km, dengan waktu tempuh 38 menit dengan
berjalan kaki. Sedangkan jarak dari pusat pemerintahan Kabupaten Cianjur + 4,3 Km
dengan waktu tempuh 15 menit menggunakan kendaraan bermotor.

B. Pemerintahan
Program kesehatan merupakan urusan wajib Pemerintah Daerah yang telah
dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan baik dari aspek kualitas
maupun kuantitas dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Reformasi
birokrasi Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur telah melaksanakan
Penatakelolaan Pemerintah yang lebih baik melalui peningkatan kinerja aparatur,
penuh dedikasi, integritas, the right man the right place, pemenuhan formasi pegawai
secara bertahap, akuntabel, transparan sehingga program kesehatan di unit kerja dapat
terselenggara efektif dan efisien.
Berkaitan dengan hal tersebut, Puskesmas yang memberikan pelayanan publik
dituntut menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas, meratakan disetiap
wilayah, berkeadilan di setiap strata sosial ekonomi masyarakat.
Puskesmas Nagrak saat ini telah memberikan pelayanan kesehatan pada
masyarakat dengan rasio 1 : 50.000 bila dibandingkan dengan rasio pelayanan
Puskesmas tingkat Kabupaten berdasarkan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur
Tahun 2010 – 2015 menyebutkan 1 : 7067, maka pangsa pasar di wilayah kerja
Puskesmas Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur menunjukan respon yang baik
dari masyarakat maupun masyarakat yang ada di luar wilayah kerja Puskesmas Nagrak.
Keberadaan geografi Puskesmas Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur
sangat menguntungkan untuk meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan perorangan
karena berada pada jalur utama/jalan Kabupaten Cianjur. Berdasarkan gambaran
tersebut di atas Puskesmas Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur dapat
meningkatkan pendapatan tidak hanya dari pelayanan konvensional tetapi juga dapat
berpeluang untuk memperoleh pendapatan dari reveniew product yang dapat
dikembangkan.
Kebutuhan pelanggan terhadap pelayanan kesehatan semakin bergeser dengan
berubahnya paradigma masyarakat sehingga pelanggan berani mengungkapkan
ketidakpuasan pelayanan yang diberikan. Pengembangan SDM melalui peningkatan
kapasitas SDM dalam memberikan pelayanan prima merupakan program pendukung
yang harus dipenuhi sehingga dapat menciptakan citra pelayanan publik yang lebih baik.

C. Visi
Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan pencapaian pembangunan
kesehatan , dengan mengacu pada visi dan misi Kabupaten Cianjur, Visi dan Misi Dinas
Kesehatan Kabupaten Cianjur, dan dalam rangka mendukung visi dan misi Bupati dan
Wakil Bupati terpilih, maka ditetapkan Visi Puskesmas Karangtengah, yaitu :
Masyarakat Wilayah Puskesmas Karangtengah.

D. Misi
a. Meningkatkan peran serta masyarakat dan lintas program dalam mewujudkan
lingkungan sehat
b. Mengedepankan nilai-nilai profesinal dalam pelayanan
c. Mendorong kemandirian masyarakat dan keluargauntuk hidup sehat.
BAB III

HASIL SURVEI MAWAS DIRI

Sebelum dilaksanakannya Survei Mawas Diri (SMD), terlebih dahulu dilakukan


upaya pendekatan terhadap perangkat desa. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar
mendapatkan data saat dilakukannya SMD.

Pada hari Senin sampai Jumat tanggal 16 sampai 19 Januari 2018 dilakukan Survei
Mawas Diri dengan metoda tatap muka selama empat hari di 4 desa wilayah kerja
Puskesmas Nagrak dengan Sasaran survei ini adalah 371 KK.

Hasil Survey Mawas Diri dengan metoda tatap muka di 4 desa wilayah kerja
Puskesmas Nagrak tahun 2018

A. ANALISIS SMD HARAPAN DAN KEBUTUHAN MASYARAKAAT


DESA NAGRAK
Identifikasi Harapan dan Kebutuha Masyarakat
Survey tatap muka merupakan salah satu kegiatan Survey Mawas Diri satut tahapan
kegiatan permulaan untuk mendapatkan Identifikas harapan dan kebutuhan masyarakat ,
dengan membuat daftar masalah seperti terlihat dalam tabel berikut ini:
Identifikasi Hasil SMD tatap muka di Desa Nagrak bulan Januari Tahun 2017

Tabel 3.1

Jumlah
No Harapan Masyarakat
Jumlah %

1 Adanya penyuluhan tentang PHBS ditatanan 20 16,5%


rumah tangga ( merokok sembarangan)

2 Ingin ada jamban sehat dan bersih 23 19%

3 Ada pemeriksaan ibu hamil gratis 25 21%

4 Ingin ada penyuluhan Asi Eklusip 22 18%

5 Membutuhkan pemasangan Septiteng 31 25,65

Jumlah 121 100%


Berdasarkan hasil SMD dari tatap muka dan masyarakat desa Karangtengah
mengisi harapan dan kebutuhan maka kebutuhan pemasangan septiteng harapan
tertinggi yang di butuhkan oleh masyarakat desa Karangtengah.

B. ANALISIS SMD HARAPAN DAN KEBUTUHAN MASYARAKAAT


DESA KARANGTENGAH
Identifikasi Harapan dan Kebutuha Masyarakat
Survey tatap muka merupakan salah satu kegiatan Survey Mawas Diri satut tahapan
kegiatan permulaan untuk mendapatkan Identifikas harapan dan kebutuhan masyarakat ,
dengan membuat daftar masalah seperti terlihat dalam tabel berikut ini:
Identifikasi Hasil SMD tatap muka di Desa Limbangansari bulan Januari Tahun 2018

Tabel 3.2

Jumlah
No Harapan Masyarakat
Jumlah %

1 Adanya penyuluhan tentang PHBS ditatanan 12


rumah tangga ( merokok sembarangan)

2 Ingin ada jamban sehat dan bersih 14

3 Ada pemeriksaan ibu hamil gratis 17

4 Ingin ada penyuluhan Asi Eklusip 16

5 Membutuhkan pemasangan Septiteng 19

Jumlah 78 100

Berdasarkan hasil SMD dari tatap muka masyarakat desa Limbangansari mengisi
harapan dan kebutuhan desa membutuhkan septiteng menjadi harapan tertinggi yang di
butuhkan oleh masyarakat desa Limbangansari.

C. ANALISIS SMD HARAPAN DAN KEBUTUHAN MASYARAKAAT


DESA MEKARSARI
Identifikasi Harapan dan Kebutuha Masyarakat
Survey tatap muka merupakan salah satu kegiatan Survey Mawas Diri satut tahapan
kegiatan permulaan untuk mendapatkan Identifikas harapan dan kebutuhan masyarakat ,
dengan membuat daftar masalah seperti terlihat dalam tabel berikut ini:
Identifikasi Hasil SMD tatap muka di Desa Mekarsari bulan Januari Tahun 2018

Tabel 3.3

Jumlah
No Harapan Masyarakat
Jumlah %

1 Adanya penyuluhan tentang PHBS ditatanan 14


rumah tangga ( merokok sembarangan)

2 Ingin ada jamban sehat dan bersih 18

3 Ada pemeriksaan ibu hamil gratis 21

4 Ingin ada penyuluhan Asi Eklusip 19

5 Membutuhkan pemasangan Septiteng 23

Jumlah 95 100

Berdasarkan hasil SMD dari tatap muka dan masyarakat desa Mekarsari mengisi
harapan dan kebutuhan membangun septiteng menjadi harapan tertinggi yang di butuhkan
oleh masyarakat desa Mekarsari.
D. ANALISIS SMD HARAPAN DAN KEBUTUHAN MASYARAKAAT
DESA SUKAMAJU
Identifikasi Harapan dan Kebutuha Masyarakat
Survey tatap muka merupakan salah satu kegiatan Survey Mawas Diri salah satu
tahapan kegiatan permulaan untuk mendapatkan Identifikas harapan dan kebutuhan
masyarakat , dengan membuat daftar masalah seperti terlihat dalam tabel berikut ini:
Identifikasi Hasil SMD tatap muka di Desa Sukamaju bulan Januari Tahun 2018

Tabel 3.4

Jumlah
No Harapan Masyarakat
Jumlah %

1 Sarana dan prasarana posyandu yang


komplit

2 Persalinan geratis

3 PMT tiap posyandu

4 Jampersal

5 Pelayanan sigap

Jumlah 77 100

Berdasarkan hasil SMD dari tatap muka dan masyarakat desa Sukamaju mengisi
harapan dan kebutuhan membangun septiteng harapan tertinggi yang di butuhkan oleh
masyarakat desa Sukamaju.

.
BAB IV
IDENTIFIKASI MASALAH

Hasil survei tersebut di atas mengenai status kesehatan masyarakat, ditemukan


beberapa masalah kesehatan yang persentasenya kurang dari SPM (standar pelayanan
minimal) dinas kesehatan kabupaten Cianjur, Jawa Barat, di desa Nagrak, Desa
Limbangansari, Desa Mekarsari, Desa Sukamaju Kecamatan Cianjur, yaitu:
A. HASIL IDENTIFIKASI MASALAH KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT
TERHADAP PROGRAM UKM DESA NAGRAK
Tabel 4.1

NO PROGRAM MASALAH PRIORITAS PEMECAHAN MASALAH


MASALAH

1 KIA Banyak ibu Banyak ibu 1. Mengadakan jaminan


bersalin ditolong bersalin ditolong persalinan dengan
oleh paraji. oleh paraji tabulin dan arisan
persalinan.
2. Persalinan gratis drngan
menggunakan BPJS dan
KIS

2 Mutu Pelayanan Pelayanan Mengisi kotak saran di


Pelayanan kurang sigap kurang sigap poskesdes atau puskesmas

3 Kesling Banyak jamban Banyak jamban Penyuluhan jamban sehat


yg tidak sehat. yang tidak sehat terjadwal

Masih ada yang


langsung
membuang ke
sungai

4 Gizi Kurang cakupan Kurang cakupan Penyuluhan ASI ekslusif


ASI Ekslusif ASI Ekslusif
6 Promkes Desa Siaga tidak Desa Siaga tidak Mengaktifkan desa siaga
aktif aktif

B. HASIL IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT TERHADAP


PROGRAM UKM DESA LIMBANGANSARI
Tabel 4.2

NO PROGRAM MASALAH PRIORITAS PEMECAHAN


MASALAH MASALAH

1 Tidak ada fasilitas


wc umum
Masih ada
yang Penyuluhan dan
Kesling Masih ada yang langsung membuang
Musayawarah tentang
langsung ke sungai PHBS
membuang ke
sungai

2 Komunikasi antara Komunikasi antara


KIA Melakukan
bidan dan bidan dan
pendekatan antara
masyarakat kurang masyarakat kurang
bidan dan masyarakat
terjalin trjalin

3 Biaya pengobatan Biaya pengobatan


Mutu tidak terjangkau tidak terjangkau oleh Masyarakat untuk ikut
oleh masyarakat masyarakat serta menjadi anggota
BPJS

4 Biaya pengobatan
Gizi Masih adabayi tidak terjangkau oleh
Penyuluhan ASI
dibawah 6 bulan masyarakat
ekslusif
dikasih makan

6 Promkes Desa Siaga tidak Desa Siaga tidak Mengaktifkan desa


aktif aktif siaga
C. HASIL IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT TERHADAP
PROGRAM UKM DESA MEKARSARI
Tabel 4.3
PRIORITAS PEMECAHAN
NO PROGRAM MASALAH
MASALAH MASALAH

Masyarakat masih
buang sampah
sembarangan

Tidak ada tempat Banyak yang


pembuangan menggunakan air
sampah sungai untuk Penyuluhan tentang
1 Kesling kebutuhan sehari- kebersihan lingkungan
Banyak yang
hari
menggunakan air
sungai untuk
kebutuhan sehari-
hari

Tidak ada ambulan


desa

Merokok di dalam
Promkes rumah Merokok dalam
2 Penyuluhan PHBS
rumah
Kurangnya
kesadaran
masyarakat tentang
cuci tangan

Banyak ibu hamil


KIA beresiko dan faktor Banyak ibu hamil Diadakan kemitraan bidan
3
resiko ditolong oleh paraji dan paraji

Banyak ibu hamil


tidak tahu 10 T

Banyak ibu hamil


tang belum
mendapatkan
pelayanan
kesehatan

Banyak ibu hamil


dtolong oleh paraji

Gizi Kurang cakupan ASI Kurang cakupan


4 Penyuluhan ASI ekslusif
Ekslusif ASI Ekslusif

Masih banyak Masih banyak


P2P masyarakat yang masyarakat yang Penyuluhan tentang
5
tidak mau bayinya tidak mau bayinya imunisasi
diimunisasi diimunisasi

D. HASIL IDENTIFIKASI HARAPAN DAN KEBUTUHAN MASYARAKAT TERHADAP


PROGRAM UKM DESA SUKAMAJU
Tabel 4.4
NO PROGRAM MASALAH PRIORITAS PEMECAHAN
MASALAH MASALAH

1 GIZI 1. Bayi umur dibawah 6 bln Berat badan Bayi Penyuluhan Asi
sudah di beri MP ASI tidak sesuai Ekslusif
2. Masih ada bayi dengan dengan usia
berat badan kurang
2 PROMKES 1. Masyarakat ada yang Desa siaga tidak Mengaktifkan
belum tahu akses aktif kembali desa siaga
kesehatan
2. Masyarakat tidak tahu cara
merujuk
3. Desa Siaga tidak aktif
3 KIA 1. Banyak Bumil yang belum Ibu hamil yang 1. Diadakan
mendapatkan pelayanan tidak mau di tolong penyuluhan
karena segan ke faskes oleh bidan melalui kelas
2. Banyak bumil yang beresiko ibu hamil
dan faktor resiko 2. Kemitraan
3. Banyak bumil yang tidak bidan dan
tahu 10 T paraji
4. Banyak bumil yang tidak
mau di tolong oleh bidan
4 KESLING 1. Banyak masyarakat yang Banyak Penyuluhan
menbuang sampah ke masyarakat yang mengenai air bersih
sungai membuang
2. Air sungai masih di gunakan sampah ke sungai
untuk sehari-hari
3. Masih ada kasus diare
BAB V
ANALISIS MASALAH

A. Analisis Masalah
Penelitian pendahuluan (Survei Mawas Diri) telah dilakukan di 4 Desa diwilayah
Puskesmas Nagrak pada tanggal 15-18 Januari 2018. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah dengan tatap muka mengisi form kuesioner yang berisi masyarakat
mengisi form kebutuhan dan harapan masyarakat.

Hasil Survei

Direkapitulasi

Masalah

Prioritas Masalah

Gambar 5.1. Tahapan analisis masalah

Gambar di atas menunjukkan tahapan kegiatan yang dilakukan di wilayah kerja


puskesmas Nagrak. Hasil Survei Mawas Diri (SMD) yang terkumpul, kemudian direkapitulasi
untuk menentukan masalah-masalah kesehatan yang ada di 4 Desa.
Hasil SMD memberikan gambaran permasalahan yang ada di 4 desa di wilayah
puskesmas Nagrak. Ditemukan 371 masalah dari hasil survei, kemudian dilakukan
penggabungan pada beberapa masalah sehingga masalahnya menjadi 48 terdiri dari 6
masalah fisik dan 8 masalah non-fisik. Selanjutnya 14 masalah tersebut, didiskusikan
bersama dalam MMD.
Delapan (6) masalah fisik, sebagai berikut:
1. Tidak memanfaatkan jamban.
2. Tidak mempunyai SPAL.
3. Punya bangunan sendiri posyandu
4. Sarana prasarana posyandu.
5. Ingin Bak penampungan sampah
6. Ambulan desa.

Dua belas (8) masalah non-fisik, sebagai berikut


1. Masih ada bayi tidak mau di imunisasi ulang.
2. Penyuluhan kesehatan tentang PHBS di tatanan rumah tangga.
3. Pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil.
4. Desa siaga aktip
5. Pembangunan septiteng.
6. Pemberian ASI esksklusif.
7. Kebiasaan membuang sampah yang tidak pada tempat pembuangan sampah.
8. Pemberian PMT bagi gizi kurang
9. Penyuluhan tentang pentingnya posyandu.

Anda mungkin juga menyukai